. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Senin, 31 Mei 2021

Ayo Bajajalanan ke Kotabaru yang Kini Berumur 71 Tahun, Ini Ragam Pesonanya


Kotabaru berusia 71 tahun, besok tanggal 1 Juni (1 Juni 1950 - 1 Juni 2021). Perayaan hari jadi salah satu kabupaten yang berada di sebelah Timur Laut Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) ini, terasa spesial setiap tahun lantaran bersamaan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila.

Sebagai kado kecil buat kabupaten yang ibu kotanya terletak di Pulau Laut, yakni kota Kotabaru, TravelPlus Indonesia suguhkan ragam pesonanya, mulai dari wisata bahari, budaya, alam, kuliner, produk ekraf, dan lainnya.

Andalan wisata kabupaten yang memiliki motto "Sa-ijaan" (Bahasa Banjar) yang berarti semufakat, satu hati, dan se-iya sekata ini, salah satunya adalah wisata bahari karena memiliki sekitar 110 pulau kecil dan beberapa di antaranya belum bernama, sejumlah pantai, dan teluk.

Pulau-pulaunya yang berdaya tarik antara lain Pulau Samber Gelap, Denauan, Tanjung Kunyit, Pamalikan, Birah-Birahan, Sebuku Kerayaan, Anak Kerayaan, dan Kepulauan Laut Kecil.

Di pulau yang menjadi rumah bagi sejumlah penyu ini, wisatawan selain bisa bersantai di pantainya yang menawan, juga menyelam (diving) untuk menikmati keindahan bawah lautnya.

Untuk mencapainya, paling cepat dengan speed boat dari Pelabuhan Panjang, Kotabaru selama sekitar dua jam perjalanan laut.

Lain lagi dengan Pulau Tanjung Kunyit yang memiliki kelebihan lain karena terdapat  mercusuar. Wisatawan bisa menikmati pemandangan indah dari atas bangunan jangkung tersebut.

Sementara pantai-pantainya antara lain Pantai Teluk Tamiang, Tanjung Ketapang, Gedambaan (Sarang Tiung), dan Pantai Teluk Gosong.

Pantai Teluk Tamiang yang dapat ditempuh dengan tranportasi darat dari ibukota kabupaten ini disebut-sebut sebagai surganya bagi pecinta snorkeling. Bawah lautnya menjadi tempat tinggal aneka terumbu karang beragam bentuk dan ukuran.

Buat pemburu pemandangan sunrise, Pantai Gedambaan jadi pilihan. Pantai yang dulunya dikenal dengan nama Pantai Sarang Tiung karena terletak di Desa Sarang Tiung ini memiliki pesona matahari terbit yang indah.

Objek tanjungnya juga banyak, antara lain Tanjung Ayun, Langadei, Berlayar, Batu, Dewa, Pamukan, Lolak, Pengujan, Kandang Haur, Layar, Kalidupan, Karambu, Semisir, dan Tanjung Serdang.

Selain pulau, pantai, dan tanjung, kabupaten Kotabaru juga memiliki goa, air terjun, dan lokasi paralayang/gantole.

Guanya, Gua Temuluang di kawasan karst dengan pemandangan gunung-gunung kapur yang eksotis. Sementara itu, air terjunnya bernama Air Terjun Seratak sedangkan lokasi paralayangnya di Bukit Bapake, Kotabaru.

Kabupaten berlagu daerah yang sudah tersohor berjudul Paris Barantai (Kotabaru Gunungnya Bamega) ini juga mempunyai sejumlah wisata budaya antara lain bermacam tarian seperti Tari Baggang, kesenian teater khas Kotabaru, dan berbagai upacara adat/ritual seperti Upacara Adat Sunting, Pawanangan (upacara Suku Dayak Dusun di Sungai Durian, Kotabaru), Papande Wanua/Papande Sasi (upacara Suku Mandar di Pulau Kerayaan), Selamatan Leut (upacara Suku Bajau di Pulau Laut Utara, Kotabaru), dan upacara adat Maccera Tasi yang digelar masyarakat pesisir di Pantai Gedambaan yang berjarak 14 Km dari pusat kota Kotabaru. Biasanya dalam upacara ini selain sedekah laut juga ada atraksi Panjat Tali khas Kotabaru.

Sementara itu calendar of event-nya yang menarik untuk dilihat antara lain Festival Budaya Sa-ijaan (FBS), Katir Race, Selamatan Leut Suku Bajau Samah, Gelar Tari Kolosal, Diskusi Budaya, Malam Mingguan Siring Laut, Festival Teater Modern, Festival Karya Tari, Ogoh-Ogoh, Wisata Bahari Pantai Teluk Tamiang, Gelar Apresiasi Seni, Kejuaraan Pencak Silat, Catur, dan Kejuaraan Provinsi Renang (Akuatik).



Di kabupaten yang memiliki Bandar Udara Gusti Syamsir Alam dan sejumlah pelabuhan seperti Pelabuhan Kotabaru, Gunung Batu Besar, Batulicin, Stagen, Mekar Putih, Pelabuhan Satui, dan Pelabuhan Pagatan ini, wisatawan juga bisa berwisata kuliner dan berbelanja oleh-oleh khas.

Kuliner utama kabupaten yang Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olah raga (Disparpora)-nya kini dikepalai oleh Khairian Anshari ini adalah bermacam seafood seperti iwa (ikan) bakar/Iwa asap, lobster rebus atau goreng, kerang laut rebus, dan rajungan laut.

Pilihan tempat makannya antara lain Siring Laut Kotabaru, Rumah Makan Leven yang berada di Jl. Hasan Basri Kotabaru, dan Mom’s Cafe & Resto di Jl. Raya Sei Taib Kompleks Bumi Sa-ijaan Permai Kotabaru. 

Selain itu ada Ketupat Kandangan ibu Atul di Jelapat, Nasi Kuning di Warung Nasi Kuning Tambak di Jl. Veteran, seberang Purwosari dan Warung Nasi Kuning H.Kardan. Sedangkan camilan tradisionalnya antara lain jepa ubi kayu.

Adapun aneka makanan yang wajib dibawa pulang untuk buah tangan antara lain cumi-cumi kering, kerupuk udang, kerupuk ikan tenggiri, amplang, ikan asin yang dikeringkan dan diawetkan serta rumput laut kering.

Tak ketinggalan sambal colenak dan panganan sagon bakar. Kalau ingin beli bermacam baju pantai, antara lain di Pantai Gedambaan.

Lewat tulisan ini, TravelPlus @adjitropis mengucapkan selamat hari jadi buat Kabupaten Kotabaru yang ke 71, semoga sektor kebudayaan, pariwisata, dan ekonomi kreatif (Budparekraf) serta sektor-sektor terkait lainnya semakin berkembang, berkualitas, dan tentunya berkonsep pro konservasi atau ramah lingkungan.
 
Ayo bajajalanan (jalan-jalan) ke Kotabaru. Saat santai di pantai, jangan lupa dendangkan lagu Paris Barantai-nya Radja Banjar.

Begini sepenggal liriknya: "... Kotabaru gunungnya Bamega. Bamega umbak manampur di sala karang. Umbak manampur di sala karang. Batamu lawanlah adinda. Adinda iman di dada rasa malayang. Iman di dada rasa malayang...".

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Foto: @adjitropis, @khairian_anshari & @disparpora.kotabaru

Read more...

Tiga Destinasi Belanja Ini, Surganya Peminat Tenun NTT, Kerawang Gayo, dan Songket Palembang


Berwisata ke kota atau daerah wisata, kurang komplit kalau tidak membeli aneka produk kerajinan tangan khasnya buat oleh-oleh.

Misalnya setelah city tour ke Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) antara lain ke sejumlah pantainya seperti Pantai Lasiana, Batu Nona Kupang, Nunsui, Manikin, Pasir Panjang, Tablolong, Koepan, dan Pantai Ketapang Satu, lalu ke Taman Nostalgia, Taman Rekreasi Gua Monyet, Gua Kristal, Kupang Waterpark, dan Subasuka Waterpark, pulangnya tentu wajib membawa aneka produk tenun.

Tempat terbaik untuk memborongnya adalah Sentra Tenun Ina Ndao yang beralamat di Jl. Kebun Raja II, Kecamatan Naikoten I, Kota Kupang.

Di Sentra Tenun Ina Ndao yang dilengkapi ruang produksi, toko, asrama, dan cafe ini ada banyak ragam motif dan warna kain tenun berbagai daerah di NTT.

Harga per lembar kainnya mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah, tergantung bahan baku, lama proses penenunan, keindahan, jenis benang, dan pewarnaannya.


Selain kain, juga ada tenun ikat, tas, baju, dompet, selendang, dan sepatu berbahan tenun serta aneka sasando mini dan perhiasan adat.

Begitupun kalau berkunjung ke Kabupaten Aceh Tengah yang beribukota Takengon. 

Sepulang dari keliling objek wisatanya seperti Pantan Terong yang berada di bukit untuk melihat panorama Danau Laut Tawar dikelilingi pegunungan, menikmati kopi Arabika di Oro Coffee, Kampung Mongal, menunaikan shalat dj Masjid Agung Ruhama, dan menikmati suguhan Tari Guel yakni tari tradisional Gayo, selanjutnya jangan lupa membeli aneka produk Kerawang Gayo.

Tempat membelinya tentu saja di Kampung Kerawang Gayo Bebesen yang berada di Kampung Bebesen, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah.

Hampir sebagian masyarakat yang tinggal di kampung tersebut berprofesi sebagai perajin Kerawang sehingga dijuluki sebagai Kampung Kerawang. Para perajinnya juga sudah banyak yang memiliki toko sendiri.



Kerawang Gayo merupakan hasil dari kesenian masyarakat Gayo yang berbentuk ukiran yang beralih menjadi sebuah bordiran. Peralihan tersebut terjadi setelah masyarakat setempat mengenal selembar kain. Kini  Kerawang Gayo telah berkembang dalam tradisi dan budaya Gayo dalam beragam motif.

Motif Kerawang Gayo sendiri telah diakui oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Warisan Budaya Tak Benda sejak tahun 2014. Motifnya menyimpan banyak pesan moral, petuah dan amanah leluhur untuk generasi penerus.

Motif Kerawang tersebut diterapkan dalam bentuk kain, tas, dompet, peci, gelang, ikat kepala, pakaian, dan pernak pernik lainnya. Semua produk Kerawang Gayo itu dipajang di etalase toko di Kampung Kerawang. 

Sementara itu kalau berwisata kota ke Palembang, ibu kota Provinsi Sumatera Selatan, usai keliling objek wisata sekitar Sungai Musi seperti Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Riverside Restaurant, Kampung Kapitan, Kampung Arab Al Munawwar 13 Ulu, dan Pulau Kemaro, lalu ke objek wisata religi Bayt Al Quran Al Akbar Gandus, Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin serta berwisata kuliner Pempek Saga “Sudi Mampir”, Mie Celor 26 Ilir di Pasar 26 Ilir, dan Martabak HAR di Jalan Jenderal Sudirman, lanjut memborong beragam kain Songket Palembang.



Nama tempatnya Tanggo Buntung yang berada di sepanjang Jl. Ki Ronggo Wirosantiko - Jl. Ki Gede Ing Suro - Jl. Pangeran Sido Ing Lautan, Kelurahan 30-35 Ilir, kota Palembang.

Di pusat kerajinan yang bernuansa kental akan budaya dan kehidupan masyarakat Palembang ini terdapat sejumlah toko terjama yang menjual aneka kain Songket Palembang.

Selain berbentuk kain, juga ada dalam bentuk pakaian khas Palembang, batik songket, perlengkapan ibadah, dan lainnya. 

Kenapa TravelPlus Indonesia merekomendasikan ketiga tempat belanja aneka produk ekonomi kreatif tersebut?

Jawabannya selain pilihannya banyak dan harganya lebih miring, pun karena Ketiganya baru-baru ini meraih penghargaan tingkat nasional, tepatnya diajang Anugerah Pesona Indonesia (API) Awards 2020 sebagai Destinasi Belanja Terfavorit.

Sentra Tenun Ikat Ina Dao menyabet juara satu, Kampung Kerawang Gayo Bebesan juara dua, dan Tanggo Buntung meraih juara tiga.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Foto: @tenuninandao, disparpora.acehtengahkab.go.id & @charming.palembang

Read more...

Minggu, 30 Mei 2021

Mau Bisnis Kuliner Halal Anda Laris Manis dan Berkah? Ini Kiatnya


Bisnis kuliner halal diprediksi banyak pihak bakal semakin marak. Pemicunya, selain peminatnya termasuk wisatawan luar biasa banyak bukan hanya orang muslim pun non muslim, jangkauan penyebarannya pun amat luas bukan cuma di Indonesia bahkan dunia.

Melihat peluang menggiurkan itu, tak heran semakin banyak orang yang terjun berbisnis kuliner halal baik dalam skala kecil maupun besar, terlebih di era pandemi ini.

Kini yang menjadi pertanyaan, bagaimana caranya agar bisnis kuliner halal yang ditekuni bisa laris manis dan berkah sesuai ajaran agama Islam?

Alhamdulillah lewat webinar bertajuk “Manisnya Bisnis Kuliner Halal” via zoom yang diselenggarakan Kuliner Muslim Indonesia (KMI) bekerjasama dengan BEM Fakultas Hukum Untan (Universitas Tanjungpura) Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Ahad (30/5/2021), dua narasumbernya yakni Chelsy Arta selaku founder KMI dan pengusaha muda Meiry Dintia Arini memberikan pencerahan sekaligus menjawab pertanyaan besar yang diajukan TravelPlus Indonesia tersebut.


Menurut Chelsy ada beberapa hal yang harus diperhatikan supaya bisnis kuliner halal berjalan sesuai yang diharapkan.

Hal paling awal, pastikan produk kuliner halal yang dijual itu memegang teguh konsep halalan thayyiban artinya makanan dan atau minuman yang dijual berlandaskan konsep kesejahteraan atau kemaslahatan manusia di dunia dan akhirat kelak.

"Intinya terjamin kehalalan dan ke-thayyiban-nya. Misalkan kalau menjual sate, daging yang dipakai apakah tempat penyembelihannya sudah bersertifikasi halal atau belum," terangnya.


Begitupun dengan aneka bumbu yang dipakai untuk masak, apakah aman dari bermacam bumbu dapur non halal. 

Termasuk alat masak yang digunakan juga harus halal. "Jangan sampai mengoles mentega atau bumbu ke sate memakai kuas yang non halal karena kuasnya dari bulu babi," ingatnya.

Hal penting lainnya tetap menjaga higienitas, maksudnya proses produksi kuliner halal tersebut harus bersih dan bebas penyakit berdasarkan parameter-parameter kesehatan. Termasuk kebersihan air, peralatan masak yang digunakan, dapur, tempat berjualan, dan kemasannya. 

Selanjutnya, dalam hal menarik pelanggan juga tidak melanggar syariat, misalnya tidak menggunakan penglaris, pemikat, dan semacamnya.


Chelsy juga menyarankan agar kuliner halal yang ingin dijual bukan karena mengikuti tren, karena saingannya sudah banyak.

"Justru kita yang harus menjadi trendsetter dengan menciptakan produk halal dan thayyib, rasanya enak, berkualitas bagus, packaging-nya keren, dan bersertifikat halal pula," jelasnya.

Kenapa produk kuliner halal disarankan bersertifikat halal? "Jawabannya kuliner halal yang bersertifikat halal itu bakal menjadi pemenang dalam bisnis kuliner mengingat peminatnya tinggi dan pasarnya sangat besar bukan cuma Indonesia tapi dunia," tegasnya seraya menambahkan untuk mengurus sertifikat halal bisa ke LPOM MUI atau berkosultasi terlebih dulu antara lain lewat @halalcorner.

Nah, supaya produk kuliner halal tidak jago kandang artinya hanya dikenal di kampung/daerah/kota sendiri saja, caranya dengan melakukan branding yang tepat dan efektif.

"Tentu harus berani keluar modal untuk melakukan branding agar merek kuliner halalnya dikenal lebih luas dan diingat masyarakat," ungkap Chelsy.


Sementara itu Meiry menambahkan dalam berbisnis kuliner halal sebaiknya menerapkan finansial syariah, misalnya menggunakan transaksi secara syariah dengan menggunakan bank syariah. 

"Sekarang ini sudah banyak bank syariah bahkan ada yang sudah merger. Finansial syariah ini prinsipnya memudahkan dan thayyib, itu bisa menjadi opsi yang baik untuk digunakan," jelasnya.

Satu hal lagi yang tak kalah penting, sebagai muslim alangkah baiknya menggunakan/membeli produk kuliner halal pengusaha muslim. "Selain aman karena halal dan thayyib juga sekaligus membantu agar usaha para pengusaha muslim kita semakin berkembang," ujar Meiry yang juga berbisnis travel.


Amatan TravelPlus, webinar yang dimoderatori Putra Pariwisata Kalbar 2018 yang juga mahasiswa Fakultas Hukum Untan angkatan 2017, Jeffry Hermansyah, bisa dikatakan bertaraf nasional mengingat pesertanya bukan hanya dari Pontianak dan kota-kota di luar Kalimantan Barat, pun dari Jawa seperti Jakarta, Surabaya, dan Jogja.

Di ujung webinar, Chelsy berharap webinar ini dapat terus berlanjut, bukan hanya di Pontianak pun keliling Indonesia untuk mengedukasi hal-hal terkait kuliner halal. 

"Insha Allah lewat webinar ini bisa menjadi wadah bagi pesertanya untuk bertemu, bersilaturahmi, saling promosi saling support, dan saling berbagi ilmu untuk memajukan kuliner halal Indonesia," pungkasnya.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Foto:  adji & dok.kmi


Read more...

Sabtu, 29 Mei 2021

Tiga Dataran Tinggi Ini Wajib Masuk Daftar Destinasi Anda Berikutnya, Ini Tiga Alasannya


Buat Anda yang senang berwisata alam ke dataran tinggi, sepertinya tiga dataran tinggi  ini wajib masuk bucket list Anda berikutnya. Ketiga dataran tinggi itu adalah Fulan Fehan, Puncak Tempurung Garden, dan Bukit Holbung.

Sekurang-kurangnya ada tiga alasan yang membuat TravelPlus Indonesia merekomendasikan Anda untuk berkunjung ketiga dataran tinggi tersebut.

Pertama, ketiga dataran tinggi tersebut memiliki pemandangan yang khas dan berbeda satu sama lain. Jadi meskipun sama-sama dataran tinggi, dijamin Anda bakal menemukan pemandangan, atmosfer, dan suasana yang berbeda satu sama lain.

Fulan Fehan yang berada di kaki Gunung Lakaan memiliki sabana yang amat luas sekitar 250 hektar, tempat kuda-kuda merumput dan leluasa berlarian serta serta deretan perbukitan yang berbatasan dengan Timor Leste.



Uniknya, padang savananya ditumbuhi vegetasi kaktus, membuat Anda bakal merasa seperti berada di Meksiko. Buah kaktusnya yang berwarna merah bisa dimakan atau diolah menjadi selai roti.

Keistimewaan lainnya, tak jauh dari lembah ini ada beberapa objek bersejarahnya, antara lain Benteng Ranu Hitu atau Benteng Lapis Tujuh di puncak Bukit Makes, kuburan-kuburan bangsa Melus di puncak Bukit Batu Maudemu, dan situs bersejarah Kikit Gewen berupa kuburan tua yang sakral.

Di sana, selain bisa puas melihat dan mengabadikan pesona khasnya serta ber-swa foto, Anda juga bisa menginap di tenda camping di rest area.



Lain lagi dengan Puncak Tempurung Garden yang berketinggian 821 meter di atas permukaan laut. Anda bakal menikmati sensasi berada di negeri di atas awan dengan pemandangan yang menawan serta menikmati pesona matahari terbit dan tenggelam.

Kelebihan lainnya, Anda bisa mengunjungi  talun atau air terjun yang unik karena memiliki undakan mencapai 7 tingkat. Talun tersebut berada di lereng bukit di dalam hutan yang rimbun. Di sana, Anda juga bisa berkemah atau menginap di homestay.

Sementara itu di Bukit Holbung yang berjuluk Bukit Teletubbies, Anda bisam keindahan bukit-bukit berselimut ilalalang atau sabana nan indah.

Di sana Anda bisa trekking ke puncak bukitnya sekitar 15 menit, menikmati angin sepoi-sepoi dan matahari terbit, mengabadikan pemandangan Pusuk Buhit Samosir yang megah dan hamparan Danau Toba, berkemah, dan tentunya ber-swa foto.

Alasan kedua, lokasi ketiganya berbeda kabupaten dan provinsi sehingga bertambah perbendaharaan destinasi Anda jika Anda mengunjungi ketiganya.

Fulan Fehan berada di Kabupaten Belu, NTT, tepatnya di Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen atau sekitar 26 Km dari Atambua, ibu kota Kabupaten Belu. Sedangkan Puncak Tempurung Garden di Kabupaten Sarolangun, Jambi, tepatnya di Desa Lubuk Bangkar, Kecamatan Batang Asai atau sekitar Km dari pusat kota Sarolangun.



Sementara itu Bukit Holbung berada di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, tepatnya di Desa Dolok Raja, Kecamatan Harian.

Jarak Bukit Holbung yang mempunyai julukan saudara Kembar Bukit Padar di Labuan Bajo ini dengan Medan, ibu kota Sumut sekitar 224 km atau lebih kurang 6 jam berkendaraan.

Alasan ketiga atau terakhir, ketiganya baru-baru ini menorehkan prestasi di ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) 2020 yang diumumkan di Labuan Bajo, NTT.

Ketiganya menyabet penghargaan Dataran Tinggi Terpopuler API 2020, Fulan Fehan juara satu, Puncak Tempurung Garden juara 2, dan Bukit Holbung juara 3.

Nah, berdasarkan tiga alasan tersebut, rasanya ketiga dataran tinggi di atas wajib masuk bucket list Anda.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Foto: @adjitropis, @bukit_tempurung & @bukitholbung

Read more...

Kendari Triathlon 2021 Dongrak Parekraf Ibu Kota Sultra, Ini Ragam Daya Tariknya


Tak bisa dipungkiri sport tourism, adalah salah satu event yang mempu mendongkrak sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf) lokasi penyelenggaraannya.

Kendari Triathlon 2021 yang digelar hari ini Sabtu dan Minggu (29-30/5) contohnya. Acara yang memadukan wisata dan olah raga ini dipastikan akan mendongkrak Parekraf Kendari, ibu kota provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Berkat event yang memperlombakan tiga cabang olahraga yakni renang, bersepeda, dan lari ini, ragam daya tarik Kendari mulai dari objek wisata alam/bahari, buatan, sejarah, kuliner, oleh-oleh, akomodasi, dan transportasi ikut terangkat (terekspos ragam media).

Ragam daya tarik wisata bahari Kendari yang menarik untuk dikunjungi sebelum, saat atau pun sesudah melihat Kendari Triatlhon 2021 antar lain Teluk Kendari di pusat Kota Kendari, Pirla Beach di Watu-Watu, Kendari Barat; Pantai Nambo di Kelurahan Nambo, Kecamatan Abeli; Pantai Karang Purirano di Kecamatan Kendari, Kelurahan Purirano, 13 Km dari pusat kota Kendari, dan Pantai Kasilampe di Kecamatan Kendari sekitar 10 Km Timur pusat kota Kendari.

Selanjutnya ke Taman Teratai di Jl. Edy Sabara, Punggaloba, Kendari Barat dan Tracking Mangrove yang berada di depan Hotel Same Kendari, Jl. Edi Sabara, By Pass, Kelurahan Lahundape, Kecamatan Kemaraya.

Teluk Kendari yang berada di tengah-tengah kota sudah lama menjadi tujuan favorit warga Kendari dan luar kota.

Di teluk yang berada Anggoeya, Kecamatan Poasia ini pengunjung bisa jalan- jalan, ber-swa foto berlatarbelakang teluk yang indaj, berwisata kuliner, dan melihat Jembatan Teluk Kendari yang menjadi ikon landmark Kendari saat ini serta naik perahu.

Objek wisata sejarahnya yang menarik untuk ditelusuri antara lain masjid dan gereja tua di belakang Kantor Camat Kendari; Bungker dan Meriam Panjang Jepang di bukit pesisir Kelurahan Mata, Kecamatan Kendari; dan tempat pertahanan Kolonial Jepang di Pulau Pandan, Kelurahan Abeli.


Sementara itu pilihan objek wisata buatannya antara lain Kebun Raya Kendari di Jalan Kebun Raya Nanga-Nanga, Anduonohu, Poasia; CitraLand Waterpark yakni taman rekreasi air di Anduonohu, Poasia; dan Masjid Al-Alam Kendari di Jl. Masjid Al Alam, Lalolara. 

Tempat berwisata kulinernya antara lain di RM Kampung Empang Jl. By Pass Kendari yang menyakikan aneka masakan seafood, udang, bermacam ikan bakar, ikan kuah kuning dengan sinonggi dan lainnya. RM ini lokasinya di pinggir jalan, tepat di atas empang.

Pilihan lainnya RM Teluk Kendari Tipulu, Kecamatan Kendari Barat yang menyajikan antara lain ikan Bakar Baronang dan Sop Ikan Kerapu; RM Medulu di Jl. Lawata No.2, Mandonga, Kecamatan Mandonga dengan andalannya Ayam Masak Tawaoloho bercitarasa khas; dan RM Aroma di Bende di Kecamatan Kadia, dekat Pantai Laut Banda yang menyuguhkan Sinonggi yakni makanan khas Kendari yang mirip dengan papeda dan dihidangkan dengan sayur kacang dan ditambahkan kerang.

 Ada juga RM Mangrove di Jl. Brigjen Sugiarto, Jembatan Triping 2, Andonohu, Kecamatan Poasia menghidangkan menu ikan, udang, kepiting, dan sayur kelornya; RM Angkasa Nikmat di Jl. Brigjen M. Joendes, Bende, Kecamatan Kadia dengan menu Pallumara kepala ikannya yang juara; dan RM Samudra di Jl. Ahmad Yani No.26A, Pondambea, Kecamatan Kadia menyajikan  olahan seafood ikan hingga kerang dan olahan masakan tradisional, atau ke RM Ikan Bakar Alamo di Jl. Sultan Hasanuddin No.47, Tipulu, Kecamatan Kendari Barat menyajikan bermacam ikan bakar lezat. 

Kuliner lainnya ada Mie Jenderal Pabink di Jl. Jend. AH. Nasution, Lalolara, Kecamatan Kambu yang menyuguhkan olahan mie goreng, mie titi hingga mie kuah; Boss Duren Kendari di Jl. Tebaununggu, Korumba, Kecamatan Mandonga menyajikan berbagai menu olahan duren yang menggugah berupa minuman, makanan ringan serba duren, dan tentunya buah durian, serta Kedai Pisang Epe Parakatte di Jl. Ir. H. Alala, Punggaloba, Kec. Kendari Barat.

Sebelum pulang, mampir dulu ke toko  oleh-oleh khas Kendari untuk memborong aneka kerajinan perak, keripik mete, coklat mete, abon ikan laut marlin, kue bagea, paket kacang mete 5 rasa, miniature perahu/kapal, bermacam kain tenun sutera, kaos Sultra, Jus Buah Patikala, dan lainnya.

Toko oleh-olehnya antara lain Athifah di Jl. H. Supu Yusuf No.22, Bende, Kecamatan Kadia dan Toko Mamamia di Jl. Lahundape, Kendari Timur.


Untuk tempat inapnya, pilihan hotelnya pun cukup banyak antara lain Claro Hotel dan Swiss-Belhotel di Jl. Edi Sabara; Athaya Hotel di Jl. Syech Yusuf; Santika Jaya Hotel Jl. Laode Hadi; RedDoorz near Waterpark di Anduonohu, Poasia; dan RedDoorz near Hotel Benua Kendari Jl. Diponegoro, Benu-Benua, Kendari Barat.

Kota Kendari dapat dijangkau dari berbagai kota di Jawa dengan pesawat terbang ke  Bandara Haluoleo. Alternatifnya melalui   Pelabuhan Kendari. Untuk city tour, keliling ragam daya tariknya, bisa menggunakan transportasi online ataupun rental car

Kendari Triathlon 2021 yang dibuka  Menparekraf Sandiaga Salahudin Uno secara virtual via Zoom, start dan finish-nya di Kendari Beach (Kebi).

Adapun rutenya dari Kebi melewati Jalan Poros Bypass menuju jembatan tripping depan Masjid terapung Al-Alam. Selanjutnya depan RSUD Kota Kendari menuju Jl Madusila depan Indogrosir sampai ke Jembatan Teluk Kendari (JTK) Kecamatan Poasia. Lalu melintas di JTK dan finish di Kebi.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Foto: dok: @disbudparkendari, @masjid_tengah_laut & @bandara_haluoleo

Read more...

Rabu, 26 Mei 2021

Mau Lihat dan Beli Lukisan di Pameran "The Healing”? Ini Panduannya


Anda peminat seni lukis dan tertarik ingin membelinya? Cobalah datang ke pameran lukisan bertajuk "The Healing” yang tengah berlangsung.

Pameran yang diselenggarakan ID Management ini bertempat di Cafe Interaksi, Front One Boutique Hotel, Jl. Jenderal Sudirman 108, Semarang, Jawa Tengah.

Pameran yang menampilkan puluhan lukisan dari 25 seniman lukis ini berlangsung dari tanggal 26 Mei 2021 sampai dengan 9 Juni 2021 mendatang.


25 pelukis yang karyanya dipamerkan dalam "The Healing” ini adalah Diah Irawati, Zulfy, S.Hartono, Parminto, Sigit, Achsani, Jalembong, Yeyen, Syaikun, Simon, Benu, Sutopo, Erich, Isa, Heri. Mona Palma, Gunawan, Maria Tiwi, Solechan, Ignatia Dewi, Haryanto, Atie Krisna, Ilyas, dan Darma Lungit.

Pemilik ID Management, Ignatia Dewi yang juga salah satu pelukis yang karyanya dipamerkan menjelaskan, pameran ini bukan semata memberikan ruang kepada para seniman untuk menampilkan karya kreatifnya dan sebagai wadah silaturahmi, pun sekaligus mengedukasi para seniman dalam membuat event yang edukatif dan elegan, yang berbeda dengan visi sebuah badan usaha EO.

"Pameran ini juga bertujuan mengedukasi masyarakat agar lebih paham tentang seni, sesuai dengan visi dan misi ID Management yang didirikan untuk seni, budaya, dan sosial," terangnya kepada TravelPlus Indonesia, Rabu (26/5/2021).


Pameran yang secara resmi dibuka oleh  Anggota DPRD Jateng Komisi B, Andang  Wahyu Triyanto pada Rabu (26/5/2021) ini dihadiri antara lain Atie Krisna mewakili ketua KPPS dan seniwati senior kota Semarang, Gunawam Ketua Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Semarang, dan Prof DR. Harmono Dekan Universitas Diponegoro FEB (Fakultas Ekonomi dan Bisnis).

Acara pembukaan pameran juga diramaikan dengan Permainan Musik Selo oleh Dhen  Hidayat, Pembacaan Puisi oleh Kelana Diwi, dan Musik Saxofone oleh Andy.


"Besok, Kamis, 27 Mei 2021 akan ada Demo Freehand Skets antara Erick VS  Shartono dan edukasi lewat podcast," jelas Ignatia.

Pameran ini terbuka untuk umum. Para penikmat seni dipersilakan datang dengan mengindahkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Jika tertarik, peminat seni juga bisa membeli lukisan yang dipamerkan. "Sebanyak 95% lukisan yang dipamerkan berharga Rp5 - 8jt. Sisanya atau 5%-nya dibanderol dengan harga Rp10 - 20 juta per lukisan," pungkas Ignatia.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Foto: dok.ID Management

Captions

1 & 3: Beberapa lukisan yang dipamerkan di pameran lukisan bertajuk "The Healing". 

2. Para pelukis dan persiapan sebelum pameran.

4. Rangkaan acara pembukaan pameran.


Read more...

Ikut ATM Virtual 2021, NTB Berharap Ragam Daya Tariknya Kian Mendunia


Para pelaku wisata dari Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama sejumlah seller lainnya mengikuti Arabian Travel Market (ATM) 2021 yang dilakukan secara virtual di Bali, Rabu (26/5/2021) siang.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) NTB H. Yusron Hadi pihaknya mengikuti ATM  2021 untuk mempromosikan ragam daya tarik yang dimiliki NTB dalam kemasan Lombok-Sumbawa Exciting Journey supaya lebih mendunia, termasuk event-event-nya.

"Ragam destinasi dan event pariwisata NTB harus terus dipromosikan, salah satunya ya lewat ATM 2021 ini," terangnya kepada TravelPlus Indonesia usai mengikuti acara tersebut.



Dalam kesempatan itu, pihaknya juga bertemu dengan Direktur Pemasaran Pariwisata Regional ll, Kemenparekraf Agustini Rahayu yang menangani promosi untuk wilayah Timur Tengah, Amerika Serikat, Afrika, dan Eropa.

"Kami bicara banyak soal pangsa-pasar wilayah kerjanya, bagaimana mem-branding wisata NTB masuk zona tersebut, dan promo-promo wisata NTB goes to the globe," terang H. Yusron Hadi.

Peserta ATM 2021 secara virtual ini, lanjutnya adalah para pelaku wisata. "Dari Indonesia ada 50 sallers yang mengikuti ATM ini secara virtual dengan para buyers," ungkapnya seraya berharap event pasar wisata seperti ini terus dilakukan dan makin banyak pesertanya.

Di laman www.arabianaerospace.aero dijelaskan kalau ATM Virtual 2021 ini adalah pameran perjalanan dan pariwisata terbesar di kawasan Timur Tengah yang berlangsung sejak tanggal 24 s/d  26 Mei 2021.

Hari ketiga ATM Virtual ini mencakup sorotan seperti sesi wisata budaya untuk pertumbuhan dan teknologi bertanggung jawab dalam perjalanan dan pariwisata, serta Konferensi Asosiasi Perjalanan Bisnis Global (GBTA) yang mengusung tema ready, aman, bepergian. 

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Foto: dok.dispar ntb

Read more...

Selasa, 25 Mei 2021

Bawakan Lagu Jember Nusantara Linkrafin Raih Juara Satu dan Favorit LKMAK 2021, Ini Rahasianya


Linkrafin sukses menyabet dua penghargaan Lomba Karya Musik Anak Komunitas (LKMAK) 2021. Membawakan lagu berjudul Jember Nusantara, komunitas kreatif asal Jember, Jawa Timur ini membawa pulang predikat juara satu dan juara favorit. 

Linkrafin menerima 2 penghargaan itu pada Malam Puncak LKMAK yang bertajuk “Kamu Aku Indonesia” di Jakarta, Senin (24/5/2021). 

Apa rahasia sukses Linkrafin menjadi sang pemenang LKMAK pertama ini?

Pada dasarnya proses kreatif Linkrafin menciptakan lagu Jember Nusantara sama seperti proses kreatif pada umumnya.


Hal itu diutarakan Yudho dari Linkrafin kepada TravelPlus Indonesia, sehari setelah dinobatkan sebagai sang juara, Selasa (24/5/2021).

"Hanya saja kami lebih kepada pematangan konsep dan tema yang akan diangkat. Dari konsep yang disepakati, kami mencoba menginterpretasikan lewat bunyi-bunyian khas kedaerahan, penyusunan aransemen, instrumentasi, lirik hingga proses recording. waktu yang dibutuhkan  sekitar seminggu," terangnya.

Musik Jember Nusantara, sambung Yudho merupakan satu upaya penggabungan musik tradisi nusantara dengan musik modern.

"Lewat sentuhan musik elektronik dan tradisi kami mencoba berbicara bahwa Jember adalah bagian dari nusantara, bahwa Jember dapat bersaing dengan kota kota lainnya," terangnya.

Lebih lanjut Yudho menjelaskan kalau musik Jember Nusantara terdiri atas unsur musik Kalimantan, Jawa, Madura,.dan tentu saja Jember. 

"Musik Kalimantan diwakili alat musik sape'. Jawa, diwakili gamelan, slompret, suling, dan ornamen sinden khas Jawa. Sedangkan musik Madura, diwakili ornamen vokal kejhung, dan musik khas dari daerah jember, yakni patrol. Sisanya alat musik modern seperti gitar, bass, keyboard, turn table, dan drum percussion," bebernya. 


Setelah memboyong 2 penghargaan bergensi di LKMAK 2021, pihaknya akan berupaya menjadikan lagu Jember Nusantara sebagai mahakarya dari Linkrafin untuk Jember serta sebagai indentitas Jember yang tercermin dalam lagu tersebut.

"Selain itu, karya ini mungkin sebagai pemantik bagi komunitas lain yang ada di Jember untuk lebih produktif dalam berkarya," terang Yudho.

LKMAK 2021 yang digelar Kemenparekraf diikuti 419 komunitas dari berbagai daerah di Tanah Air. Setelah proses penjurian terpilih lima finalis yang menampilkan karyanya di acara malam puncak.

Aspek penilaian LKMAK 2021 terdiri atas 30 persen dari penilaian seleksi 50 besar, 15 persen likes di media sosial, dan 55 persen ketika malam puncak. 

Para jurinya Viki Sianipar,, Mia Ismi, Astrid Lee, dan Budi Dalton serta juri kehormatan Helmy Yahya, Melly Goeslaw, dan Anto Hoed,


Usai tampil pada Malam Puncak LKMAK 2021 yang dimeriahkan grup musik rock, Kotak, para pemenangnya adalah juara satu Linkrafin dari Jember, Jatim, juara dua Walk On Water (Sumut), juara  tiga 3 Cendrawasih Team (Papua), juara harapan satu Kreasi Anak Paser (Kaltim), juara harapan 2 Musisi Kulon Progo dari DIY, dan juara favorit juga diraih Linkrafin.

Para pemenangnya mendapatkan hadiah uang tunai dan mendapatkan fasilitasi dari penyelenggara. Sebagai juara pertama, Linkrafin berhak atas hadiah uang sebesar Rp 75 juta.

Bagi Linkrafin, hadiah yang paling istimewa adalah eksistensi. "Momen kemenangan di ajang LKMAK ini kami maknai sebagai momentum kebangkitan Jember di kancah nasional dan internasional," pungkas Yudho. 

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Foto: birkom kemenparekraf



Read more...

Minggu, 23 Mei 2021

City Tour Palangkaraya Saat Kalteng Berusia 64 Tahun, Ini Panduan Lengkapnya


Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) hari ini, Minggu, 23 Mei 2021 berusia 64 tahun. Sebagai kado buat Kalteng di hari jadinya, TravelPlus Indonesia suguhkan tulisan panduan berwisata kota (city tour), keliling Palangkaraya, ibu kota Kalteng.

Tempat wisata yang wajib masuk daftar kunjungan di Palangkaraya terdiri atas wisata alam, budaya, buatan, sejarah, kuliner, dan wisata religi.

Objek wisata alamnya antara lain Danau Tahai dengan daya tarik airnya yang berwarna kemerahan karena adanya senyawa yang berasal dari tanah gambut yang mengendap di dalam danau dan juga dipengaruhi adanya pepohonan yang ada di sekitar danau.

Keberadaan sejumlah rumah terapung atau rumah lanting yang dihubungkan dengan jembatan kayu menambah elok paras danau ini.

Pilihan lain ke penangkaran orangutan Bos Nyaru Menteng untuk melihat sekawanan orangutan. Lokasinya tak jauh dari Danau Tahai.

Rasakan pula sensasi wisata susur Sungai Kahayan dengan kapal susur dari kayu atau river cruise. Bisa juga menggunakan kapal kecil seperti jukung, getek, dan kelotok. Dari kapal bisa melihat kehidupan masyarakat suku dayak yang masih bermukim di sekitar Sungai Kahayan.

Kalau suka trekking, pergi saja ke Bukit Tangkiling yang berketinggian 500 Mdpl untuk melihat pemandangan menawan.  

Ingin santai di sore hari, pilihannya ke Dermaga Kereng Bengkirai yang berjarak sekitar 15 Km dari pusat kota Palangka Raya. Jika dari Bandara Tjilik Riwut hanya sekitar 30 menit.

Di sana bisa susur Sungai Sebangau dengan menyewa perahu rumah terapung ataupun klotok, berswa foto di spot-spot foto, memancing, wisata kuliner dan lainnya.

Dermaga Kereng Bangkirai merupakan gerbang menuju Taman Nasional Sebangau. Setelah itu bisa lanjut ke Taman Nasional Sebangau untuk melihat bermacam flora dan faunanya.

Selagi di Palangkaraya, kunjungi pula sejumlah wisata buatannya seperti Jembatan Kahayan yang membentang di atas Sungai Kahayan. Jembatan sepanjang 640 meter yang juga menjadi landmark kota ini menghubungkan Pahandut dan Pahandut Seberang.

Jangan lupa mampir ke sejumlah taman kotanya seperti Taman Kamelus,Taman Wisata Kumkum, Taman Kota Palangkaraya, dan Taman Pasuk Kameloh. Singgah pula ke Bundaran Besar, Bundaran Kecil, dan Bundaran Burung.

Objek wisata buatan lainnya yang menarik dikunjungi antara lain Wisata Flamboyan Bawah, Kalawa Waterpark, Pesona Alam Lestari, dan Fantasy Beach yaitu wisata danau buatan yang terbentuk dari bekas tempat penanbangan pasir.

Biar variatif, kunjungi pula objek wisata budayanya antara lain ke rumah adat tradisional Dayak yaitu Rumah Adat Bentang yang bentuknya memanjang ke belakang dengan atap yang sedikit lancip. Lokasinya ada di Palangka, Kecamatan Jekan Raya. Satu lagi Rumah Adat Dayak Pasir Panjang, Pangkalan Bun.

Jangan lupa ke objek wisata sejarahnya yaitu Tugu Soekarno, tempat Bung Karno meresmikan pembangunan Kota Palangkaraya. 

Tugu Peringatan Provinsi Kalteng yang berlokasi di Langkai, Kecamata Jekan Raya, jantung kota Palangkaraya ini memiliki nilai sejarah yang erat kaitannya dengan sang proklamator Soekarno.

Selanjutnya ke Museum Balanga di Jl. Tjilik Riwut, Palangka, Kecamatan Jekan Raya. Museum ini mengoleksi benda-benda tradisonal masyarakat Dayak dan juga sejarah dari Kota Palangkaraya.

Kalau ingin berwisata religi antara lain ke  Makam Datu Tundai yang bernama asli Habib Muhammad Yasin bin M. Husein Al-Idrus.

Uniknya, makam yang berada si Kelurahan Bereng Bengkel ini "dijaga" sejumlah monyet ekor panjang.

Untuk lokasi wisata kulinernya cukup banyak, antara lain RM. Kampung Lauk di Jalan Trans Kalimantan arah Gunung Mas daerah Pahandut Seberang, dan Kum-Kum di Jalan Trans Kalimantan arah Gunung Mas juga daerah Pahandut Seberang.

Pilihan lain RM Pelangi, RM Alan, Warung Soto Banjar, dan Warung Ketupat Kandangan di Jalan Dr Murjani, serta RM. Fadli dan RM AA di Jalan Yos Soedarso, lalu Warung Makan Samba di Jalan RTA. Milono. 

Selain itu ada Tjilik Riwut Gallery & Resto yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Palangkaraya yang menyajikan aneka makanan tradisonal khas Palangkaraya seperti menu Ikan Lais Bakar dan sayur rotan muda.

Menu Ikan Lais dan Sayut Rotan Muda juga ada di RM Pondok Bambu di Jalan Adonis Samad, Langkai, Jekan Raya, Palangkaraya. 

Ingin borong oleh-olehnya bisa membelinya di pusat Kota Palangka Raya di alamat Jl. Batam Pahandut No 59.

Tempat menginapnya untuk hotel antara lain Hotel Swissbel Danum, Hotel Grand Global, Hotel Royal Global, Hotel Aquarius Boutique, dan Hotel Duta Nansarunai.

Tak jauh dari Dermaga Kereng Bengkirai juga ada beberapa hotel, antara lain Hotel Neo Palma.

Pilihan lainnya wisma antara lain Wisma Kutilang, Wisma Berkat Makmur, Wisma Pangrango, Wisma Anggrek, Wisma Liontin, Wisma Subur, dan Wisma Orchid.

Alat transportasi ke Palangkaraya dari berbagai kota di Jawa antara lain dengan pesawat udara menuju Bandara Tjilik Riwut (dulu bernama Panarung). Selanjutnya menyewa rental mobil setempat untuk city tour.

Lewat tulisan ini, TravelPlus sekaligus mengucapkan selamat hari jadi buat Kalteng yang ke-64 semoga semua sektornya termasuk kebudayaan, pariwisata dan ekonomi kreatif serta olah raga-nya semakin maju.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Foto: @adjitropis, @kerengbangkiraiofficial & @disparbudporapky 


Read more...

Kamis, 20 Mei 2021

Inilah Para Pemenang Pertama Anugerah Pesona Indonesia 2020, NTT Juara Umum


Para pemenang ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) tahun 2020 sudah diumumkan di Inaya Bay Komodo, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT pada Kamis (20/5/2021) malam. Tuan rumah NTT, juara umumnya.

Di API ke-5 tahun ini khusus pemenang pertamanya untuk kategori Makanan Tradisional Terpopuler adalah Se'i dari NTT. Sedangkan kategori Minuman Tradisional Terpopuler, Dawet Ayu dari Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah.

Untuk kategori Promosi Pariwisata Digital, pariwisatapelalawan.com dari Kabupaten Pelalawan, Riau. Sedangkan kategori Brand Pariwisata Terpopuler diboyong The Homeland of Melayu dari Riau.

Kategori berikutnya Destinasi Belanja, Sentra Tenun Ikat Ina Ndao dari Kota Kupang, NTT. Sementara itu kategori Cendera Mata disabet Rencong Batu dari Kabupaten Aceh Selatan.

Selanjutnya kategori Olahraga dan Petualangan, Skyland Supermoto dari Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Begitupun untuk kategori Wisata Air diraih Bekarang dari Kabupaten Musi Banyuasin.

Di kategori Ekowisata, Damaran Baru EcoVillage dari Kabupaten Bener Meriah, Aceh menyabet juara satu. Sedangkan kategori Dataran Tinggi, Fulan Fehan dari Kabupaten Belu, NTT.

Khusus kategori Atraksi Budaya, Rampoe Aceh dari Kota Langsa, Aceh. Sementara itu kategori Situs Sejarah, Liang Bua Ruteng dari Kabupaten Manggarai, NTT.

Ketegori selanjutnya Kampung Adat, lagi-lagi dari NTT yaitu Kampung Adat Namata dari Kabupaten Sabu Raijua. Sedangkan kategori Festival Pariwisata, Festival Danau Ranau dari Kabupaten OKU Selatan, Sumatera Selatan.

Untuk kategori Destinasi Kreatif, Rumah Pohon Waai dari Kabupaten Maluku Tengah, Maluku. Sementara itu kategori Destinasi Unik, Museum Tsunami dari Kota Banda Aceh, Aceh.

Spesial kategori destinasi baru, Welora dari Kab. Maluku Barat Daya, Maluku. Terakhir kategori Surga Tersembunyi diraih Batu Tilam dari Kabupaten Kampar, Riau sebagai peraih juara pertama.

Berdasarkan jumlah perolehan juara pertama, NTT keluar sebagai juara umum dengan meraih 5 juara pertama dari 18 kategori yaitu kategori makanan tradisional terpopuler, destinasi belanja terpopuler, dataran tinggi terpopuler, situs bersejarah, dan kategori kampung adat terpopuler.

NTT juga meraih 3 juara kedua untuk kategori wisata air terpopuler, destinasi baru terpopuler, dan kategori surga tersembunyi terpopuler.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, @adjitropis)

Captions:
1. Pesona Fulan Fehan di Kabupaten Belu, NTT yang meraih juara pertama API 2020 untuk kategori dataran tinggi.


Read more...

NTB Juga Andalkan Wisata Religi, Ini Faktor Pendukungnya


Tak bisa dipungkiri selama ini daya tarik andalan NusaTenggara Barat (NTB) untuk wisata alam itu Gunung Rinjani dan wisata baharinya Senggigi berikut tiga Gili. Padahal NTB juga punya wisata religi yang juga jadi andalan dalam menjaring wisatawan, terlebih sebelum pandemi.

Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Provinsi NTB H Yusron Hadi kepada TravelPlus Indonesia lewat pesan WA, Kamis (20/5/2021) membenarkan hal itu.

Menurutnya ada beberapa faktor pendukung yang membuat wisata religi juga menjadi andalan bagi NTB.

Pertama, NTB khususnya Lombok berpredikat sebagai Pulau Seribu Masjid, mengingat begitu banyaknya masjid yang tersebar hingga ke pelosok desa. Jelas julukan tersebut menjadi imej positif sekaligus modal promosi wisata religi buat NTB.

Faktor pendukung berikutnya, NTB juga memiliki banyak makam tua dan bersejarah yang diyakini sebagai makam para penyebar agama Islam baik di Lombok maupun Sumbawa.

Selanjutnya, masyarakat NTB sejak dulu pada bulan-bulan tertentu kerap datang berziarah makam dan mengunjungi pula tempat ibadah atau masjid-masjid kuno yang ditinggalkan oleh pe-syiar Islam di Lombok dulu.

"Jadi di masyarakat kami wisata religi ini sudah jadi tradisi sejak lama dengan mendatangi masjid bersejarah maupun yang monumental, datang berziarah makam maupun mengunjungi pondok-pondok  pesantren besar yang ada di NTB," terangnya.


Ditambah lagi, NTB kemudian memiliki Masjid Hubbul Wathan Islamic Center NTB yang ramai dikunjungi masyarakat termasuk dari luar daerah.

Masjid yang berlokasi di Kota Mataram tersebut tahun lalu dinobatkan sebagai pemenang Juara I di ajang Penghargaan Masjid Teladan 2020 yang diselenggarakan oleh BNI Syariah untuk kategori Masjid Raya dan Masjid Agung tingkat nasional.

"Objek wisata religi NTB lainnya yang ramai pula dikunjungi masyarakat dan wisatawan  antara lain Makam Raja Selaparang di Lombok Timur, Masjid Tua Bayan di Lombok Utara, Masjid Tua Rambitan, masjid tua di Sumbawa maupun Bima, dan juga makam para raja Islam di Sumbawa," beber mantan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB ini.

Semua itu merupakan asset daya tarik alternatif obyek wisata diluar wisata alam dan bahari. "Oleh karenanya kita berharap dukungan dari pemerintah pusat untuk pengembangan dan promosi wisata religi NTB yang disesuaikan dengan pangsa pasarnya nanti," pungkas H Yusron Hadi.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions

1. Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Provinsi NTB H Yusron Hadi (foto: dok.pri)

2. Masjid Hubbul Wathan Islamic Center NTB (foto: adji TravelPlus)


Read more...

Ragam Tradisi Lebaran Ketupat di Tanah Air, Potensial Menjaring Wisatawan


Anak-anak di Jaten Cilik berlarian sambil tertawa riang. Tujuan mereka satu, ingin mendapatkan Kupat "Jembut".

Itulah isi sepenggal video bertajuk Tradisi Kupat "Jembut" pagi tadi di Jaten Cilik yang diunggah akun Instagram (IG) @infokejadiansemarang, Kamis (20/5/2021). 

"Semoga budaya kita selalu terjaga tidak tergerus zaman. Sebab bangsa yang kuat adalah bangsa yang berbudaya dan menjaga sejarahnya. Agar memiliki rasa bangga dan mempunyai jatidiri," begitu tulis adminnya di bawah video tersebut.

Di unggahan sebelumnya, diterangkan kalau Kupat "Jembut" itu adalah Kupat yang memiliki isian berupa tauge atau kecambah, kelapa dan lombok yang isinya sampek mbonjrot metu dari bungkus kupatnya. 

Kupat istimiwir khas Semarang, Jawa Tengah (Jateng) ini hanya muncul pada saat Idul Fitri untuk memeriahkan Syawalan di Kampung Jaten Cilik lur

"Diawali dengan pesta petasan sejak selepas Salat Subuh, kemudian anak-anak dari Kampung Jaten Cilik langsung keluar rumah dan berebut ketupat yang berisi sayuran ini," jelas adminnya. 

Tradisi bagi ketupat ini, lanjutnya sudah ada sejak tahun 1950an, setelah warga asli Jaten Cilik kembali ke kampungnya pasca mengungsi akibat perang dunia kedua. 

"Karena nama Kupat Jembut terlalu vulgar maka warga Kampung Jaten lebih sering menyebutnya dengan Kupat Tauge lur, koe nek rono ojo ngomong Jembut ya lur, nakal banget ding," pungkas adminnya.

Tradisi kebaran ketupat yang biasa diselenggarakan seminggu selepas Idul Fitri tersebut bukan cuma ada di Kampung Jaten, Semarang. Di sejumlah daerah lain di Tanah Air, juga memiliki tradisi tersebut dengan gaya yang berbeda.

Di Magelang, masih di Jateng, tepatnya  di Dusun Kauman, Desa Payaman ada Festival Balon Syawalan.

Tradisi untuk memperingati Syawalan atau kebaran ketupat tersebut kabarnya sudah ada sejak tahun 1980-an.

Dalam festival tersebut diterbangkan sejumlah balon udara tradisional sebagai tanda Syawalan. Tempat pelepasan balon udara tersebut biasanya di halaman depan Masjid Agung Kauman dan di lapangan dusun setempat.

Di daerah Jateng lainnya yaitu Jepara dan Kudus juga ada tradisi lebaran ketupat. 

Di Jepara ada sedekah laut yang dikemas dalam Festival Kupat Lepet yang diselenggarakan di Pantai Kartini setiap tahun untuk merayakan bodo kupat atau lebaran ketupat.

Sesuai namanya panganan utama yang disajikan adalah ketupat dan lepet dalam bentuk gunungan.

Sebelum diperebutkan, gunungan ketupat dan lepet tersebut terlebih dulu didoakan dan diarak. 

Arak-arakan dimulai dari pintu masuk pelabuhan Pantai Kartini dan berakhir di lapangan Pantai Kartini. Masyarakat percaya ketupat dan lepet yang sudah didoakan tersebut tersebut mengandung berkah.

Di Kudus, masyarakatnya memiliki tradisi syawalan atau lebaran ketupat berupa ‘Kirab Gunungan Seribu Ketupat’.

Gunungan yang terdiri atas susunan seribu ketupat dan ratusan lepet tersebut diarak dari rumah kepala desa setempat menuju Masjid Sunan Muria. 

Bergerak ke Jawa Timur, yakni Pasuruan dan Madura juga memiliki tradisi lebaran ketupat. 

Di Kabupaten Pasuruan, tepatnya di Desa Tambak Lekok, Kecamatan Lekok merayakan Lebaran Ketupat dengan menggelar lomba skilot yaitu beradu cepat dengan berselancar di atas lumpur.

Skilot berasal dari dua kata, yakni sky yang dalam Bahasa Inggris berarti selancar dan cellot, Bahasa Madura yang berarti lumpur. 

Di Madura ada Pesta Rakyat Lebaran Ketupat yang biasa digelar di kawasan Pantai Bandaran, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan dan Pantai Camplong di Kabupaten Sampang.

Pesta lebaran ketupat di dua pantai ternama di Pulau Garam ini diselanggarakan turun-temurun secara spontan oleh masing-masing masyarakat yang berdomisili di sekitar dua pantai tersebut.

Tradisi kebaran ketupat juga ada di luar Jawa antara lain di Gorontalo dan Lombok. 

Di Gorontalo, tepatnya di daerah ‘orang Jaton’ atau sebutan akrab untuk keturunan Jawa-Tondano seperti Desa Yosonegoro, Kecamatan Limboto Barat dirayakan dengan menyelenggarakan open house.

Menu utama yang disajikan tentu saja ketupat dan opor ayam yang boleh dinikmati oleh setiap tamu.


Di Lombok, NTB perayaan tersebut lebih dikenal dengan lebaran topat yang diselenggarakan di beberapa lokasi.

Di Kota Mataram, biasanya perayaannya dipusatkan di Makam Loang Baloq atau lubang buaya, yakni salah satu makan keramat yang belakangan ramai dikunjungi pengunjung sebagai objek wisata religi. 

Sehari sebelum perayaan, kaum ibu disana dibantu anak putrinya melakukan penampahan atau memasak ketupat, opor ayam, dan telur serta bantal (jajan khas Lombok terbuat dari ketan) serta berbagai masakan khas Lombok lainnya.

Selama hari lebaran topat, masyarakat di sana menyantap ketupat sebagai pengganti nasi sejak pagi hingga malam.

Lebaran ketupat pada intinya dirayakan oleh orang yang berpuasa sunat selama 6 hari pada bulan Syawal setelah Idul Fitri. Tapi uniknya masyarakat yang tidak ikut puasa, ikut bersuka cita.

Amatan TravelPlus Indonesia, sebelum pandemi Covid-19, semua ragam tradisi lebaran ketupat di atas amat potensial menjadi atraksi wisata yang mampu menjaring  wisatawan baik lokal dan nusantara bahkan mancanegara.

Bisa jadi nanti setelah pandemi ini berakhir, tradisi tersebut mampu menjaring lebih banyak lagi wisatawan, dengan catatan pihak-pihak terkait kreatif mengemasnya lebih menarik dan mempromosikan lebih gencar jauh-jauh hari.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

                  

Read more...

Sabtu, 08 Mei 2021

Liput Komplit Kunker Sandi di Aceh, 5 Pertanyaan Ini Muncul Buat TravelPlus


Sebanyak 14 konten video di tiktok @faktawisata.id lalu dibagikan ke Instagram (IG) @adjitropis, 9 tulisan di weblog TravelPlus Indonesia, 4 lagu, dan 4 unggahan foto di @adjitropis terkait kunjungan kerja (kunker) Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno @sandiuno (Sandi) ke Aceh (1-2/5/2021), sudah tuntas dibuat dan disebarluaskan TravelPlus Indonesia.

Usai meliput komprehensif (komplit/luas/menyeluruh), TravelPlus Indonesia @adjitropis mendapat sejumlah pertanyaan dari beragam profesi, termasuk dari beberapa pewarta.

Sekurangnya ada 5 pertanyaan yang TravelPlus pilih dan jawab lewat tulisan ini.

Kelima pertanyaan itu pertama, kenapa TravelPlus sampai membuat begitu banyak tulisan, konten video, lagu, dan video terkait kunker Sandi di tanah rencong, Aceh tepatnya Kota Banda Aceh, Kota Sabang, dan Kabupaten Aceh Besar?

Pertanyaan berikutnya, apakah TravelPlus orang asli Aceh atau ada keturunan Aceh?

Ketiga, kenapa TravelPlus tidak meliput/membuat tulisan, konten video, lagu & foto kunker Sandi sebelum ke Aceh yaitu ke Sumbar dan setelah ke Aceh yakni ke Lombok, NTB?

Pertanyaan keempat, bagaimana kiatnya bikin liputan yang beda dan beragam ala TravelPlus?

Terakhir atau kelima, apa yang TravelPlus lakukan jika bertemu/kenal dengan pejabat pusat maupun daerah yang tidak melek promosi/publikasi, masih konvensional, dan atau tidak melibatkan wartawan/travel blogger kreatif, produktif, dan berpengalaman untuk memajukan kebudayaan, pariwisata, ekonomi kreatif (Budparekraf), dan sektor-sektor terkait lainnya?

Jawaban atas pertanyaan pertama, ya karena TravelPlus diundang Kemenparekraf lewat biro komunikasi (birkom) publik untuk meliput kunker Sandi tersebut.

Karena diundang dan dibiayai dari uang negara, timbal baliknya sudah pasti TravelPlus liput secara komprehensif (komplit, luas, menyeluruh) khas TravelPlus. Artinya, bukan hanya agenda kegiatan Sandi selama kunker, pun beragam daya tarik lain seperti obyek wisata, akomodasi, dan produk ekraf-nya antara lain kuliner dan kerajinan tangannya.

Sejak zadul (zaman dulu), jika diundang untuk liputan event, kunker, dan lainnya, TravelPlus bukan hanya meliput on event (saat event), pun pra (sebelum) dan pasca/post (setelah) event.

Dulu, sebelum ada ragam media sosial (medsos), liputan pra, on, and post event yang TravelPlus buat hanya sebatas di media cetak (majalah Travel Club & Koran Harian Waspada) serta TravelPlus Indonesia.


Namun setelah ada medsos kekinian  selain di TravelPlus Indonesia, juga dimuat di akun IG @adjitropis dan tiktok @faktawisata.id dengan tujuan agar semakin meluas pembacanya. Tak cuma itu link tulisan, IG, dan link tiktok-nya terkait liputan tersebut juga dibagikan lewat WA, WAG, dan Telegram Group.

Jawaban pertanyaan kedua (ini juga dulu pernah ada tanya seperti itu), TravelPlus bukan asli orang Aceh dan tidak ada keturunan/berdarah Aceh. Karena kebetulan dapat undangan meliput kunker Sandi ke Aceh otomatis ragam daya tarik Aceh khususnya tiga daerah yang dikunjungi Sandi yaitu Banda Aceh, Sabang, dan Kabupaten Aceh Besar-lah yang TravelPlus liput dan sebarluaskan.

Aceh memang termasuk salah satu provinsi yang TravelPlus sering liput/tulis, mulai setelah Tsunami 2004 sampai sekarang. Kenapa? Ya karena ada kesempatan untuk ke sana antara lain diundang oleh Kementerian Pariwisata, Kementerian Pendidikan Kebudayaan, dan BPNB Aceh, salah satu UPT dibawah Ditjen Kebudayaan, Kemdikbud.

Jawaban pertanyaan ketiga, singkat saja, karena TravelPlus tidak dilibatkan/tidak diundang/diajak untuk meliput kunker Sandi ke Sumbar dan Lombok. Andai saja ada kerjasama/sinergi (diundang) entah itu oleh Kemenparekraf atau dari Pemprov/disbudpar provinsi terkait, tentu saja TravelPlus liput/tulis secara komprehensif.

Jawaban pertanyaan keempat, kiatnya antara lain mengetahui agenda kegiatan Sandi selama di provinsi tersebut, cari tahu ragam daya tarik sektor parekraf kota/kabupaten yang dikunjungi Sandi, dan cari angle liputan yang beda.

Begitupun kalau ingin buat konten video dan foto. Usahakan jangan seragam dengan tim peliput lain, supaya diminati/dilihat/ditonton pembaca/warganet/calon wisatawan sehingga mereka mendapatkan alternatif tulisan/konten yang beda.

Buktinya 14 konten yang TravelPlus buat terkait kunker Sandi di Aceh, penontonnya terbilang lumayan banyak, mulai dari 150 lebih sampai mendekati 500 warganet. Jumlah itu sudah pasti akan terus melonjak, sejauh konten-konten tersebut tetap ada atau tidak TravelPlus hapus.

Perlu diingat, Menparekraf Sandi sudah punya tim medsos dan tim peliput dari birkom publik, otomatis hampir semua isi berita/tulisan, foto, dan videonya sama/seragam. Biar beda, agar tidak seragam, sebagai pewarta (wartawan/travel blogger/fotografer/videografer) harus jeli dan kreatif mencari sesuatu yang beda mulai dari angle sampai materi liputannya.

Perlu diingat pula, yang dibutuhkan wisatawan/travelers/backpackers itu adalah informasi terkait daya tarik baik itu obyek wisata alam, budaya, buatan, akomodasi, produk ekraf termasuk kuliner, aktivitas wisata yang bisa dilakukan, panduan berwisata, dan harga.

Jawaban atas pertanyaan terakhir atau kelima, juga sederhana. Doakan saja supaya pejabat tersebut sadar, dan jika tidak/belum sadar juga  mudah-mudahan lekas diganti dengan pejabat baru yang melek promosi/publikasi, yang berpikir/berwawasan kekinian, dan selalu melibatkan wartawan/travel blogger kreatif, produktif, dan berpengalaman supaya  Budparekraf, dan sektor-sektor terkaitnya lebih terekspos dan maju.


Sebagai penutup, TravelPlus membuat tulisan ini bukan untuk disanjung/dihargai, melainkan sebagai tanggung jawab sekaligus laporan karena sudah diundang meliput kunker Sandi ke Aceh agar Menparekraf Sandi dan pihak yang mengundang yakni Birkom Publik Kemenparekraf tahu sekaligus paham bahwa di era digital dan medsos kekinian seperti sekarang apapun medianya (entah itu weblog, website mainstream ataupun website mandiri), semua punya kesempatan yang sama, tinggal tergantung keloyalan, kreativitas, dan produktivitas pewartanya.

Pewarta yang loyal (berpengalaman); kreatif (karya jurnalistiknya anti keseragaman/beda, tahu apa yang diminati wisatawan, melek promosi, dan jeli memanfaatkan ragam medsos kekinian); serta produktif-lah yang semestinya diutamakan agar Parekraf dan sektor-sektor terkait Indonesia  cepat bangkit dan maju.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)


Read more...

Senin, 03 Mei 2021

Ini Alasan TravelPlus Lontarkan 2 Pertanyaan untuk Sandi di Extended Weekly Press Briefing 2021


Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno @sandiuno (Sandi) tengah memimpin Extended Weekly Press Briefing (EWPB) Kemenparekraf/Baparekraf 2021 yang digelar secara hybrid, Senin (3/5) sore.

EWPB sebagai pengganti acara buka puasa bersama Ramadhan yang biasa digelar setiap tahun ini, diikuti 100 wartawan terbagi atas 70 wartawan via zoom dan 30 lagi ikut offline.

Selain Sandi, hadir pula Mba Wamen dan sejumlah deputi.

TravelPlus Indonesia diundang dan hadir secara online, dan sudah mengajukan 2 pertanyaan yang dikirim ke staf Biro Komunikasi (Birkom) Publik Kemenparekraf beberapa hari lalu.

Kedua pertanyaan yang TravelPlus tujukan kepada Sandi itu partama, selain kondisi perekonomian masyarakat menengah ke bawah melemah, penyebab lain orang malas berwisata ke luar provinsinya karena beban biaya bertambah untuk tes antigen, dll. Apa solusi Menparekraf agar beban itu hilang dan masyarakat kembali berminat berwisata tanpa beban ini dan itu?

Pertanyaan kedua, khusus 5 destinasi pariwisata super prioritas (DPSP), berapa jumlah kunjungan wisatawan nusantara (wisnus)-nya sampai April 2021? Apakah ada peningkatan? Jika belum, apa yang akan Menparekraf lakukan? Sudahkah Kemenparekraf melibatkan wartawan/blogger/sekaligus pegiat medsos kekinian yang benar-benar loyal dan kreatif dalam mempromosikan Parekraf selama ini?

Ini alasan kenapa TravelPlus mengajukan dua pertanyaan tersebut, soal penyebab orang (wisnus) malas berwisata salah satu penyebabnya adalah adanya keharusan tes antigen terlebih untuk berwisata ke luar provinsinya dengan menggunakan transportasi udara (pesawat terbang).

Sekalipun wisnus tersebut 'sultan' atau berkantong tebal, orang tajir dari kalangan atas tetap saja keharusan tes antigen itu bisa membuatnya malas/enggan berwisata, bukan lantaran harus mengeluarkan kocek/duit tapi rasa nyaman, rileks sebelum berwisata sudah lenyap gara-gara terbebani tes antigen itu. Bayangkan Andai saja tes itu positif, gagal sudah rencana berwisatanya.

Jika hasilnya negatif, sepulangnya dari destinasi wisata, juga harus tes antigen lagi. Otomatis rasa gundah/cemas itu hadir lagi karena khawatir positif.

Kecemasan sebelum berangkat dari kota asal dan sewaktu ingin kembali dari destinasi wisata karena ada keharusan tes antigen, itulah salah satu biang penyebab orang (baca: wisnus) malas/enggan berwisata.

Perlu dicari solusi terbaik apa saja  untuk menghilangkan beban itu, dan itulah kenapa TravelPlus melontarkan pertanyaan tersebut.

Adapun alasan TravelPlus melayangkan pertanyaan kedua, karena salah satu tugas utama Sandi adalah membenahi 5 destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) sekaligus bagaimana menjaring wisatawan ke masing-masing destinasi tersebut yakni Labuan Bajo, Mandalika, Borobudur, Danau Toba, dan Likupang.

Pertanyaan tersebut punya kaitan erat dengan pertanyaan pertama. Jika ternyata kunjungan wisnus ke 5 DPSP masih rendah kemungkinan salah satu biang keroknya karena keengganan orang berwisata lantaran terbebani tes antigen.

Di pertanyaan kedua terselip pertanyaan tambahan mengenai apakah Kemenparekraf melibatkan wartawan/blogger/sekaligus pegiat medsos kekinian yang benar-benar loyal dan kreatif dalam mempromosikan Parekraf selama ini?

Perlu digarisbawahi wartawan/blogger yang TravelPlus maksud disini adalah pewarta yang bukan hanya loyal dan kreatif dalam menulis hal-hal terkait Parekraf, pun yang amat melek marketing (menyebarluaskan link tulisannya serta konten baik itu foto, video, dll) lewat ragam medsos kekinian (IG & Tiktok) serta WAG. Kenapa? Ya karena dengan begitu akan semakin luas infornasi/berita/konten yang dibuat. Apalagi kalau pewartanya punya followers yang banyak.

Apakah selama ini Kemenparekraf mulai dari Sandi, lalu setiap deputi, direktur sampai kepala bidang termasuk di Birkom Publik Kemenparekraf rajin memantau, mendata, menyeleksi siapa saja pewarta (wartawan/blogger) yang loyal dan kreatif serta melek marketing lalu melibatkannya? Jadi bukan lantaran tergoda embel-embel nama besar media pewarta tersebut.

Kenapa hal itu amat penting? Ya supaya informasi Parekraf dan kinerja Kemenparekraf benar-benar terekspos semakin luas.

Amatan TravelPlus dalam EWPB kali ini beberapa wartawan melontarkan sejumlah pertanyaan yang dibacakan Sandi antara lain tentang skema bebas ongkir jelang lebaran guna mendukung usaha para pelaku ekraf.

Ada juga yang bertanya masih soal vaksin, CHSE, pengembangan desa wisata, kota tua Jakarta serta update terakhir mengenai investasi dari Uni Emirat Arab (UEA) di Aceh.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak semuanya dijawab sendiri oleh Sandi tapi juga dibantu Mba Wamen dan para deputinya.

Pertanyaan soal bebas ongkir, Sandi menjelaskan skema tersebut merupakan kompensasi peniadaan mudik lebaran yang bertujuan mendorong pelaku ekraf mengambil peluang pengiriman produk ekraf.

"Bebas ongkir ini merupakan bagian dari inovasi, adaptasi, dan kolaborasi yang sangat dibutuhkan para pelaku UMKM dan masyarakat saat mereka tidak bisa pulang ke kampung halamannya," jawab Sandi.

Sampai acara EWPB selesai, 2 pertanyaan TravelPlus di atas tidak dibacakan/dijawab Sandi, bisa jadi kedua pertanyaan itu tidak sampai ke Sandi atau ada hal lain.

Seperti biasa TravelPlus sudah mengantisipasinya dengan memuat dan menyebarluaskannya kedua pertanyaan tersebut berikut alasannya via akun Instagram (IG) resmi TravelPlus yakni @adjitropis dan juga lewat tulisan ini. Tujuannya supaya Sandi dan publik Indonesia bahkan dunia tahu.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

 

Read more...

Minggu, 02 Mei 2021

Dukung Pengembangan Pariwisata Halal Aceh, Sandi Siapkan Tiga Program Spesial


Dalam upaya meningkatkan pengembangan pariwisata halal Aceh, khususnya di Banda Aceh, Kemenparekraf akan menyiapkan tiga program spesial. 

“Nanti pihaknya akan menyiapkan tiga program khusus dengan Pemko Banda Aceh, yakni berkaitan dengan event, peningkatan SDM ekonomi kreatif (Ekraf), dan Pengembangan Pariwisata Halal di Aceh," terang Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno (Sandi) dalam Diskusi Pengembangan Pariwisata Aceh sebagai Destinasi Halal dengan Komunitas Parekraf Aceh di Aula Mawardy Nurdin Balai Kota Banda Aceh, Minggu (2/5/2021).

Terkait dengan SDM, pihaknya akan menawarkan SDM terbaik yang dimiliki Banda Aceh dan Aceh untuk dikirim ke Politeknik Pariwisata (Poltekpar) terdekat.

“Ada Poltek di Bali, Palembang, dan Bandung," ungkapnya seraya menambahkan kalau lulusan-lulusan Poltek yang dikelola Kemenparekraf menjadi incaran pelaku ekraf dan pariwisata. 

Hadir dalam diskusi tersebut antara lain Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman, Deputi Industri dan Investasi, Fadjar Hutomo dan Direktur Kelembagaan Kemenparekraf Reza Fahlevi, anggota Komisi X DPR-RI Illiza Sa’aduddin Djamal, dan Rektor Unsyiah, Prof Samsul Rizal serta Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Banda Aceh Iskandar.

Wali kota Banda Aceh Aminullah Usman menjelaskan Banda Aceh memiliki sejumlah wisata favorit yang kerap menjadi incaran wisatawan domestik maupun mancanegara terutama dari Malaysia dan Singapura yaitu wisata religi, budaya dan sejarah, edukasi tsunami, alam, dan wisata kuliner. 

“Pada 2019, kita berhasil tingkatkan kunjungan wisata hingga 500 ribu lebih wisatawan. Naik signifikan dari tahun-tahun sebelumnya. Per tahunnya ada kenaikan hingga 200 ribu wisatawan,” ungkapnya.

Saat ini Pemko Banda Aceh tengah menata kawasan Pantai Ulee Lheue untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata lengkap dengan fasilitas pendukung seperti fasilitas ibadah yang direncanakan akan dibangun miniatur dari Masjid Baiturrahman. Kemudian di Ulee Lheue juga sudah dilengkapi dengan Ulee Lheue Park yang menyediakan aneka kuliner khas Aceh plus taman bermain bagi anak.

Lalu di kawasan Gampong Pande, Pemko juga akan mengembangkan kawasan tersebut sebagai destinasi wisata sejarah, dimana di kawasan tersebut terbentuknya peradaban Islam di Aceh pada abad ke 13. 

Aminullah berharap Menparekraf Sandia mendukung proses revitalisasi kedua kawasan tersebut.


Sebelumnya Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Banda Aceh Iskandar kepada TravelPlus Indonesia mengatakan karena Aceh termasuk Banda Aceh merupakan satu satunya Daerah yang melaksanakan syariah Islam dan menerapkan pariwisata halal, pihaknya berharap dukungan yang maksimal dari Kemenparekraf terhadap pengembangan pariwisata syariah di Banda Aceh.

"Dukungan yang kami harapkan antara lain peningkatan kualitas Human Resource (SDM), infrastruktur, dan promosi baik di dalam negeri maupun luar negeri," terangnya.

Menurut Iskandar penentuan segmen pasar yang menjadi target pariwisata halal Banda Aceh juga amat penting. "Terakhir kami berharap kunjungan  wisatawan ke Banda bisa terus meningkat secara optimal setelah pandemi Covid 19 ini berakhir," ungkapnya.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Read more...

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP