. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Jumat, 27 September 2013

Paket Wisata Komprehensif Indonesia Belum Tergarap Optimal

Pemerintah dan pelaku industri di bidang pariwisata di Indonesia masih asyik jalan sendiri-sendiri. Dengan kata lain belum semuanya bersinergi dengan baik. Akibatnya banyak travel agent besar di mancanegara yang hanya menjual paket wisata Bali dan atau Yogyakarta, karena ketidaktahuan mereka akan potensi-potensi wisata daerah lain di Indonesia. Ujung-ujungnya hanya dua daerah itu saja yang kerap terjadi penumpukan wisatawan mancanegara (wisman). 

Masih sedikit sekali travel agent besar di luar negeri yang menjual paket-paket wisata di Indonesia yang terpadu dan komplit  atau komprehensif. “Sekarang yang banyak muncul baru optional, artinya setelah turis asing sampai di Bali atau di Jogja baru ditawarkan secara optional ke daerah lain,” jelas Presdir PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Purnomo Siswoprasetjo, usai jumpa pers pelaksanaan konferensi internasional the Pacific Asia Travel Association (PATA) bertema Hub City Forum di Jakarta, Jum’at (27/9/2013).

Di Eropa, baru travel agent besar seperti Fox dari Belanda yang sudah mau menjual paket wisata Indonesia yang komprehensif. “Padahal di sana, termasuk di Amerika dan wilayah lain terdapat sejumlah travel agent, namun paket wisata Indonesia yang dijual belum paket komprehensif” terangnya. Menurut Purnaomo, kerugian yang didapat Indonesia dengan tidak memiliki paket komprehensif, wisman yang ingin ke Indonesia hanya berpikir Indonesia cuma punya atau destinasi, kalau tidak Bali atau Jogja. Sebab travel agent di sana hanya menjual paket kedua destinasi tersebut.

“Contoh kasus waktu saya ke Kanada ada travel agent besar di sana yang menjual paket khusus heritage di Asa Tenggara. Tapi di dalam paket itu Indonesia tidak dimasukkan sebagai negara tujuan, melainkan Mianmar, Kamboja, Thailand dan lainnya. Padahal Indonesiapunya banyak heritage,” jelasnya.

Paket komprehensif yang dimaksud disini adalah paket wisata Indonesia yang lengkap dan menyatu. Keuntungan memiliki paket ini, wisman yang sudah jauh- menempuh penerbangan selama puluhan jam dari Eropa, Amerika dan lainnya bisa mendapatkan paket wisata yang lengkap. “Tidak hanya ke Bali tapi juga ke Jogja, Makassar, Sumatera Utara khususnya Danau Toba, dan destinasi lainnya,” tambahnya.

Purnomo membandingkan dengan Cina yang pemerintah dan industri wisatanya sudah bersinergi dengan baik. Buktinya negara tirai bambu itu sudah memiliki paket-paket yang komprehensif, artinya kalau wisman ingin ke China, bisa berkunjung ke provinsi a, b, dan seterusnya dalam satu paket. “Jadi banyak turis yang ingin ke China karena sekali datang dengan perjalanan jauh dapat paket lengkap. Kalau kita tidak ada. Akhirnya travel agent justru menawarkan paket ke negara-negara di Asia Tenggara,” paparnya.

Bahkan negara tetangga, Malaysia sudah gencar menawarkan paket wisata komprehensifnya. “Mereka bukan hanya mempromosikan Kualalumpur tapi juga Penang, Johor, dan destinasi lainnya,” akunya. Menurut Purnomo, sebenarnya soal promosi wisata Indonesia sudah cukup bagus. Namun bagaimana mengemasnya dalam paket hasil sinergi dari berbagai pelaku industri pariwisata dan pemerintah menjadi sebuah bisnis wisata, itu yang belum terjalin baik.

Lewat konferensi PATA bertema Hub City Forum yang akan digelar di Yogyakarta pada 10-12 Oktober 2013 ini, Poernomo berharap para bupati di seluruh Indonesia, berikut pelaku industri wisatanya datang sehingga bisa duduk bersama dan saling sharing untuk membuat paket komprehensif. Pemerintah daerah dan pelaku industri wisata harus duduk dan jalan sama-sama. “Pemda yang tahu potensi daerahnya harus memperomosikannya dan pelaku industri yang membuat paket dan menjualnya ke wisatawan dan travel agent dunia,” terangnya.

Pada kesempatan yang sama, Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi (Kemenparekraf) Firmansyah Rahim mengatakan paket komplit dapat membantu wisman merancang waktu liburannya di suatu negara yang akan dikunjungi. Sebab biasanya turis asing itu sudah mengatur liburannya setahun sebelumnya. “Kalau mereka ditawarkan paket wisata optional apalagi secara mendadak, pasti banyak yang tidak mau karena terbentur waktu dan mungkin biaya. Harusnya ada paket wisata yang lengkap tapi ditawarkan jauh-jauh hari,” terangnya.

Di kesempatan lain, ketua umum Kadin Indonesia, Suryo Bambang Sulisto, mengatakan dunia usaha bersama pemerintah sudah seharusnya bersinergi harmonis menciptakan iklim usaha yang baik dalam upaya meningkatkan perekonomian nasional. “Keterpaduan langkah antara berbagai pelaku ekonomi merupakan faktor penting untuk meningkatkan daya saing,” ungkapnya di Jakarta.
Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com).

Read more...

Kamis, 26 September 2013

Toilet Bandara Sultan Syarif Kasim 2 Pekanbaru Terbersih se-Indonesia

Dari 20 bandara yang mendapat penghargaan Sapta Pesona Toilet Umum Bersih Bandara 2013 yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), toilet Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru yang paling bersih, menduduki posisi pertama mengalahkan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta. 

Menparekraf DR. Mari Elka Pangestu mengatakan bandara merupakan pintu gerbang masuknya wisatawan, baik wisatawan Nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman).

“Secara tidak langsung, toilet jadi cerminan budaya bangsa sekaligus mencerminkan citra Indonesia,” ungkapnya usai memberikan penghargaan Sapta Pesona Toilet Umum Bersih Bandara 2013 kepada 20 bandara internasional dan nasional se-Indonesia di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (26/9/2013).

Mari berharap penghargaan ini bukan hanya mensosialisasikan standar dan kriteria toilet yang nyaman di bandara, pun dapat memberti kenyamanan wisatawan yang datang.

Ketika ditanya apa ada dampak kenaikan wisatawan dengan adanya toilet umum bersih di bandara? Mari menjawab jelas ada pengaruhnya. "Tapi perlu disurvei dulu berapa besar dampak dan kenaikannya itu,”ujarya.

Menurut Mari banyak orang meremehkan penghargaan ini. “Orang boleh ketawa saat bicara penghargaan toilet ini. Padahal ini hal yang serius karena menyangkut kenyamanan pemakainya dan citra bangsa juga tercermin di sini,” terangnya.

Oleh karenanya penghargaan toilet ini diharapkan kelak menyentuh tempat lain seperti toilet pelabuhan, stasiun, dan toilet terminal. “Tahun berikutnya nanti juga akan dinilai toilet umum bersih tempat wisata,” tandasnya.

Ketua Panitia Penghargaan Sapta Pesona Toilet Umum Bersih Bandara 2013, Naning Adiwoso mengatakan kebersihan dan kelayakan toilet bandara dinilai seperti hotel, berdasarkan bintang mulai dari 1 (yang terkecil) sampai 5 (yang terbesar). Skor minimal untuk mendapat bintang 1 adalah 65.

Dalam penghargaan yang ke-4 ini, Bandara Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru, Riau menempati posisi pertama dengan skor 89,62. “Bandara di Pekanbaru ini berhak atas predikat bintang 4”, jelas Naning. 

Naning menilai sejak penghargaan ini diselenggarakan tahun 2007 banyak kemajuan dalam pengelolan toilet bandara di Indonesia. “Banyak terjadi perubahan yang menggembirakan usai penilain masing-masing toilet bandara,” akunya.

Kriteria yang digunakan untuk menilai toilet umum bersih bandara adalah kebersihan, kelengkapan, kelayakan, kemudahan pemakaian, dan pengelolaan sesuai standar kebersihan.

Dewan juri yang menilai penghargaan ini terdiri atas Asosiasi Toilet Indonesia (ATI), Kemenparekraf, Kementerian Perhubungan, Kementerian Kesehatan, Kementerian BUMN, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, media, dan pemerhati toilet.

Berikut daftar toilet bandara terbersih se-Indonesia dari peringkat 1 hingga 10: Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru dengan nilai 89,62, Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng (83,62), Bandara Juanda Surabaya (79,82),Bandara Sultan Hassanudin Makassar (77,22), Bandara Ngurah Rai Denpasar (76,27), Bandara Ahmad Yani Semarang (76,18), Bandara Sultan Badaruddin II Palembang (75,91), Bandara Sultan Iskandar Muda Aceh (75,88), Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta (75,74), dan Bandara Minangkabau Padang dengan skor 75,60.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan.

Read more...

Kamis, 19 September 2013

Gelar Tari Nusantara 2014 Bakal Digelar di Raja Ampat

Gelar Tari Nusantara (GTN) 2014 rencananya akan digelar di Raja Ampat, Papua Barat untuk menyemarakkan Sail Indonesia 2014. 

GTN 2014 diselenggarakan Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman, Ditjent Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (disbudpar) setempat yakni Kabupaten Raja Ampat. 

Mantan Direktur Pembinaan Kesenian dan Perfilaman, Ditjen Kebudayaan, Kemdikbud, Sulistyo Tirtokusumo yang menjadi penata artistik GTN 2013 yang bertema Gebyar Pesona Songke di Labuan Bajo, Flores, NTT, mengatakan GTN merupakan program pemerintah yang bertujuan memberi ruang kreativitas bagi para penari yang berbasis tradisional Nusantara. “Tentunya sekaligus untuk melestarikan tarian tradisional itu sendiri,” jelasnya.

Sulistyo menambahkan GTN yang digelar Kemdikbud baru dua kali. Pertama pada 2012 di Mataram dan kedua pada 2013 di Labuan Bajo, Flores bersamaan dengan penutupan Sail Komodo 2013. “Rencananya GTN ketiga nanti akan digelar di Raja Ampat bertepatan dengan Sail Indonesia 2014,” ujarnya.

Kata Sulistyo, GTN selalu mengangkat tari-tarian tradisional setempat yang dikemas semenarik mungkin dan lebih kekinian. “GTM 2013 di Labuan Bajo misalnya mengangkat tari-tarian tradisional Manggarai terutama yang berkaitan dengan songke atau songket yang merupakan kain tenun khas Manggarai,” jelasnya.

Menurutnya lagi, GTN 2014 nanti juga akan mempersembahkan berbagai tarian tradisional Raja Ampat, Papua Barat. “Belum dipilih tarian apa saja yang nanti akan ditampilkan. Yang pasti tarian lokal, baik yang sudah tersohor maupun yang belum dikenal luas,” terangnya.

Sulistyo berharap GTN ini menjadi program tahunan. “Program ini penting untuk mengembangkan seni tari tradisional. Setidaknya dapat mengangkat kreativitas para seniman tari tradisional Nusantara dan seni lainnya,” tutupnya.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Gelar Tari Nusantara 2013 Memesona SBY

Gelar Tari Nusantara (GTN) yang menyemarakkan penutupan Sail Komodo 2013 di Pantai Pede, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Sabtu (14/9/2013), berhasil memesona orang nomor satu di negari ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). 

Ibu Negara Ani Yudhoyono dan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti pun terlihat menikmatinya sambil beberapa kali memotret para penari GTN yang menyuguhkan aneka tarian tradisional Manggarai dan opera bercerita legenda lokal.

GTN kedua yang bertajuk “Gebyar Pesona Songke” (songke bahasa Manggarai yang berarti songket) ini merupakan hasil kerjasama antara Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman, Direktorat Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (disbudpar) Kabupaten Manggarai Barat.

Penata artistik Gebyar Pesona Songke dalam GTN 2013, Sulistyo Tirtokusumo, mengatakan GTN merupakan program pemerintah yang bertujuan memberi ruang kreativitas bagi para penari yang berbasis tradisional Nusantara. “Tentunya sekaligus untuk melestarikan tarian tradisional itu sendiri,” jelas Sulistyo yang juga mantan Direktur Pembinaan Kesenian dan Perfilaman, Ditjen Kebudayaan, Kemdikbud yang telah pensiun.

Sulistyo menjelaskan ada 359 penari yang terlibat dalam GTN kali ini ditambah 50 musisi yang mengiringinya. Jadi totalnya 409 orang. “Dari 359 penari, terdiri atas 350 penari lokal yang masih berstatus pelajar SMP dan SMA, sisanya 9 orang dari Jember Fashion Carnaval,” terangnya.

Tarian yang disuguhkan dalam Gebyar Pesona Songke, bukan sekadar menjadikan songke yang merupakan kain tenun adat khas Manggarai sebagai aksesoris utama para penari, pun sebagai rohnya tarian itu. Tarian ini benar-benar memperlihatkan keistimewaan dan kekhasan kerajinan tangan tekstil khas Manggarai ini kepada khalayak. Seluruh penarinya mengenakan pakaian putih dan lipa songke (sarung tenun) berwarna hitam serta selendang songke.

Tarian yang dibawakan secara kolosal ini menggambarkan beragam aktivitas kaum perempuan Manggarai dalam berbagai formasi terutama menenun secara tradisional hingga menghasilkan karya seni berupa kain tenun songket dan selendang yang bernilai seni tinggi. Layaknya menenun secara tradisional, tariannya menggambarkan seluruh proses menenun mulai dari pemintalan benang, pewarnaan, pengaitan benang-benang pada kayu dan pasak, sikap duduk saat menenun hingga gerak tubuh saat menenun itu sendiri, hingga memperoleh hasil karya tenunan.

Tarian Tiba Meka
Persembahan berikutnya tarian Tiba Meka atau tarian jemput tamu, yakni tarian ucapan selamat datang sekaligus penyambutan tamu dengan menunjukkan ekspresi kegembiraan, rasa hormat, dan persahabatan. 

Tarian ini biasanya dipertunjukan pada upacara resmi untuk menyambut tamu penting. Tarian ini memperlihatkan keramahan, ketulusan hati, dan sikap santun masyarakat Manggarai dalam menyambut tamu. 

Sejak dahulu masyarakat Manggarai memang dikenal sangat ramah dan terbuka terhadap orang luar dan para pendatang. Wujud keterbukaan itu terlihat dari beraneka ragam suku, ras, dan agama dari masyarakat yang menetap di Manggarai sampai saat ini. 

Tarian ini biasanya ditarikan oleh beberapa enu molas (putri cantik). Mereka mengantarkan siri yang berada dalam lopa (tempat menyimpan siri) kepada tamu yang datang. Dalam kesempatan kali ini tamu yang menerima siri itu adalah Presiden SBY dan sejumlah tamu kehormatan lain. 

Pada GTN kali ini, penari tarian Tiba Meka dibawakan oleh 50 orang penari, terdiri atas 40 penari perempuan dan 10 penari laki-laki. Penari perempuan mengenakan bali belo atau mahkota adat Manggarai, selendang songke, anting-anting berwarna emas, mbero (baju perempuan, ada yang berwarna hijau, kuning, dan merah), slepe (ikat pinggang), dan lipa songke

Penari prianya mengenakan destar (ikat kepala tenun), tubirapa (hiasan pelindung leher), dan selendang songke, lipa songke, sekok bakok (celana putih), dan ndeki (semacam alat pelindung bagian belakang). 

“Penari laki-laki disini hanya berperan sebagai penjaga para penari perempuan. Yang dominan di tarian ini justru para penari perempuannya,” kata Karel salah seorang penari laki-laki yang masih berstatus siswa kelas 2 SMKN Labuan Bajo. 

Tarian ini dibagi menjadi beberapa bagian yang semuanya mengandung ungkapan ragam khasanah budaya Manggarai mulai dari sejarah Manggarai yang menjelaskan bahwa kedatangan perahu-perahu Pinisi dilakukan oleh para saudagar Bugis, lalu ada formasi corak songke yang bermakna pelestarian kain adat, formasi lodog yang bermakna sistem pembagian tanah adat, dan formasi bali elo yang merupakan simbol mahkota bagi wanita. 

Tarian dimulai dengan instrumen musik sebagai intro, kemudian 10 penari laki-laki masuk ke arena membentuk formasi penjaga, disusul penari 10 penari perempuan yang membentuk formasi lodog dengan selendang songke berwarna merah. Dilanjutkan dengan 10 penari perempuan yang memawakan formasi bali belo. 

Menyusul kemudian 10 perempuan membentuk corak songke sengan selendang songke warna hijau. Tarian berdurasi 4 menit ini ditutup dengan kehadiran 10 penari perempuan yang membawa lopa berisi siri lalu membagikan siri itu ke tamu kehormatan. 

Siri yang diberikan kepada tamu melambangkan kesamaan dan kesetaraan sebagai sesama penghuni satu bumi yang sama. Ungkapan penghargaan terhadap tamu ini memberi makna bahwa tamu bukanlah orang lain melainkan sebagai sesama manusia yang berasal dari de mori jari agu dedek tana wa awang eta (Tuhan Yang maha esa). 

Icha, salah seorang penari Tarian Tiba Meka yang berstatus siswi kelas 2 SMA 1 Komodo, Labuan Bajo mengatakan proses latiah tarian ini selama lebih kurang 2 bulan dari awal Agustus dengan lokasi latihannya di kantor Bupati Manggarai. “Beberapa kali Pak Sulistyo memantau kami saat berlatih,” jelasnya. 

GTN tahun ini ditutup dengan Parade Seni Flobamora dan Opera Komodo 2013 yang dipersembahkan oleh Pemprov NTT. Opera ini menggambarkan proses kelahiran Komodo dan ungkapan rasa syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah yang telah diberikan. 

Plt. Direktur Pembinaan Kesenian dan Perfilman, Ditjen Kebudayaan, Kemdikbud Gendro Nurhadi menambahkan bahwa penyelenggaraan kegiatan ini merupakan wujud dari upaya memajukan kebudayaan nasional. 

Untuk melaksanakan GTN 2013 ini Kemdikbud menganggarkan dana sebesar Rp.4.117.768.000,00 melalui DIPA Satuan Kerja Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman tahun 2013. Dana tersebut, digunakan untuk latihan, gladi bersih, pergelaran, dan pelayanan lainnya.

Naskah: Adji Kurniawan
Foto: Wiendu Nuryanti & Adji Kurniawan

Read more...

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP