. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 26 Juni 2024

10 Keistimewaan Gunung Andong Versi TravelPlus Berikut Catatannya


Puncak tertingginya tak sampai 2000 Mdpl dan terbilang mudah mencapainya sekalipun buat pendaki pemula. Tapi pemandangan yang disuguhkan teramat menawan. 

Itulah salah satu keistimewaan (baca: daya pikat) Gunung Andong yang membuatnya kerap ramai disambangi para pemburu atap-atap bumi berparas ayu namun relatif gampang digapai.

Gunung mungil ber-panorama besar, sepertinya juga pantas disandang Andong yang secara administratif masuk dalam wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Jateng), berbatasan dengan Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang ini.

Gunung yang lokasi tepatnya terletak di antara Desa Ngablak di Kecamatan Ngablak dan Desa Tlogorejo di Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang ini puncak tertingginya berada pada ketinggian 1.726 meter di atas permukaan laut (Mdpl), dan posisinya bersebelahan dengan Gunung Telomoyo. 

Pendaki yang berhasil menggapai puncaknya, selain dapat melihat Gunung Telomoyo dengan jelas juga bisa mengabadikan dua sejoli Merbabu dan Merapi serta Sindoro dan Sumbing. Pun bisa menyaksikan Gunung Ungaran dan lainnya di kejauhan serta hamparan persawahan, perkebunan, dan rumah-rumah di beberapa dusun di kakinya. Tak ketinggalan pesona matahari terbit dan samudra awan.

Keistimewaan kedua, gunung yang memiliki titik mula pendakian di Dusun Pendem, Sawit, Gugik, dan Dusun Temu di Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. Serta dua lainnya di Dusun Kudusan dan Dusun Sekararum Kembangan, Kecamatan Grabag ini letaknya amat strategis dan dekat dengan objek-objek wisata yang ada di Kabupaten Magelang (antara lain Dusun Kaliangkrik yang berjuluk Nepal van Java) dan Kota Magelang (Alun-Alun Kota Magelang‎, Kebun Raya Gunung Tidar, Museum Sudirman, dll) serta Kota Salatiga (seperti Taman Sari Shopping Center untuk membeli oleh-oleh khasnya), dan Kabupaten Semarang (antara lain Kompleks Wisata Kopeng).


Catatan TravelPlus: Melihat keistimewaannya yang kedua, perlu infomasi terkini (upgrade information) mengenai objek-objek terdekat dengan Gunung Andong supaya pendaki tertarik untuk mengunjungi sebelum ataupun setelah melakukan pendakian. Informasi tersebut sebaiknya tersedia di setiap basecamp (BC) yang ada di Gunung Andong. 

Lebih bagus lagi bila sudah tersedia paket-paket wisata ke objek-objek terdekat dengan Andong, berikut dengan pilihan moda transportasi dan akomodasinya.

Selama ini pendaki yang datang ke Gunung Andong didominasi dari daerah terdekat seperti dari Kabupaten/Kota Magelang, Kota Salatiga, Kabupaten/Kota Semarang dan beberapa kota/kabupaten di Jateng seperti Solo, Jogja, dan lainnya. Sudah saatnya memperluas target pasar pendakinya terutama dari Jabodetabek, Jabar, Banten, dan Jatim, mengingat letak Andong yang strategis di tengah Jawa.

Caranya antara lain dengan memperluas jejaring dengan pendaki gunung, pecinta alam secara individu maupun dengan komunitas/organisasi pendaki gunung/pecinta alam di kota/kabupaten yang menjadi target perluasan pasar sebagaimana tersebut di atas, lewat WA, WAG, ragam medsos, dan lainnya. 

Catatan lainnya: Perlu penyediaan mobil pickup atau bak terbuka (bakter) yang siap siaga pada jam-jam tertentu di Pasar Ngablak dan BC pendakian buat antar jemput pendaki yang tidak membawa kendaraan motor atau mobil pribadi dengan tarif terjangkau per orang. Namun armada transportasi umum dari Terminal Tidar, Kota Magelang dan Terminal Tingkir, Kota Salatiga yang melewati Pasar Ngablak, harus tersedia banyak dari Subuh sampai selepas Isya atau sekitar pukul 9 malam.


Buat Segala Umur
Keistimewaan ketiga Gunung Andong, jalur pendakian (japen)-nya ramah buat segala umur seperti pendaki pemula dari anak-anak (tingkat SD dengan catatan didampingi kakak, om/tante atau ayah/ibunya agar lebih nyaman) sampai pendaki berusia uzur (dibawah 70 tahun).

Lantaran itulah, jumlah pendaki yang datang untuk menggapai puncak Gunung Andong bisa ratusan bahkan ribuan, terutama saat akhir pekan, long weekend maupun masa libur sekolah.

Catatan: Mengingat kondisi itu, perlu pembatasan kuota jumlah pendaki dari setiap BC per harinya terutama di akhir pekan dan musim liburan agar pendaki yang datang tetap merasa nyaman/lebih leluasa dan japennya tidak sampai padat merayap oleh pendaki yang naik-turun.

Keistimewaan keempat Gunung Andong, jadi gunung favorit buat tektokan.

Beberapa tahun belakangan ini, Gunung Andong juga menjadi gunung yang kerap digunakan oleh pendaki peminat tektokan alias tidak nge-camp atau bermalam.  Biasanya para tektoker, mendaki tengah malam dari BC hanya untuk mengejar sunrise di Puncak Andong, Puncak Alap-Alap ataupun Puncak Makam, setelah itu turun lagi.

Catatan: Buat pendaki yang ingin tektokan apalagi melakukan trail running atau biasa disebut mountain running (lari gunung) disarankan diluar akhir pekan agar tak menggangu pendaki lain yang ingin nge-camp dan melakukan pendakian secara santai.

Keistimewaan berikutnya atau yang kelima, Gunung Andong punya BC pendakian berfasilitas komplit (parkiran, toilet, tempat istirahat atau singgah buat pendaki sebelum ataupun sesudah nanjak, ada rental outdoor, masjid/musala dan lainnya), contohnya BC Andong via Pendem.


Selanjutnya atau keistimewaan Andong yang keenam, tersedia warung makan/minum di sekitar BC, di beberapa pos pendakian bahkan sampai di dekat puncaknya. Selain itu juga ada toilet di dekat camp area atau tempat nge-camp.

Catatan: Berdasarkan amatan TravelPlus, sebaiknya kondisi warung terutama yang ada di dekat puncak diperbaiki agar lebih enak dipandang mata dan tidak merusak pemandangan alam yang sudah menawan.

Bangunan warungnya harus mengindahkan konsep back to nature atau ramah lingkungan namun artistik.

Begitupun dengan toilet di camp area, sudah semestinya lebih rapih, bersih, terang, dan higenis, tersedia air tanpa harus membeli, seperti toilet yang ada di BC via Pendem.

Keistimewaan ketujuh Andong, juga asyik buat nge-camp.

Lokasi nge-camp di Gunung Andong luasnya terbilang terbatas dan tersebar di beberapa titik, bahkan sampai di dekat puncak utamanya. Untuk itu perlu penataan yang lebih rapi agar dapat menampung tenda dalam jumlah banyak dengan aman dan nyaman.

Catatan: Perlu penambahan plang-plang ramah lingkungan seperti imbauan membawa turun sampah logistik sendiri di setiap camp area, pos pendakian, dan di dekat warung-warung yang ada di beberapa pos dan puncak.

Selanjutnya atau keistimewaan kedelapan, Gunung Andong juga asyik buat pemanasan sebelum nanjak gunung yang lebih tinggi.

Selain itu cocok juga buat melakukan aklimatisasi terutama di musim panas (Juni - Agustus), sebelum mendaki gunung yang berudara jauh lebih dingin.


Warganya Ramah
Keistimewaan Andong yang kesembilan, penduduknya masih terbilang ramah. 

Penilaian positif itu berdasarkan amatan langsung TravelPlus, saat bertemu atau berpapasan dengan sejumlah warga yang tinggal di kaki Gunung Andong seperti di Dusun Pendem dan lainnya.

Catatan: Menciptakan keramahan, keamanan, dan kenyamanan adalah hal utama buat daerah yang mengandalkan pariwisata sebagai salah satu pendapatan ekonomi/pemasukan daerah termasuk wisata pendakian gunung. Kenapa? Ya supaya pendaki yang datang betah, senang, dan nyaman sehingga kelak mereka kembali datang untuk mendaki dan mendaki lagi. 

Terakhir atau keistimewaan Gunung Andong yang kesepuluh, cocok buat kegiatan ramah lingkungan seperti operasi bersih (opsih) sampah, aksi tanam pohon, dan lainnya.

Catatan: Perlunya peningkatan kerjasama yang lebih bersinergi lagi antara BC dengan panitia pelaksana kegiatan ramah lingkungan (opsih ataupun aksi tanam pohon) dan pihak -pihak terkait lainnya, misalnya dengan membebaskan biaya masuk/registrasi, parkir dan lainnya kepada setiap peserta yang ikut.


Selain itu menyediakan bibit-bibit pohon yang cocok dengan kondisi tanah dan cuaca di Gunung Andong berikut petunjuk lokasi penanamannya, dan menyediakan pula peralatan untuk menanam, serta tak lupa memberikan sertifikat opsih ataupun aksi tanam pohon buat setiap peserta sebagai salah satu bentuk terima kasih.

Lewat tulisan dan sederet catatan ini, semoga keberadaan Gunung Andong sebagai destinasi pendakian di Tanah Air tercinta ini. semakin istimewa (baca: kian menarik, berkualitas, terkenal, dan meluas peminatnya).

Salam nanjak ramah lingkungan.
Salam nanjak pro konservasi.

Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis & TikTok @FaktaWisata.id

Captions:
1. Sepenggal pandangan dari puncak Gunung Andong.
2. Peta BC Andong via Pendem, Bendera Merah Putih di puncak Andong dan keramaian di puncak Andong.
3. Suasana puncak Gunung Andong dijadikan tempat untuk nge-camp.
4. Mengabadikan pemandangan dari puncak Gunung Andong.
5. Plang-plang imbauan tidak membuang sampah di Andong dan aksi tanam pohon di sekitar camp area.


Read more...

Selasa, 25 Juni 2024

Usai Opsih Sampah Lanjut Tanam Pohon, Ah Kian Berkesan


Tak cuma operasi bersih (opsih) sampah di beberapa puncak Gunung Andong,  pendakian bermuatan ramah lingkungan kali ini pun kami lanjutkan dengan aksi menanam pohon di sekitar camp area. Alhasil kegiatan pro konservasi tersebut membuahkan kesan positif yang lebih mendalam.

Di tepi salah satu lahan camp area atau tempat nge-camp di Gunung Andong, tak jauh dari toilet, kami melanjutkan kegiatan cinta alam dengan aksi menanam pohon, pada Minggu (23/6/2024) pagi.

Ada Fadil, pendaki asal Kota Pempek Palembang yang kini bekerja dan indekos di Jogja. Selain dia, ada Khalif dan Akbar, 2 bocah cilik (bocil) abang adik yang masih duduk di Sekolah Dasar di Kota Salatiga. Keduanya ikut aksi opsih dan kemudian tanam pohon didampingi Linda, bundanya.


"Di mana pak Adji tanam bibit pohon ini?," tanya Fadil sambil membawa sekop gunung berukuran sedang yang dia sewa di salah satu rental outdoor di dekat kos-annya di Kota Gudeg, Jogja.

"Di sini aja, biar kalau nanti pohonnya tumbuh kembang tidak sampai menggangu tenda pendaki," balas saya.

Dengan sekop gunung, Fadil segera mencongkel tanah yang terbilang tidak keras untuk membuat 4 lubang tanam. Selanjutnya dia, Khalif, Akbar, dan Linda bergantian memasukkan bibit pohon. Satu lubang tentunya diisi dengan satu bibit pohon setelah plastik pembungkus akar pohon tersebut dilepas.

Alhamdulillah, tak sampai 30 menit, kami menuntaskan aksi tanam pohon tersebut. 


Cinta Alam Sejak Dini
 
Bagi Linda mengajak dua buah hatinya (Khalif dan Akbar) mengikuti opsih sampah ditambah aksi tanam pohon di Gunung Andong yang digelar Areingers Jogja dan didukung Basecamp Andong via Pendem, bukan sekadar mengisi awal libur panjang sekolah dengan mendaki Gunung Andong, pun sekaligus menanamkan rasa cinta akan alam kepada kedua anaknya tersebut sedari kecil.

"Dengan ikut opsih sampah dan aksi tanam pohon, harapan saya mereka jadi tidak buang sampah sembarangan dimanapun dan suka menanam pohon," terang Linda.

Bibit pohon apa saja yang ditanam di gunung berketinggian 1.726 meter di atas permukaan laut (Mdpl) yang berada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah tersebut?


Menurut Adit, ketua panitia Opsih Gunung Andong 2024 dari Areingers Jogja, bibit pohonnya ada dua macam yaitu bibit pohon gayam dan alpukat. 

"Kedua jenis bibit pohon itu diberikan ke kami untuk di tanam di Gunung Andong, mungkin karena sesuai dengan kondisi tanah dan cuaca di Gunung Andong," terang Adit yang biasa disapa Epen.

Dilansir dari berbagai sumber, pohon gayam yang bernama ilmiah Inocarpus fagifer, masuk dalam keluarga polong-polongan (Fabaceae). 

Pohon gayam bisa berumur panjang dengan tinggi pohon bisa mencapai 20 meter. Akarnya memiliki kemampuan menyerap air yang kuat dari sekitarnya.

Alpukat (Persea americana) adalah tumbuhan penghasil buah meja dengan nama sama. 


Pohonnya juga bisa tumbuh mencapai tinggi 20 meter. Buahnya berwarna hijau tua hingga ungu kecokelatan. Daging buahnya hijau muda dekat kulit dan kuning muda dekat biji, dengan tekstur lembut serta beraroma khas 

Lalu bagaimana membawanya sampai ke camp area Gunung Andong? "Caranya, setiap pendaki membawa satu bibit pohon, mulai dari batas akhir jalanan paving block, dekat dengan tulisan G. Andong bercat putih sampai ke camp area," ungkap Adit seraya menambahkan beberapa bibit pohon juga ditanam di dekat Puncak Makam, tak jauh dari camp area.

Sewaktu membawa bibit-bibit pohon tersebut dari kaki Gunung Andong, kebetulan saya bareng dengan Adit, Fadil, dan Wahyu, pendaki asal Lombok yang tengah berkuliah dan nge-kos di Jogja.

Di beberapa titik di jalur pendakian, saya tak lupa mengabadikan bibit pohon tersebut untuk dokumentasi, sebelum nanti ditanam di camp area.


Sebenarnya kegiatan inti pendakian Gunung Andong ini adalah opsih sampah yang diikuti puluhan pendaki gunung dari Magelang, Salatiga, Semarang, Jogja, Solo, Pekalongan, Purworejo, Klaten, dan Rembang, bahkan Jakarta. Sementara aksi tanam pohon, hanya sebatas tambahan.

Kendati bibit pohon yang ditanam juga tidak begitu banyak, namun aksi tersebut justru berhasil membuat opsih Gunung Andong ini ini bukan cuma menjadi dobel manfaat pun membuahkan pengalaman pendakian yang lebih berkesan.

Salam nanjak ramah lingkungan.
Salam nanjak pro konservasi.

Naskah: Adji TravelPlus, IG @adjitropis & TikTok @FaktaWisata.id

Foto: adji & dok. areingers jogja 

Captions:
1. Operasi bersih (opsih) sampah di Gunung Andong ditambah dengan aksi tanam pohon jadi lebih makin berkesan.
2. Fadil dan Akbar beraksi tanam pohon.
3. Linda menanamkan cinta alam sejak dini kepada dua putranya Khalif dan Akbar.
4. Istirahat sejenak di Pos Satu saat membawa bibit pohon untuk ditanam di camp area Gunung Andong.
5. Adit, Wahyu, Fadil, dan saya membawa bibit pohon dari kaki Gunung Andong ke camp area.
6. Khalif (sweater hitam) dan Akbar (merah), dua bocil dari Salatiga, didampingi Linda (ibunya), serius memperhatikan Fadil menanam pohon.

Read more...

Senin, 24 Juni 2024

Lima Manfaat Ikut Operasi Bersih Sampah di Gunung Andong


Mendaki (nanjak) gunung cuma menggapai puncaknya, kata banyak orang itu termasuk kegiatan biasa. Dalam artian, tak ada nilai plus (tambahnya). Tapi bila diiringi dengan aktivitas lain seperti operasi bersih sampah ataupun aksi tanam pohon, itu baru istimewa dan punya banyak manfaat. 

Karena istimewa dan banyak manfaatnya itulah, TravelPlus Indonesia mau datang  jauh-jauh untuk mengikuti kegiatan Operasi  Bersih (Opsih) Gunung Andong yang diadakan komunitas Areingers Jogja didukung basecamp (BC) Andong via Pendem di Gunung Andong, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Jateng) pada Sabtu - Minggu (22-23 Juni 2024).


Kenapa jadi lebih istimewa? Ya karena pendakian yang dilakukan bukan sekadar nanjak dari BC menuju puncak kemudian foto-foto narsis, lalu turun lagi melainkan punya nilai plus karena pendakiannya bermuatan ramah lingkungan atau pro konservasi.

Lalu apa saja manfaat mengikuti pendakian gunung sambil opsih sampah di Gunung Andong?

Berdasarkan amatan langsung TravelPlus, sekurangnya ada lima manfaat yang didapat pesertanya.


Pertama, mendapatkan sensasi dan atmosfer yang berbeda dibanding pendakian gunung semata. 

Mengikuti opsih sampah berarti sudah turut menjaga kebersihan sepanjang jalur pendakian Gunung Andong sampai puncak-puncaknya sekaligus turut mengingatkan dan mengedukasi diri sendiri maupun pendaki lain untuk terus melakukan pendakian yang ramah lingkungan di gunung manapun dengan cara minimal membawa turun sampah logistik sendiri.

Sementara sensasi dan atmosfer yang berbeda, hanya dapat dirasakan oleh setiap pendaki yang mengikuti opsih ini. 


Bagaimanapun mendaki gunung sambil mengambil sampah beramai-ramai lalu memasukannya ke trash bag ataupun karung plastik kemudian dibawa turun ke BC itu menghadirkan nuansa yang tak sama dengan pendakian biasa bahkan akan meninggalkan kenangan yang jauh lebih positif dan berkesan.

Manfaat kedua, sambil opsih sampah bisa sekaligus menikmati pemandangan indah.

Mengingat opsih ini dilakukan dari Puncak Alap-alap yang berketinggian 1692 meter diatas permukaan laut (Mdpl) ke Puncak Andong (1726), Puncak Makan (Kyai Joko Pekik atau Syekh Abdullah Fakih) sampai camp area, pesertanya bisa sekaligus melihat dan mengabadikan pemandangan menawan berupa sejumlah gunung di Jateng seperti Gunung Merbabu, Merapi, Telomoyo, Ungaran, Sumbing, dan Gunung Sindoro serta hamparan persawahan, perkebunan, dan rumah-rumah penduduk di beberapa desa di kaki Gunung Andong.


Ketiga, bisa bertemu, berkenalan, dan bersilaturahmi dengan rekan-rekan pendaki gunung yang se-frekuensi.

Belum tentu setiap pendaki gunung mau meluangkan waktu, tenaga, dan biaya untuk melakukan pendakian sambil opsih sampah. Karena itu mereka yang ikut opsi Gunung Andong ini adalah pendaki-pendaki yang punya niat baik, kemauan, dan visi yang sama. 

Berdasarkan informasi dari ketua panitia Opsi Gunung Andong, Adit dari Areingers Jogja, jumlah peserta opsih yang terdata sebanyak 70 orang dari berbagai kota/kabupaten antara lain Jogja, Gunungkidul, Klaten, Purworejo, Salatiga, Magelang, Solo, Semarang, Pekalongan, dan Rembang.


"Pesertanya dari anak-anak sampai orang tua. Peserta terjauh datang dari Jakarta," terang Adit yang biasa disapa Epen seraya menambahkan peserta yang datang, banyak juga yang menyusul pada hari Minggu, tidak ikut nge-camp alias tektok-an karena waktunya terbentur dengan urusan pekerjaan dan lainnya.

Dengan mengikut opsi Gunung Andong ini, juga bermanfaat menambah jumlah pertemanan dengan para pendaki yang se-frekuensi, dalam artian yang sama-sama berjiwa pro konservasi atau peduli terhadap kebersihan dan keasrian lingkungan gunung.

Manfaat keempat, bisa menambah jejaring untuk mengikuti kegiatan serupa dikemudian hari.


Peserta yang mengikuti opsih ini bisa lebih mudah mendapatkan informasi mengenai kegiatan serupa berikutnya lewat WAG maupun WA japri hasil dari perkenalan dengan sesama peserta maupun panitianya. Bahkan bisa mendapatkan wawasan dan pengetahuan baru tentang pendakian gunung dari pendaki yang jauh lebih dulu menggeluti kegiatan alam satu ini.

Sementara peserta orang tua yang membawa serta anak-anaknya dalam opsih sampah di Gunung Andong ini, mendapatkan manfaat bisa sekalian menanamkan cinta alam kepada buah hatinya sejak dini, sebagaimana dilakukan Linda dari Salatiga yang membawa 2 putranya Khalif dan Akbar (keduanya masih duduk di bangku SD) yang nampak begitu antusias mengikuti kegiatan ini bahkan sampai nge-camp 2 malam di Gunung Andong.


Andong Kian Melangit 
Terakhir atau manfaat kelima, bisa turut menggaungkan kegiatan pendakian bermanfaat lebih ini dengan beragam cara antara lain lewat unggahan konten video, foto, captions, dan lainnya di akun medsos masing-masing ataupun melalui tulisan di media online berkonsep weblog seperti TravelPlus Indonesia ini sehingga gaung Opsi Gunung Andong ini mengangkasa alias terdengar publik secara luas.

Cara tersebut, secara tidak langsung kita sudah turut mempromosikan ragam pesona yang dimiliki Gunung Andong dan juga menginspirasi sekaligus mengajak pendaki, komunitas/organisasi atau pihak terkait lainnya untuk melakukan pendakian bermanfaat lebih dengan cara melakukan opsih sampah, aksi tanam pohon, dan lainnya di gunung-gunung yang terbilang ramai peminatnya.


Intinya kegiatan pendakian gunung sekaligus opsi sampah di Gunung Andong yang dirancang Areingers Jogja ini bermanfaat lebih, bukan cuma buat diri sendiri (bagi setiap pesertanya) pun untuk lingkungan terutama kebersihan serta keasrian jalur pendakian sampai puncak-puncaknya, menambah pendapatan desa maupun warga setempat (lewat pembayaran biaya registrasi sebesar Rp 21 ribu per orang; parkir kendaraan; penyewaan peralatan pendakian seperti tenda, matras, sleeping bag, peralatan masak, dan lainnya; pengunaan toilet setempat; pembelian bermacam makanan/minuman maupun merchandise Gunung Andong di warung-warung di sekitar BC maupun yang ada di puncak gunung); dan juga bisa kian melangitkan nama Gunung Andong itu sendiri lewat ragam konten di medsos dan lainnya.

Salam nanjak ramah lingkungan, salam nanjak pro konservasi.

Naskah: Adji TravelPlus, IG @adjitropis & TikTok @FaktaWisata.id

Foto: adji, areingers jogja & #alumniopsihandong

Captions:
1. Foto bareng di puncak Gunung Andong, Kabupaten Magelang, Jateng bersama sampah hasil operasi bersih.
2. Berdoa dan foto bareng.
3. Awal pendakian, plang peringatan untuk menjaga kebersihan dan turun gunung.
4. Ambil dan bawa turun sampah.
5. Foto bersama dan menikmati keindahan panorama alam dari puncak-puncak Gunung Andong.
6. Khanif dan Akbar peserta opsih Gunung Andong yang masih duduk di bangku SD, semangat mengambil sampah.
7. Opsih sampah di Gunung Andong sebagaimana digelar Areingers Jogja, punya banyak manfaat lebih. 
8. Plang bermuatan pro konservasi buat setiap pendaki Gunung Andong.
9. Opsih sampah pun bisa kian melangitkan nama dan pamor Gunung Andong lewat tulisan seperti yang dilakukan TravelPlus Indonesia maupun lewat bermacam konten bermanfaat di ragam medsos.

Special Thanks: 
1.  Adit (Epen), Wahyu & panitia pelaksana Opsih Gunung Andong 2024 lainnya moga terus berlanjut membuat kegiatan bermuatan ramah lingkungan.
2. Bayu atas boncengan motornya dari Kota Magelang ke BC Andong via Pendem & dari BC ke Terminal Tingkir Salatiga.
3. Fadil wong kito galo atas tumpangan tendanya.
4. Linda bersama 2 putranya Khanif & Akbar yang bersemangat ikut opsih ini.
5. Rekan peserta lain yang se-frekuensi & sudah datang meluangkan waktu, biaya & tenaga.

Read more...

Rabu, 05 Juni 2024

Mengenal Lebih Dekat Ragam Daya Tarik Cantigi di Hari Lingkungan Hidup Sedunia


Di Pelataran yang menjadi area berkemah (camp area) favorit pendaki Gunung  Dempo sebelum summit attack keesokan paginya, ada plang persegi empat dengan panjang lebih kirang 50 cm dan lebar kira-kira 25 cm yang menarik perhatian.

Bukan lantaran karena cat plang tersebut berwarna merah terang, pun tulisannya yang bercat kuning berbunyi:

POHON KAYU PANJANG UMUR
Cantigi (Vaccinium SP) 3.173 Mdpl.

Di bawahnya tertera:
DIR BINMAS POLDA SUMSEL
Kombes Pol. Heru Trisasono S.I.K., M.Si.

Plang kayu itu ditancapkan dengan sebilah kayu pendek, kira-kira 30 cm di tengah-tengah beberapa bibit pohon Cantigi yang ditanam dalam aksi tanam pohon di sana.


Kenapa Cantigi disebut pohon atau tanaman kayu panjang umur sebagaimana tertera di plang tersebut?

Nah, bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia atau World Environment Day (WED) yang diperingati setiap 5 Juni, TravelPlus Indonesia menyuguhkan tulisan ini agar pembaca setia, terlebih para pendaki gunung menjadi lebih melek akan ragam daya tarik yang dimiliki Cantigi.

Dilansir dari mapala.unila.ac.id dalam tulisan berjudul "Sosiologi Pedesaan Kampung IV dan Observasi Tanaman Kayu Panjang Umur sebagai Pusat Konservasi Gunung Dempo, Pagar Alam, Sumatera Selatan (Sumsel)" yang dilakukan Mapala Unila, Cantigi merupakan tanaman endemik di Gunung Dempo Sumsel. Sebab dinamai tanaman kayu panjang umur karena memiliki umur yang panjang, serta mengapa dilindungi karena tanaman ini memerlukan waktu 10 tahun untuk batangnya tumbuh 1 cm saja. Tumbuhan ini memiliki tinggi yang beragam dan dapat tumbuh hingga kisaran 2-3 meter.

Di Sumsel tanaman ini hanya terdapat di Gunung Dempo. Fungsi tanaman kayu panjang umur dengan akarnya yang kuat mencengkram tanah agar tidak longsor menjadi pelindung dan ketahanan gunung.


Flora ini dapat tumbuh pada tanah dengan pH atau kadar keasaman yang rendah dan hidup pada kondisi tanah yang mengandung alumunium tinggi.

Disebutkan pula kalau dari kejauhan mudah untuk membedakan Cantigi dengan tumbuhan yang lain. Melalui daun mudanya yang berwarna kemerahan sedangkan buahnya yang telah matang akan berwarna ungu kehitaman.

Tumbuhan ini memiliki perawakan kerdil, kayu yang keras dan bengkok-bengkok. Cantigi sangat sulit tumbuh besar dan tidak bisa tumbuh disembarang tempat.

Di sepanjang jalur pendakian Gunung Dempo via Kampung IV terdapat tanaman kayu panjang umur setelah melewati cadas dengan ketinggian di atas 2.500 Mdpl.


Amatan TravelPlus, selain di Pelataran, Cantigi juga banyak tumbuh di lereng menjelang puncak tertinggi Dempo.

Nama Lokal
Di luar Gunung Dempo Sumsel, ternyata Cantigi yang bernama ilmiah Vaccinium Varingiaufolium memiliki beberapa nama lokal. Di Jawa misalnya disebut Manis Rejo, orang Kalimantan Timur menyebutnya Delima Montak. Sedangkan urang Sunda di Jawa Barat memanggilnya Cantigi.

Di sejumlah gunung di Jawa, Cantigi mudah ditemui menjelang puncak atau di puncak gunung atau di hutan Sub Alpin. Biasanya   wilayah tumbuhnya sama dengan Edelweiss yang berjuluk si Bunga Abadi.

Cantigi tak hanya ada di gunung. Di beberapa pantai juga dapat ditemukan jenis Cantigi pantai namun memang yang lebih populer itu Cantigi gunung.

Manfaat Cantigi
Selain punya ciri-ciri yang rada unik sehingga mudah dikenali, Cantigi juga punya banyak manfaat bagi kesehatan, pendaki, dan lingkungan.

Bagi kesehatan, daun mudanya bisa dimakan sebagai lalapan. Buahnya yang sudah masak berwarna ungu kehitaman dengan rasa yang manis juga dapat disantap. Daun dan buahnya tersebut kabarnya bermanfaat menambah stamina, menyebarkan badan, dan mengobati demam.

Di Jabar, tak sedikit yang menggunakan air rebusan daun mudanya untuk meredakan rasa nyeri dan mengempeskan bisul bahkan diyakini sebagai obat awet muda. Sedangkan batangnya yang keras dapat digunakan untuk dibuat arang.


Buat pendaki, Cantigi menjadi penuntut menuju puncak. Akarnya kuat membuat pohon ini juga menjadi pegangan pendaki gunung saat menapaki trek menuju puncak maupun saat menuruni puncak.

Pohonnya yang tidak terlalu tinggi dan daunnya yang tebal mampu menahan terjangan angin kencang sehingga Cantigi melindungi tenda pendaki di camp area seperti di Pelataran Gunung Dempo, Alun-alun Suryakencana Gunung Gede (Jabar), dan lainnya. Tak heran kalau Cantigi disebut pohon penjaga keamanan pendaki.

Berdasarkan hasil penelitian yang ditulis Dr. Ana Yulyana, M. Farm dalam disertasinya, daun muda dan buah Cantigi yang matang banyak mengandung fenol, flavonoid, dan antosianin yaitu tiga zat serangkai yang memiliki aktivitas antioksidan dan ini dapat mencegah terjadinya penyakit-penyakit yang berkaitan erat dengan sindrom metabolik seperti hipertensi/ tekanan darah tinggi, diabetes/kencing manis, kardiovaskular, dan hiperlipid.

Bagi lingkungan sekitar, Cantigi selain mampu menahan longsoran tanah dan bebatuan di sekitar lereng menuju puncak juga mampu menjaga ketersediaan air bagi sejumlah tanaman/pepohonan lain di bawahnya termasuk ketersediaan sumber  air.

Melihat begitu banyak manfaat Cantigi. Ditambah namanya juga cantik alias komersial (menarik), tak heran bila banyak pihak yang menggunakan namanya untuk berbagi produk seperti nama tenda.

Selain itu nama organisasi Mapala (mahasiswa pecinta alam), camping ground, tempat outbound, villa, UMKM, dan lainnya. Bahkan di Kabupaten Indramayu, Jabar, salah satu kecamatannya bernama Kecamatan Cantigi.


Jaga Cantigi
Kendati Cantigi banyak manfaatnya, bukan berarti pendaki boleh menebang apalagi mencabutnya. Jagalah keberadaannya, biarkan Cantigi tumbuh kembang secara alami di kediamannya.

Kalau sekadar mengabadikannya, boleh-boleh saja. Pendaki yang ingin melihat Cantigi gunung berbunga dan berbuah, disarankan mendaki pada musim panas, antara Juli – Agustus.

Salam mendaki ramah lingkungan, salam pro konservasi. Selamat Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024.

Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis & TikTok @FaktaWisata.id

Captions:
1. Pesona Cantigi, namanya menarik, bentuknya unik.
2. Plang nama usai aksi tanam pohon Cantigi yang berjuluk Pohon Kayu Panjang Umur di Pelataran Gunung Dempo.
3. Selain banyak khasiatnya, namanya juga komersial sehingga digunakan untuk berbagai nama produk tenda, camping ground, tempat outbound, villa, UMKM, Mapala, dan lainnya.
4. Cantigi melindungi tenda dari terpaan angin kencang di Pelataran Gunung Dempo.
5. Pendaki menuju puncak tertinggi Gunung Dempo dipandu Cantigi di kiri-kanan trek.
6. Jaga keberadaan Cantigi, sentuh dan abadikan boleh tapi jangan dipatahkan apalagi apalagi dicabut.

Read more...

Senin, 03 Juni 2024

Delapan Cara Asyik Nikmati Perkebunan Teh di Kaki Gunung Dempo


Selain Gunung Dempo yang jadi dambaan banyak pendaki dari dalam dan luar Sumatra Selatan (Sumsel), di Pagar Alam juga terhampar perkebunan teh di kaki gunung tersebut yang sudah lama menarik kunjungan wisatawan.

Berdasarkan amatan TravelPlus Indonesia sebelum dan sesudah mendaki gunung api aktif  berketinggian 3.195 Mdpl yang bergelar atapnya Sumsel tersebut ditambah data dari berbagai sumber, sekurangnya ada delapan kegiatan asyik yang biasa dilakukan wisatawan saat menyambangi perkebunan teh kaki Dempo.

Kedelapan aktivitas asyik selama berada di perkebunan teh yang dapat ditempuh  sekitar 15 s/d 30-an menit berkendara dari pusat kota Pagar Alam. Sedangkan Pagar Alam berjarak sekitar 300 Km dari pusat kota Palembang (ibukota Sumsel), dapat dijangkau sekitar 7 - 8 jam berkendara melewati Indralaya, Prabumulih, Muara Enim, dan Lahat, adalah :

Pertama, berkendara dengan mobil pribadi atau dengan mikrobus (elf) bila datang dalam kelompok besar (maksimal 20 orang).

Sebaiknya menggunakan mobil pribadi yang kuat untuk kondisi menanjak dan berkelok-kelok serta berukuran tidak terlalu besar, mengingat badan jalan sepanjang perkebunan tidak terlalu lebar. 

Melajulah dengan kecepatan pelan dan sedang lalu berhenti di spot-spot menarik dan berpandangan menawan, antara lain pohon jomblo di tengah hamparan perkebunan teh yang menghampar bak permadani hijau raksasa dan plang PTPN (Perkebunan Teh Perkebunan Nusantara) VII yang merupakan aset milik negara sekaligus kebanggaan warga Sumsel.

Bisa juga anggota keluarga atau teman se-mobil yang ikut serta, merekam pemandangan dari sisi kanan atau kiri kaca mobil saat mobil melaju sedang untuk mendapatkan suasana perjalanan dan saat melewati kelokan.

Kedua, bersepeda manual (kayuh) maupun sepeda motor.

Kalau naik sepeda kayuh sebaiknya dilakukan bersama rekan peminat sepeda minimal dalam kelompok kecil (small group). Berhentilah di spot-spot menarik seperti di poin satu.

Bila bersepeda motor, bisa boncengan, yang dibonceng bisa sambil merekam pandangan sambil sepeda motor berjalan dengan kecepatan pelan sampai sedang. Tak lupa berhenti di spot-spot menarik untuk foto narsis.


Aktivitas ketiga, berjalan kaki keliling teh (tea walk) di spot-spot menarik.

Menikmati perkebunan teh di kaki Dempo, sayang kalau hanya dari kendaraan. Turunlah, lalu tea walk. Kalau ingin mendapatkan pemandangan mewah (bukan mepet sawah yah) maksudnya luar biasa indah saat cuaca cerah yakni berupa hamparan teh berlatar belakang Gunung Dempo, cobalah tea walk di trek pendakian awal Gunung Dempo sampai batas hutan.

Jangan lupa berfoto narsis sendiri maupun bersama rekan-rekan berlatar pemandangan menawan tersebut sebagai bukti Anda memang berada di perkebunan teh kaki Gunung Dempo, bukan di perkebunan lain yang ada di provinsi lain Sumatra maupun Jawa.

Keempat, berkunjung ke basecamp (BC) pendakian Gunung Dempo di Kampung IV, Dusun Mekar Jaya, Desa Gunung Dempo, Pagar Alam Selatan. 

Di sana, Anda bisa mampir ke warung makan sederhana antara lain Warung Noval untuk sekadar makan nasi goreng, mie goreng ataupun mie rebus, minum aneka kopi dan teh serta buang air. 

Jangan lupa berfoto berlatar belakang tulisan "Selamat Datang di Base Camp Pendakian Gunung Dempo" yang terpasang di dinding papan kayu salah satu BC tersebut.

Anda juga maupun menunaikan shalat fardhu di Masjid Al-Barokah di sisi kiri BC. Saat ke masjid tersebut, abadikan masjid  karena bakal mendapatkan gambar menawan berlatar belakang Gunung Dempo   saat cuaca cerah.

Aktivitas berikutnya atau kelima, menyaksikan atlet paralayang melayang-layang di langit Pagar Alam di atas hamparan teh di Tugu Rimau, kaki Gunung Dempo.

Bila di lokasi paralayang tersebut sudah diperbolehkan lagi tandem (terbang berdua bersama instruktur), Anda bisa mencobanya.

Keenam, outbound di sekitar perkebunan teh bersama Pagaralam Outbound.

Jenis paket outbound-nya antara lain paket outbound low impact half day Rp 160 ribu, paket outbound low impact full day Rp 250 ribu serta paket outbound & rafting 
Rp 460 ribu. Harga tersebut belum termasuk PPN dan PPH.


Borong Oleh-oleh 
Kegiatan ketujuh, memborong oleh-oleh khas  Pagar Alam.

Produk yang bisa Anda beli antara lain teh hitam yang punya banyak khasiat untuk kesehatan antara lain mencegah penyakit gula, jantung, kanker, asam urat, kolesterol, darah tinggi; melancarkan pencernaan; menghaluskan kulit; melangsingkan tubuh; dan memperlambat penuaan. 

Di sana Anda juga bisa membeli bermacam kopi robusta-nya, mengingat Pagar Alam juga merupakan salah satu penghasil kopi robusta.

Sebaiknya aktivitas di poin 1-7, Anda lakukan mulai dari pagi sampai jelang siang, lalu ishoma dan lanjut jelang sore (selepas ashar) sampai menjelang magrib.

Terakhir atau aktivitas kedelapan, menginap di villa yang ada di perkebunan teh.

Kalau Anda ingin menikmati dinginnya malam di perkebunan teh, bisa menginap di salah satu villa yang ada di sana, namanya Villa Besemah. Harga villanya mulai dari Rp 600 ribu s/d Rp 1,2  juta. Sedangkan tarif per kamarnya Rp 350 ribu - Rp 400 ribu.

Di sana Anda juga bisa menikmati aneka minuman ringan maupun bermacam makanan hangat yang ada di kafe/resto villa tersebut. Pagi atau sorenya Anda bisa melakukan kegiatan sebagaimana tercantum di poin 1-7.

Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis & TikTok @FaktaWisata.id

Captions:
1. Pemandangan perkebunan teh & saat tea walk di trek pendakian awal Gunung Dempo.
2. Hamparan teh berlatar Gunung Dempo, Basecamp Kampung IV, Masjid Al-Barokah di Kampung IV & Plang PTPN 7.
3. Tea walk berlatar Gunung Dempo, menikmati hamparan teh dari mobil, jalanan di perkebunan teh kaki Dempo berkelok-kelok.

Read more...

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP