. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Senin, 29 Februari 2016

Tips Nyaman Mendaki Atap Dunia Everest

Berpetualang mendaki Pegunungan Himalaya di Nepal bukan perkara punya duit. Sejumlah syarat pun harus dipenuhi pelakunya biar perjalanan aman dan nyaman. Apalagi kalau berniat sampai ke puncaknya yang tertinggi, Everest. 

Berikut ini panduan aman dan nyaman menjelajahi Himalaya dari Anthony Nadeak selaku Director of Reseach Develovment Thankyou Indoneisa (TI), sebuah tour agent petualangan buatan orang Indonesia yang menawarkan paket-paket wisata ke Pegunungan Himalaya, sebagaimana diutarakan ke Travelplusindonesia di sela-sela acara Indonesia Travel Fair (ITC) 2016, di JCC Senayan, Jakarta baru-baru ini.

Selain punya dana, tak kalah penting kemauan atau tekad yang kuat serta memiliki stamina tubuh yang sehat. “Tidak minum minuman beralkohol, kopi, dan soft drink bersoda serta tidak merokok minimal 2 minggu sebelum berangkat ke Himalaya. Supaya tubuh bisa lebih  mudah menyesuaikan dengan cuaca setempat yang ekstrim,” jelasnya.

Kata Anthony efek alkohol bisa menyulitkan orang bernafas, terutama mulai di ketinghian 3.440 Mdpl. Supaya fisik selalu fit, sebaiknya melakukan lari santai atau jogging setiap hari selama sebulan sebelum pendakian.

Perhatikan waktu terbaik pendakian. Bulan Maret hingga Mei, suhu di sana bisa mencapai minus 9 derajat. Padahal saaat iu sedang musim semi. Pilihan lain Septembaer hingga Desembar ketika musim gugur yang bersuhu minus 11 derajat. “Di bulan-bulan itu cuaca agak lebih hangat. Diluar itu atau pas musim salju, suhunya bisa sampai di bawah minus 5 derajat,” terangnya.

Gunakan pakaian yang sesuia untuk menangkis dingin yang menggigit. “Sebaiknya pakai down jacket yang di dalamnya terbuat dari bulu angsa atau yang berbahan termal karena lebih hangat. Jaket jenis itu bisa sewa di sana, harganya 10 dolar AS selama seminggu,” imbaunya.

Sebagai antisipasi keamanan, sebaiknya mengambil asuransi travel internasional yang meng-cover helikopter sampai ketinggian 5.000 Mdpl dengan biaya sekitar 250 dolar AS. 

“Keuntungannya jika terjadi kecelakaan atau terkena mountain sickness dan lainnya bisa langsung menghubungi helikopter tersebut untuk segera dievakuasi ke rumah sakit atau diangkut ke daerah yang lebih rendah dan aman,” ungkap Anthony.

Sebelum pendakian, sebaiknya calon pendaki meminum obat untuk aklitimasi. “Minumnya setengah saja setiap pagi selama menanjak. Tapi begitu turun tidak perlu meminumnya lagi,” ujar Anthony. Obat tersebut, lanjutnya sudah termasuk paket-paket wisata Himalaya yang dibuat TI?

Director of Business Development Thankyou Indonesia, Andre Hutabarat menambahkan jangan lupa membawa baterei cadangan ataupun power bank yang cukup untuk keperluan segala mancam alat pendokumentasian. “Sayang kalau sampai disana tidak didokumentasikan gara-gara baterei alat dokumentasinya habis,” saran Andre sekaligus menjelaskan bahwa dari ketinggian sampai 4.000 Mdpl lebih, pendaki masih bisa berkirim pesan ataupun gambar lewat HP dan lainnya.

Menurut Anthony lagi, jika semua itu diindahkan, pasti perjalanan petualangan di Himalaya akan berlangsung aman dan nyaman. “Mumpung ada kesempatan, ayo berpetualang ke Himalaya, Sekali saja seumur hidup itupun sudah cukup. Tapi banyak juga yang datang berkali-kali karena begitu banyak spot menawan di pegunungan tertinggi di dunia itu,” pungkas Anthony.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)

Captions:
1. Hiasan tanda panah ke spot-spot di Pegunungan Himalaya di stand Thankyou Indonesia di ITF 2016.
2. Tim Thankyou Indonesia berfoto bersama dia stand.

Read more...

Ini Paket-Paket Berpetualang di Pegunungan Himalaya Buatan Tour Agent Thankyou Indonesia

Sudah menjelajahi semua gunung di Tanah Air lalu ingin menjajal gunung di negara lain, ah boleh-boleh saja. Nah, salah satu gunung yang menarik, menawan, dan menantang untuk ditualangi adalah Pegunungan Himalaya. Setiap tahunnya ribuan pendaki dari berbagai negara menapaki pegunungan di Nepal ini, dari kaki hingga puncak tertingginya, Everest. 

Pendaki-pendaki profesional Indonesia juga mulai banyak yang tertarik menggapai atap tertinggi dunia berketinggian 8.848 mdpl tersebut. Begitupun orang-orang biasa yang gemar berwisata di alam pegunungan, yang berminat menikmati spot-spot cantik di sekitar pegunungan berselimut salju itu tanpa harus sampai Everest.

Nepal berada di kawasan Pegunungan Himalaya, sebuah negara terkurung daratan tinggi di Asia Selatan, tepatnya Daerah Otonomi Tibet. Lokasinya berbatasan dengan Tiongkok, di sebelah Utara dan India di Barat, Timur, dan Selatan.

Ibukota sekaligus kota terbesar Nepal bernama Kathmandu. Kota berpenduduk sekita 4 juta jiwa ini terletak di Lembah Kathmandu, Nepal bagian tengat dekat dengan Sungai Vishnumati.

Konon kawasan itu dahulunya danau raksasa. Seorang pengikut ajaran Budha Shakyamuni yang bernama Manjushri, membelah sebuah bukit di bagian Selatan sehingga air danau pun mengalir, sampai lembah itu memiliki daratan yang dapat dihuni jutaan seperti sekarang.

Ciri khas kota tua ini terdapat banyak kuil dan istana pemeluk Budha dan Hindu yang kebanyakan dibangun pada abad ke-17. Sayangnya, saat gempa beberapa waktu lalu, tak sedikit yang rusak bahkan hancur. Yang memberi nilai lebih kota ini, terdapat tujuh warisan dunia yang diakui UNESCO.

Keindahan panorama alam pegunungan dan nilai historis kota ini membuat banyak turus mancanegara menjadikan Kathmandu sebagai tujuan wisata, terutama turis backpacker Barat sejak 1960-an. Ketika itu kota yang berada di ketinggian 1.338 Mdpl atau 4.383 feet  ini menjadi tempat pemberhentian utama hippie trail.

Melihat adanya minat orang Indonesia berpetualang di kawasan bersuhu dingin itu belakangan ini, beberapa anak muda Indonesia pun akhirnya membuat tour agent yang menawarkan paket-paket wisata ke Pegunungan Himalaya. 

Salah satunya tour agent adventure berlabel Thankyou Indonesia (TI) yang juga menjual paket-paket bernuansa kental petualangannya di dalam negeri sendiri.

“TI mulai menjual paket-paket ke Pegunungan Humalaya tahun 2015,” aku Anthony Nadeak selaku Director of Reseach Develovment TI kepada Travelplusindonesia di acara pameran wisata Indonesia Travel Fair (ITC) 2016 di JCC, Senayan, Jakarta baru-baru ini. 

Menurut Anthony terbentuknya TI bermula dari keikutsertaannya menjadi relawan bencana gempa bumi di Nepal, April 2015 selama 6 bulan. “Saat di sana kami berbincang dengan pihak departemen pariwisata setempat untuk bekerjasama mengantar orang-orang Indonesia yang ingin berwisata di Nepal khususnya Pegunungan Himalaya,” terangnya. 

Perbincangan tersebut mendapat sambutan positif, akhirnya Anthony dan istri serta Andre Hutabarat mendirikan TI. Andre Hutabarat sendiri kini menjabat sebagai Director of Business Development TI.

Pembentukan TI tersebut, lanjut Anthony juga didasari atas semakin banyaknya minat orang Indonesia yang ingin tahu Nepal lebih jauh. “Cuma ketika itu banyak yang tidak tahu akses ke sananya karena infonya terbatas,” terangnya. 

Selama setahun itu, sambung Anthony, TI baru berhasil membawa 4 orang Indonesia berwisata ke Pagunungan Himalaya. “Maklum promosinya saat itu masih dari mulut ke mukut. Mulai awal 2016 ini, kami baru gencar berpromosi termasuk lewat ajang ITF ini,” akunya. 

Banyak pengunjung di pameran wisata ini yang datang ke stand TI. “Mereka umumnya anak-anak muda yang bertanya tentang Himalaya. Banyak yang belum tahu lokasinya. Banyak juga yang menanyakan paket-paket wisata apa saja yang dijual TI berikut harganya,” kata Anthony.

Paket wisata pendakian yang dijual IT ada beberapa. Misalnya Paket Everest Base Camp (EBC). Harganya sekitar Rp 15 juta, minimal 10 orang, sudah termasuk makan 3 kali sehari dan P3K namun belum termasuk tiket pesawat P/P Jakarta-Kathmandu. 

Paket tersebut start-nya dari Kathmadu ke Lukla yang berketinggian 2.860 Mdpl, dengan meeting point di Kathmandu. “Kalau meeting point-nya di Bandara Soeharno-Hatta atau termasuk tiket pesawat Pergi-Pulang Jakarta Kathmandu biayanya sekitar 24 juta Rupiah,” terang Anthony. 

Paket Everest View dengan durasi 8 hari juga ada. “Paket ini dari Katmandu ke Namche Bazaar 3.340 Mdpl atau 11.285 feet  hingga Tengboche 3.860 Mdpl dilihat dari kemampuan pesertanya. Di Tengboche ada kuil, tempat ibadah pemeluk Budha di sana,” tambah Anthony. 

Selain itu juga ada paket yang berdurasi 12 sampai 24 hari dengan tarif sekitar 2200-4.000 dolar AS. “Nah, kalau ke Everets waktunya kurang lebih 3 bulan dengan biaya lebih dari Rp 500 juta,” ujar Anthony lagi. 

Paket-paket wisata berpetualang di Himalaya buatan TI di atas, bisa dilihat di website www.thankyouindonesia.com. Kalau mau tahu informasi lebih detil, bisa datang langsung ke kantornya di Ruko Orlin Arcade Blok JA No. 28, Graha Raya, Paku Jaya, Serpong Utara, Tangerang Selatan, Banten. “TI juga punya kantor cabang di Katmandhu, Nepal, tepatnya di Jalan Sanepa 33, Lalitpur,” terang Anthony. 

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
Foto: Thankyou Indonesia & adji

Captions:
1. Spot cantik Namche Bazaar. 
2. Tim Thankyou Indonesia, Anthony Nadeak berkemeja biru dan Andre Hutabarat baju putih serta dua rekan lainnya.
3. Pesona Lukla. 

Read more...

Festival Wonderful Indonesia di Perbatasan Aruk Sedot 5.000 Pengunjung

Festival Wonderful Indonesia yang digelar Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di perbatasan Aruk, Sambas, Kalimantan Barat berhasil menyedot 5.000 orang. Perbatasan Indonesia-Malaysia itupun berubah menjadi lautan manusia. Mereka berbaur, baik yang ber-KTP Indonsia maupun yang beridentitas Negeri Seberang Malaysia. 

Suasana perbatasan yang titik koordinatnya sekitar 300 kilometer dari pusat Kota Pontianak itu betul-betul heboh.

Pentas musik yang diprakarsai Kemenpar itu menghibur semua pendatang dan warga setempat. Para pedagang dan usaha kecil yang ada di Aruk juga ikut mengambil peran, mendapatkan manfaat terbesar. Mereka berharap, kegiatan semacam Festival Wonderful Indonesia ini lebih sering digelar di perbatasan Aruk.

Melihat kesuksesan itu Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang terus memantau dari Jakarta mengatakan Kemenpar akan terus menggelar kegiatan di banyak titik di perbatasan. “Jadi bukan hanya di Aruk, tapi juga di lokasi strategis lainnya," ungkapnya.

Jika dari jumlah wisman dari Malaysia, di acara "man made" itu besar, kata Arief Yahya, itu sudah diperkirakan sebelumnya. Bukan hanya soal jumlah wisman yang berkunjung, lebih jauh dari itu event-event ini bisa men-drive ekonomi masyarakat. "Ketika banyak orang datang, demand akan tercipta, dan saya tidak khawatir dengan supply-nya. Masyarakat pasti menemukan kreasinya sendiri untuk mengambil manfaat commercial value-nya," jelas Arief. 

Great Batam, yang meliputi Batam dan Bintan pun didorong lebih banyak event dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pagelaran musik yang dibungkus dengan acara Festival cukup memikat negara tetangga, Singapore dan Malaysia untuk hadir lebih banyak. Apalagi begitu banyak artis dan musisi Indonesia yang terkenal di dua negara tetangga itu. Ada Afgan, Rossa, Raisa, Wali, Noah, dan lainnya sangat tersohor di Negeri Seberang. 

Bukan hanya musik yang bisa menarik banyak orang. Olahraga seperti marathon, golf, 10-K dan lainnya juga bisa menjadi cara untuk menghadirkan lebih banyak wisman di negara tetangga. "Kesamaan budaya, keselarasan selera, antardua negara yang berdampingan, juga memperkuat sesama orang Melayu," tandasnya. 

Asumsikan, musik dan festival itu sebagai pendobrak. Selebihnya, ketika sudah sering berkunjung ke Indonesia, mereka bisa lebih banyak mengeksplorasi objek wisata lain di dekat perbatasan. "Inilah yang dimaksud dengan Border Tourism," pungkas Arief Yahya. 

Hujan deras yang mengguyur kawasan perbatasan Aruk, Kabupaten Sambas, Kalbar sejak Sabtu (27/2) pagi, tidak menyurutkan masyarakat, untuk menyaksikan Festival Wonderful Indonesia. Bahkan, tidak sedikit yang datang dari wilayah Malaysia.

Puluhan mobil berplat Malaysia ikut berjajar rapih di sekitar terminal Sajingan Besar. "Info Festival Wonderful Indonesia tiap jam diputar di Cats FM Kuching. Masyarakat kami (Malaysia, red) banyak yang penasaran. Kebetulan masyarakat kami sangat suka dengan dangdut," tutur Nazari bin Bujang, District Officer Sematan, dengan logat Melayu yang kental. 

Kencangnya suara gendang betul-betul mengagetkan Kuching, Malaysia. Rasa penasaran masyarakat Malaysia tadi akhirnya mengalahkan cuaca yang tidak bersahabat. Meski hingga pukul 12.00, hujan tak juga reda, antrian penonton terus bertambah. "Ah.. Cuma hujan air tak apalah," kata mereka tak peduli basah kuyup baju dan celana.

Sebagian area penonton yang becek tak jadi halangan bagi penonton untuk bergoyang bersama teman dan pasangan yang datang bersama mereka. Nuansanya mirip sebuah reuni. 

Maklum, masyarakat Aruk punya banyak kedekatan emosional dengan warga Biawak dan Kuching, Malaysia. Banyak yang punya hubungan darah dengan warga di negeri jiran Malaysia. "Acaranya bagus. 

Khusus hari ini, border dibuka sampai pukul 18.00 waktu Malaysia. Mudah-mudahan di masa datang ada lagi festival seperti ini," papar Nazari. 

Di mana-mana, dendangan musik dangdut memang selalu menyihir. Apalagi di daerah perbatasan yang jarang sekali disentuh dengan hiburan rakyat seperti itu. Pantas saja, suasana heboh tak terhindarkan. 

Di even, Festival Wonderful Indonesia yang menggarap border tourism itu sejatinya menggelar beragam acara menarik. Dari mulai lomba sumpit tradisional, lomba menyanyi, hingga penampilan artis ibukota. 

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com) 
Foto: dok Humas-Kemenpar

Read more...

Minggu, 28 Februari 2016

Lika-Liku Overland dari Pontianak ke Perbatasan Aruk Guna Sukseskan Festival Wonderful Indonesia

Rombongan Wonderful Indonesia harus bersusah payah menerabas medan panjang Pontianak-Aruk sepanjang 300 KM. Kendati sudah dua hari berkendara mobil via darat namun kota tujuan belum juga bisa dilampaui. Rombongan merasakan cuaca dari panas, hujan, sampai ketemu panas lagi. Untungnya sejumlah objek wisata yang dikunjungi menghibur hati. 

Itulah sepenggal tantangan yang dialami pihak Kementerian Pariwisata (Kemenpar) saat menggelar Festival Wonderful Indonesia di perbatasan Aruk, Kalimantan Barat, (27/2/2016). Ternyata tak mudah menggelar event di daerah perbatasan yang masih minim infrasturktur dan lainnya. Tantangannya jelas lebih berat dibanding kalau event tersebut bukan berada di perbatasan, misalnya di ibukota provinsi.

Lokasi Festival Wonderful Indonesia di perbatasan Aruk, benar-benar jauh. Dari Pontianak, rombongan harus menempuh perjalanan darat (overland) selama delapan jam. Itupun baru bisa sampai Singkawang. Sabar adalah kunci untuk melampuai perjalanan panjang.

\ Sejak Rabu (23/2) siang, rombongan Wonderful Indonesia mulai start menyusuri mulusnya aspal Pontianak, Ibukota Provinsi Kalbar. Tak ada jalan berlubang. Semuanya mulus. Di kota yang dilalui garis Khatulistiwa itu, rombongan masih dimanjakan dengan indahnya panorama Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia. Panjangnya mencapai 1.143 Km. Dari pinggir jalan, terlihat anak-anak terlihat bermain-main perahu sampan kecil di tepi sungai.

Setelah Kapuas, ada Tugu Khatulistiwa yang menyapa. Hanya di daerah ini, momen kulminasi atas matahari terjadi. Efeknya, pada saat tepat jam 12 siang, tak ada bayangan benda yang terlihat. Seolah-olah Tugu Khatulistiwa menghilangkan semua bayangan benda-benda di permukaan bumi. Saat peringatan titik kulminasi, banyak pengunjung berebut untuk membuktikan fenomena ini.

Setelah itu, masih ada panorama Sungai Landak dan Aloe Vera Center yang bisa dinikmati. Belum lagi tempat kuliner khas daerah di Pondok Pengkang.

 Tapi selepas Pontianak, tak ada panorama yang bisa dinikmati. Selama lebih kurang tujuh jam, hanya rumput ilalang dan daerah sepi yang terlihat. Nyaris tak ada lalu lalang kendaraan. Jalan aspal yang mulus seolah tak berujung.

Denyut kehidupan baru terasa menyala saat rombongan masuk ke wilayah Singkawang saat hari berganti malam. 

Hiasan lampion masih tertata apik. Nuansa perayaan Cap Go Meh, beberapa waktu lalu, masih sangat terasa. Saat malam hari, lampion-lampion tadi terlihat indah. Atraksi lampu berwarna kemerahan sangat nyaman memanjakan mata. 

Di sinilah, rombongan Wonderful Indonesia rehat sejenak. Semua menginap di Hotel Khatulistiwa.

I Gde Pitana, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar mengacungkan dua jempol untuk tim ini. Maklum, tim kecil beranggotakan lima orang itu punya misi menaikkan pamor perbatasan Aruk sebagai salah satu destinasi wisata yang memikat. “Promosi untuk wisatawan mancanegaranya dapat, promosi wisatawan nusantaranya juga dapat. Warga masyarakat di sekitar kawasan Aruk juga dapat manfaat,” jelas Pitana.

Pujian itu dijawab tim kecil tadi dengan kerja solid, cepat dan efektif. Misinya, mengejar kesuksesan promosi pariwisata hingga Kuching, Malaysia. 

Perjalanan darat pun berlanjut. Kamis (25/2) pagi, semua tim kembali bergerak menuju Aruk. Panorama apik kembali tersaji. Dari kampung pembuat keramik Singkawang hingga pantai Pasir Panjang, semua diterabas. Sore harinya, perjuangan tim Wonderful Indonesia belum berakhir. 

Di bawah komando Eddy Susilo, Kabid Festival Pemasaran Pariwisata Asia Tenggara Kemenpar, tim ini bergerak ke Swara Sambas FM. Ini adalah satu-satunya radio yang masih mengudara di Kota Sambas. Gedungnya kecil. Sangat sederhana. 

Tapi, radio ini punya banyak pendengar. Pendengar-pendengar setia itulah yang diharapkan bisa dirayu untuk berkunjung ke Festival Wonderful Indonesia di wilayah perbatasan Aruk. "Ada banyak hiburan yang akan kami tampilkan. Dari mulai lomba nyanyi, atraksi pedangdut nasional, hingga lomba sumpit, semua ada. Kami akan menanamkan brand Wonderful Indonesia di perbatasan Aruk. Yang utama tentunya kami menginginkan warga Malaysia untuk bisa datang ke Indonesia," ujar Eddy Susilo saat talk show.

Sambas akhirnya dijadikan pilihan untuk menginap. Parahnya medan yang akan dilalui menjadi alasan utama. “Medan jalannya bakal sulit dilalui. Masih ada sekitar tiga jam lagi untuk sampai ke Aruk. Sekarang bermalam di Sambas, besok pagi kami lanjut lagi ke Aruk,” terang Eddy.

Sambas punya potensi wisata yang luar biasa. Salah satunya Pantai Temajuk di Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas. Jaraknya hanya 4 kilometer dari Telok Melano, Malaysia. Sekitar 3 jam perjalan dari Kabupaten Sambas. 

Keistimewaan pantai ini bergaris pantai sepanjang sekitar 60 kilometer. Suasananya pun masih sepi oleh karena itu menjadi lokasi favorit bagi ratusan penyu untuk bertelur. Di pantai ini sudah tersedia penginapan yang cukup memadai. Dan jika penginapan penuh, pengunjung bisa menginap di rumah warga. 

Buat yang gemar ber-snorkeling, di pantai ini ada spot yang menawan untuk itu yaikni di Teluk Atong. Setelah lelah beraktivitas, pengunjung bisa menikmati indahnya matahari terbenam di dermaga panjang yang ada di Dusun Camar Bulan. 

Kepala Dinas Pariwisata Olahraga Budaya Sambas, Asmani mengatakan banyak yang bilang tempat ini seperti surga. “Sepotong surga di ekornya Kalimantan, berandanya Indonesia," terangnya. 

Di sisi lain yang lebih ujung lagi, ada Aruk yang terletak di Kecamatan Sajingan Besar, Kalimantan Barat. Wilayah daratnya berbatasan langsung dengan Biawak dan Kuching, Malaysia. 

Di sepanjang perbatasan Kabupaten Sambas dengan Negeri Serawak itu, terdapat banyak air terjun dan riam yang sebagian besar masih sangat alami karena masih belum tersentuh tangan manusia. Salah satunya yang cukup dekat dengan ibukota Kecamatan Sajingan Besar adalah Air Terjun/Riam Merasap yang merupakan hulu dari Sungai Sajingan. 

Disebut Riam Merasap karena air yang deras dari riam ini menimbulkan kabut dingin dari percikan air, karena itulah penduduk sekitarnya menamakan riam ini dengan nama Riam Merasap yang berkeinggian 20 meter. 

Keunikan Riam Merasap, setelah menemukan air terjun ini, dengan hanya menyusuri aliran riam pengunjung akan menemukan satu buah riam lagi dengan ketinggian 8 meter yang disebut Riam Naik Kubik. Di seikitar daerah ini, pengunjung juga dapat melihat langsung kehidupan masyarakat Dayak Selako yang menjadi masyarakat Kecamatan Sajingan Besar.

Dengan dibukanya border Aruk-Sajingan sebagai pintu gerbang perbatasan antara Negara Indonesia dan Negara Malaysia, maka obyek-obyek wisata di kawasan Sanjingan besar layak untuk dikembangkan sebagai salah satu daerah tujuan wisata yang nantinya diharapkan akan dapat menarik wisatawan khususnya yang berasal dari mancanegara) yang datang/pergi melalui border Aruk Sajingan. 

Asmani berharap dengan adanya Festival Wonderful Indonesia semakain banyak orang yang tahu kemudian dating ke Air Terjun Riam Merasap. “Mudah-mudahan ini bisa jadi destinasi wisata bagi warga perbatasan di Malaysia,” harapnya. 

Selama ini banyak warga Malaysia yang menikmati Air Terjun Riam Merasap ini, dikarenakan jarak dari Titik Nol Perbatasan Indonesia dan Malaysia ke lokasi air terjun tersebut hanya berjarak 10 Km. Sementara dari jalan raya Sajingan berjalan kakau ke riam tersbut cuma sekitar 2 Km. 

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com) 
Foto: adji, dok.perbatasanindonesia & kalbar’paradise

Read more...

Batagor Bu Endang Diserbu Pengunjung Festival Karamean Desa

Festival Karamean Desa yang berlangsung di Bale Rame Sabilulungan, Soreang, Kabupaten Bandung, pada Sabtu (27/2) memberikan berkah tersendiri bagi para pedagang kuliner, salah satunya Bu Endang. Aneka dagangannya terutama Batagor, Sate, Ayam Goreng, dan Gepuk ludes diserbu pengunjung.

Di bawah tenda putih berukuran 2 X 4 meter yang terletak paling ujung, Bu Endang terlihat sibuk melayani pembeli. 

Tidak ada henti-hentinya pembeli yang tak lain penonton Fastival Karamen Desa yang digelar Kementerian Pariwisata (Kemenpar) untuk kali pertama ini, datang ke tendanya.

Sewaktu Travelplusindonesia datang selepas Maghrib, dua menu andalannya yakni Gepuk dan Ayam Panggang sudah habis. “Tinggal Sate dan Batagor Om,” kata perempuan berbusana muslimah ini.

Lantaran belum makan nasi sejak pagi, saya memilih Sate Kambing 10 tusuk dan Nasi Putih, seporsinya Rp 25.000. Satenya empuk seperti sudah direbus lebih dulu. “Bukan direbus, tapi daging kambing muda ini Om," jelas Bu Endang.

Sementara Alpa, staff EO festival ini memilih menyantap Batagor dengan harga Rp 15.000 seporsinya. Penampilan Batagornya cukup menggoda. Akhirnya setelah selesai menyantap sate, saya pun memesan Batagor setengah porsi. 

Ternyata benar, rasanya seenak penampilannya. Ukuran tahu dan bakwan gorangnya juga lumayan besar-besar. Saya jadi ingat Batagor Riri di Kota Bandung yang terkenal lezat dan sudah tersohor serta kerap didatangi para artis.Tapi harganya jelas lebih murah Batagornya Bu Endang.

Sewaktu memperhatikan tenda Bu Endang di belangkangnya ada backdrop bertuliskan RM Gepuk & Sate Cilampeni Hj Wiwin R. 

Ketika ditanya kenapa tidak memasang namanya, dia menjawab sambil menunjuk backdrop tersebut, itu rumah makan milik ibunya. Jadi Bu Endang itu anak dari pemilik RM Gepuk & Sate Silampeni yang terkenal kelezatannya sejak lama. 

Menurut Bu Endang, kalau ada acara di Bale Rame, dia berjualan di sini. “Acaranya kadang seminggu sekali, kadang sebulan sekali. Lebih ramai pembelinya kalau pas ada acara besar seperti Festival Karamean Desa ini,” akunya. 

Bu Endang mengaku berdagang sejak pagi sebelum Festival Karamena Desa berlangsung. “Iya acara memang dimulai sore, tapi panitia dan pengisi acaranya banyak yang datang sejak pagi, makanya saya jualan dari pagi dan lumayan sudah ramai pembelinya,” ujarnya.

Menurutnya jika tidak berjualan di Bale Rame, banyak pembeli yang datang ke RM Gepuk & Sate Cilampeni Hj Wiwiin R di Jalan terusan Kopo KM 11 yang sudah ada sejak 20 tahun lebih. Posisinya tepat di samping Bajigur Durian Asoy. 

Gepuk dan Sate Cilampeni terkenal gurih dan empuk. Rasa bumbu-bumbunya juga pas seperti ketumbar, gula merah, bawang putih, dan berbagai bumbu lainnya yang meresap hingga ke dalam daging. Harga seporsinya Rp 35.000 dengan ukuran yang cukup besar, bisa untuk 3 orang.

Di rumah makan tersebut juga ada sejumlah menu lainnya seperti tempe orek, soun goreng, tahu goreng, ayam goreng, tempe goreng, sate kambing, sate ayam, pepes jeroan, kentang balado, pepes ikan, soto Cilampeni, dan sambal dadakan yang rasanya pedas serta tentunya Batagor yang mantap. 

Bu Endang mengaku senang kalau ada even besar di Bale Rame. “Sering-sering aja, kalau bisa seminggu sekali, asal acaranya dipromosikan terlebih dulu biar pengunjungnya banyak,” imbaunya. 

Menanggapi hal itu, Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar, Raseno Arya mengatakan sebuah event berkaitan dengan wisata, budaya, sport tourism, dan lainnya, jika digarap dengan kemasan yang menarik dengan promosi pra event yang maksimal, hasilnya bukan semata menjaring wisatawan pun memberikan pendapat ekonomi bagi masyarakat setempat termasuk para pedagang kuliner dan aneka kerajinan tangan.

"Buktinya pedagang di deretan tenda depan Bale Rame pas Festival Karamean Desa ini laris dibeli pengunjung," kata Raseno.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com) 

Captions: 
1. Asisten Bu Endang tengah meracik Batagor.
2. Seporsi Batagor Bu Endang di Bale Rame saat Festival Karamean Desa.
2. Bakwan dan Tahu goreng Batagor Bu Endang

Read more...

200 Even Berdana Rp 800 Miliar Bakal Gaungkan Pesona Indonesia

Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggelar sekitar 200 even selama tahun ini dengan anggaran sekitar Rp 800 miliar. Even-even tersebut untuk mensosialisasikan dan menggaungkan branding pariwisata nusantara PESONA INDONESIA sekaligus menjaring wisatawan nusantara (wisnus). 

“200 even tersebut terdiri atas kegiatan baru yang diselenggarakan Kemenpar dan kegiatan yang bersifat supporting atau dukungan. Biayanya sekitar 800 miliar Rupiah,” begitu kata Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar Raseno Arya di Hotel Sutan Raja, Soreang, Kabupaten Bandung, Minggu (28/2).

Salah satu event terkait yang baru saja selesai digelar, lanjut Raseno adalah Festival Karamean Desa yang berlangsung di Bale Rame Sabilulungan, Soreang Sabru sore hingga tengaa malam kemarin. “Festival tersebut didukung penuh Kemenpar, sementara Pemkab Bandung menyediakan tempatnya,” terangnya.

Alhamdulillah acara fesrtival tersebut sukses. Walau hujan turun dari sore hingga malam. Kalau tidak hujan, pasti penonton yang hadir lebih membludak lagi,” terangnya.

Kata Raseno kegiatan dukungan diberikan kepada daerah yang pimpinannya, entah itu walikota, bupati ataupun gubernur beserta kepala dinas pariwisata yang bersemangat, kreatif, dan inovatif membangun pariwisatanya menjadi andalan utama daerahnya.

“Kalau kepala daerahnya tidak bersemangat, ogah-ogahan, buat apa dibantu, lebih baik kasih yang punya visi dan misi yang jelas dan  resfek dengan pariwisata seperti kata Menpar Arief Yahya,” tegas Raseno.

Dukungan yang diberikan Kemenpar, lanjut Raseno berupa promosi. “Promosi itu penting dan itu selalu diutamakan oleh Menpar Arief Yahya,” tambahnya lagi.

Menurut Raseno masih ada beberapa event dalam waktu dekat yang akan akan diselenggarakan oleh pihaknya. “Bulan April nanti akan ada Festival Pesona Cirebon, Jawa Barat tepatnya tanggal 1-3 April mendatang,” akunya.

Dalam festival tersebut, rencananya akan ada suguhan budaya dari keraton-kerataon yanng ada di Cirebon, termasuk kesenian, dan tentunya kulinernya.

Selanjutnya juga akan ada Festival Pesona Kuliner Nusantara yang berlangsung selama 3 hari di Mall of Indonesia (MOI), Kelapa Gading, Jakarta. Semua provinsi di Indonesia akan mengikuti festival kuliner yang baru pertama kali digelar Kemenpar. “Data terakhir yang saya terima sudah ada 1.200 peserta yang mendaftar ikut festival kuliner ini,” ujar Raseno.

Festival kuliner ini juga akan diramaikan dengan lomba foto kuliner tradisional lewat instagram. “Siapapun boleh ikut, hadiahnya lumayanlah,” terangnya.

Masih di bulan April, lanjut Raseno juga akan ada Festival Pesona Mentawai, Sumatera Barat pada 19 sampai dengan 22 April mendatang.

Berikutnya juga akan digelar Festival Pesona Dodol Nusantara di Kota Garut, Jawa Barat. Jika sebelumnya sudah pernah digelar Festival Dodol Garut yang bersifat lokal, kali ini cakupannya berskala nasional. “Soalnya yang punya dodol itu bukan cuma Garut tapi juga berbagai daerah lain di Indonesia,” kata Raseno.

Festival yang bersifat bahari lainnya juga akan digelar, anatra lain Festival Pesona Nias, Sumatera Utara. “Pokoknya event yang akan diselenggarakan pakai kata Pesona,” ungkapnya.

Menurut Rasono semua festival yang baru digelar akan menggunakan kata “Pesona” sesuai dengan tujuan utama even-even tersebut dibuat yakni untuk mensosialisasikan branding Pesona Indonesia. “Semua even tersebut juga dirancang untuk menjaring sekaligus mencapai target 260 juta perjalanan wisnus tahun ini,” pungkasnya. 

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
Foto: Dok Humas-Kemenpar

Captions: 
1. Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar Raseno Arya.

Read more...

Festival Karamean Desa Sukses Sosialisasikan Branding Pesona Indonesia

Satu lagi event budaya sukses digelar untuk memperkenalkan branding promosi pariwisata nusantara “PESONA INDONESIA” ke masyarakat luas sekaligus melestarikan kesenian yang ada di Jawa Barat. Even tersebut bertajuk Festival Karamean Desa yang mengambil tempat di Bale Rame Sabilulungan, Soreang, Kabupaten Bandung, pada Sabtu  (27/2) malam. 

Festival yang baru pertama diselenggarakan Kementerian Pariwisata (Kemenpar), khususnya bidang Pengembangan Segmen Pasar Personal, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, bekerja sama dengan Kawasan Budaya Sabilulungan Kabupaten Bandung ini, menampilkan Wayang Ajen sebagai acara andalan.

Selepas Isya, penonton mulai berdatangan. Kabarnya sejumlah guru yang ada di Kabupaten Bandung diundang untuk menyaksikan Wayang Ajen. Penonton Wayang Ajen kali ini sengaja tidak disediakan kursi, melainkan karpet merah untuk duduk gaya lesehan. Terlihat dan terasa lebih membumi.

Ada tiga layar di panggung utama yang ditempatkan di arena pertunjukan terbuka (dome) yang disebut bale rame, yang bangunannya beratap dan berkerangka besi berwarna kuning. Layar utama berada di tengah, persis di belakang panggung. Ukurannya cukup besar sekita 3 X 4 Meter. Dua layar lagi, masing-masing berdiri di sisi kanan dan kiri panggung dengan ukuran yang sama. Di masing-masing sisi panggung ada deretan wayang golek beraneka macam, jumlahnya ratusan.

Tepat pukul setengah sembilan acara utama pun dimulai setelah Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar Raseno Arya  tiba dilokasi bersama Prof.Dr.H.Dadang Suganda, M.Hum dari Fakultas Ilmu budaya Unpad Bandung dan tamu VIP lainnya.

Sebelum Wayang Ajen beraksi, ada kesenian Kacapi Centreng yang dibawakan dua pria muda yang masing-masing memiankan alat musik gesek. Keduanya berkolaborasi dengan Kacapi Jenaka, yakni dua penyanyi pria kocak yang berkebaya perempuan.

Setelah itu persembahan Tari Ketuk Tilu khas Jawa Barat yang sudah dimodifikasi, yang dibawakan seorang penari perempuan dan seorang penari laki-laki. Selanjutnya Tari Tayub asli dari Kabupaten Bandung yang dibawakan seorang penari pria dewasa yang memakai baju putih dan penutup kepala seperti Blangkon Jawa.

“Festival Karamean Desa ini dibuat untuk mensosialisasikan branding pariwisata nusantara Pesona Indonesia agar masyarakat khususnya di Kabupaten Bandung dan sekitar mengetahuinya,” kata Raseno Arya dalam sambutannya. 

Menurut Raseno banyak kesenian atau tradisi di Jawa Barat yang sudah hampir punah dan tidak dikenal masyarakat luas. “Dengan festival budaya ini diharapkan kesenian dan tradisi tersebut jadi kembali hidup, berkembang, dan terlestarikan,” tambahnya. 

Selanjutnya prosesi penyerahan Tokoh Wayang Pesona Indonesia dari Raseno Arya ke Ki Dalang Wawan Ajen, selaku dalang Wayang Ajen sebagai tanda dimulainya pertunjukan wayang tradisi tersebut. Namun sebelum Ki Dalang Wawan Ajen beraksi, Prof.Dr.H.Dadang Suganda menyampaikan pengantar tentang apa itu Wayang Ajen dan lakon yang akan disuguhkan dalam Bahasa Sunda. 

Menurut Prof.Dr.H.Dadang Suganda, Wayang Ajen itu wayang golek yang dikemas secara kekinian. “Wayang yang satu ini setiap tampil senantiasa merekonstruksi kembali struktur yang sudah ada untuk diaktualisasikan dalam format baru,” terang Prof.Dr.H.Dadang Suganda. 

Kali ini, lanjut Prof.Dr.H.Dadang Suganda, Wayang Ajen menampilkan tokoh-tokoh wayang golek baru seperti wayang Tokoh Pesona Indonesia sesuai dengan tujuan festival ini untuk memperkenalkan branding Pesona Indonesia. 

Sebagai bukti bahwa festival ini memang utamanya untuk mensosialisasikan branding Pesona Indonesia, nampak di layar utama muncul video branding Pesona Indonesia dan logonya berkali-kali, diselingi slide foto Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar Esthy Reko Astuti, Raseno Arya, serta foto Bupati Kabupaten Bandung Dadang M. Nasser.

Bukan cuma itu ratusan standing backdrop bertuliskan Pesona Indonesia dan logonya juga terpasang di arena Bale Rame, termasuk spanduk bertuliskan dan bergambarkan hal serupa di sepanjang jalan menuju lokasi acara.

Selanjutnya Ki Dalang Wawan Ajen yang akrab disapa Kang Wawan pun beraksi memainkan Wayang Ajen dengan lakon berjudul Satria Panji Anom yang akan menyebarkan virus positif Pesona Indonesia.

Mungkin karena ingin cerita wayangnya mudah dimengerti penonton yang sebagian besar orang Sunda, Kang Wawan menggunakan Bahasa Sunda saat mendalang. 

Strategi itu memang cukup berhasil, namun bagi penonton yang kurang memahami Bahasa Sunda agak kesulitan mencernanya, padahal seperti biasa Kang Wawan selalu menyelipkan istilah-istilah kekinian atau bahasa gaul dalam berdalang agar tidak berjarak dengan penonton. 

Andai saja Kang Wawan menyelinginya dengan Bahasa Indonesia, pasti penampilannya malam itu akan lebih menggigit lagi sebab akan lebih mudah dicerna oleh penonton yang tidak paham Bahasa Sunda. 

Namun secara keseluruhan, aksi Kang Wawan berhasil bukan hanya menghibur penonton yang tetap setia duduk hingga larut malam, sampai pertunjukan habis, pun turut memperkenalkan branding Pesona Indonesia.

Rupanya Kang Wawan juga berhasil membuat kaget sejumlah rekan kerjanya di Kemenpar. Maklumlah dia pun berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kemenpar, bahkan dia staffnya Raseno Arya. “Diam-diam Kang Wawan bikin kejutan, punya kelebihan yang tidak semua orang bisa. Orangnya low profile, “ kata salah satu rekan kerjanya di Kemenpar saat menyaksikan penampilannya malam itu. 

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)

Captions:
1. Berfoto bersama sebelum memainkan Wayang Ajen di Festival Karamean Desa
2. Asdep Pengembangan Segmen Pasar Personal, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar Raseno Arya  menyerahkan wayang Tokoh Pesona Indonesia kepada Ki Dalang Wawan Ajen selaku dalang Wayang Ajen.
3. Penonton tetap bertahan menyaksikan Wayang Ajen di Festival Karamean Desa hingga larut malam.

Read more...

Sabtu, 27 Februari 2016

Atraksi Lais di Helaran Festival Karamean Desa Memukau Penonton

Kendati diguyur hujan, acara helaran atau karnaval seni budaya dalam Festival Karamean Desa yang berlangsung di Bale Rame Sabilulungan, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu sore (27/2) tetap diminati penonton. Aksi pemain Kesenian Lais yang membuka helaran berhasil memukau penonton yang datang dari berbagai tempat di Kabupaten Bandung bahkan luar Jawa Barat. 

Acara helaran atau karnaval seni budaya yang menjadi acara pembuka Festival Karamean Desa ini dimulai ba’da Ashar di pelataran Bale Rame. Lais menjadi kesenian tradisional yang pertama tampil. Salah satu kesenian khas Kota Garut ini merupakan kesenian akrobatik tradisional yang memperlihatkan ketangkasan pemainnya.

Diiringi alunan musik pencak silat tradisional khas Sunda, mula-mula pemain Lais memanjat batang bambu setinggi kira-kira 10-15 meter dengan cepat hingga sampai ke puncaknya.

Selanjutnya pemain Lais tersebut berpindah ke tambang yang terentang antara dua bilah bambu tersebut, meniti tambang tersebut, dan melakukan akrobat berbagai posisi. Awalnya pemain itu berjalan, kemudian tidur-tiduran di atas tambang, dan yang paling mengagumkan saat dia meloncat-loncat dan berputar berkali-kali seperti akrobatik dalam acara sirkus spektakuler.

Aksinya itu tak urung membuat sejumlah penonton berteriak histeris dan menahan nafas. “Ngeri ngeliatnya tapi kagum,” kata Yeni (23) warga Soreang, Ibukota Kabupaten Bandung yang datang bersama dua sahabatnya.

Sepintas kesenian Lais khas Garut ini mirip dengan atraksi meniti tambang yang digelar untuk memeriahkan acara Macceratasi yang dilakukan warga Bugis yang menetap di Kota baru, Kalimantan Selatan.

Macceratasi sendiri merupakan upacara penyembelihan kerbau, kambing, dan ayam yang kemudian darahnya dialirkan ke laut dengan maksud memberikan darah bagi kehidupan laut. Warga nelayan setempat yakin dengan melaksanakan adat ini akan mendapatkan rezeki melimpah dari laut.

Di sana, atraksi meniti tambang tersebut pun kerap dipertunjukkan bahkan dipertandingkan pada saat upacara adat Salamatan Leut (Pesta Laut) sebagai pelengkap.

Namun dibandingkan dengan Lais, pemain Lais lebih berani dan bermacam akrobatnya. “Latihannya bertahun-tahun dan harus tekun,” kata Asep salah satu pemain Lais tersebut.

Sayangnya, belum lama para pemain Lais itu beraksi, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Akhirnya acara karnaval seni budaya dialihkan ke arena pertunjukan terbuka (dome) yang disebut bale rame, yang bangunannya beratap dan berkerangka besi berwarna kuning.

Sejumlah kesenian lainnya kemudian unjuk gigi di arena tersebut. Ada Bambu Gila dan aksi Domba Hias serta sejumlah kesenian khas Sunda lainya sampai jelang Maghrib.

Jika Kesenian Lais cukup membuat penonton kagum dengan keberanian pemainnya, lain lagi dengan kesenian Domba Hias. Penonton dibuat tertawa terpingkal-pingkal dengan atraksi yang dilakukan domba atas perintah pemiliknya.

Domba tersebut dihias sedemikian rupa hingga tampil gagah, mengenakan ikat kepala, penutup badan, dan dilengkapi dengan perhiasan di lehernya. Domba yang didandani tersebut pun bisa berjalan sambil berdiri dengan dua kaki belakangnya, sementara dua kaki depannya dibengkokan seperti tangan.

Aksi yang bikin penonton tertawa saat domba itu bercanda dengan pemiliknya sambil memukul-mukul badan belakang tuannya itu. Terlebih saat domba tersebut ikut berjoget dengan pemiliknya.

Melihat aksi domba yang lucu dan amat jinak itu, sejumlah penonton pun berani mendekatinya lalu mengabadikannya, bahkan ada yang mengelus-elus kepalanya.

Selanjutnya yang tak kalah seru, ada atraksi Bambu Gila yang juga bikin penonton heboh. Bagaimana tidak, sejumlah pria dewasa tak kuasa menahan laju sebilah bambu besar berukuran panjang sekitar 4 meter.

Atraksi tersebut juga berhasil bikin sejumlah penonton penasaran. “Koq bisa begitu ya, apa bambunya ada isinya,” kata Maman yang terbengong-bengong melihatnya.

Selama ini Bambu Gila dikenal sebagai atraksi tradisional kebanggaan masyarakat Maluku. Kesenian yang juga dikenal dengan nama Buluh Gila dan Bara Suwen ini tersebar di Provinsi Maluku, Maluku Utara, dan Maluku Tengah.

Namun ternyata di Jawa Barat, tradisi bernuansa mistik ini juga ada. Maklum saja di wilayah Jawa Barat juga banyak sekali pohon bambu.

Bambu Gila di helaran ini dimainkan oleh 10 orang pemuda atau laki-laki dewasa yang didampingi oleh dua orang lagi yang bertindak sebagai pawang.

Syarat utama memainkan atraksi ini, pemainnya harus berbadan sehat dan kuat. Tidak ada pantangan saat memainkan Bambu Gila kecuali larangan mengenakan perhiasan atau menggunakan barang yang terbuat dari logam. Usai memanterai bambu, pawang kemudian berteriak “Gila, Gila, Gila” dan atraksi Bambu Gila pun dimulai.

Secara keseluruhan acara helaran di Festival Karamean Desa yang baru petama kali diselenggarakan Kementerian Pariwisata (Kemenpar), khususnya bidang Pengembangan Segmen Pasar Personal, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, bekerja sama dengan Kawasan Budaya Sabilulungan Kabupaten Bandung ini, berhasil menghibur sekaligus memukau penonton sekalipun hujan turun tak henti hingga malam.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
Foto: Hendri, Kemenpar.

Captions: 
1. Aksi pemain Lais yang meniti tali di helaran Festival Karamean Desa yang bikin penonton terkagum-kagum.
2. Aksi berdiri dan berjalan Domba Hias yang membuat penonton tertawa geli.
3. Aksi sepuluh pemain Bambu Gila yang tak kuasa menahan laju sebilah bambu ber-magic.

Read more...

Jumat, 26 Februari 2016

Ayo Nonton Wayang Ajen di Festival Karamean Desa

Anda ingin menyaksikan pementasan Wayang Ajen? Datang saja ke Bale Rame Sabilulungan, Soreang, Kabupaten Bandung pada Sabtu (malam Minggu), 27 Februari 2016. Wayang Ajen akan tampil mulai pukul 19.00 WIB sebabai penampil utama dalam Fesival Karamean Desa yang digelar dalam rangka sosialisasi branding promosi pariwisata Nusantara "PESONA INDONSESIA".

Pertunjukkan Wayang Ajen di Festival Karamean Desa yang diselenggarakan kali pertama oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bekerja sama dengan Kawasan Budaya Sabilulungan Kabupaten Bandung ini akan mengambil lakon berjudul Satria Panji Anom yang akan menyebarkan virus positif Pesona Indonesia. Dalangnya Ki Dalang Wawan Ajen yang akrab disapa Kang Wawan. 

“Ceritanya berkisah tentang bagaimana membangun sebuah kesadaran masyarakat dan pemerintah, bahwasanya pariwisata menjadi sektor unggulan untuk membangun dan mengembangkan sebuah kota atau kabupaten,” terang Kang Wawan di Jakarta, Jumat (26/2).

Wayan Ajen akan tampil dengan durasi sekitar 2 jam. Seperti biasa Wayang Ajen akan tampil sangat berbeda dengan wayang tradisi lainnya. Dengan bendera khasnya Wayang Ajen memadukan idiom tradisi dengan modern. Sentuhan animasi dan multimedia dengan teknologi kekinian adalah ciri kedinamisan Wayang Ajen.

Wayang yang satu ini setiap tampil senantiasa merekonstruksi kembali struktur yang sudah ada untuk diaktualisasikan dalam format baru. Adegan per adegan disusun rapi dalam padu padanan drama turgi yang saling melengkapi untuk menciptakan suasana cerita yang berbeda. 

Sajian kolaborasi Wayang Ajen kali ini diformat dalam bentuk sinergi dari berbagai arah. “Ada orasi budaya, pertunjukan tari, penyayi pop, da'i kondang, dan pelawak dipadupadankan dalam satu panggung jagat wayang. Seperti biasanya ciri khas wayang ajen selalu memunculkan tokoh-tokoh wayang golek baru seperti wayang Tokoh Pesona Indonesia,” ungkap Kang Wawan. 

Festival yang digagas Kemenpar ini merupakan upaya mendukung promosi pariwisata daerah melalu kemasan seni pertunjukan yang punya kekuatan untuk menggelorkan pesona Indonesia. 

Festival ini, lanjut Kang Wawan diselenggarakan untuk membuat sebuat model kemasan yang nantinya dapat dikembangkan untuk sarana atraksi pariwisata diberbagai tempat. “Kemenpar yang menyokong penuh, sedangkan Pemda hanya menyediakan tempat,” terangnya. 

Festival ini salah satu upaya membangun kota dan kabupaten yang berbasis masyarakat pariwisata. Dengan pariwisata, lanjut Kang Wawan, para seniman dan pelaku seni menjadi sejahtera. 

Seperti kata Menteri Pariwisata (Menpar)Arief Yahya, Kemenpar ada untuk mensejahterakan masyarakat. Jadi apabila seni budaya tradisi semakin dilestarikan justru semakin dapat mensejahterakan. “Nah itu yang sudah, sedang, dan akan dilakukan Kementerian Pariwisasa RI yakni melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan seni budaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” pungkas Kang Wawan.

Rangkaian Festival Karamean Desa dibuka dengan karnaval seni budaya atau Helaran di Pelataran Bale Rame Sabilulungan, Soreang pada pukul 16.30-17.30 WIB.

Lalu Bancakan atau makan bersama ala Sunda di VIP Bale Rame Sabilulungan, di lanjutkan atraksi seni budaya dan pengumuman lomba kuliner. 

Berikutnya di panggung utama ada pembacaan doa, kata sambutan Bupati Bandung, dan sambutan Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Kemenpar Raseno Arya yang sekaligus membuka acara. 

Selanjutnya prosesi penyerahan Tokoh Wayang Pesona Indonesia dari Raseno Arya ke Bupati Bandung lalu ke Ki Dalang Wawan Ajen. Setelah itu pengantar pertunjungan Wayang Ajen yang akan disampikan oleh Prof.Dr.H.Dadang Suganda, M.Hum dari fakultas Ilmu budaya Unpad Bandung.

Baru kemudian sosialisasi branding promosi pariwisata Nusantara "PESONA INDONSESIA" melalui pertunjukan kolaborasi Wayang Ajen dan tari yang dibawakan Ki Dalang Wawan Ajen bersama da'i KH.Dadang Mulyawan, M.Ag, dan dimeriahkan penyayi Rita Tila, Anton Abox, serta pelawak Ki Daus. 

Nah, buat warga Kabupaten Bandung, Jawa Barat dan sekitarnya, atau Anda yang tengah berwisata di Paris van Java, Bandung dan pinggirannya, saksikan saja acara Festival Karamean Desa ini sampai Wayang Ajen tampil tuntas. Festival ini terbuka untuk umum dan gratis, sebagai wujud persembahan untuk masyarakat dalam rangka promosi Pesona Indonesia. 

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com) 
Foto: dok. Wayang Ajen

Captions:
1. Aksi Ki Dalang Wawan Ajen saat memainkan Wayang Ajen.
2. Wayan Ajen ikut mempromosikan Pesona Indonesia dalam Festival Karamean Desa.
3. Para pengisi acara Festival Karamean Desa yang digelar Kemenpar.

Read more...

Kamis, 25 Februari 2016

Ini Alasan Arief Yahya Berupaya Keras Ingin Raup 10 Juta Wisman Tiongkok

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya tentu punya alasan sendiri mengapa dia dan jajarannya di Kementerian Pariwisata (Kemenpar) begitu bernafsu berpromosi dan getol melakukan upaya untuk meraup wisatawan mancanegara (wisman) asal Tiongkok. Selain karena dia sendiri ditugaskan oleh BigBoss-nya yakni Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk mendatangkan 10 juta wisman Tiongkok ke Indonesia pada tahun 2019, pasti ada alasan lainnya.

“Saya diberi target oleh Presiden RI di tahun 2019 harus ada 10 juta wisman Tiongkok yang ke Indonesia,” akunya sesuai rilis yang Travelplusindonesia terima di Jakarta, Kamis (25/2). 

Jumlah 10 juta, Itu berarti sudah 50% dari target nasional 20 juta wisman. Kata Arif Yahya hal itu bukan sesuatu yang mustahil untuk dicapai karena pasar wisman Tiongkok cukup besar.

Outbound Tiongkok yang berwisata di dunia mencapai 120 juta pada tahun 2015. Itu jumlah yang tertinggi di dunia. Mungkin melihat kue pasar wisman asal Tiongkok yang amat besar itu, Arief Yahya begitu yakin akan mencapai targetnya.

Jumlah kunjungan wisman asal Tiongkok sendiri ke Indonesia tahun 2015 baru 1,1 juta atau tumbuh hampir 17 persen dibanding tahun 2014. Pada pada tahun 2016, Kemenpar juga baru berani menargetkan menjaring 2 juta wisman Tiongkok. Jumlah itu masih terbilang sedikit jika dibanding dengan Thailand yang sudah berhasil meraup 8 juta dan Malaysia 3 juta wisman Tiongkok.

Bukti Arief Yahya berupaya keras ingin meraup 10 juta wisman Tiongkok itu terlihat sejak tahun lalu. Branding pariwisata Indonesia untuk mancanegara Wonderful Indonesia terpampang dalam promosi pariwisata ke sejumlah kota di Negeri panda itu. Mulai dari Beijing, Kunming, Shanghai, Chengdo, Xiamen, dan lainnya.

Dari 65 charter flight yang terbang dengan pesawat Garuda, itu berasal dari 11 provinsi, yakni Xinjiang, Helongjian, Hubei, Shanghai, Henan, Hunan, Liaoning, Beijing, Shenzen, Guangzhou, Hongzhou, Wuhan, Chengdu, Chongqing. Belum lagi di pesawat China dan yang regular flight.

Upaya lainnya, Kemenpar juga mengikuti sales mission di berbagai Travel Mart di China, termasuk bursa pasar pariwisata terbesar di sana, Internationnal China Travel Mart (ICTM) Kunming dengan mendatangkan pelaku industri pariwisata Indonesia untu bertemu dengan para buyers di sana.

Bahkan, untuk mendapatkan pasar China, Kemenpar sampai mencegat di Singapura dan Hongkong. Cara itu disebutnya menjaring ikan di kolam tetangga yang banyak 'ikannya'.

Bukan cuma itu, sampai-sampai Presiden Jokowi saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Xi Jinping, di sela-sela KTT G-20 tanggal 17 November 2015 lalu menyampaikan permintaan kepada Presiden Jinping agar wisatawan dari Tiongkok lebih banyak lagi yang ke Indonesia.

Menpar pun kemudian melanjutklan pertemuan dengan Chairman CNTA (China National Tourism Administration) atau Menpar RRT, Mr Li Jinzao. Bahkan sudah tiga kali bertemu untuk menjalin kemitraan dalam pariwisata yang lebih serius, lebih teknis, dan berikut dengan sejumlah komitmen.

Endroser Jokowi di atas dan hasil pertemuan serius Arief Yahya dengan Mr Li Jinzao itu membuahkan hasil positif. Sebanyak 200 charter flight dari Tiongkok mendarat ke lima kota yakni Bali, Jakarta, Batam, Manado, dan Singkawang selama Imlek ke 2567, Februari 2016 ini.

Hari ini, Kamis (25/2), Kemenpar bersepakat bekerjasama dengan Baidu, perusahaan berbasis tekonologi informasi asal negeri Tirai Bambu itu. Penandatanganan  MoU  antara Kemenpar dengan Baidu dilakukan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara I Gde Pitana mewakili Kemenpar dengan Managing Director Baidu Indonesia Bao Jianlei, disaksikan Arief Yahya bertempat di Hotel Pullman, Jakarta. Hadir pula Asisten Deputi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Kemenpar Noviendi Makalam.

Merketeer of The Year 2013 ini menerangkan alasannya memilih berkerja sama dengan perusahaan berbasis tekonologi informasi internet berdasarkan fakta bahwa saat ini 83% wisatawan merancang perjalanan via internet dan 70% destinasi para wisatawan dipengaruhi Platform Travel sehingga penggunaan digital media dalam promosi juga 4 kali lipat lebih efektif dibandingkan conventional media.

“Dunia sudah berubah, customer sudah berubah, maka cara kita berpromosi pun harus berubah. "The more digital the more personal. Oleh sebab itu, anggaran promosi Kemenpar untuk digital media dibandingkan conventional media sama besarnya” jelas Arief  Yahya.

Untuk itu promosi digital pada pasar China, lanjut Arief Yahya sangat strategis menggunakan Baidu sebagai search engine terbesar di China. “Sementara untuk pasar wisatawan lain Kemenpar bekerja sama dengan Google, Trip Advisor, dan sebagainya,” tegasnya.

Menurut Arief, strategi promosi dengan Baidu harus mencakup LBP atau Look, Book, Pay. “Look itu melihat wisatawan menuju destinasi yang mana, lalu Book dan Payment yang mempermudah proses pencarian informasi, pemesanan tiket, dan pembayaran. Strategi ini agar bisa merealisasikan AIDA (Awareness, Interest, Desires, dan Action) bagi para calon wisatawan. Untuk bisa melakukan LBP tersebut, search engine juga harus bekerja sama dengan Online Travel Agent,” ungkapnya. 

Bao Jianlei menjelaskan bahwa generasi baru wisatawan Tiongkok kini semakin mandiri dalam berwisata dan mereka pun kian mengandalkan informasi-informasi berbasis internet. “Kami sangat optimis kemitraan ini menciptakan sinergi positif dan kontributif terutama dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia, khususnya wisatawan Tiongkok,” kata Bao Jianlei.

Melalui kemitraan ini, Baidu juga akan berkontribusi dalam penyelenggaraan serangkaian lokakarya yang bertujuan untuk mengedukasi para penyedia informasi dunia pariwisata Indonesia secara online, seperti biro perjalanan, pengelola destinasi wisata, dan penyedia layanan penginapan atau perhotelan.

Baidu merupakan perusahaan mesin pencari nomor satu di Tiongkok dengan pangsa pasar lebih dari 85% dan saat ini memiliki sekitar 700 juta pengguna di Tiongkok. Salah satu produknya, Baidu Travel yang mengklaim dirinya sebagai platform perjalanan nomor satu di Tiongkok. Kabarnya sekitar 60% wisatawan Tiongkok menjadikan Baidu Travel sebagai salah satu referensi online.

Akankah upaya keras yang dilakukan Menpar Arief Yahya dengan jajarannya dapat mencapai target 10 juta wisman Tiongkok? Semoga saja.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
Foto:  denny, Humas-kemenpar


Read more...

Rabu, 24 Februari 2016

Begini Jadinya Kalau Dua Bule Bertarung Peresean di Loteng, Seru, Lucu, dan Heboh

Kalau melihat pemuda Sasak adu cambuk Peresean seperti ditampilkan di Desa Sade, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), Nusa Tenggara Barat (NTB), itu mungkin sudah biasa. Tapi kalau yang melakukannya itu dua pria turis bule, hemmm.. jelas jadi suguhan yang beda dan agak langka. Seperti aksi saling pecut yang diperagakan Simon dan Chris, keduanya asal Kanada yang bikin penonton bersorak-sorai kegirangan. 

Di Pantai Kuta Lombok, Kecamatan Pujut, Kawasan Mandalika atau yang lebih dikenal Pantai Senek oleh warga setempat, Simon, tiba-tiba maju ke tengah lapangan sambil berteriak. “Siapa yang berani melawan saya,” tantangnya dengan lantang. Bahkan dia menantang semua penonton yang hadir dengan congkaknya. Kontan saja ratusan orang yang menonton atraksi Peresean, Selasa Sore (23/2/2016) itu dibuat terkejut. 

Menurut Rico, anak muda setempat yang menyaksikan dan mengabadikan kedua bule itu beraksi Peresean sebagai rangkaian awal Festival Pesona Bau Nyale 2016, penampilan Simon layaknya Pepadu, sebutan untuk petarung Peresean.

“Dia bertelanjang dada, tangan kirinya memegang Ende atau perisai yang terbuat dari kulit kerbau/sapi tebal sebagai pelindung, sedangkan tangan kirinya memegang Penjalin atau pecutan dari rotan untuk memukul lawannya. Penampilan Simon seperti layaknya gladiator di Italia,” terangnya.

Tak lama kemudian tantangan Simon diterima oleh lelaki bule lainnya yang juga berasal dari Kanada. Namanya Chris yang siap bertanding melawan Simon dalam 3 ronde. “Sama seperti Simon, penampilan Chris juga bak seorang gladiator sungguhan,” kata Rico.

Semula keduanya hanyalah penonton, sama seperti turis bule lainnya, berdiri menyaksikan tarian kuno beraroma olahraga khas Suku Sasak itu di tepi lapangan. Entah kenapa, usai melihat para Pepadu lokal bertanding, keduanya tertarik mencobanya. 

Sebelum bertanding, baik Simon maupun Chris ikut berjoget mengikuti alunan gending yang semakin lama ditabuh semakin keras dan cepat. 

Keduanya pun menari mengikuti alunan gending tersebut seperti Pepadu yang sedang saling mengejek. 

Kemudian Pakembar atau wasit memberi aba-aba keduanya untuk siap bertanding. Jumlah Pakembar ada dua orang juga, yaitu Pakembar Sedi (wasit pinggir) dan Pakembar Teqaq (wasit tengah). 

Tugas keduanya mengawasi jalannya pertandingan, termasuk memisahkan kedua Pepadu apabila pertarungan berjalan terlalu serius. Pakembar juga bertugas memeriksa kesanggupan para Pepadu untuk melanjutkan pertarungan, serta memilih petarung dari kerumunan penonton. 

Setelah Pakembar memberi contoh, baru adu pukul dimulai. Di ronde awal, kedua Pepadu bule itu tampil garang. Keduanya saling baku pukul. “Praakk.. Praakk.., begitu bunyi tongkat rotan saat menimpa perisai masing-masing. Mereka saling pukul dan saling tangkis sampai badannya keringatan. Hemm.., seru tapi ada perasaan ngeri juga,” terang Rico. 

Kata Rico Pepadu bule bernama Chris dengan tongkat Penjalin-nya terlihat lebih sering memukul Simon. Sementara Simon menangkisnya dengan taneng Ende-nya dan sesekali membalas dengan memukul Chris. 

Di ronde kedua, keduanya mulai menerapkan strategi agar tongkat rotannya dapat mendarat di tubuh lawan. Chris berhasil memukul pinggang dan bahu Simon. Tak lama kemudian Simon juga berhasil membalasnya. Keduanya terlihat meringis kesakitan, dan penonton pun mentertawakannya.

“Singkat cerita setelah 3 ronde berlalu, Simon sang penantang kalah. Chris yang menerima tantangan akhirnya memenangkan pertandingan itu. Dia mendapatkan hadiah uang dalam amplop putih berisi Rp 50 ribu berikut souvenir pakaian adat yang dia kenakan, sedangkan Simon mendapat uang sebesar Rp 25.000 serta dan pakaian adat yang dia pakai,” terang Rico. 

Kata  Rico lagi turis bule yang mengikuti Peresean sore itu hanya dua orang. “Yaa cuma dua, yang lain enggak ada yang berani,” ungkapnya. 

Rico menambahkan penginapan milik orangtuanya jelang acara Festival Pesona Bau Nyale 2016 penuh diisi turis bule. “Hari ini sudah full Om, kebanyakan dari Australia, New Zealand, Kanada, Jepang, dan Perancis. Kalau wisatawan Indonesianya belum ada,” terangnya.

Aksi kedua Pepadu bule itu pun disaksikan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTB, HL Moh. Faozal dan Camat Pujut, L. Wiraksa, MBSc, S.IP, MM, serta Kades Kuta, L. Badarudin. 

Sebelumnya Moh. Faozal menjelaskan kendati Peresean penuh dengan unsur kekerasan namun tradisi khas Suku Sasak itu akan tetap dilestarikan Pemprov NTB. Menurutnya di balik kekerasan Peresean ada silaturahmi, persahabatan, dan sportivitas di dalamnya. 

Kata Faozal lagi, di luar lapangan usai bertanding, para Pepadu tidak menaruh dendam, sebab filosofi Peresean ini bukan mencari lawan, melainkan mencari teman bahkan saudara. 

Faozal menjelaskan atraksi Peresean sebagai acara pendukung Festival Pesona Bau Nyale 2016 sengaja digelar di Pantai Kuta Lombok untuk mempermudah para bule menyaksikannya. Acara puncak Festival Pesona Bau Nyale 2016 sendiri ditetapkan tanggal 27-28 Februari mendatang.

Menurutnya selama ini lokasi Bau Nyale hanya digelar di Pantai Seger yang terbatas luasnya hingga membuat penonton kurang leluasa menikmatinya. Beda dengan Pantai Kuta yang lebih luas dan turis asing yang menginap di sejumlah homestay yang berada di seberang jalan Pantai Kuta ini, bisa tinggal berjalan kaki untuk menontonnya. 

Sudah semestinya setiap event wisata yang digelar, baik itu bersifat tradisi, olahraga maupun kesenian, sebaiknya melibatkan juga wisatawan yang datang baik itu wisman maupun wisnus. Pastinya mereka akan menceritakan pengalaman uniknya yang berkesan itu kelak kepada keluarga, kerabat, teman dan atau orang lain di daerah ataupun negaranya masing-masing. 

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com) 
Foto: dok.rico

Captions:
1. Ratusan orang menyaksikan bule bertarung Peresean di Pantai Kuta, Lombok Tengah.
2. Inilah sang penantang Pepadu Bule asal Kanada.
3. Pepadu bule tengah dipakaikan pakaian adat sebelum bertarung.

Read more...

Paket Wisata Jakarta, Jogja, dan Bali Diminati Warga Filipina di TTE 2016

Guna menjaring lebih banyak lagi wisatawan mancangera (wisman) asal Filipina, baru-baru ini Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengikuti Travel Tour Expo (TTE) Filipina 5-7 Februari 2016, di Manila. Tak disangka sand Wonderful Indonesia mendapat respon luar biasa, dibanjiri pengunjung. Paket-paket wisata terutama paket Jakarta, Jogja, dan Bali puna diminati warga Filipina. 

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, I Gde Pitana, Selasa (23/2/2016) melaporkan atmosfer TTE di Manila tersebut sudah beda.

Menurut Pitana, pasar Manila masih sangat terbuka. Dan umumnya, pengunjung yang hadir ke TTE 2016 mengincar wisata ke Jakarta, Yogyakarta dan Bali. “Di Manila, 10 booth Kemenpar banyak mencuri perhatian pengunjung. Designnya kami buat dengan tema modern yang dilengkapi dengan LED Monitor sebagai background pada mini stage dan berbagai image yang mewakili greater Batam, Jakarta, dan Bali. Yang paling banyak dicari adalah paket-paket ke Jakarta, Yogyakarta dan Bali,” terang Pitana sesuai rilis yang Travelplusindionesia terima.

Sekadar gambaran, TTE Filipina 2016 adalah pameran pariwisata skala internasional terbesar di Manila yang bersifat B2C (Consumershow). Agendanya diselenggarakan setiap tahun oleh Philippine Travel Agencies Association (PTAA).

Tahun ini, untuk pertama kalinya TTE Filipina dilengkapi dengan pameran yang bersifat B to B yaitu Travel Trade Expo dengan tempat dan tanggal penyelenggaraan yang sama. “Ada potensi transaksi sejumlah 1220 pax dengan nilai Rp 1.440.000.000. Saat ini kami masih menunggu hasil transaksi dari Indonesia Galore dan Konsorsium Wow Indonesia yang masih berkoordinasi dengan agen-agen lokal di Filipina,” terang Pitana lagi.

Menanggapi hal itu, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menjelaskan Filipina bukan pasar terbesar Indonesia di wilayah ASEAN. Masih jauh tertinggal dari Singapura, Malaysia, Australia, Tiongkok, Jepang, Korea, India, dan Uni Arab Emirat.

Critical success factor-nya adalah penerbangan langsung atau direct flight, atau aksesibilitas. “Direct flight dari Filipina ke Indonesia hanya rute Manila -Jakarta dan Manila - Denpasar yang dilayani oleh Phillipines Airlines setiap hari. Sedangkan Manila-Manado yang jaraknya relatif dekat tidak ada. Penerbangan maskapai lain harus transit dulu Singapura atau Kuala Lumpur," jelas Arief Yahya.

Padahal, kalau ditinjau dari jaraknya, cukup diterbangi dalam 3-4 jam saja. Tidak terlalu jauh. Dan hubungan Indonesia-Filipina selama ini juga oke-oke saja. Lalu apa yang membuat “sinyal” pariwisatanya seolah-olah “disconnect” dan serasa jauh?

 “Kuncinya tetap di promosi. Selama tidak ada promosi, tidak konsisten, dan tidak tepat sasaran, hasilnya tidak akan signifikan,” tambah Arief Yahya.

Pada TTE 2016 yang bertempat di SMX Convention Center, Manila, Filipina, delegasi Indonesia membawa serta lima perusahaan biro perjalanan Indonesia, yaitu PT Nautilus Diving Bali, PT Aneka Kartika Tours & Travel Services, 18 Suite Villa, Max One Hotels Bukit Jimbaran Bali, dan Sari Tours. Selain itu delegasi juga membawa serta rombongan penari, pemusik, dan penyanyi dari Blitar Rose Dancers.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)

Captions: 
1. Tugu Monumen Nasional (Monas), salah satu objek wisata di Jakarta.

Read more...

Mandeh, Raja Ampatnya Sumbar Kian Berbenah

Usai disambangi Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya beberapa waktu silam, Kawasan Wisata Bahari Terpadu (KWBT) Mandeh, di kawasan Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) kian berbenah. Percepatan infrastruktur fisik terus dikebut. Setiap akhir pekan, kawasan itu sudah dipadati wisatawan domestik yang penasaran dengan Raja Ampat-nya Sumatera itu.

Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menjelaskan afasilitas pendukung yanag tengah dibangan di Mandeh anatar lain apembangunan 100 unit toilet. “Proses pembangunan 100 unit toilet dengan dana Rp 1,2 miliar dari Kementerian Pariwisata yang bekerja sama dengan TNI AL sedang berlangsung,” terang Irwan di Padang, Senin (23/2) sesuai rilis yang Travelplusindonesia terima. 

Selanjutnya juga akan dibangun homestay dan pasar modern dari Kementerian Perdagangan. “Anggarannya Rp 6 miliar,” tambah Irwan lagi yang didampingi Kepala Dinas Pemuda Olah Raga Pariwisata Ekonomi Kreatif Kabupaten Pesisir Selatan, Gunawan.

Sejumlah pembangunan tersebut, lanjut Irwan merupakan upaya cepat untuk mengimbangi ritme kerja Menpar Arief Yahya yang sudah gencar mempromosikan Mandeh kemana-mana. Jurus pengembangan pariwisata ala Arief Yahya dengan teori 3A+1C. Atraksi, Aksesilibitas, Ameniti langsung diimplementasikan dengan semangat kerja, kerja, kerja.

“Saya sepakat dengan ide pak Menteri Arief Yahya yang ingin menjadikan Mandeh menjadi Raja Ampatnya Indonesia bagian Barat. Karenanya berbagai kegiatan dan pelatihan sadar wisata kepada masyarakat pun di kawasan ini sudah mulai berlangsung. Itu berjalan dengan dukungan pegiat pariwisata Onde Mandeh yang diinisiasi mantan Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago, pemerintahan nagari dan pemuda yang tergabung dalam Jong Generation (JG),” tambah Irwan.

Gunawan menambahkan masterplan pengembangan kawasan Wisata Mandeh dibagi dalam beberapa zona. Pertama kawasan wisata masif. Kawasan ini nantinya diperuntukkan untuk wisata murah, meriah dan nyaman bagi pengunjung. Berikutnya, kawasan wisata minat khusus.

Kawasan ini nantinya menawarkan beberapa atraksi wisata seperti snorkeling, jumping, menyelam dan atraksi lainnya. “Semua akan diarahkan ke Pulau Sironjong dan kawasan lainnya,” terang Gunawan.

Dan yang ketiga, kawasan wisata ekslusif. Kawasan wisata ini akan dipusatkan di Resort Cubadak dan Pulau Pagang. “Master plan tersebut telah siap dibuat, tinggal tunggu regulasinya. Itu akan dijadikan peraturan daerah yang dalam waktu dekat akan dimasukan ke DPRD,” ungkap Gunawan.

KWBT Mandeh berada di Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan. Lokasinya berbatasan langsung dengan Kota Padang yang jaraknya sekitar 56 kilometer. Luas kawasan ini sekitar 18 ribu hektare.

Banyak kegiatan wisata air yang dapat dilakukan di sini anatra lain snorkling, scuba diving, sky air, banana boat, memancing, dan lainnya. 

Buat yang hobi menyelam, keindahan bawah lautnya menakjubkan dan dipercantik lagi dengan kehadiran bangkai kapal Belanda yang tengggelam sudah ratusan tahun tenggelam di perairan tersebut saat jaman penjajahan Belanda dulu. Nama kapalnya Boelongan. 

Keanekaragaman terumbu karangnya tak kalah dengan lokasi menyelam lainnya. Di sini ada sekitar 70 hektar terumbu karang yang masih terawat. Selain itu terdapat hutan mangrove seluas 4 ratus hektare serta berbagai biota laut beraneka ragam. 

Kawasan ini bernama Mandeh karena salah satu kampung yang ada dikawasan itu bernama Kampung Mandeh. Kampung tersebut berada di bagian Teluk Carocok Tarusan ayang airnya tenang. 

Sejumlah pulau mungil bersemayam di teluk tersebut antara lain Pulau Taraju, Setan Kecil, Sironjong Besar, dan Pulau Cubadak yang namanya tersohor hingga mancanegara. Kabarnya sejak beberapa tahun lalu, Pulau Cubadak telah dikembangkan sebagai resort wisata atau yang lebih dikenal dengan Cubadak Paradise oleh investasi asing dari Italia. 

Naskah: adji kuniawan (kembaratropis@yahoo.com) 
Foto: dok wisatapulausumaterabarat dan sumbar.travel

Read more...

Selasa, 23 Februari 2016

Saat GMT 2016 di Belitung, Tanjung Kelayang Ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata

Belitung juga dilewati Gerhana Matahari Total (GMT) tahun ini, tepatnya Selasa pagi, 9 Maret 2016 yanag berlangsung secara serentak. Fenomena alama unik ini pun dijadikan momentum untuk mewujudkan Belitung sebagai destinasi pariwisata kelas dunia. Implementasinya dengan menetapkan Tanjung Kelayang sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). 

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam seminar bertajuk “Menuju Destinasi Wisata Kelas Dunia: Fenomena Gerhana Matari Total dan Pengembangan Pariwisata,” yang berlangsung di Hotel BW Tanjung Pandan, Belitung, Senin (22/2), berharap KEK Pariwisata Tanjung Kelayang, Belitung ini bisa ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada 9 Maret 2016 mendatang bertepatan dengan momentum GMT yang akan berlangsung serentak melewati 7 kota besar di Indonesia yakni Tanjung Pandan, Palembang, Palangkaraya, Balikpapan, Palu, Ternate, dan Sofifi. 

Arief Yahya menjelaskan penetapkan KEK Tanjung Kelayang diproyeksikan akan mendatangkan 500 ribu wisatawan mancanegara (wisman) ke Belitung atau naik 50 kali lipat dari kunjungan wisman tahun 2014 dan sekaligus akan menjadi salah satu penompang target pemerintah mendatangkan 20 juta wisman pada 2019 mendatang serta membuka 100 ribu lapangan kerja baru dan menghasilkan devisa US$ 500 juta atau setara Rp 7 triliun.

KEK Tanjung Kelayang merupakan kawasan pantai berpasir putih berada di pesisir utara Pulau Belitung yang berjarak 30 km dari kota Tanjung Pandan.

Di kawasan yang memiliki keunikan berupa bongkahan batu-batu granit besar ini telah dibangun fasilitas tambat kapal layar wisata (yacht) dan mulai dimanfaatkan para peserta sail internasional di antaranya Sail Indonesia yang berlangsung pada Maret tahun 2015 yang lalu.

Menpar Arief Yahya menambahkan pemerintah telah menetapkan pembangungan 10 destinasi wisata prioritas; Borobudur, Mandalika, Labuhan Bajo, Bromo-Tengger-Semeru, Kepulauan Seribu, Toba, Wakatobi, Tanjung Lesung, Morotai, dan Tanjung Kelayang sebagai trobosan dalam mengembangkan destinasi yang memiliki daya saing global tinggi.

“Kita harapkan dari pembangunan 10 destinasi prioritas ini akan diperoleh 8,5 juta wisman. Pembangunan fasilitas labuh yacht tersebut merupakan bagian dari program percepatan akselerasi dalam rangka mencapai target 20 juta wisman pada 2019 mendatang,” ungkapnya sesuai rilis yang travelplusindonesia terima.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@ayahoo.com)
Foto: dok. Humas-Kemenpar

Captions:
1. Menpar Arief Yahya saat Seminar Fenomena Gerhana Matahari dan Pengembangan Pariwisata.

Read more...

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP