. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Jumat, 08 Januari 2010

Bangsal Trajumas Tegak, Keraton Jogja Utuh



Bangsal Trajumas di Keraton Yogya-karta yang runtuh diguncang gempa bumi 27 Mei 2006 lalu, kini kembali tegak. Yang menarik kayu dan lantai asli bangsal pengadilan ini disisakan agar pengunjung dapat melihat sisa bangunan yang lama.

Setelah selesai dipugar, bangsal yang berada di Komplek Keraton Yogyakarta ini diresmikan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik dan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, disaksikan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Dirjen Sejarah dan Purbakala Hari Untoro Dradjat, dan Dirjen Destinasi Kemendbudpar Firmansyah Rahim, 4 Januari 2010 lalu. Di tempat yang sama selain Bangsal Trajumas, Menbudpar dan Menko Kesra juga meresmikan purnapugar candi-candi kawasan Prambanan.

Bangsal yang dulu dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I atau Pangeran Mangkubumi sekitar 1755, bersamaan dengan pembangunan komplek Keraton Yogyakarta ini, purnapugar kini tampil lebih fresh.

Enam soko guru (tiang utama penyangga), 14 soko penanggap, dan puluhan soko emper-nya terlihat gagah menopang atap bangsal ini. Semua soko (tiang) tersebut dicat hijau tua hingga mencuatkan kesan anggun dan teduh.

Bagian dalam atapnya bercat krem terang, dihiasi 2 lampu antik di bagian atap dalam di antara soko guru dan 4 lampu antik di bagian atap dalam di antara 14 soko penanggap. Sedangkan atap bagian luar terbuat dari tirap kayu yang juga dicat hijau tua selaras warna tiang-tiangnya.

Lantainya dari tegel-tegel gres berwarna krem dengan motif klasik berwarna hijau tua, merah bata, dan kuning. Meski semua tegel baru namun motifnya sama dengan tegel lama. Semua tegel baru dipesan dari perusahaan tegel Kunci. Yang unik, di lantainya ada satu kotak berukuran 4 tegel yang merupakan sisa lantai aslinya yang cuma bersemen. Di atas lantai itu ada tulisan “Lantai Semen Lama”, yang sengaja dibiarkan untuk menampilkan sisa lantai lama.

Sisa-sisa soko kayu asli bangsal ini juga sengaja ditempatkan di bangsal kecil di dekat Bangsal Trajumas. Masing-masing sisa kayu diberi label sesuai namanya, ada blandar panitih penanggap, takir brunjung, saka bentung bruntung, usuk brunjung, dan bya-bya.

Bila Anda pernah datang ke Keraton Yogyakarta sebelum gempa itu terjadi, dan kemudian datang kembali setelah bangsal ini kembali tegak mungkin tidak akan menyangka kalau Bangsal Trajumas yang kini berdiri itu adalah bangunan baru. Soalnya secara kasat mata, arsitekturnya sama persis dengan yang lama, yakni bangunan limasan Trajumas lambang gantung.

Pengawas arkeologi pembangunan Bangsal Trajumas Wahyu Indrasana pun mengakui bahwa arsitektur dan konstruksi nyaris sama dengan aslinya baik bentuk dan ukuran bangsal. “Perubahan cuma terjadi pada pemasangan usuk dari susunan duri gereh atau ri gereh menjadi penyiung atau sejajar,” jelasnya.

Namun kalau Anda perhatikan lebih seksama, hampir 70 persen rekonstruksi bangsal benda cagar budaya (BCB) nasional ini diganti dengan bahan baru karena bahan bangunan aslinya rusak dan tidak bisa dipakai lagi. Misalnya, dari 6 soko guru bangsal ini ada 2 yang diganti dengan Kayu Jati milik Perhutani dari Blora, Jawa Tengah. “Empat soko guru yang kondisinya utuh hanya satu, sisanya harus diperbaiki,” jelas Wahyu.

Kadisbudpar DIY, Djoko Dwiyanto menjelaskan pemugaran bangsal ini menelan biaya Rp 2,5 milir dari pemerintah pusat kepada keraton. Proses pemugarannya dari 1 Juli-15 Desember 2009 dengan melibatkan para arsitek, arkeolog dari UGM, BP3 DI Yogyakarta, dan DPP Warisan Budaya.

Peresmian Bangsal Trajumas menurut Sultan Hamengku Buwono X ditandai dengan candra-sengkala Sumunur Hakarya Haruming Dhatulaya sesuai tahun Dhal penanggalan Jawa, yang berarti “bersinarnya kharisma keraton” karena kembali lengkap bangunan keraton. “Traju-mas nama bangsa ini bermakna dibangsal inilah perbuatan baik dan buruk akan ditimbang seadil-adilnya, dengan kata lain ini adalah bangsal pengadilan,” tuturnya.

Bangsal Trajumas yang kini kembali tegak akan digunakan untuk menyimpan sejumlah pusaka penting keraton, salah satunya gamelan sekati, yakni gamelan yang biasa digunakan keraton untuk acara sekaten. Ada dua jenis gamelan sekati yang dimiliki keraton, yakni Kyai Nogowilogo dan Kyai Gunturmadu.

Selain gamelan tersebut, di bangsal ini juga akan tersimpan pusaka keraton lain seperti kursi kayu, kurungan, kutamara, plangki, crupung, joli, sirap, jempana, krobongan, payung, dan juga tandu pusaka karya Sultan Hamengku Buwono I yang sedang diperbaiki karena ikut rusak tertimpa reruntuhan atap bangsal ini ketika ambruk oleh gempa.

Keraton Yogyakarta memiliki tujuh kompleks inti yaitu Siti Hinggil Ler (Balairung Utara), Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara), Sri Manganti, Kedhaton, Kamagangan, Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan), dan Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan). Dengan tegaknya kembali Bangsal Trajumas yang berada di halaman Sri Manganti, jelas membuat fisik Istana para Sultan Yogyakarta ini kembali utuh dan indah.

Tips Perjalanan
Bangsal Trajumas berada di komplek Keraton Yogyakarta. Lokasi Keraton Yogyakarta sangat strategis yakni di Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, DIY. Bila Anda menginap di sekitar Jalan Malioboro, Anda bisa berjalan kaki atau naik becak juga andong (kereka kuda) Rp 5.000.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP