. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Minggu, 31 Oktober 2021

Hari Ini Dua Tahun Ambon Jadi Kota Musik Dunia, Yuk Jelajah Ragam Pesonanya


Berwisata ke Kota Ambon memang bisa kapan saja. Tapi kalau pas tanggal 31 Oktober terasa lebih istimewa. Kenapa? Karena bertepatan dengan hari jadi Ambon ditetapkan sebagai Kota Musik Dunia.

Ibu kota Provinsi Maluku yang pernah menjadi tuan rumah puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2017 ini merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang bergelar Kota Musik Dunia.

Soalnya pada 31 Oktober 2019 bertepatan dengan Hari Kota Sedunia, UNESCO menobatkan Ambon sebagai salah satu kota Kreatif Dunia.

Berkat penetapan tersebut Ambon  bersanding dengan puluhan kota lain, dan kemudian Ambon tergabung dalam Jaringan Organisasi Kota Kreatif di dunia yang hingga saat ini anggotanya berjumlah ratusan.

Jaringan Organisasi Kota Kreatif Dunia menyatukan kota-kota yang mendasarkan pengembangan mereka pada kreativitas, baik dalam musik, seni kerajinan rakyat, desain, sastra, seni digital, dan gastronomi.

Selain Ambon, ada beberapa kota lagi di sejumlah negara yang sudah lebih dulu berpredikat sebagai Kota Musik Dunia yaitu Hamamatsu (Jepang), Liverpool (Inggris), Idanha a Nova (Portugal), dan Auckland (Selandia Baru).

Objek wisata yang wajib dikunjungi di Ambon terkait dengan musik antara lain Desa Tuni di Kecamatan Leitimur Selatan yang identik dengan alat musik suling bambu dan Desa Amahusu dengan musik ukulele-nya. 

Di kedua desa wisata berbasis musik itu wisatawan bisa melihat aktivitas bermusik warganya yang hidup dan konsisten sedari anak-anak.

Objek lainnya Air Mancur Menari di Taman Pattimura. Sesuai namanya air mancur yang menjadi ikon Kota Ambon sebagai Kota Musik Dunia tersebut, bisa menari mengikuti lantunan irama musik yang diputar.

Taman Pattimura yang berada di Uritetu, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon  merupakan taman yang memiliki sejarah yang cukup panjang. Taman ini dibangun sebagai penghargaan pada Kapiten Pattimura. Aktivitas yang kerap dilakukan warga dan pengunjung di taman ini antara lain lari pagi/sore, jalan santai keliling taman, bermain bulutangkis, voli, basket, dan lainnya.

Selagi disana abadikan pula monumen/tulisan "Ambon City of Music" di kawasan Hative Besar, Kecamatan Teluk Ambon.

Keberadaan monumen tersebut, memperkuat imej Ambon yang selama ini dikenal dengan julukan "MANISE" (Maju-Aman-Nyaman-Indah-Sejuk-Elok), sebagai kota yang menelorkan sederet musisi berbakat Tanah Air.

Selain objek-objek yang berhubungan dengan musik, masih ada sejumlah daya tarik lain yang patut disambangi selagi berada di Ambon antara lain Gong Perdamaian, Patung Pattimura, Monumen Patung Dr.J. Leimena, dan Patung Martha Christina Tiahahu.

Setelah itu lanjutkan ke Museum Siwa Lima di Jl. Dr. Malaiholo, Taman Makmur, Kelurahan Nusaniwe, Kecamatan Nusaniwe;  Benteng Victoria di Jl. Slamet Riyadi, Uritetu, Kecamatan Sirimau, Waterboom Waitatiri di Jl. Sisingamangaraja, Passo, Kecamatan  Baguala; dan Jembatan Merah Putih yang menghubungkan Desa Rumah Tiga (Poka), Kecamatan Sirimau di sisi Utara dengan Desa Hative Kecil/Galala, Kecamatan Teluk Ambon di bagian Selatan.

Mau berwisata religi atau sekadar menunaikan shalat, bisa pergi ke Masjid Agung Annur di Jalan Sultan Hasanudin, Desa Batumerah; Masjid Jami Ambon; dan atau Masjid Raya Al-Fatah di Jl. Masjid Raya Ambon, Kecamatan Nusaniwe.

Kalau suka berwisata pantai, bisa mengunjungi Pantai Pintu Kota di Kecamatan Nusaniwe dan Pantai Santai di Jl. Amanhuse, Latuhalat, masih di Kecamatan Nusaniwe.


Di sela-sela menjelajahi ragam daya tarik  Ambon, ada baiknya luangkan waktu berwisata aneka kuliner khasnya.

Untuk sajian utama khasnya antara lain Nasi Kelapa, Papeda dengan kuah kuning dan beberapa lauk seperti ikan tongkol ataupun ikan tuna, Ikan Asap dengan sambal ataupun dimasak menjadi gulai, Ikan Kuah Pala, sayur pepaya, sambal colo-colo,.sambal bekasang, dan Kohu-Kohu.

Camilan atau panganannya antara lain  Rujak Natsepa, Kue Asida,. Roti Kering Kenari, Gogos, Pisang Asar, Bubur Sagu Ubi, Talam Sagu Bakar, Pisang Tongka Langit dan aneka olahannya, Bagea, sert Kue Kenari. Sedangkan minuman khasnya antara lain Rarobang kopi khas dari Ambon yang  terbuat dari bubuk kopi yang dicampur dengan bubuk jahe yang disajikan dengan kelapa parut ataupun gula aren dan taburan kacang kenari di atas kopi.

Selain aneka kuliner khas Ambon tersebut, juga ada makanan dari tanah Jawa namun sudah lama ada di Ambon dan bertahan sampai sekarang, yaitu Nasi Kuning.

Salah satu kedai Nasi Kuning yang ramai peminatnya adalah Warung Nasi Kuning Bu Nanik di seberang Masjid Raya Al-Fatah, Kota Ambon, tepatnya di Jalan AM Sangaji.

Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis



Read more...

Jumat, 29 Oktober 2021

Serah Terima Sertifikat Tanah Muspada, Bikin Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 93 Jadi Lebih Istimewa


Penyerahan sertifikat tanah Museum Sumpah Pemuda (Muspada) dari Kementerian ATR/BPN kepada Kemdikbudristek di Muspada, Jakarta, Kamis (28/10/2021), tak bisa dipungkiri membuat peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 93 kali ini menjadi lebih istimewa.

Sertifikat yang diserahkan Yanti Silman, ahli waris yang mewakili keluarga Sie Kong Lian, pemilik tanah dan gedung "Kramat No. 106" yang kini menjadi Muspada kepada Direktur Jenderal Kebudayaan (Dirjenbud), Kemdikbudristek Hilmar Farid tersebut, menjadi momen istimewa bukan hanya buat Muspada pun buat negara ini.

Dalam sambutan sekaligus laporan acara, Kepala Muspada Titik Umi Kurniawati menceritakan sekilas sejarahnya bahwa pada tahun 2018 atau 3 tahun lalu keluarga Sie Kong Lian hadir disini menemui Kepala Muspada terdahulu dan memberi pernyataan menghibahkan tanah dan gedung Muspada ini ke Pemerintah Indonesia.


"Tahun 2019 saya hadir disini sebagai Kepala Muspada dan diberikan 'PR' oleh Dirjenbud. Alhamdulillah hari ini sertifikat sudah selesai dan diserahkan," terang Umi.

Pada kesempatan itu, Umi tak lupa berucap terima kasih kepada Hilmar Farid yang sudah meluangkan waktu juga memberikan bimbingan dan motivasi.

"Terima kasih juga kepada keluarga Sie Kong Lian yang hadir dan atas dedikasinya luar biasa menghibahkan tanah dan bangunan ini kepada pemerintah kita," ucapnya.


Yanti Silman mengatakan semua pihak keluarganya memang sudah sepakat untuk menyerahkan tanah dan bangunan museum ini. "Tidak ada konflik di antara kita," ungkapnya.

Alasannya karena pihaknya mengikuti wasiat dari kakek dan ayahnya. "Jadi kita rela menyerahkannya. Mungkin kalau tidak ada wasiat, kita juga akan melakukan hal yang sama," jelasnya.

Menurut Yanti Silman yang berprofesi dokter, tanah dan bangunan ini lebih penting untuk negara daripada buat pihak keluarganya sendiri. 

"Ayah saya selalu bilang: "kita wariskan ke kamu itu bukan harta tapi ilmu", itu kata-kata beliau yang masih saya terus ingat. Jadi kalau tidak ada wasiat, ini juga akan terjadi juga," terangnya lagi.


Dalam sambutannya, Hilmar Farid pun berucap terimakasih sekaligus mengapresiasi keluarga Sie Kong Lian yang berkenan menghibahkan tanah dan gedung yang luar biasa ini kepada negara sehingga pemerintah bisa terus merawat dan menatanya buat generasi selanjutnya.

Hilmar pun berucap terimakasih kepada Kepala Muspada yang sudah berhasil menyelesaikan tugas yang memang cukup rumit ini.

"Kita juga sudah bicara dengan Kepala Muspada, nanti harus ada satu ruangan di sini khusus untuk mengenang pemilik gedung ini yang kontribusinya luar biasa bagi perjalanan sejarah bangsa," ungkap Hilmar.


Sebagai penutup, Hilmar mengingatkan bahwa dengan penyerahan sertifikat ini berarti Muspada mendapat amanat yang tidak kecil. 

"Ini bukan hanya soal sertifikat tanah tapi bentuk kerelaan kita semua ini berjuang demi bangsa. Jadi saya berharap momen ini juga menjadi peringatan bagi kita semua untuk bekerja lebih giat dan lebih keras," pungkasnya.

Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis


Read more...

Kamis, 28 Oktober 2021

Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2021 Lebih dari Sekadar Momentum Bangkit Melawan Pandemi


"Momentum Hari Sumpah Pemuda 
yang kita peringati hari ini, harus mampu menjadi perekat Persatuan kita sebagai Bangsa untuk bersama-sama Bangkit melawan Pandemi".

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, 
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) dalam Upacara Bendera peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 93 di Museum Sumpah Pemuda (Muspada), Jakarta, Kamis (28/10/2021).

Peringatan tersebut juga menjadi momentum untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang 
kokoh melalui kewirausahaan pemuda.

Kata Hilmar sebagai Pembina Upacara, persatuan menjadi syarat mutlak sebuah loncatan perubahan dan menghadapi berbagai tantangan. 


"Tantangan bagi bangsa Indonesia khususnya bagi para pemuda tentunya tidak semakin ringan, akan tetapi dengan komitmen bersatu dalam keragaman menjadi modal sosial dalam menghadapi berbagai hambatan dan tantangan bangsa 
ke depan," ungkapnya.

Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 93 kali ini mengambil tema “Bersatu, Bangkit dan
Tumbuh”. 

Tema tersebut diambil untuk menegaskan kembali komitmen yang telah dibangun oleh para pemuda yang diikrarkan pada tahun 1928 dalam Sumpah Pemuda. "Bahwa hanya dengan persatuan kita dapat mewujudkan cita-cita bangsa," tegas Hilman Farid.

Hilman Farid juga menambahkan, “Tema Bersatu, Bangkit dan Tumbuh ini sesungguhnya diperuntukan untuk seluruh elemen bangsa tetapi bagi pemuda menjadi penting.

"Karena di tangan pemudalah kita berharap Indonesia bisa Bangkit dari keterpurukan akibat pandemi dan melangkah lebih maju untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia," harapnya.


Pandemi Covid-19 yang masih melanda Bangsa di belahan dunia termasuk Indonesia, lanjut Hilmar tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, tetapi juga mempengaruhi kondisi perekonomian, pendidikan, dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia. 

Menurutnya pemuda sebagai agen perubahan (agent of change) ialah sebuah fakta sejarah yang tidak bisa dihindari.

Pemuda Indonesia selalu menjadi penentu momen penting perjalanan bangsa Indonesia mulai dari Pendirian Budi Utomo tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tahun 1945, hingga reformasi tahun 1998 menjadi momentum bersejarah penting dalam perjalanan bangsa Indonesia. 

"Semua momentum tersebut 
ialah hasil karya, komitmen dan deikasi para pemuda Indonesia," jelas Hilmar.

Upacara Bendera yang digelar Muspada di Halaman Gedung Museum Sumpah Pemuda, Jalan Kramat Raya No. 106, Jakarta Pusat ini dihadiri Titik Umi Kurniawati selaku Kepala Muspada serta sejumlah kepala museum lainnya seperti Kepala Museum Kepresidenan RI Balai Kirti Dewi Murwaningrum & Kepala Museum Basoeki Abdullah Maeva Salmah.


Selepas upacara bendera, acara dilanjutkan dengan serah terima sertifikat tanah museum di halaman bagian dalam Muspada. 

Acara yang berlangsung haru tersebut juga dihadiri keluarga ahli waris Sie Kong Lian.

Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis

Read more...

Rabu, 27 Oktober 2021

Gaya Muspada Rayakan 93 Tahun Sumpah Pemuda


Museum Sumpah Pemuda (Muspada) Jakarta punya gaya tersendiri dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda yang masih dalam kondisi era pandemi tahun ini.

Museum yang amat erat kaitannya dengan sejarah Hari Sumpah Pemuda ini menggelar acara spesial dalam memperingati 93 tahun Sumpah Pemuda, besok, Kamis (28/10/2021).

"Dua acara yang kami laksanakan bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda 2021 adalah acara Upacara Bendera peringatan 93 tahun Sumpah Pemuda dan acara serah terima sertifikat tanah Museum," terang Kepala Muspada Titik Umi Kurniawati yang akrab disapa Umi kepada TravelPlus Indonesia @adjitropis sehari jelang Hari Sumpah Pemuda, Rabu (27/10/2021).

Dalam undangan yang Umi kirim buat TravelPlus untuk meliput acara tersebut, dijelaskan acara itu akan dimulai pukul 07.30 WIB bertempat di Museum Sumpah Pemuda, Jalan Kramat Raya No. 106, Jakarta.

Adapun yang akan hadir dalam acara tersebut adalah pejabat di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan (Ditjenbud), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), Kepala BPN Jakarta Pusat, dan keluarga ahli waris Sie Kong Lian.

Pada hari yang sama, Kamis, 28 Oktober 2021, Webseries Sumpah Pemuda Episode 4: “Diari Dara” juga akan tayang perdana di kanal YouTube Muspada, pukul 19.28 WIB.

Informasi tersebut disebarluaskan lewat akun Instagram resmi Muspada @museumsumpahpemuda.


Dalam webseries tersebut dijelaskan Sandra yang introver mulai membuka diri tentang masalah yang sedang dihadapinya. 

Pada saat bersamaan, Sandra dihadapkan pada persoalan bahwa Dara tiba-tiba tidak pernah menemuinya lagi. Ia pun mendapati kenyataan yang mengubah kehidupannya.

"Jangan lupa catat jadwal tayangnya ya, #SahabatMuseum," pungkas adminnya.

Naskah: Adji TravelPlus @adjitropis
Foto: dok.muspada  @museumsumpahpemuda & @titik.umi

Read more...

Senin, 25 Oktober 2021

Agam Inong Aceh 2021 Akkral dan Salwa Siap Mewakili Aceh di Duta Wisata Indonesia, Ini Persiapan dan Harapan Keduanya


Muhammad Akkral dari Kota Banda Aceh dan Salwa Nisrina Authar Nyakcut Daulat asal Kota Lhokseumawe yang terpilih menjadi Agam Inong Aceh 2021 siap mewakili Aceh di kompetisi tingkat nasional, pemilihan Duta Wisata Indonesia November mendatang.

Hal itu diutarakan Akkral dan Salwa kepada TravelPlus Indonesia @adjitropis, Minggu (25/10/2021) lewat pesan WA di tempat terpisah, usai keduanya terpilih menjadi duta wisata Aceh dalam ajang pemilihan Agam Inong Aceh 2021 yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh, 3 hari sebelumnya. 

Menurut Akkral banyak hal yang harus dipersiapkan untuk mengikuti pemilihan Duta Wisata Indonesia yang akan diselenggarakan di Lombok, 
Nusa Tenggara Barat (NTB) tahun ini.

"Persiapannya mulai dari pertunjukan bakat, presentasi, public speaking, keilmuan mengenai pariwisata Aceh dan juga Indonesia, pakaian dan lainnya," terangnya. 

Jawaban Salwa pun lebih kurang sama dengan Akkral.

Salwa menambahkan dalam waktu dekat mereka harus berlatih semaksimal mungkin untuk memberikan performance terbaik di ajang tingkat nasional supaya bisa membanggakan nama Aceh serta Indonesia..

Keduanya pun mengutarakan harapan kepada masyarakat Aceh dan pihak-pihak terkait, termasuk untuk Disbudpar Aceh.

Akkral yang lahir di Sigli, 7 April 2001 ini berharap masyarakat Aceh bisa mendukung, mengarahkan, dan membimbingnya. 

Begitupun kepada Disbudpar Aceh, Agam Aceh 2021 yang hobi bermain bulutangkis dan berwisata petualangan ini berharap bisa terus bekerjasama untuk bisa membawa pulang nama kejayaan Aceh ke Tanoh Rencong kembali. "Saya yakin Aceh bisa melakukan yang terbaik untuk Indonesia," ungkapnya.

Sementara Salwa yang lahir di Lhokseumawe, 16 Juli 2002 pun meminta dukungan dan doa dari masyarakat Aceh supaya mereka berhasil di ajang tingkat nasional nanti.

"Kami juga berharap Pemerintah Aceh lewat Disbudpar Aceh terus mendukung kami  agar bisa menampilkan yang terbaik untuk Aceh di tingkat Nasional," ujar Inong Intelegensia Aceh 2021 sekaligus Inong Aceh 2021 yang hobi melukis dan mendesain grafis ini.

Sebelumnya dalam siaran pers yang TravelPlus terima dari Disbudpar Aceh, dijelaskan malam pemilihan Agam Inong Aceh 2021 berlangsung meriah dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes).

Kepala Disbudpar Aceh, Jamaluddin yang diwakili Kepala Bidang Pemasaran, Teuku Hendra Faisal berucap syukur atas suksesnya pelaksanaan ajang tersebut.

“Kesuksesan ini tentunya tidak bisa kami raih sendiri, melainkan berkat dukungan kerja keras serta kerja sama yang sangat luar biasa dari para dewan juri, tim Disbudpar Aceh, adik-adik kami tim kreatif yang tergabung dalam SAIN, para offisial dari kabupaten/kota, para finalis Agam Inong Aceh 2021, pihak Hermes Palace Hotel, dan pihak keamanan,” ucapnya.


Hendra berharap Agam Inong Aceh 2021 terpilih mampu menjadi duta wisata yang akan mengharumkan nama Aceh di tingkat nasional. 

“Perjuangan belum selesai, mari menyiapkan presentasi terbaik untuk mengikuti kompetisi Duta Wisata Indonesia yang akan dilaksanakan di NTB pada tanggal 3 sampai 7 November 2021 mendatang,”.kata Hendra.

Dia juga berpesan kepada finalis Agam Inong Aceh 2021 yang belum menang pada kesempatan ini untuk tidak berkecil hati dan patah semangat. 

“Mari terus aktif dan mengambil peran dalam memajukan dan mempromosikan pariwisata Aceh kepada nusantara dan mancanegara,” imbaunya.

Wakil Ketua III Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Safaruddin berharap para finalis Agam Inong Aceh dapat memperkenalkan wisata bahari dan pesona alam yang dimiliki Aceh.

“Harus ada inovasi dan kreativitas yang baru, tentunya harapan besar itu melekat pada nilai syariat di daerah kita dan kearifan lokal yang kita miliki. Kita memperkenalkan Aceh dengan budaya yang kuat, tentunya dengan nilai syariat yang melekat sebagai jalan kehidupan sosial bermasyarakat,” pesannya seraya menegaskan akan men-support perwakilan Agam Inong Aceh 2021 di ajang tingkat nasional.

Naskah: Adji TravelPlus @adjitropis
Foto: dok. Disbudpar Aceh, Salwa & Akkral


Read more...

Sabtu, 23 Oktober 2021

STP NHI Bandung Mewisuda 544 Mahasiswa Tahun Ini secara Hybrid


Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) NHI Bandung tahun 2021 ini Mewisuda sebanyak 544 mahasiswa dari jenjang Pascasarjana hingga Diploma III. 

Berdasarkan siaran pers yang TravelPlus Indonesia @adjitropis terima dari Kepala Unit Komunikasi Publik STP NHI Bandung,  Nenden Dianawati, Jumat (22/10), peserta wisuda terdiri dari 15 orang lulusan Pascasarjana, 60 orang lulusan Strata 1, 146 orang lulusan Diploma IV, dan 323 orang lulusan.

Diploma III. Aie Natasha dari program Studi Akomodasi dan Katering (SAK) serta Bonita Setiawinardi dari program studi Manajemen Pengaturan Perjalanan (MPP) menjadi Wisudawan Terbaik tahun ini dan diwisuda langsung oleh Menparekraf di Poltekpar Palembang.

Plt. Ketua STP NHI Bandung, Andar Danova L. Goeltom, berharap para wisudawan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diraih untuk diabdikan bagi pembangunan bangsa, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan sebaik-baiknya.

Sesuai dengan tema wisuda tahun ini, lanjut Andar, diharapkan para lulusan STP NHI Bandung dapat menjadi pendorong bangkitnya ekonomi pariwisata dengan penciptaan terobosan baru mengadaptasikan kondisi pandemi untuk pariwisata yang aman dan berkelanjutan juga menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya demi keberlangsungan kepariwisataan yang semakin berkualitas di Nusantara.

Menurut Andar lagi, berbagai terobosan perlu dihadirkan dengan membangun budaya akademik yang kondusif didukung dengan pengembangan sarana maupun prasarana pendidikan yang baik untuk meningkatkan kemandirian, kreatifitas mahasiswa dalam menikmati proses belajar mengajar di STP NHI Bandung. 

"Dalam proses ini pulalah, karakter yang kuat dan multiplikasi kemampuan yang diperlukan turut terbangun dalam setiap pembangunan sumber daya manusia di STP NHI Bandung,” jelasnya. 


Wisuda STP NHI Bandung 2021 yang mengusung tema “Mencetak SDM Unggul, Berjiwa Wirausaha, Kreatif dan Inovatif serta Berdaya Saing Global di Masa Pandemi Covid-19” ini dilaksanakan secara bersama oleh 6 Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata (PTNP) Kemenparekraf secara hybrid (online dan offline) karena menyesuaikan level PPKM yang ditetapkan di masing-masing wilayah dimana kampus PTNP berada.

Ke-6 PTNP tersebut adalah STP NHI Bandung, Poltekpar Bali, Poltekpar Medan, Poltekpar Makassar, Poltekpar Palembang, dan Poltekpar Lombok. 

Dalam kesempatan kali ini, Poltekpar Palembang menjadi tuan rumah penyelenggaraan wisuda bersama secara hybrid ini.

Naskah: Adji TravelPlus @adjitropis
Foto: dok. Unit Komunikasi Publik STP NHI Bandung

Read more...

Jumat, 22 Oktober 2021

Sembilan Kelebihan Lihat Langsung Pameran "LAWAN!"-nya Muspada di Mbloc Space


Pameran yang diselenggarakan sebuah museum tentang koleksi andalan atau lainnya, tak harus selalu di museum yang bersangkutan. Kalau gedung museumnya sedang direvitalisasi atau karena ada tujuan lain, bisa saja digelar di venue lain yang menarik, kekinian, strategis, dan tentunya diminati berbagai kalangan terutama kalangan milenial.

Contohnya Museum Sumpah Pemuda (Muspada) Jakarta yang kali ini menggelar Pameran Tokoh Pers di Balik Sumpah Pemuda bertema "Lawan!" di Mbloc Space, Jakarta Selatan (Jaksel).

Pameran yang dibuka resmi oleh Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Ditjenbud, Kemdikbudristek Ahmad Mahendra itu berlangsung selama 10 hari, mulai 22 - 31 Oktober 2021.

Amatan TravelPlus Indonesia @adjitropis  yang datang untuk meliput pembukaan pameran tersebut atas undangan Kepala Muspada Titik Umi Kurniawati, sekurangnya ada 9 kelebihan bila Anda bersama keluarga, kerabat, sahabat, kekasih, dan atau teman se-komunitas melihat secara langsung Pameran "Lawan" di Mbloc Space dibanding daring.

Tambah Cerdas
Kelebihan pertama, sudah pasti pengetahuan dan wawasan Anda seputar sejarah akan bertambah alias semakin cerdas terutama mengenai peran aktif para jurnalis zadoel (zaman doeloe) di balik peristiwa Sumpah Pemuda pada awal abad 20 seperti W.R. Supratman, Tjipto, Soekarno, Siti Sundari, dan lainnya.

Anda akan mengetahui kalau para kuli tinta itu bergerak bersama melawan penjajah, mengabarkan semangat persatuan Indonesia, sekaligus menyadarkan masyarakat kalau Indonesia ini patut/wajib diperjuangkan dan dimerdekakan.

Ingin ke Muspada
Kedua, tentunya Anda bakal terpicu ingin berkunjung Muspada suatu hari nanti untuk melihat langsung bangunannya yang klasik dan penuh catatan sejarah, serta aneka koleksi andalannya.

Kenapa nanti? Karena saat ini museum yang terletak di Jalan Kramat Raya No.106, Jakarta Pusat tersebut tengah dalam tahap revitalisasi. Kalau Anda berminat ke sana, sebaiknya cek informasi reaktivitas-nya atau pembukaannya kembali di akun Instagram (IG) resminya @museumsumpahpemuda.

Gratis & Umum
Kelebihan lainnya atau yang ketiga, Anda tak perlu membeli tiket masuk untuk melihat pameran ini karena terbuka untuk umum dan gratis.

Anda cukup mempunyai aplikasi Pedulilindungi tanda kalau Anda sudah divaksin, lalu scan barcode untuk masuk ke area pameran serta senantiasa mengindahkan protokol kesehatan (prokes) antara lain memakai masker, mencuci tangan dengan hand sanitizer, dan menjaga jarak/ menghindari kerumunan.

Hangout
Berikutnya atau kelebihan keempat, selepas melihat pameran yang pembukaannya dikemas kekinian di ruang kreatif Mbloc Space pada Jumat (22/10/2021) jelang sore ini, Anda bisa puas hang out atau nongkrong di kafe/restoran bergaya vintage dan tidak pasaran sambil menikmati beragam makanan dan minuman.


Berselfi Ria
Kelima disela-sela melihat pamerannya, Anda bisa ber-swafoto di sejumlah spot foto yang instagramable buat menambah koleksi dan atau konten ragam media sosial (medsos) Anda baik itu IG, Twitter, FB, dan TikTok ataupun YouTube.

Soalnya dari halaman depan sampai bagian dalam Mbloc Space menarik untuk diabadikan, terlebih di bagian dalam terdapat sejumlah mural artistik alias nyeni (bernilai seni), antara lain gambar dua wajah Glenn Fredly (almarhum), penyanyi ternama Indonesia yang turut berjasa melahirkan Mbloc Space ini.

Nonton Agenda Lain
Kelebihan berikutnya atau keenam, selepas menyaksikan pamerannya Anda Bisa  melanjutkan menonton agenda kreativitas lain yang berlangsung di Mbloc Space.

Untuk mengetahui agendanya, Anda bisa cek di akun IG resminya @mblocspace.

Berfasilitas Lengkap
Selanjutnya, kelebihan ketujuh kalau Anda mau menunaikan shalat 5 waktu sangat gampang karena tersedia mushola untuk pria dan wanita, selain toilet dan tempat ber-wudhu.

Kalau Anda mau ke masjid juga dekat, bisa berjalan kaki sekitar 100-an meter. Pilihannya bisa ke Masjid Falatehan di bagian belakang Mbloc Space atau ke Masjid Nurul Iman di lantai atas Blok M Square.

Sangat Strategis
Kelebihan kedelapan, venue pameran "Lawan!" di Mbloc Space ini sangat strategis lantaran lokasinya yang berada di Jalan Sisingamangaraja 37 AH, kawasan Blok M ini mudah sekali dijangkau dengan transportasi umum.

Kalau Anda lagi malas bawa kendaraan pribadi, pilihannya bisa dengan transportasi online turun di depan lokasi, dengan Trans Jakarta Busway atau MRT turun di Halte CSW lalu tinggal jalan kaki sekitar 100 meter, tak sampai 3 menit.


Wisata Belanja & Kulineran
Terakhir atau kelebihan kesembilan, usai melihat Pameran "Lawan!" Anda bisa lanjut berwisata belanja di Blok M Mall, Blok M Plaza, dan Blok M Square.

Anda juga bisa kulineran di beberapa spot legendaris seperti gultik alias gule tikungan yang berada  di sekitar Jalan Mahakam antara Blok M Plaza dengan SMA 6 Jakarta; lesehan di Blok M Square, ke resto-resto Jepang di kawasan berjuluk "Little Tokyo" Jakarta di dekat Blok M Square; jalan-jalan sore (JJS) di lintas Melawai; dan atau nongkrong di kawasan Gedung Olahraga Remaja (GOR) Jaksel yang berada antara SMA 70 Bulungan dengan SMA 6 Jakarta.

TravelPlus sendiri usai meliput pembukaan Pameran "Lawan!" yang dihadiri oleh rekan-rekan lama antara lain Kepala Galeri Nasional Indonesia Pustanto, Kepala Museum Kepresidenan RI Balai Kirti Dewi Murwaningrum, dan Kepala Museum Basoeki Abdullah Maeva Salmah ini, menyempatkan ke GOR Jaksel yang pada era awal 90-an menjadi salah satu tempat nyantai TravelPlus selepas kuliah.

Di sana TravelPlus kulineran roti kukus rasa coklat keju, lalu Shalat Maghrib di mushola bagian dalam GOR Jaksel, lalu membuat tulisan kedua ini sambil menunggu waktu Shalat Isya tiba.

Ba'da Shalat Isya berjamaah, kembali berwisata kuliner di Angkringan masih di dalam GOR tersebut dengan memilih menu 3M alias Murah, Meriah alias Macam-macam, dan Maknyus yaitu nasi bakar ati ampela berukuran super mungil, sate, kerupuk gendar, gorengan, dan es jeruk,  sambil menuntaskan tulisan ini.

Lalu apa kelebihannya kalau Anda melihat Pameran "Lawan!" ini secara daring atau online (tidak langsung) karena berdomisili di luar Jakarta, luar Jawa atau bahkan di luar Indonesia? Tenang.., Anda akan disuguhi konten kreatif dan layanan tur virtual 360° sehingga memberikan pengalaman nyata seolah-olah Anda berkunjung secara langsung ke venue pameran di Mbloc Space.

Sebaiknya Anda catat waktu untuk melihat pameran tersebut secara daring yaitu 22 Oktober hingga 9 November melalui zoom meeting dan laman pameran https://www.pameranlawan.com.


Pertanyaan lainnya, apa pula kelebihan (keuntungan) yang didapat pihak/instansi pemerintah (lembaga/kementerian/dirjen/direktorat/UPT) ataupun swasta kalau bersinergi asyik (mengundang langsung) TravelPlus yang  punya pengalaman banyak dalam meliput kegiatan seputar museum, konservasi budaya (nilai maupun cagar budaya), konservasi alam lingkungan dan kehutanan (antara lain Taman Nasional dan TWA), aneka destinasi wisata, 17 subsektor ekonomi kreatif, dan atau sektor-sektor terkait lainnya?

Sudah tentu banyak, karena TravelPlus akan meliput komplit bukan semata berupa tulisan menarik dan khas untuk weblog TravelPlus Indonesia yang pembacanya menjangkau 34 provinsi se-Indonesia dan sejumlah negara ternama, pun berbentuk foto dan video.

Kelebihan lainnya ragam hasil liputannya tersebut kemudian diunggah di bermacam akun medsos-nya antara lain IG @adjitropis, Twitter @travelplusindo dan @adjitropis, FB Adji Kembara Tropis, ditambah lagi dengan menyertakan sederet tagar (#) menarik dan terkait sehingga informasinya semakin meluas.

Itulah sembilan kelebihan kalau Anda melihat Pameran "Lawan!'-nya Muspada yang pembukaan dan selama pamerannya digelar secara daring serta luring terbatas, termasuk kelebihan bersinergi asyik dengan TravelPlus.

Semoga semua itu bisa membuat nama Muspada semakin melangit sehingga kian ramai peminatnya dari seluruh penjuru Tanah Air tercinta ini bahkan mancanegara.

Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis


Read more...

Muspada Gelar Pameran “LAWAN!" di Mbloc Space, Pembukaannya Seru dan Kekinian


Museum Sumpah Pemuda (Muspada) menggelar pameran bertajuk “LAWAN!" di Mbloc Space, Jakarta Selatan. Pembukaannya hari ini, Jumat (22/10/2021) berlangsung seru dengan kemasan kekinian.

Pembukaan Pameran tentang Tokoh Pers di Balik Sumpah Pemuda dikatakan seru, karena diisi dengan suguhan beberapa lagu persembahan Kaleb J, penyanyi jebolan ajang pencarian bakat The Voice Indonesia. Selain itu sajian tarian dari Color Guard Indonesia dan Wulan Dance Studio.

Pembukaan Pameran “Lawan!” yang secara resmi dibuka oleh Ahmad Mahendra selaku Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Ditjenbud, Kemdikbudristek dibilang kekinian karena lokasinya di Mbloc Space.


Selain sangat strategis, Mbloc Space yang terletak di Jalan Sisingamangaraja 37 AH, kawasan Blok M merupakan tempat nongkrong berupa sederet kafe dan restoran bergaya vintage serta ruang kreatif muda-mudi.

Dalam kata sambutannya, sebelum membuka pameran, Ahmad Mahendra mengatakan pameran ini merupakan refleksi perjuangan tokoh pers Sumpah Pemuda dalan menghadapi Pemerintah Kolonial Belanda yang sebagian besar adalah jurnalis yang kerap menggelorakan semangat kebangsaan kala itu.

"Pameran ini sesuai dengan tagline kita saat ini yaitu connecting karena menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan dengan membidik kaum milenial," terangnya.


Kepala Muspada Titik Umi Kurniawati menjelaskan pameran yang digelar Muspada ini baru kali pertama diadakan di  luar Muspada.

"Biasanya kami selalu mengadakan pameran di Muspada selama sebulan tapi karena gedungnya dalam tahap revitalisasi, pameran "Lawan!" akhirnya digelar di Mbloc Space sekaligus untuk lebih mendekatkan Muspada ke kalangan muda-mudi saat ini," terangnya.

Kalau temanya "Lawan!" dikaitkan dengan era sekarang, lanjut Umi, bukan melawan kolonial Belanda lagi melainkan melawan  hoax dan Covid-19.


"Lewat pameran ini, Muspada menunjukkan semangat berkreativitas sekalipun masih dalam masa pandemi. Tentu saja dengan pembatasan tamu dan penerapan protokol kesehatan atau prokes seperti dalam pembukaan pameran ini," terangnya.

Pameran "Lawan!" ini terbuka untuk umum, gratis, dan dapat dikunjungi mulai hari ini, 22 Oktober sampai 31 Oktober atau berlangsung selama sepuluh hari.

"Sobat museum yang ingin melihat pameran ini secara langsung, tinggal siapkan aplikasi Pedulilindungi untuk masuk ke area pameran dan selalu terapkan prokes," ungkap Umi.

Pameran ini juga dapat dilihat secara daring mulai 22 Oktober hingga 9 November melalui zoom meeting dan laman pameran https://www.pameranlawan.com.

"Melalui daring, pengunjung akan disuguhi konten kreatif dan layanan tur virtual 360° sehingga memberikan pengalaman nyata seolah-olah berkunjung secara langsung," pungkas Umi.


Pembukaan pameran ini juga dihadiri sejumlah kepala museum di antaranya Kepala Museum Basoeki Abdullah Maeva Salmah, Kepala Museum Kepresidenan RI Balai Kirti Dewi Murwaningrum, dan Kepala Galeri Nasional Indonesia Pustanto.

TravelPlus Indonesia @adjitropis yang datang karena diundang Muspada, selain meliput juga memanfaatkan pembukaan pameran ini sebagai ajang silaturahmi sekaligus reuni kecil dengan mereka karena sudah lama tidak bersua.

Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis


Read more...

Kamis, 21 Oktober 2021

Bertemu Masyarakat Adat Baduy, Erick Thohir Salut Atas Upaya Mereka Menjaga Alam dan Budayanya



"Sampurasun! Alhamdulillah, hari ini diberi nikmat oleh Yang Maha Kuasa untuk dapat bertemu dengan masyarakat adat Desa Kanekes, Baduy".

Begitu tulis Menteri BUMN Erick Thohir di bawah 7 foto yang diunggahnya di akun Instagram (IG) pribadinya @erickthohir, Rabu (20/10/2021) usai mengunjungi Kampung Cepak Huni, salah satu kampung yang dihuni masyarakat adat Baduy.

Kampung yang berada di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten tersebut belum lama ini mengalami musibah kebakaran. 

"Saya menyampaikan amanah untuk meringankan beban masyarakat yang terkena musibah. Semoga bantuan yang disalurkan dapat bermanfaat," lanjut Erick Thohir menjelaskan tujuannya ke sana.

Kata Menteri Erick, musibah semakin memperkuat budaya gotong royong Urang Kanekes.

"Saya salut dengan kearifan turun temurun diwariskan leluhur dan tetap dijaga," ungkapnya lagi.

Seperti kata pikukuh Urang Kanekes: Lojor teu meunang dipotong, pondok teu meunang disambung artinya panjang jangan dipotong, pendek jangan disambung. 


"Mari kita hormati keseimbangan hidup dan menjaga alam yang dititipkan Sang Pencipta," tulis Erick lagi memuji cara masyarakat adat Baduy tersebut dalam menjaga adat dan alamnya.

Sewaktu berkunjung ke Baduy, Erick mengaku merasa terhormat karena mendapatkan gelar adat yang sakral dari masyarakat Kanekes.

"Suatu kehormatan bagi saya atas pemberian gelar adat. Semoga saya mampu menerapkan nilai kearifan Urang Kanekes, baik dalam peran saya sebagai abdi negara dalam pemerintahan maupun sebagai Dulur Baduy," ujarnya lagi.

Di unggahan berikutnya berupa sebuah video, Erick terlihat makan siang bersama para tokoh masyarakat adat Baduy.

Di captions-nya dia mengatakan makan siang bersama masyarakat Desa Kanekes, Baduy nikmat sekali.

"Bari ngariung jeung dulur-dulur. Dahar lauk asin, sambel, peuteuy. Nikmatna pohara amat :)," tulisnya lagi dalam Bahasa Sunda.

Di ujung captions-nya, Erick kembali memuji masyarakat adat Kanekes yang tetap menjaga nilai-nilai adat budaya mereka dan menghormatinya.

"Nilai-nilai ini harus tetap ada, harus senantiasa kita hormati sebagai bagian dari ajaran leluhur agar manusia bisa hidup berkelanjutan," pungkasnya.


Kehadiran Erick Thohir ini jelas semakin melambungkan nama Baduy sebagai destinasi wisata budaya sekaligus alam. Apalagi kunjungannya tersebut diunggah pula di IG pribadinya.

Buktinya sampai kabar ini TravelPlus Indonesia @adjitropis tulis, unggahan pertama Erick berupa 7 fotonya di Baduy sudah disukai 37.800 lebih warganet dengan 500 lebih komentar. Sedangkan satu video kunjungannya sebagaimana tersebut di atas, juga sudha disenangi 42.000 lebih warganet dengan 900 lebih komentar.

"Enakya ikan asin sama putuy," ujar pemilik akun @baduymursid.

Sementara itu si-empunya @friska_manalu yang pernah berkunjung ke Baduy berkomentar begini: "Baduy emang istimewa. Pernah ke Baduy, sinyal HP ga ada tp rasanya seneng banget... Berasa healing kloke Baduy mah".

Teks: Adji TravelPlus @adjitropis
Foto & tanggakapan layar video: @erickthohir


Read more...

Begini Cara Baduy Melindungi Alam dan Budaya Mereka dari Dampak Negatif Pengunjung


Masyarakat adat Baduy yang tinggal di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten punya cara tersendiri dalam menjaga/melindungi keberadaan alam dan budaya mereka dari dampak negatif yang bisa saja ditimbulkan dari kedatangan pengunjung (wisatawan).

Berdasarkan amatan langsung TravelPlus Indonesia @adjitropis beberapa kali ke Baduy, ada beberapa cara yang mereka lakukan.

Contohnya dalam menjaga/melestarikan (konservasi) alam wilayahnya, mereka melarang setiap pengunjung nyabun (memakai sabun) dan bermacam produk mandi dan bersih-bersih/mencuci lain seperti shampoo, odol/pasta gigi, dan deterjen jika mandi di sungainya.

Aneka produk tersebut mereka nilai dapat mencemarkan sungai. Bahkan dibeberapa tempat, pengunjung dilarang mandi langsung di sungainya.

Aturan itu pula membuat keberadaan sungai di wilayah mereka yang hanya berjarak sekitar 172 Km sebelah barat ibukota Jakarta atau sekitar 65 Km sebelah Selatan Serang, ibukota Provinsi Banten ini, terlihat bersih dan berair jernih kehijauan, terlebih di musim panas.  

Pengunjung juga diharamkan sembarang menebang pohon apalagi merusak hutan. Bahkan kalau ada warga ingin melakukan penebangan harus seijin lembaga adat.

Kawasan Baduy hingga kini pun sengaja tidak mau memiliki jalan aspal untuk menghindari mudahnya orang luar keluar masuk hutan mereka.

Andai ada warga luar yang ingin masuk hutan hak ulayat Baduy, tidak diperkenankan membawa angkutan, seperti motor, mobil, dan truk sebab kendaraan-kendaraan tersebut bisa merusak hutan kawasan Baduy.

Satu lagi yang harus diindahkan, jika di wilayah Baduy Luar atau disebut Panamping pengunjung masih bisa memotret maka di wilayah Baduy Dalam atau Tangtu memotret tidak diperbolehkan.

Jadi di wilayah Tangtu atau Baduy Dalam yang terdiri atas  tiga kampung inti yakni Cikartawarna, Cibeo, dan Cikeusik, sebenarnya pengunjung dilarang mengabadikan orang Baduy atau menggunakan HP, kamera, dan radio. 

Sampai saat ini ada beberapa pintu masuk ke Baduy, namun yang paling sering dilewati pengunjung lewat Ciboleger.

Lalu bagaimana cara orang Baduy  melindungi budaya mereka dan prilaku warganya dari kebiasaan buruk yang dibawa pengunjung?

Ternyata, mereka memiliki ketentuan adat tak tertulis yang wajib dipatuhi setiap pengunjung. Misalnya, mereka tidak mengijinkan pengunjung bermalam lebih dari satu malam.

Tempat bermalamnya pun di rumah orang Baduy yang sudah biasa menerima tamu atau ditunjuk oleh pimpinan tertingginya yang disebut Puun.

Tugas Puun sebagai pengendali hukum adat dan tatanan hidup masyarakat, dalam menjalankan tugasnya, dia dibantu juga oleh beberapa tokoh adat lainnya. 

Bermalam di rumah orang Baduy, jelas atmosfir yang didapat amat berbeda.

Seluruh kawasan Baduy, baik di luar maupun di dalam pantang berlistrik. Penerang satu-satunya obor yang minyaknya diolah sendiri.

Lantaran tak berlistrik jangan harap menemukan peralatan elektronik seperti TV, radio, kulkas, kompor gas dan lainnya. Semua itu memang dilarang masuk.

Di dalam rumah orang Baduy Dalam, hanya ada tungku masak dari kayu. Amat minim perabotan, hanya ada gelas dari bambu dan piring juga dari batok kelapa.

Rumahnya berbentuk panggung yang ditopang beberapa balok kayu dan berbilik serta beralas bambu.  

Setibanya di salah satu warga Baduy Dalam, setelah menempuh perjalanan sekitar 3-5 jam tergantung fisik dari wilayah Baduy Luar, pengunjung bisa bercengkerama dengan sang penghuni rumah, biasanya kepala rumah tangga (bapak).

Pengunjung bisa bertanya apa saja seputar kehidupan keseharian mereka. Sementara ibu dan anak-anaknya memasak nasi, dan lauk pauk ala kadarnya.

Biasanya pengunjung yang datang membawa lauk pauk dari kota seperti mie instan, ikan kaleng, kopi, gula, garam, mentega, roti, abon, dan makanan kecil serta obat-obatan pribadi karena di dalam perkampungan Baduy tidak ada puskesmas atau apotek.

Lauk-pauk yang dibawa pengunjung kemudian diolah si-Ibu tuan rumah denggan menggunakan tungku kayu. Setelah masak, disantap bersama dengan penerangan lampu teplok buatan orang Baduy sendiri. 

Makan bersama di rumah orang Baduy, di lantai bambu dan kayu dengan balutan udara agak dingin, jelas membuahkan atmosfir tersendiri yang sulit didapat di kota. 

Pengunjung muslim yang hendak ber-wudhu untuk sholat ataupun bersih-bersih harus pergi ke sungai dengan membawa lampu senter jika harus sudah gelap atau ke pancuran yang letaknya dibedakan antara pancuran buat perempuan dan laki-laki.

Setelah makan bersama dengan, pengunjung dipersilahkan kembali turun ke daerah masing-masing atau melanjutkan ke kampung lainnya di Baduy Dalam.

Selain merasakan bermalam di rumah orang Baduy, kelebihan lainnya pengunjung bisa menikmati trek perjalanan yang cukup panjang jika ke Baduy Dalam.

Treknya naik turun perbukitan dengan pemandangan menawan berupa deretan pegunungan berbalut hutan rimbun, melewati danau kecil, dan beberapa perkampungan, serta sungai berjembatan yang terbuat dari bambu tanpa paku.

Namun yang perlu dicatat. Tidak semua bangsa boleh masuk ke Tangtu. Kabarnya ras keturunan Mongoloid, Negroid, dan Kaukasoid dilarang masuk ke wilayah Tangtu. Dengan kata lain turis asing hanya diperbolehkan memasuki daerah Panamping.

Saat upacara Kawalu yang merupakan bulan suci bagi masyarakat Baduy selama tiga bulan, semua pengunjung termasuk dari dalam negeri mutlak dilarang masuk Tangtu.

Orang Baduy yang tinggal di Tangtu juga dilarang saba kota atau bepergian ke luar desa pada masa Kawalu. Kecuali pada saat ada acara Saba Kota mengunjungi bupati Lebak atau gubernur Banten yang berlangsung sekali setiap tahun dengan berjalan kaki rame-rame tanpa alas kaki seraya membawa aneka hasil bumi.

Selama Kawalu, mereka berkonsentrasi penuh pada penyucian diri dan desanya. Jika ketentuan adat leluhur mereka dilanggar, maka yang kena kuwalat atau pamali adalah orang Baduy sendiri.

Itulah cara-cara, pikukuh adat atau kearifan lokal (local wisdom) masyarakat adat Baduy yang khas, unik, dan amat bermuatan konservasi dalam menjaga keberadaan alam dan budaya mereka sejak lama.

Sederet upaya tersebut justru semakin menambah daya tarik Baduy sebagai destinasi budaya sekaligus alam dimata pengunjung/orang awam/masyarakat/warganet. Bahkan Menteri BUMN Erick Thohir usai mengunjungi Desa Kanekes, baru-baru ini mengaku salut dan menghormati atas upaya yang dilakukan masyarakat adat Baduy dalam menjaga keberadaan alam dan adat atau budaya mereka tersebut.

Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis

Read more...

Sambut Hari Jadi ke-250 Kota Pontianak, Kegiatan Budaya, Lingkungan, dan Wisata Ini Digelar


Dalam rangka menyambut Hari Jadi ke-250 Kota Pontianak yang jatuh pada tanggal 23 Oktober 2021, beberapa hari sebelumnya sejumlah pihak menggelar sederet kegiatan bertema budaya, lingkungan, dan wisata.

Kegiatan bertema budaya yang digelar pada Selasa (19/10/2021) di Kota Pontianak bertajuk Festival Saprahan.

Sehari kemudian, Rabu (20/10/2021) berlangsung kegiatan bermuatan ramah lingkungan, bertajuk Aksi Penanaman 250 Pohon. Pada hari yang sama juga digelar kegiatan bertema wisata bertajuk Ziarah Qubro atau napak tilas.

Di laman pontianakkota.go.id dijelaskan  Festival Saprahan digelar Tim Penggerak (TP) PKK Kota Pontianak di Aula Rumah Dinas Wali Kota Pontianak dengan tujuan untuk melestarikan budaya Melayu.

Ketua TP PKK Kota Pontianak, Yanieta Arbiastutie menjelaskan Saprah artinya berhampar, yaitu budaya makan bersama dengan cara duduk lesehan atau bersila di lantai secara berkelompok dalam satu barisan yang duduk saling berhadapan sebagai suatu kebersamaan.


"Saprahan merupakan adat istiadat Melayu, menurut kepercayaan masyarakat setempat mengandung makna sopan santun atau kebersamaan yang tinggi, duduk sama rendah, berdiri sama tinggi," terangnya.

Menurutnya tidak ada perbedaan menu hidangan yang disajikan baik untuk rakyat biasa maupun pemimpin. "Ini melambangkan kuatnya kesederhanaan yang diikat rasa kekeluargaan dan kebersamaan tanpa memandang status sosial," ungkapnya.

Tradisi makan besaprah ini, lanjutnya biasanya dilakukan oleh masyarakat terutama dalam acara-acara khusus seperti menyambut bulan suci ramadhan atau perkawinan serta acara lainnya.

Sementara itu Aksi Penanaman 250 pohon, masih dalam suasana menyambut Hari Jadi ke-250 Kota Pontianak, diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pontianak.

Aksi peduli lingkungan itu digelar di Gang Usaha Baru I Kelurahan Sungai Bangkong Kecamatan Pontianak Kota.

Ketua Umum HMI Cabang Pontianak Hefni Maulana mengatakan aksi penanaman pohon itu sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi lingkungan.

Menurutnya semaju apapun suatu kota, ketika lingkungannya tidak terjaga dengan baik maka akan mereduksi kemajuan tersebut.


Wali Kota (Wako) Pontianak Edi Rusdi Kamtono mendukung aksi tersebut dan menilai kegiatan yang dilakukan oleh kaum muda ini sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan kecintaan terhadap Kota Pontianak. 

"Pihaknya terus berupaya memperbanyak pepohonan di penjuru Kota Pontianak," ujarnya.

Adapun Ziarah Qubro atau Napak Tilas Perjalanan Sultan Pontianak 1 Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie diadakan oleh Kesultanan Kadriah Pontianak.

Acara tersebut dikemas dengan acara Karnaval Air, dimana pesertanya menaiki kapal wisata dari Kesultanan Kadriah Pontianak menuju Makam Sultan Syarif Abdurrahman Al-Qadri Batu Layang.

Menariknya kegiatan tersebut selain Sy Mahmud Melvin Alkadrie selaku Sultan ke IX Kesultanan Kadriah Pontianak, juga dihadiri Wako Edi Rusdi Kamtono, Wakil Wako Bahasan, Anggota DPRD Kota Pontianak Bebby Nailufa, Inspektur Pemprov Kalbar Marlina beserta keluarga dan rombongan, serta ratusan masyarakat lainnya.


Rombongan menuju makam Sultan Syarif Abdurrahman Al-Qadri (pendiri Kota Pontianak) dengan menaiki sejumlah kapal wisata yang diiringi beberapa kapal kecil dan diawal ketat oleh Kapal patroli TNI-AL beserta pihak kepolisian.

Wako Edi Rusdi Kamtono mengatakan acara Ziarah Qubro dengan karnaval air ini menarik dan menjadi agenda tetap setiap tahun sehingga daya tarik Pontianak sebagai destinasi wisata baik tingkat nasional maupun internasional bertambah.

Sejarah & profil
Masih dari laman pontianakkota.go.id, dijelaskan Kota Pontianak berdiri pada tanggal 24 Rajab 1181 Hijriah atau bertepatan pada tanggal 23 Oktober 1771 Masehi oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie.

Ketika itu rombongan Syarif Abdurrahman Alkadrie membuka hutan di persimpangan tiga Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Kapuas untuk mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal dan tempat tersebut diberi nama Pontianak.

Berkat kepemimpinan Syarif Abdurrahman Alkadrie, Kota Pontianak berkembang menjadi kota Perdagangan dan Pelabuhan. 

Tahun 1192 Hijriah, Syarif Abdurrahman Alkadrie dinobatkan sebagai Sultan Pontianak Pertama.

Secara keseluruhan Pontianak yang berjuluk Kota Khatulistiwa ini berbatasan dengan wilayah Kabupaten Mempawah dan Kabupaten Kubu Raya.


Visi kota yang memiliki ikon Jembatan Kapuas dan Tugu Khatulistiwa ini pada tahun 2020-2024 adalah "Pontianak Kota Khatulistiwa Berwawasan Lingkungan, Cerdas dan Bermartabat".

Berdasarkan visi tersebut disusun langkah-langkah strategis melalui 5 misi Kota Pontianak 2020-2024 yaitu mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan berbudaya; menciptakan infrastruktur perkotaan yang berkualitas dan representatif; meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat yang didukung dengan teknologi informasi, serta aparatur yang berintegritas, bersih dan cerdas; mewujudkan masyarakat sejahtera yang mandiri, kreatif dan berdaya saing; dan mewujudkan kota yang bersih, hijau, aman, tertib dan berkelanjutan.

Naskah: Adji TravelPlus @adjitropis
Foto: dok. pontianakkota.go.id

Read more...

Rabu, 20 Oktober 2021

Pemilihan Agam Inong Aceh 2021 Beda Dibanding Tahun Lalu, Ini 5 Agenda Utamanya


Pemerintah Provinsi Aceh lewat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar)-nya kembali menggelar Pemilihan Agam Inong Aceh. Pemilihan duta wisata Aceh tahun ini dipastikan berbeda dengan tahun lalu.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Jamaluddin mengatakan Pemilihan Agam Inong Aceh 2021 merupakan re-branding event yang berbeda dari pemilihan tahun sebelumnya. 

Peran Agam Inong Aceh sebagai Duta Wisata diharapkan mampu mengangkat dan mempromosikan potensi pariwisata dan khazanah kebudayaan daerahnya masing-masing di tengah masa pandemi ini dengan berpedoman pada CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability).

“Pemilihan Agam Inong Aceh 2021 digelar dengan konsep yang baru serta semangat, talenta, kreativitas, dan kepedulian dalam mempromosikan pesona wisata Aceh dengan pelaksanaan kegiatan yang menerapkan protokol kesehatan yang ketat," terangnya usai membuka secara resmi ajang pemilihan tersebut secara hybrid di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh, Selasa  (19/10/2021) malam.


Menurut Jamaluddin Pemilihan Agam Inong Aceh 2021 akan menyaring pemenang terbaik yang secara resmi akan mewakili Aceh dalam ajang kompetisi Pemilihan Duta Wisata Indonesia di tingkat Nasional. "Pemenang Agam Inong Aceh 2021 akan bersaing dengan 33 peserta lainnya dari provinsi se-Indonesia di Lombok, NTB," jelasnya.

Kabid Pemasaran Disbudpar Aceh, Teuku Hendra menambahkan Pemilihan Agam Inong Aceh 2021 digelar dengan 5 agenda utama yaitu pembukaan, pembekalan, penjurian, masa karantina, dan malam penobatan.

Pemilihan Agam Inong Aceh 2021 yang terselenggara berkat kerjasama dengan Syarikat Agam Inong Nanggroe (SAIN) Aceh, Pemerintah Kab/Kota se-Aceh, dan stakeholder terkait serta didukung oleh Kemenparekraf ini berlangsung selama 5 hari. 

Pesertanya yang merupakan duta wisata perwakilan dari setiap kabupaten/kota di Aceh akan mendapatkan bermacam pembekalan oleh narasumber, seperti visi dan misi Pemerintah Aceh, digital marketing, CHSE Pariwisata, entrepreneurship, ekonomi kreatif, penanggulangan narkoba, public speaking, dan beauty class

Mereka juga akan dinilai oleh dewan juri. Penilaiannya meliputi bidang pariwisata, kebudayaan, Bahasa Inggris, psikologi dan pengembangan kepribadian, agama, aqidah dan syariat. 

"Pemilihan kali ini selain mencari juara atau pemenang Agam Inong 2021, juga akan dipilih juara persahabatan, favorit, ekonomi kreatif, presentasi terbaik, dan juara juara intelegensia,” ungkap Teuku Hendra.


Hadiah Liburan
Pemenang pemilihan Agam Inong Aceh 2021, selain akan mewakili Aceh di Pemilihan Duta Wisata Indonesia, juga akan mendapatkan hadiah liburan dari Wakil Ketua III Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, Safaruddin.

Hadiah liburannya berupa 2 tiket liburan ke Bali kepada juara terbaik pemenang Pemilihan Agam Inong Aceh 2021. 

"Pemberian bonus ini sebagai bentuk apresiasi saya kepada Agam Inong Aceh yang telah berjuang dan mempromosikan daerah kabupaten/kotanya masing-masing selama mengikuti ajang Pemilihan Agam Inong Duta Wisata 2021," ujar Safaruddin.

Naskah: Adji TravelPlus @adjitropis
Foto: dok. Disbudpar Aceh

Read more...

Selasa, 19 Oktober 2021

Inilah Sederet Aktivitas Wisata di TN Gunung Ciremai Selain Pendakian


Berwisata ke kawasan Taman Nasional (TN) Gunung Ciremai, tak semata mendaki Gunung Ciremai sampai puncaknya yang berketinggian 3078 Mdpl. Masih banyak jenis aktivitas wisata lain yang bisa dilakukan pengunjung.

Di edisi kali ini, tepat di Hari Jadi ke-17 TN Gunung Ciremai (19 Oktober 2004 - 19 Oktober 2021), TravelPlus Indonesia @adjitropis suguhkan sederet aktivitas wisata yang dapat pengunjung lakukan di TN Gunung Ciremai selain mendaki gunung berapi kerucut tersebut.

Di laman kuningankab.go.id, dijelaskan pengunjung bisa berwisata alam di dalam kawasan wilayah Kuningan antara lain ke Lembah Cilengkrang, Curug Sawer, Curug Sabuk (Pajambon), Telaga Remis, dan Curug Putri (Cigugur).

Kalau memilih di wilayah Majalengka, pilihan objek wisata alamnya antara lain Curug Sawer (Argapura), Curug Tonjong, dan panorama alam Sadarehe (Rajagaluh).

Pengunjung juga bisa berwisata ziarah/budaya, karena di kawasan TN Gunung Ciremai juga banyak memiliki tempat yang bernilai sejarah tinggi dan dikeramatkan oleh masyarakat setempat, di antaranya Situ Sangiang (Banjaran), Gunung Pucuk (Argapura), Sumur Tujuh (Cibulan), Sumur Cikayan (Pasawahan), dan Situ Ayu Lintang (Mandirancan).

Tak cuma itu, pengunjung juga bisa berwisata kemah. Lokasinya antara lain Bumi Perkemahan Cipada di Desa Argalingga, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka; Lembah Cilengkrang di Desa Pajambon, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan; dan Bumi Perkemahan Paniis di Desa Paniis, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan.

Pilihan camping ground lainnya, ada Bumi Perkemahan Cibeureum di Desa Setianegara, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan dan Bumi Perkemahan Palutungan di Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan.

Pengunjung juga bisa melakukan wisata dan kunjungan khusus untuk pengamatan dan penelitian. Namun sebelum melakukan kedua aktivitas tersebut, pengunjung harus menghubungi kantor Balai TN Gunung Ciremai untuk mendapatkan SIMAKSI (Surat Ijin Masuk Kawasan Konservasi).

Setiap pengunjung yang berwisata di kawasan TN Gunung Ciremai harus mematuhi tata tertib yang berlaku, antara lain tidak boleh mengambil flora dan fauna atau bagian lainnya dari dalam kawasan.

Selain itu tidak meninggalkan sampah sembarangan di dalam kawasan; memastikan bara api padam sebelum meninggalkan kawasan, dan melaporkan gangguan kawasan kepada petugas Balai TN Gunung Ciremai.


Sumber lain menyebut ada juga Talaga Surian Camp Park di Desa Puncak, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan.

Di akun IG @talaga.surian_camp.park dijelaskan untuk berkemah di lokasinya, ada pilihan paket regulernya, yaitu Reguler Camp BV.1 dengan harga Rp 450 ribu per malam.

Harga tersebut sudah termasuk fasilitas tenda keluarga kapasitas 3 orang, kasur, bantal, selimut, terminal listrik untuk charge HP, dan sarapan untuk 3 orang.

Pilihan lainnya paket Reguler Camp SV.1 Rp 350 ribu per malam dan SV.2 Rp 550 ribu per malam.

Ketiga harga paket tersebut belum termasuk tiket masuk ke objek wisata Talaga Surian.

Pendakian & Tasyakuran
Bagi pengunjung yang berminat melakukan wisata pendakian ke puncak Gunung Ciremai, setiap calon pendaki wajib mematuhi ketentuan yang berlaku antara lain durasi pendakian maksimal 2 hari 1 malam (2D1N), peserta rombongan pendaki minimal 4 orang dan maksimal 8 orang, melakukan booking paling lambat H-1 pada jam layanan pukul 07.30-16.00 WIB dengan nomor admin booking online WA 0813 1350 4355, dan melakukan transfer Pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sesuai ketentuan yang berlaku.

Selanjutnya datang ke base camp pada hari H pendakian pada pukul 07.00-10.00 WIB,. Membawa kartu identitas yang masih berlaku, mematuhi protokol kesehatan penanganan Covid 19 untuk penyelenggaraan wisata alam/pendakian, membawa handsanitizer, mengenakan masker, dan menjaga jarak fisik, wajib lulus cek kesehatan di base camp di hari H pendakian, dan mengikuti safety talk, dan lulus cek perlengkapan pendakian (re-packing, termasuk perhitungan potensi sampah plastik yang harus dibawa turun).

Selain itu pendaki harus mendirikan tenda di transit camp sesuai kode kavling dengan jarak 10 meter antar tenda dan setiap tenda digunakan maksimal 2 orang.


Kabar terkini, dalam rangka merayakan Hari Jadi ke-17 TN  Gunung Ciremai, pihak Balai TN Gunung Ciremai akan menggelar tasyakuran secara online di IG @gunung_ciremai pada Jumat, 22 Oktober 2021 mulai pukul 8 pagi.

Lewat tulisan ini, TravelPlus mengucapkan selamat Hari Jadi ke-17 TN Gunung Ciremai, semoga keberadaan alamnya, aneka fauna dan faunanya serta objek-objek wisatanya tetap lestari dan semakin berkualitas hingga kian diminati wisatawan umum maupun pendaki gunung.

Naskah: Adji TravelPlus @adjitropis
Foto: @gunung_ciremai & @talaga.surian_camp.park

.


Read more...

Provinsi Sulsel, Kabupaten Bungo, dan Taman Nasional Aketajawe Lolobata, Hari Ini Bertambah Usia


Hari ini tepat tanggal 19 Oktober, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Kabupaten Bungo, dan Taman Nasional (TN) Aketajawe Lolobata sama-sama bertambah usia.

Sulsel hari ini berumur 352 tahun karena hari jadinya 19 Oktober 1669 dan Kabupaten Bungo yang berada di Provinsi Jambi berusia 56 tahun, hari jadinya 19 Oktober 1965. Sedangkan TN Aketajawe Lolobata yang merupakan kawasan konservasi di Provinsi Maluku Utara (Malut) berumur 17 tahun, hari jadinya 19 Oktober 2004.

Oktober boleh dibilang menjadi bulan penting dan spesial bagi bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah, Provinsi Jambi.

Bagaimana tidak, pada bulan ini terdapat terdapat 5 kabupaten di Jambi yang merayakan hari jadinya secara berturut-turut. Mulai dari Kabupaten Sarolangun (10 Oktober), Kabupaten Tebo dan Muaro Jambi (12 Oktober), Kabupaten Bungo 19 Oktober, dan beberapa hari lagi Kabupaten Tanjab Timur (21 Oktober).

Nah terkait Sulsel, di laman sulselprov.go.id dijelaskan berdasarkan visi dan misi Sulsel 2018 - 2023, Pemprov-nya memiliki 34 program unggulan, beberapa di antaranya terkait dengan sektor pariwisata yaitu  pengembangan sektor unggulan ekonomi berbasis wilayah: pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, kelautan, dan pariwisata.

Program selanjutnya mengakselerasi pembangunan modal transportasi kereta api yang aksesibel. Berikutnya, membangun bandara baru dan meningkatkan kapasitas bandara yang sudah ada di pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru dan destinasi wisata unggulan Sulsel.

Satu lagi pengembangan destinasi wisata unggulan Sulsel berbasis wisata alam, budaya, dan buatan yang terkoneksi dengan wisata nasional dan internasional.

Di sektor pariwisata, Sulsel memiliki destinasi wisata andalan, antara lain city tour Makassar (ibukotanya) termasuk Masjid Terapung di kawasan Pantai Losari, Trans Studio Makassar, dan Benteng Fort Rotterdam; Pantai Tanjung Bira dan pembuatan kapal Phinisi-nya; Tana Toraja dan Toraja Utara dengan tongkonan dan bermacam upacara adatnya, Rammang-Rammang, dan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (TN Babul) yang terletak di Kabupaten Maros.

Kuliner khas Sulsel pun sudah banyak yang menasional, antara lain Pisang Epe, Pisang ijo, Coto Makassar, Sop Saudara, Barongko, Sop Konro, Pallubasa,Pallu Butung, Jalangkote, dan minuman hangat Sarabba.


Sementara itu Kabupaten Bungo yang ber-motto "Langkah Serentak Limbai Seayun" juga memiliki sejumlah wisata alam air terjun seperti Air Terjun Telago Jando,  Tegan Kiri, dan Air Terjun Punjung Empat.

Di akun Instagram @wisata_kab_bungo dijelaskan Air Terjun Telago Jando yang berada di Desa Buat, Kecamatan Bathin III Ulu, sekitar 60 Km dari Muara Bungo (ibu kota kabupaten) ini merupakan air terjun unik dengan tujuh tingkatan dengan keindahan serta pesona tersendiri.

Di laman bungokab.go.id dijelaskan tentang Air Terjun Tegan Kiri yang berada di Desa Rantau Pandan, Kecamatan Rantau Pandan sekitar 34 Km dari Muara Bungo.

Di sekitar lokasi wisata alam tersebut merupakan habitat hewan jenis kera dan beruang madu dan juga masih sering ditemukan bunga bangkai (Amorphopallus Titanium). Sedangkan Air Terjun Punjung Empat terletak di Rantau Keloyang, Kecamatan Pelepat.

Kabupaten yang dilewati sejumlah sungai besar antara lain Batang Bungo, Batang Tebo, Sungai Mengkuang, Sungai Baru Pelepat, Sungai Kuamang, dan Sungai Batang Jujuhan ini juga punya Sumber Air Panas di Kecamatan Tanah Tumbuh sekitar 41 km dari Muara Bungo; Dam Semagi di Kecamatan Tanah Tumbuh sekitar 40 km Muara Bungo; Gua Alam di Dusun Lubuk Mayan kurang lebih 20 km dari Muara Bungo; Wisata Alam Pulau Cinto, Gelago Buto; dan Tempat Pemandian di Desa Lubuk Beringin, Kecamatan Bathin III Ulu.

Sumber lain menyebut, di tempat pemandian Desa Lubuk Beringin (Luber), wisatawan juga bisa berenang dan ber-swafoto di objek wisata air lubuk larangan, wisata bola air, berenang bersama ikan langka yaitu ikan semah, dan menyewa benen (ban dalam mobil) untuk menelusuri Sungai Luber.

Usai berwisata di desa yang juga memiliki kawasan hutan adat yang masih asri dan hutan karet ini, wisatawan bisa belanja kuliner khasnya yaitu lemang daun khas Luber, keripik ubi jalar bermacam varian rasa, dan beras Luber.


Lain lagi dengan TN Aketajawe Lolobata  yang berada di Halmahera Tengah, Kota Tidore Kepulauan, dan Halmahera Timur, Provinsi Malut.

Data dari Kepala Balai TN Aketajawe Lolobata, T. Heri Wibowo kawasan konservasi ini memiliki puluhan daerah aliran sungai (DAS) yang sampai sekarang mengalir atau menjadi sumber air bagi masyarakat sekitarnya.

Selain itu terdapat puluhan gua dan Pusat Rehabilitasi Suaka Paruh Bengkok sebagai daya tarik utamanya.

Kawasannya juga menjadi rumah tinggal bagi Suku Tobelo yang menambah magnet tersendiri dari sisi budaya.

Lewat tulisan ini, TravelPlus Indonesia @adjitropis mengucapkan selamat bertambah usia buat Provinsi Sulsel, Kabupaten Bungo, dan TN Aketajawe Lolobata. Semoga dengan bertambah usainya, bertambah pula daya pikatnya terutama dari sektor pariwisata serta konservasi alam dan budayanya masing-masing.

Naskah: Adji TravelPlus
Foto: @adjitropis, @wisata_kab_bungo & tangkapan layar video @btn_aketajawelolobata

Read more...

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP