. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 30 Mei 2012

GBMN 2012 Membatikkan Anak Muda


Dalam upaya melestarikan dan mempromosikan batik agar dicintai, digunakan, dan dikembangkan sebagai poduk bangsa yang bernilai ekonomi tinggi, Putra-Putri Batik Nusantara (PPBN) bekerjasama dengan Ikatan Pecinta Batik Nusantara (IPBN) dan didukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar Gebyar Batik Muda Nusantara (GBMN) 2012 di FX Lifestyle X’nter, Jakarta Selatan pada 2-3 Juni 2012. Salah satu acaranya lomba peragaan busana batik untuk anak-anak dan remaja. Ada apa lagi?

“Lomba peragaan busana batik untuk anak-anak usia 4-7 tahun sedangkan untuk remaja 8-12 tahun, jelas Ida Ayu Pasha, selaku panitia acara di Jakarta, Rabu (30/5/2012).

Disamping itu, acara GBMN yang pertama kali dan bertemakan “Tradisi, Kreasi, dan Lestari” ini diramaikan dengan pameran batik dan produk kreatfi bernuansa batik. “Ada juga lomba tari modern dengan sentuhan batik, lomba gambar sketsa bagi anak-anak dan remaja yang bisa mendaftar di lokasi langsung, serta bermacam pertunjukan hiburan antara lain band anak muda,” tambah Ayu yang juga pemain sinetron.

Yang menarik, GBMN 2012 ini diisi dengan talk show mengenai tren batik di kalangan anak muda. Nara sumbernya tokoh muda yang peduli batik Iwet Ramadhan, Putri Indonesia 20111 Mara Selena, dan perancang busana Musa Widyatmodjo.

Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri, Kemenparekraf, M. Faried menyambut baik digelarnya GBMN 2012. “Batik pada Oktober 2009 diakui UNESCO sebagai intangible cultural heritage of humanity, oleh karenanya kebanggan ini harus dibarengai dengan upaya melestarikannnya dan menggunakan batik, mulai dari tingakat anak-anak, remaja, anak muda sampao orang tua,” jelasnya.

Menurut asumsi saya, lajut Faried, apresiasi anak muda terhadap batik semakin baik. “Dan yang membanggakan lagi banyak produk kain yang semula tenun kemudian menjadi batik, contohnya Sasirangan kain asli Suku Banjar, Kalimantan Selatan belakangan ini pun menjadi batik Sasirangan,“ jelasnya.

Selain penyelenggaraan GBMN, upaya membatikkan anak muda juga ditempuh dengan cara mengadakan pemilihan Putra-Putri Batik Nusantara. Tahun ini adalah penyelenggaraan kali kedua, rencananya digelar bulan September 2012.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Sawahlunto Bertransformasi dari Kota Tambang menjadi Kota Wisata



Saat deposit batu bara di Sawahlunto melimpah, dia menjadi primadona. Kini masa jayanya habis, pariwisatalah yang mengantikannya. Untungnya pemerintah dan warga setempat cepat sadar bahwa tambang tak bisa selamanya jadi tumpuan. Pariwisatalah yang menjadi harapan kini dan nanti. Obyek wisata apa saja yang menjadi andalan Sawahlunto hingga dipercaya menjadi venue pembukaan Tour de Singkarak (TdS) 2012 sekaligus lokasi start-nya?

Dulu Sawahlunto merupakan kota tambang satu-satunya di Sumatera Barat dengan hadirnya pertambangan batu bara yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda pada 1892. Setelah ditemukan batu bara di Sawahlunto pada pertengahan abad ke-19 oleh Ir. de Greve, dia kemudian mengajukan kepada pemerintah Belanda untuk menambang batu bara di daerah ini untuk pasokan industri dan transportasi saat itu. Sejak itu para arkeolog berdatang ke daerah ini dan Belanda akhirnya mengusai daerah ini pada 1876.

Setelah Indonesia merdeka, pertambangan dikelola negara dengan nama PT. Tambang Batubara Ombilin (TBO). TBO kemudian dilikuidasi menjadi anak dari PTBA (Bukit Asam) yang terdapat di Sumatra Selatan.

Dan sejak reformasi bergulir, tambang rakyat pun marak di daerah ini. Rakyat merasa berhak pula untuk melakukan pertambangan.

Kini setelah cadangan batubara kian menyusut, masyarakat dan pemerintah mencari alternatif untuk mendapatkan pendapatan di luar tambang. Akhirnya walikota Sawahlunto Ir. Amran Nur mengambil langkah jitu dengan membangun sektor pariwisata sebagai solusi yang tepat.

Bekas lubang dan galian tambang pun disulap menjadi obyek wisata. Begitupun dengan bangunan tua dan bersejarah peninggalan Belanda. Ditambah dengan pembangunan obyek wisata buatan baru. Kini Kota Sawahlunto benar-benar menjadikan pariwisata sebagai andalannya.

Sekurangnya ada 10 obyek wisata yang ada di kota ini yakni: Water Boom, Danau Kandi, Taman Safari Mini, Pacuan Kuda, Lubang Suro dan Gedung Info Box, Kereta Api Wisata Mak Itam dengan Lubang Kalam 800 meter, Gudang Ransum, Bangunan Tua dan Bersejarah serta Meseum Kereta Api.

Lubang Suro merupakan lubang tambang baru bara pertama di Sawahlunto pada 1898. Lubang ini dibuka para buruh paksa (orang rantai) yang dikomandoi Mbah Soero, seorang mandor pekerja tambang yang disegani oleh Pemerintah Belanda dan namanya diabadikan untuk lubang tambang bersejarah ini.

Panjang lubang ini mencapai ratusan dengan dua pintu angin. Pada tahun 1932 lubang ini ditutup dengan alasan tingginya rembasan air. Pada 2007 lubang ini dibuka kembali oleh Pemkot Sawahlunto dengan tujuan sebagai obyek wisata dengan nama Lubang Suro. Buat yang suka petualangan dan ingin mempelajari cara menambang di sinilah tempatnya.

Info Box merupakan gedung pusat informasi sejarah tambang batu bara Sawahlunto yang masih satu wilayah dengan wisata Lubang Tambang Mbah Soero. Dulunya gedung ini adalah tempat stock field (penumpukan batu bara) yang digali dari Lubang Tambang Mbah Soero. Sekarang gedung ini berisi foto-foto sejarah pertambangan batu bara yang sangat lengkap dan alat-alat pertambangan antik.

Bangunan Tua dan Bersejarah di kota Sawahlunto cukup banyak di antaranya Hotel Heritage Ombilan. Pada tahun 1945-1949 gedung ini beralih fungsi menjadi asrama tentara Belanda dan tahun 1970an sempat menjadi kantor polisi militer Kota Sawahlunto. Sekarang gedung ini kembali menjadi hotel untuk wisatawan yang berkunjung ke Sawahlunto. Arsitekturnya tetap seperti dulu kala bergaya Belanda.

Gedung Kantor PT Ombilin yang dibangun tahun 1916 dengan nama "Ombilin Meinen". Sampai saat ini berfungsi sebagai kantor pertambangan. Letaknya di Jl. M. Yamin, Kelurahan Pasar.

Selain itu Gedung Pusat Kebudayaan Sawahlunto yang berisi Sejarah dari Kebudayaan yang ada di kota Sawah Lunto. Bangunan yang berdiri tahun 1910 ini dulu bernama "gluck auf" sebagai gedung pertemuan (societeit) atau tempat pejabat kolonial berkumpul, minum, berdansa, dan menyanyi. Bangunan ini juga pernah menjadi Rumah Bola yang dipergunakan sebagai tempat bermain Bowling. Berlokasi di Jl. A. Yani No. 49.

Bangunan Tua di Kawasan Saringan yang didirikan tahun 1900 juga menarik dikunjungi. Di kawasan ini batubara diproses sebelum dibawa ke Teluk Bayur dengan menggunakan gerbong kereta api.

Gedung Pegadaian yang dibangun tahun 1917 erupakan salah satu bangunan tua yang berada di lingkungan pusat perdagangan.

Rumah Fak Sin Kek memiliki unsur ornamen yang dipengaruhi motif-motif Cina. Gedung ini milik pribadi kebangsaan Cina yang bernama Fak Sin Kek yang dibangun tahun 1906. Lokasinya di Jalan M. Yamin, Kelurahan Pasar, Kota Sawahlunto.

Sekolah Santa Lusia, bangunan gedung SD Kristen ini didirikan pada tahun 1920. Dulunya sekolah untuk anak-anak Belanda. Sempat diserhakan kepada misi Gereja Katolik dan selanjutnya diserahkan kepada Yayasan Prayoga Padang sampai sekarang dan sekarang menjadi SD Kristen. Letaknya di ]l. YOS Sudarso, Sawahlunto.

Masjid Agung Nurul Islam, dulunya merupakan sentral listrik PLTU yang dibangun tahun 1894. Di bawah bangunan ini terdapat bungker yang dipergunakan para pejuang kemerdekaan sebagai gudang senjata. Pada tahun 1930 bangunan ini dijadikan masjid.

Di kota ini juga ada Makam Prof.MR.H Muhammad Yamin merupakan salah seorang putra terbaik bangsa Indonesia yang dilahirkan dan dimakamkan di Talawi, Kota Sawahlunto.

Museum Ransoem atau disebut juga Gudang Ransoem dulunya berfungsi sebagai dapur umum tempat memasak makanan bagi pekerja tambang yang jumlahnya ribuan. Di sinilah dulunya tempat ibu-ibu memasak kayak dapur umum.

Kini gedung ini menjadi museum yang mengoleksi alat-alat memasak antik seperti wajan dam tempat menanak nasi berukuran raksasa, tungku raksasa yang dibuat tahun 1894, dan lainnya. Selain itu ada perlengkapan kerja orang rantai atau buruh paksa di tambang batu bara masa penjajahan Belanda di kota ini.

Museum Kereta Api Sawahlunto merupakan museum kereta api kedua setelah Museum Kereta Api Ambarawa. Museum ini mengoleksi bermacam bentuk kereta api dari zaman Belanda baik foto, maket maupun kereta aslinya. Selian itu ada peralatan lokomotif tua, lampu-lampu antik yang digunakan para pekerja pembangunan terowongan kereta api, dan foto-foto bersejarah. Kereta-kereta api yang dikoleksi itu dulunya menjadi alat transportasi pengangkut batu bara di Sawahlunto.

Mak Itam julukan buat kereta api lokomotif antik peninggalan Belanda berbahan bakar batu bara yang kini berfungsi sebagai kereta api wisata di Sawahlunto. Mak Itam beroperasi setiap hari Minggu, dengan rute Sawahlunto-Muarakalaban-Sawahlunto dengan waktu tempuh sekitar 1 jam pulang pergi. Tarifya Rp 50.000 per orang.

Kereta ini akan memasuki Lubang Kalam yakni terowongan sejauh 800 meter yang membelah bukit. Terowongan ini dikerjakan oleh orang-orang hukuman yang dipekerjakan secara paksa pada masa pemerintahan Belanda pada Oktober 1892 hingga Januari 1894.

Kereta api ini berangkat dari Padang Panjang pukul 8.30, melewati pinggiran Danau Singkarak yang berpanorama indah dan beraihir di kota Sawahlunto. Lalu kembali berangkat menuju Padang Panjang dari Sawahlunto pada pukul 14.30. Mak Itam sempat ‘merantau’ ke museum kereta api Ambarawa dan sekitar tahun 2003 kembali mudik ke Sawahlunto.

Wisata Buatan
Pemkot Sawahlunto juga membangun sejumlah obyek wisata buatan untuk menjaring wisatawan ke kotanya. Misalnya Water Boom Sawahlunto yang merupakan satu-satunya water boom yang ada di Sumbar. Letaknya di Muara Kalaban, sekitar 6 Km dan pusat Kota Sawahlunto. Di sini pengunjung dapat ber-flying fox, berenang, dan berseluncur.

Danau Kandih yang dulunya bekas galian tambang batubara disulap menajdi obyek wisara air yang dilengkapi berbagai pemaianan air seperti banana boat, canoe, perahu karet, dan bebek kayuh. Masih ada dua danau lagi yang juga bekas galian batu bara yakni Danau Tanah Hitam dan Danau Tandikek.

Taman Safari Mini merupakan kebun binatang seluas 40 hektare yang ada di Sawahlunto. Di sini pengunjung juga bisa menunggang gajah keliling lokasi.

Sawahlunto juga memiliki Lapangan Pacuan Kuda Bukit Kandih yang setiap tahunnya menjadi venue lomba pacuan kuda. Lapangan pacuan kuda seluas 39.69 hektare inimemiliki track pacuan kuda sepanjang 1.400 meter dengan lebar 20 meter dan dapat menampung sekitar 30.000 penonton.

Kota ini juga memiliki arena road race seluas 10 hektare dengan track lintasan beraspal hotmix sepanjang 1,2 km dan telah berstandar nasional.

Kota Sawahlunto hanya berjarak 95 Km dari Kota Padang. Waktu tempuhnya tak lebih dari 2 jam dengan kendaraan roda empat. Dengan sejumlah obyek wisata tambang dan bangunan bersejarahnya serta wisata buatannya, kota ini pantas Anda jelajahi usai menyaksikan pembukaan TdS 2012.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Selasa, 29 Mei 2012

Benarkah Pertambangan Musuh Pariwisata?



Sejumlah LSM lingkungan menggelar aksi Hari Anti Tambang sedunia yang jatuh hari ini 29 Mei di Jakarta dan berbagai daerah. Terkait itu, sebelumnya pakar manajemen dan pemasaran Profesor Rhenald Kasali pernah mengatakan tambang itu musuh pariwisata. Sementara Bupati Sumbawa, NTB Drs. Jamaluddin Malik tidak suka pertambangan ada di wilayahnya karena multiplier efeknya kecil. Dan Bupati Manggarai Barat, NTT Agustinus Ch Dula menolak tegas 10 izin pertambangan untuk menyelamatkan Pulau Komodo.

Sejumlah jaringan Koalisi Advokasi Tambang (KATAM) Aceh, hari ini menuntut moratorium tambang harus dilakukan di Aceh guna menjamin keselamatan dan kemakmuran serta keamanan rakyat. Aksi dilakukan dalam menyambut Hari Anti Tambang (HATAM) Sedunia tanggal 29 Mei 2012 di Simpang Lima, Banda Aceh pagi tadi.

Di Jakarta, Jambi, Bangka, Belitung, Palembang, Bengkulu, Mandailing Natal, Bandar Lampung, Sidoarjo, Samarinda, Kalimantan Tengah, Pulau Obi, dan Gorontalo turun ke jalan menggelar aksi dan teatrikal. Di Kalimantan Selatan terjadi aksi menaiki tongkang untuk membentangkan spanduk HANTAM. Di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan menggelar mimbar bebas selain aksi. Di Sumba, warga menduduki lokasi pengeboran perusahaan. Di Sorong ada dialog terbuka, dan di Yogyakarta aksinya dengan mengajak publik menyampaikan solidaritasnya dengan papan tulis.

HATAM adalah mandat dari hasil pertemuan Nasional JATAM (Jaringan Advokasi Tambang) 2010. HATAM diperingati setiap tanggal 29 Mei. Bulan Mei merupakan bulan perlawanan terhadap industri tambang. Tanggal 29 Mei 2006 terjadi tragedi besar yakni lumpur LAPINDO menyembur pertama kali dan tak akan terlupakan.

Sebelumnya Rhenald Kasali menyampaikan tambang itu musuh pariwisata di Bali setahun lalu. Menurutnya Bali selama ini dikenal di seluruh dunia akan sarana alam dan buatan pariwisatanya yang berlimpah. “Inilah yang harus terus dikelola. Sebaiknya industri lain terutama pertambangan, dikesampingkan,” ungkapnya.

Bali, lanjutnya harus fokus saja pada pariwisata. “Tambang tak boleh masuk ke Bali. Karena dia akan merusak sistem ekonomi” tegasnya seraya menhimbau pemerintahan lokal Bali untuk bersikap tegas dalam menata sektor pariwisatanya dan pandai dalam menata infrastruktur Bali sehingga tidak merusak tatanan budaya lokal.

Sementara Jamaluddin Malik merasa keberadaan pertambangan di Sumbawa tidak memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi lokal.

"Saya tidak suka industri tambang karena multiplier efek amat kecil,” aku JM sapaan akrabnya dalam panel diskusi promosi wisata dan investasi di Jakarta (22/03/2012)

Kendati industri tambang sudah beroperasi lebih dari sepuluh tahun di Sumbawa Barat namun kontibusi yang didapatkan oleh Sumbawa Barat sangat minim.

"Saat ini PT Newmont Nusatenggara (PTNNT) sedang melakukan eksplorasi di Sumbawa, dan minta kepada PTNNT untuk mulai berpartisipasi membantu ekonomi masyarakat dengan program CSR-nya,” uungkapnya.

Keberadaan PTNNT tidak bisa ditolak begitu saja karena kontrak karyanya dilakukan dengan pemerintah pusat. "Kita juga harus taat dengan kebijakan pusat," tegasnya seraya menegaskan bahwa penolakan tersebut merupakan pandangan pribadinya.

JM berharap Sumbawa harus mengenjot pendapatannya dari pengembangan industri pariwisata dan investasi pertanian agar kelak tidak lagi berharap dari pertambangan.

Demi Komodo, Agustinus Ch Dula menolak tegas 10 izin pertambangan yang diterima bupati pendahulunya. Dia menyuarakan hak veto rakyat itu untuk menyelamatkan Pulau Komodo dan potensi alam lainnya yang terancam jika eksploitasi tambang emas di Batu Gosok dilakukan. Padahal semua tempat itu diperuntukan pengembangan pariwisata.

Agustinus mengatakan dia dan warganya bukan menolak UU Pertambangan. Tetapi ketika lingkungan terancam, maka perlu ditolak tegasnya.

Cemarkan Kawasan Wisata
Di satu sisi pertambangan mendatangan pendapatan, tapi disisi lain merugikan lingkungan. Tercatat sudah beberapa kasus perusakan lingkungan akibat pertambangan. Dulu perairan Teluk Buyat, Minahasa tercemar.

JATAM dalam Deklarasi Cisaruai 6 mei 2011 mencatat PT Freeport/Rio Tinto dibiarkan melanggar standar-standar nasional dan internasional untuk mengeruk emas dengan mewariskan limbah tailing terbanyak di dunia.

Laut Sumba senasib serupa, rusak akibat pembuangan tailing ke laut (submarine tailing disposal) oleh PT Newmont. Bumi Bangka dan Belitung kini meninggalkan 1000 lubang-lubang Timah. Kalau dilihat dari atas, nampak sekali lubang-luabng itu.

Kawasan Pulau Sulawesi dan Maluku Utara terancam tambang nikel oleh PT Vale inco dan Antam. Pulau Flores, Timor dan pulau-pulau lainnya tercemar akibat pertambangan Mangan. Kawasan pesisir Jawa, Sumatera, dan Flores juga rusak akibat pertambangan besi.

Berdasrkan pantauan penulis. Di Sumedang, tepatnya di kaki Gunung Tampomas, alamnya kian rusak oleh pertambangan penggalian pasir. Begitu juga di kaki Gunung Batur di Kintamani, Bali, dan Gunung Guntur di Garut, Jawa Barat. Tiap hari puluhan truk besar hilir-mudik mengangkut pasir dari ketiga kaki gunung tersebut. Selain menggangu pemandangan dan terjadi pencemaran udara serta air, sejumlah pendaki dan wisatawan pun mengeluh karena aktivitas mereka terganggu.

Jika sudah begitu jelas sudah pertambangan itu musuh pariwisata seperti ditegaskan Rhenald Kasali. Bagaimana menurut Anda?

Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: Dedy Rancoek

Read more...

Senin, 28 Mei 2012

Inilah Tujuh Stage di Tour de Singkarak 2012



Rute Tour de Singkarak (TdS) 2012 yang akan berlangsung 4-10 Juni 2012 di Sumatera Barat, menempuh 856 Km. Total jarak tersebut terbagi menjadi 7 stage. Acara pembukaan dan start di Stage 1 di Kota Sawahlunto pada Senin siang 4 Juni pukul 11.00. Sedangkan acara penutupan dan finish di Stage 7 di Kota Padang pada Minggu sore, 10 Juni pukul 16.00 Wib. Berikut ketujuh stage tersebut buat memandu Anda menyaksikan langsung TdS di Sumbar nanti.

Stage 1, Senin, 4 Juni di Kota Sawahlunto. Start-nya dari Taman Segitiga Sawahlunto pada pukul 1 siang. Rutenya melewati Muara Kalaban, Muara Bodi, Muara Sijunjung, Tanjung Ampalo, Muara Kalaban, dan finish-nya di Taman Segitiga Sawahlunto. Total jaraknya 77,5 Km.

Stage 2, Selasa, 5 Juni di Muara Sijunjung, Harau. Start-nya dari depan DPRD Sijunjung pada pukul 9 pagi. Rute yang ditempuh Palaluar, Sumpur Kudus, Lintau Buo, Ngalau, Payakumbuh, Ngalau, dan berakhir di Lembah Harau dengan total jarak 124,5 Km.

Stage 3, Rabu, 6 Juni di Payakumbuh. Start-nya dari Kantor Pos Payakumbuh pada pukul 10 pagi. Rutenya melewati Ngalau, Baso, Batu Sangkarm Ombilin, Batipuh, Rambatan, Batu Sangkar, dan finish-nya di Istana Basa Pagaruyung. Total jaraknya 102 Km.

Stage 4, Kamis, 7 Juni di Padang Pariaman, Bukit Tinggi. Start-nya dari Anai Golf pada pukul 9 pagi. Rute yang dilewati Sicincin, Pariaman, Tiku, Lubuk Basung, Mukomuko, Maninjau, Kelok 44, Matur, dan berakhir di Jam Gadang depan Ramayana dengan total jarak 157,5 Km.

Stage 5, Jum’at, 8 Juni di Danau Singkarak. Start-nya dari BRI Padang Panjang pada pukul 12.30 siang. Rute yang ditempuh Batipuh, Singkarak, Solok, Cupak, Lubuk Selasih, Danau Kembar, Bukit Sileh, Solok, dan finish-nya di Danau Singkarak. Total jaraknya 149 Km.

Stage 6, Sabtu, 9 Juni di Pariaman, Painan. Start-nya dari Pantai Gandoria pada pukul 12 siang. Rutenya melewati Lubuk Alung, Tabing, Padang, Teluk Bayur, Bungus, tarusan, dan berakhir di depan Kantor Bupati Pessel dengan total jarak 146 Km.

Stage 7, Minggu, 10 Juni di Padang Sirkuit Race. Start-nya dari depan Kantor Gubernur Sumbar pada pukul 11 siang. Rute yang dilalui Jl Sudirman, Jl H. Agus Salim, Pasar Simpang Aru, JlDokter sutomo, Jl haru, Simpang Lubek, Simpang Lampu Merah By Pass, By Pass, Sungai Larih, Lubuk Minturun, By Pass, Kantor Gubernur, (looping), Jl Sudirman, Jl Rasuna Said, Jl Raden Saleh, Juanda, Jl Veteran, Jl A. Yani, dan finish-nya di depan Kantor Gubernur Sumbar. Total jaraknya 99.5 Km.

Di setiap stage, baik start maupun finish, peserta lomba, masyarakat, dan wisatawan yang datang akan dihibur dengan suguhan bermacam kesenian setempat, seperti tari-tarian tradisional dan juga kuliner khasnya.

Untuk menggaungkan TdS 2012 yang tinggal menghitung hari, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar acara fun bike bertajuk Road to Tour de Singkarak di Jakarta, Minggu (27/5). Sekitar 2.000 bikers atau penggemar balap sepeda se-Jabodetabek memeriahkan acara yang berlangsung di ruas Jalan MH Thamrin - Sudirman dan memutar Ratu Plaza lalu kembali ke halaman Gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf.

Wakil Menteri Parekraf Sapta Nirwandar mengatakan acara ini merupakan bagian dari promosi efektif dalam rangka menyukseskan TdS yang keempat, sekaligus mengajak masyarakat untuk lebih mencintai sport tourism atau wisata olahraga.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Mengintai Penghuni Sungai Sebong



Sungai Sebong di Bintan pernah dianugerahi penghargaan PATA Gold Award sebagai obyek wisata dengan ekologi terbaik. Itulah yang membuat saya tertarik mendatanginya dan mengelilinginya dengan perahu. Bukan cuma hutan bakau yang rapat dan rimbun, pun puluhan monyet, bermacam burung, dan juga ular yang saya lihat.

Sungai Sebong yang berada di Desa Sebong lagoi, Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan, Provinsi kepulauan Riau (Kepri) berpanorama alam sungai yang dilatarbelakangi hutan bakau yang terjaga keasriannnya. Wajar kalau Pemkab Bintan pun menetapkan kawasan ini sebagai salah satu obyek wisata andalannya.

Hutan bakau inilah yang menjadikan daratan Sungai Sebong bernilai lebih mengingat dihuni beragam flora dan faunanya. Kelestarian hutan bakaunya membuat perairannya kaya akan ikan. Oleh karenanya banyak orang yang datang untuk memancing selain menikmati pesonanya.

Setibanya disana, saya pun melihat sejumlah nelayan dan pemancing sedang asyik menunggu kailnya disambar ikan air tawar. Yang menarik, para nelayan menggunakan alat-alat penangkap tradisional seperti jala, bubu, dan tangkul.

Tak puas melihat para pemacing beraksi, saya pun mengelilingi Sungai Sebong dengan menyewa perahu masyarakat setempat. Lumayan lama, sekitar 3 jam mengelilingi Pulau Sebong.

Di sepanjang penyusuran, saya melihat jelas flora dan fauna yang ada di tepian Sungai Sebong antara lain hutan bakau, biawak, burung Raja Udang, burung bangau, monyet, dan ular. Selain bakau, hutannya juga banyak ditumbuhi pohon kacang-kacang yang menjadi santapan kunang-kunang.

Menurut Ahmad (40), pemilik perahu yang saya sewa, untuk melihat kunang-kunang sebaiknya menyusuri Sungai Sebong pada malam hari. Tawarannya sempat membuatku tergoda.

Untuk mengelilingi Sungai Sebong memang sebaiknya dipandu oleh orang lokal yang memahami ekosistem kawsaan tersebut. Puas menyusuri Sungai Sebong, saya mengisi perut yang sudah keroncongan dengan bermacam makanan khas Bintan.

Sungai Sabang tak terlalu sulit dijangkau. Kalau Anda datang dari Batam, dari Bandara Hang Nadim Batam naik taksi menuju Pelabuhan Penyeberangan Telaga Punggur dengan taksi sekitar Rp 70.000.

Dari pelabuhan lalu naik Kapal Cepat Baruna ataupun Marina ke Pelabuhan Sri Bintan Pura di Kota Tanjung Pinang, Bintan. Dengan membayar tiket Rp 40.000 atau Rp 80.000 (pulang-pergi). Angkutan penyeberangan di kedua pelabuhan tersebut beroperasi dari pukul 07.30 sampai pukul 18.00.

Dari Tanjung Pinang, Anda bias menyewa mobil rental ke Desa Sebong, Lagoi. Waktu tempuhnya sekitar 2 jam. Kalau seharian Rp 700.000 belum termasuk bahan bakar minyak (BBM), kalau sampai Sungai Sebong saja sekitar Rp 350.000 sudah termasuk BBM.

Kalau Anda hobi mancing, sangat tepat berwisata ke Sungai Sebong. Jangan lupa bawa peralatan mancing. Kalau Anda mau coba cara memancing tradisional, seperti yang dilakukan nelayan setempat juga bisa. Begitupun kalau hobi memotret, sungai ini juga patut disinggahi karena banyak obyek menarik yang dapat Anda abadikan.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Minggu, 27 Mei 2012

Memandangi Singapura dan Malaysia dari Puncak Gunung Bintan



Bintan yang tersohor dengan sejumlah resort mewah menghadap laut dan lapangan golf berkelas dunia, ternyata memiliki gunung yang cukup diminati turis asing. Kendati hanya berketinggian tak lebih dari 400 meter di atas permukaan laut (mdpl), gunung ini diselimuti hutan lebat di antaranya bermacam pohon buah warisan Kerajaan Bintan ratusan tahun lalu. Kelebihan lainnya, dari puncaknya bukan hanya dapat melihat pulau-pulau kecil yang bersemayam di perairan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), pun daratan negara tetangga Singapura dan Malaysia.

Usai mengabdikan jalannya pelaksanaan Bintan Triathlon 2012 yang digelar Pemkab Bintan bekerjasama dengan MetaSport dan didukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Nirwana Gardens, Lagoi, Bintan, saya meluangkan waktu mendaki Gunung Bintan. Kenapa? Karena inilah gunung tertinggi yang ada di pulau terbesar di Kepri ini.

Sebelum berangkat, seperti biasa saya mengumpulkan data mengenai gunung ini. Ternyata belum banyak penulis yang mengupas gunung ini. Sewatku di Tanjung Pinang, Ibukota Kepri saya sempat bertanya perihal gunung ini dengan sejumlah orang termasuk sopir rental yang pernah mengantar wisatawan ke gunung tersebut.

Data yang cukup mengejutkan, ternyata gunung inipun diminati sejumlah wisman. Jelas ini informasi menarik, sebab biasanya wisman mengunjungi sebuah obyek pasti ada sesuatu yang menarik atau khas dibanding obyek lain, sekalipun obyek tersebut sulit dijangkau. Informasi menarik lainya, setiap bulan Juli ada Pesta Durian yang digelar di gunung ini, bertepatan dengan musim panen durian.

Minggu pagi, setelah mengantar beberapa staff subdit wilayah Sumatera, Ditjen Promosi Pariwisata Dalam Negeri, Kemenparekraf yang bertugas mengawasi kegiatan Bintan Triathlon 2012 ke pelabuahan ferry di Lagoi, saya segera meluncur ke Gunung Bintan dengan menyewa mobil rental.

Untunglah Erwin Silaban, sopir mobil rental tersebut mengetahui lokasi gunung tersebut. Tak sampai 1 jam, saya sampai di gerbang merangkap loket pendakian ke Gunung Bintan yang berada di Kampung Bintan Berkapur, Desa Bintan Buyu, Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan.

Mendung yang sedari pagi menutupi langit Lagoi, ternyata tak berbeda dengan langit di daerah kaki gunung ini. Bahkan setibanya di sana hujan menyambut kami. Sehari sebelumnya saya sudah berencana mendaki gunung ini tapi karena hujan terus, saya undur keesokannya dengan harapan cuaca bersahabat. Ternyata tidak.

Di gerbang masuk yang bercat kuning, ada Nina, perempuan muda berjilbab yang baru lulus SMP menjaga loket. Di samping kiri gerbang, ada musholah dengan dinding bercat kuning, sehingga begitu mencolok.

Kata Nina, harga tiket masuk baik ke Air Terjun Gunung Bintan maupun treking ke puncak Gunung Bintan Rp 5.000 per orang. Tapi kalau untuk turis Rp 10.000. “Kalau pemandu lokal ke puncak gunung Rp 70.000 untuk wisnus tapi kalau wisman S$20 atau sekitar Rp 120.000,” jelasnya.

Tak lama kemudian datang Abdul Rahim (62), ketua pengurus wisata Gunung Bintan. Ayah 6 anak ini menjelaskan kalau pemdandu lokal Gunung Bintan semula ada 4 orang tapi sekarang tinggal 3 orang karena satu orang baru saja meninggal dunia.

Sambil menunggu hujan reda, saya mengumpulkan banyak data darinya. Dia mengatakan di gunung ini ada makam Datuk Bintan, seorang tokoh masyarakat Bintan. Beberapa pengunjung kadang datang ke gunung ini untuk berziarah ke makam tersebut.

Di gunung ini katanya juga ada Goa Batu yang dapat ditelusuri sejauh 8 meter. “Sebenarnya goanya panjang tapi sampai di kedalaman 8 meter menyempit dan susah dimasuki lagi. Karena itu dilarang untuk menyusuri lebih jauh karena dikhawatirkan atap goanya runtuh,” jelasnya.

Rahim juga menjelaskan asal usul acara Bintan Mountain Tracking and Durian Party atau Pesta Durian di gunung ini. Menurutnya ide Pesta Durian itu berasal dari Bupati Bintan yang kemudian direalisasikan Disbudparkab Bintan setelah berkunjung ke daerah ini yang banyak tumbuhi pohon durian dari perkebunan penduduk, kaki gunung hingga pertengahan lereng gunung. “Pohon-pohon durian itu sudah ada sejak jaman Kerajaan Bintan dulu, ada yang berumur ratusan tahun,” terang Rahim.

Hujan sedikit reda. Saya pun memutuskan untuk bergerak mendaki Gunung Bintan. Berdasarkan infomasi yang saya dapat, tak butuh 3 jam untuk mencapai puncaknya, saya pun memutuskan membawa barang seperlunya dan tidak bermalam. Yang pasti kamera, raincoat, payung, air mineral, dan makanan kecil.

Jalur pendakian berawal dari gerbang tadi. Setapaknya berupa susunan bata berundak sepanjang sekitar 250 meter sampai di kaki Air Terjun Gunung Bintan. Di pinggir setapak juga ada pembatas besi sebagai tempat pegangan pengunjung saat berjalan naik maupun turun.

Di lokasi dekat air terjun setinggi sekitar 7 meter itu, ada beberapa rumah panggung berbentuk saung sebagai tempat istirahat pengunjung. Di bawah air terjun ada kolam kecil untuk mandi.

Pengunjung dilarang mandi di bawah air terjun langsung. Kolam alami air terjun di pagari besi. Pengunjung hanya diperbolehkan mandi di kolam buatan di bawahnya.

Dari air terjun, saya teruskan menapaki setapak alami. Ini baru jalur alami yang sebenarnya. Hujan setia menemani pendakian saya. Tak lama kemudian saya tiba di mulut Goa Batu. Tak ada satupun orang yang saya jumpai. Saya langsung melanjutkan perjalanan.

Ada beberapa stop atau pos peristirahatan yang saya temukan. Jalur terberat yang saya temui, saat menapaki jalur menuju puncak. Untunglah sudah disediakan tali untuk membantu meniti dan juga menuruni jalur yang cukup terjal itu, terlebih hujan jadi semakin licin.

Mendaki sambil membawa payung untuk melindungi tas kamera meskipun sudah memakai raincoat cukup merepotkan. Tapi saya pantang menyerah.

Di beberapa tempat, saya jumpai beberapa monyet yang berkeliaran di pepohonan. Untungnya mereka tidak usil. Saya juga menjumpai tupai, pelanduk, ular, `Bintan Mountain Tracking and Durian Partydan berbagai jenis burung.

Akhirnya 2 jam kemudian saya tiba di puncak Gunung Bintan. Di puncaknya ada tugu triangulasi kecil yang menandai bahwa lokasi tersbut meruapakan puncak.

Suasana sekeliling puncaknya tertutup pepohonan lebat. Untuk melihat pemandangan di bawahnya, saya memantai dari celah di antara rerimbunan yang menghadap ke teluk bintan. Dari situ, saya melihat samar-samar kantor walikota Tanjung Pinang yang megah. Sedangkan dari arah lawannnya, terlihat daratan Singapura dan Malaysia.

Hujan masih terus mengguyur. Rasanya percuma saya membawa kamera DSLR, dengan kamera poketpun sulit mengabadikan suasana di puncak.

Tiga Jawaban
Akhirnya saya temukan jawaban kenapa turis asing cukup banyak yang tertarik mendaki gunung ini. Bahkan saban liburan, rombongan pelajar dari Singapura kerap mendaki gunung ini. Maklum letak Singapura ke Bintan cukup dekat. Dan mereka pun tak perlu bermalam mendaki gunung ini.

Jawaban pertama, karena hutannya terpelihara dengan baik. Hutan di gunung ini berperan penting sebagai daya tarik kunjungan wisata dan area resapan air (catchment area). Selain durian, masih banyak aneka pohon buah lain seperti manggis, duku, langsat, rambutan, nangka, dan pete serta beraneka jenis pohon hutan liar. Kedua, di puncaknya bisa melihat pemandangan ke laut lepas termasuk melihat Singapura dan Malaysia dengan catatan cuacanya cerah. Dan ketiga, waktu tempuhnya tidak terlalu lama, bisa naik turun seharian.

Tapi banyak juga pendaki lokal yang bermalam di gunung ini. Di Stop 6 ada lahan yang diperuntukkan untuk kemping. Di sini ada sungai kecil yang tak pernah kering sepanjang tahun. Aliran sungai inilah yang kemudian jadi air terjun di kaki gunung yang tadi saya lewati.

Paket mendaki Gunung Bintan juga dijual sejumkah resort mewah yang ada di Lagoi. Di Nirwana Gardens misalnya, paket ini dijual S$45 minimal 2 orang untuk orang dewasa atau sekitar Rp 600ribu dengan durasi selam 4 jam. Sedangkan untuk pelajar/anak-anak S$35. “Kalau hujan, tidak diijinkan mendaki karena jlurnya amat licin. Namun tetap dikenakan harga tersebut,” kata Rosa, bagian informasi dan penjualan paket di Nirwana Gardens.

Bagi pendaki berkantung pas-pas-an, pilihan terbaik. Sebaiknya melakukan pendakian mandiri. Dengan menyewa rental mobil dari Tanjung Pinang ke desa terakhir di kaki Gunung Bintan. Jaraknya sekitar 55 km dari Kota Tanjung Pinang, Ibukota Provinsi Kepri. Kalau Anda ada dana bisa menggunakan pemandu lokal.

Sebenarnya tidak masalah mendaki gunung ini tanpa pemandu karena jalurnya cukup jelas dan tidak banyak jalan bercabang. Tapi sebaiknya mematuhi aturan setempat yang mengharuskan pendakian ditemani pemandu lokal. Kecuali Anda datang dengan teman yang sudah mengetahui jalur pendakiannya hingga puncak, itu masih bisa ditolerir.

Waktu terbaik mendaki, tentu saja akhir bulan Juli, selain sudah memasuki musim panas, pun bertempatan dengan panen durian di daerah tersebut dengan menggelar Pesta Durian. Apalagi dalam acara ini ada lomba trekking sampai puncak, kemudian diakhiri dengan makan durian bersama di lapangan sepak bola, tak jauh dari kampung di kaki gunung ini.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Sabtu, 26 Mei 2012

Sembilan Alasan Berwisata ke Bintan



Banyak alasan mengapa wisatawan, baik mancanegara maupun Nusantara rela menghamburkan uang untuk berwisata ke Bintan, Kepulauan Riau. Salah satu alasannya karena tersedianya sejumlah lapangan golf berkelas dunia. Selain bisa bermain golf di lokasi berpanorama menawan, masih ada bermacam alasan lain yang membuat mereka s bertandang ke pulau di seberang Batam ini. Apa saja?

Alasan pertama, seperti disebut di atas adalah bermain golf. Wisatawan yang hobi bergolf, terlebih pegolf profesional pasti tak menyangkal kalau Bintan merupakan salah satu venue golf terbaik di dunia. Bahkan di sini kerap diselenggarakan kejuaraan golf tingkatinternasional.

Kedua, menikmati surga resort kelas dunia. Maklum di Bintan, tepatnya di Lagoi tersedia sejumlah resort yang menawarkan beragam fasilitas yang lengkap dengan bermacam aktivitas menarik dan menantang serta menyuguhkan panorama alam yang menawan baik pantai maupun hutannya. Sekurangnya ada 9 resort mewah di kawasan ini. (baca: Melongok Resort-Resort Mewah di Bintan)

Ketiga, ikut triathlon. Bagi penghobi triathlon yang menggabungkan tiga olahraga sekaligus yakni renang, sepeda, dan lari marathon, Bintan merupakan tempat pilihan. Setiap bulan Mei per tahunnya digelar kejuaraan triathlon bertaraf internasional bertajuk Bintan Triathlon di Bintan, tepatnya di kawasan resort elite, Lagoi. Tahun ini event tersebut memasuki usia yang ke-8. Peserta tahun ini sekitar 1.200 orang dari 44 negara yakni Eropa, Amerika, Asia, dan Afrika.

Keempat, ikut lomba balap sepeda. Masih di Lagoi, setiap tahunnya digelar lomba balap sepeda Tour de Bintan (TdB). Tahun ini penyelenggaraan ke-4 pada November mendatang.

Kelima, ikut surfing. Di Pantai Trikora setiap tahunnya diadakan lomba surfing tingkat internasional di pantai ini.

Keenam, mendaki Gunung Bintan. Meski cuma berketinggian 400 meter di atas permukaan laut (mdpl), gunung ini memiliki daya tarik sendiri. Untuk mencapai puncaknya butuh waktu sekitar 2-3 jam pendakian. Setiap akhir bulan Juli, di gunung ini digelar lomba treking dan pesta makan durian. Di kawasan yang menjadi daerah resapan air bagi Bintan ini masih terjaga hutannya. Salah satu pohon yang mendominasi hutannya adalah pohon durian.

Ketujuh, city tour Tanjung Pinang, ibukota Kepri yang berada di Pulau Bintan. Keliling Kota Tanjung Pinang antara lain ke masjid tua dan kelenteng tua di Tanjung Pinang, makan masakan melayu di Rumah Makan Sabana, makan masakan seafood di RM Shangrila , belanja ikan asin dan sotong di Pasar Ikan, santai di Pantai Trikora, dan menyeberang ke Pulau Penyengat untuk melihat budaya melayu dan Masjid Raya Penyengat yang berwarna kuning.

Kedelapan, belanja ke Batam. Bagimanapun wisata belanja ke Batam menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan usai berkunjung di Bintan. Maklum saja lokasinya dekat sekitar 30 menit dengan kapal cepat. Selain ke Batam, wisatawan yang gila belanja juga pergi ke Singapura.

Kesembilan, mancing di laut. Para mancing mania punya banyak pilihan untuk mancing di sejumlah perairan di Bintan. Cara mancingnya ada dapat menggunakan cara-cara tradisional maupun modern.

Kendati diminati wisman, namun nama Bintan sampai saat ini kalah tenar dibanding Batam, pulau di seberangnya. Pasalnya sejumlah event yang digelar Pemkab Bintan dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi (Dsbudparprov) Kepri maupun Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten (Dsbudparkab) Bintan bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan pihak swasta itu hampir semua berskala internasional. Tapi sayangnya, tidak dibarengi dengan publikasi yang gencar dan tepat sasaran untuk pasar dalam negeri.

Alhasil event-eventnya kurang terdengar di tingkat Nasional bahkan orang kita ada yang mengira event tersebut digelar di Singapura. Dan yang parah lagi masih banyak orang kita yang belum tahu dimana itu Bintan. Tapi kalau disebut dekat Batam, baru mereka paham.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Jumat, 25 Mei 2012

Melongok Resort-Resort Mewah Kelas Dunia di Bintan



Bintan, Kepulauan Riau (Kepri) memiliki sejumlah resort kelas dunia yang diminati turis mancanegara. Lokasinya berada di satu kawasan bernama Lagoi. Salah satunya Nirwana Gardens yang menjadi venue Bintan Triathlon ke-8 yang digelar Pemkab Bintan bekerjasama dengan MetaSport serta didukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), 26-27 Mei 2012. Apa keistimewaan resort ini, dan resort mewah apa lagi yang ada di Lagoi?

Nirwana Gardens yang berada di Jalan Panglima Pantar ini memiliki kolam renang tanpa batas dengan pemandangan laut, Spa lengkap, dan pusat kebugaran. Kamar-kamarnya menghadap ke kolam renang, taman, atau laut. Wi-Fi gratis juga tersedia di sini.

Lokasinya dapat dicapai hanya kurang dari 1 jam naik feri dari Terminal Feri Tanah Merah Singapura. Atau 55 menit naik speedboat dari Terminal Feri Nongsa Batam menuju Terminal Feri Bandar Bentan.

Anda bisa berenang di kolam renang dan lautnya yang berair tenang atau sekadar santai. Pilihan lain ber-Spa, bermain biliar, selancar angin, bowling, berkano, karaoke, pemijatan, tenis meja, yoga, dan keliling dengan sepeda.

Anda juga bisa mengikuti kursus snorkeling dan kursus golf. Selain itu bisa membeli paket hiking ke Gunung Bintan, jungle trekking, mangrove tour, city tour ke Tanjung Pinang, dan memancing secara tradisional.

Resort yang dilengkapi tempat bermain anak ini dilengkapi belasan tempat makan, minum, dan hiburan seperti Kelong Restaurant yang menawarkan pengalaman bersantap yang unik di atas air dan menyajikan aneka masakan Cina dan Indonesia yang lezat.

Di samping Nirwana Gardens yang namanya kian melejit setelah menjadi lokasi Bintan Triatlhon 2012, masih ada 8 resort lagi yang ada di kawasan Lagoi.

Angsana Bintan misalnya, resort yang berada di Jalan Teluk Berembang ini memiliki sejumlah kamar yang luas dan modern dengan balkon menghadap taman atau Laut China Selatan.

Selain spa dan kolam renang, resor ini memiliki 2 lapangan tenis dan klub anak-anak bagi si kecil.

Pilihan bersantapnya di tepi pantai tersedia di Pantai Grill & Bar dan Fisherman’s Table. Berbagai favorit internasional dapat dinikmati di Lotus Café, sedangkan aneka minuman disajikan di The Veranda Lobby Lounge.

Bintan Lagoon Resort di Jalan Indera Segara ini dilengkai kolam renang outdoor, Bintan Day Spa. Di sini Anda bisa ber-jet ski, berlayar, dan berselancar.

Hidangan Asia dan Barat disajikan di berbagai restorannya. Sedangkan hiburan malamnya meliputi bar karaoke, lounge minuman koktail, dan klub malam.

Banyu Biru Villa di Jalan Panglima Pantar ini dikelilingi taman tropis indah dengan vila-vila berfasilitas yang sangat lengkap, 2 kolam renang outdoor, 2 kolam renang outdoor dengan seluncur air, sauna relaksasi, dan gym modern.

Banyan Tree Bintan di Jalan Teluk Berembang menawarkan vila-vila mewah bergaya Bali dengan kolam renang spa kelas dunia, dan kolam renang outdoor.

Anda juga dapat menggunakan lapangan tenis dan lapangan golf 18 lubang Laguna Bintan yang berada dekat dengan hotel. Kegiatan lainnya, bersepeda, kano, dan hiking.

Saffron Restaurant-nya menyajikan aneka hidangan favorit ala Thailand dan Indonesia dengan koktail bertema Asia. Anda juga dapat memilih untuk bersantap di dalam vila atau di tepi pantai.

Bintan Lagoon Villas di Jalan Indera Segara, memiliki lapangan golf Jack Nicklaus dan Ian Baker-Finch Woodlands. Resor ini menawarkan berbagai kegiatan olahraga air dan outdoor termasuk go-kart. Vila-vilanya memiliki fasilitas kereta golf untuk transportasi.

Anda dapat menikmati aneka masakan Asia dan Barat di Kopi-O Café dan mencicipi aneka hidangan Italia dan Mediterania di Orzo.

Mayang Sari Beach Resort di Jalan Panglima Pantar berkonsep seperti sebuah desa Bali. Anda dapat hidangan Jepang dalam latar indoor atau outdoor di Rin Restaurant yang dilengkapi bar sushi.

Banyak aktivitas menarik yang dapat Anda lakukan seperti pijat relaksasi, spa, scuba diving, ski air, dan paralayang.

Ria Bintan Golf Lodge di Jalan Perigi ini menawarkan driving range golf professional. Dilengkapi Asmara Spa berkolam renang jacuzzi besar dan perawatan pijat yang merilekskan, menyanyi karaoke, dan bermain biliar. Restorannya menyuguhkan masakan Asia dan Barat.

Nirwana Beach Club di Jalan Panglima Pantar, masih jaringan Nirwana Gardens ini menghadirkan kamar dengan interior Thailand modern dan lantai kayu. Restorannya menyediakan menu Barat dan Asia. Minuman yang menyegarkan dan pertunjukan hiburan dapat dinikmati di La Luna Pub.

Rata-rata tarif kamar dan vila di resort-resort di atas menggunakan kurs dollar Singapura dan Amerika Serikat. Tarif Nirwana Gardens misalnya untuk Superior Room S$225++, Deluxe Room S$265++, dan Nirwana Suite S$500++. Tarif villa di Banyu Biru Villa unutk Belanrata Villa dengan 2 bedroom S$500++, Suria Villa dan dan Buana Villa (3 bedroom) masing-masing S$600++. Sedankan di Mayang Sari Beach Resort untuk garden view chalet atau yang menghadap ke kebun S$225++ dan Sea View Chalet (menghadap laut) S$265++. Dan di Nirwana Beach Club untuk kamar Cabana tarifnya S$125++.

Kemewahan, kelengkapan, dan keindahan resort-resort di Lagoi mungkin hanya bisa disaingi oleh resort-resort mewah di Bali. Kendati begitu, resort-resort di sini punya karakter tersendiri terutama keasrian dan kehijauan alamnya mengingat dikelilingi hutan yang masih terjaga.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Kamis, 24 Mei 2012

Bintan Genjot Wisatawan Lewat Triathlon dan Lomba Balap Sepeda



Jika Sumatera Barat berupaya meningkatkan kunjungan wisatawan baik Nusantara maupun mancanegara dengan lomba balap sepeda bertaraf internasional Tour de Singkarak (TdS) bulan depan. Maka Bintan, Kepulauan Riau (Kepri), menggenjot jumlah wisatawannya lewat triathlon berskala dunia pada 26-27 Mei 2012. Lomba yang menggabungkan tiga cabang olah raga yakni renang, balap sepeda, dan lari marathon ini akan digelar di lokasi berpanorama cantik dengan hadiah senilai ratusan juta rupiah.

Cabang renang Bintan Triathlon 2012 ini akan mengambil tempat dilepas pantai Nirwana Gardens yang indah, di perairan Laut Cina Selatan. Cabang lomba sepeda digelar di kawasan Nirwana Gardens dan Ria Bintan dengan trek lebar, mulus, dan bergelombang ditambah pemandangan alam nan hijau. Jalur yang dilewati antara lain Lagoi Reservoir, Pasar Ole Ole, dan masih banyak lagi. Sedangkan cabang lomba lari diadakan di sekitar pantai Nirwana Gardens melewati perkebunan alami pohon kelapa alami yang tertata rapih.

Bintan Triathlon 2012 yang digelar Pemkab Bintan dan didukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) ini akan diikuti 1.200 peserta dari 44 negara. Malam ini para peserta masih terus berdatangan untuk mendaftarkan diri sebagai peserta di Nirwana Gardens.

Event ini menjadi ajang pemanasan buat event serupa yang bertaraf internasional dan jauh lebih besar dan bergengsi yang bertajuk MetaMan. Jika dalam Bintan Triathlon hanya menempuh jarak olimpik, maka MetaMan yang akan digelar pada September 2012 mendatang akan menempuh jarak jauh yakni 3,8 kilometer renang, 180 kilometer balap sepeda, dan 42,2 kilometer untuk lari.

Lomba ketahanan fisik MetaMan ini akan memperebutkan total hadiah US$60 ribu atau Rp548 juta lebih. Pemenang pertama berhak atas uang sebesar USD15000 atau sekitar Rp137 juta untuk masing-masing kategori pria dan wanita.

Jika Bintan Triathlon 2012 dibagi menjadi 3 kelas yakni pria dewasa, wanita dewasa dan peseta anak-anak, maka MetaMan dibagi dua kelas. Kelas pemula, masuk dalam kategori MetaMan Half yang akan menempuh jarak lebih pendek daripada kategori MetaMan Full.

Kedua kategori MetaMan itu terbuka untuk peserta individu maupun grup. Untuk peserta grup, anggotanya harus terdiri dari atas dua atau tiga atlet tanpa batasan jenis kelamin. Pendaftaran pesertanya sudah dibuka sejak 10 Desember 2011 lalu dan ditutup pada 11 Agustus 2012 mendatang.

Jarak tempuh MetaMan Half, untuk berenang sepanjang 1.9 kilometer, bersepeda 90 kilometer dan lari sepanjang 21.1 kilometer. Sedangkan MetaMan Full menempuh jarak dua kalilipat dari jarak tempuh MetaMan Half.

Bupati Bintan Anshar Ahmad di Nirwana Gardens Resort mengatakan sangat mendukung MetaMan karena dinilai makin membuat Bintan lebih dikenal. “Sejak program pariwisata dicanangkan tiga tahun lalu, tingkat pengunjung di Bintan terus menunjukkan peningkatan. Pada 2010 terjadi peningkatan sekitar 15 persen dan pada 2011 meningkat 11 persen," ungkapnya seraya menambahkan bahwa Pemkab Bintan mengeluarkan anggaran sebesar SGD100 ribu untuk mendukung kegiatan MetaMan nanti.

Kabid Promosi Disbudpar Bintan Pebrikyendrik menjelaskan Bintan Triatlhon sudah digelar ke-8 kali tahun ini, MetaMan justru baru pertama kali. "Semula event tahunan yang lokasinya bergantian di seluruh negara ini ingin diadakan di China. Namun karena ada sesuatu hal, akhirnya Indonesia yang terpilih dan Bintan menjadi venue-nya," jelasnya.

Event MetaMan yang terselenggara berkat kerjasama MetaSport, sebuah perusahaan penyelenggara kegiatan olahraga ternama di Asia, dengan Pemkab Bintan dan Nirwana Gardens Resort dan juga didukung Kemenparekraf akan diikuti atlit triatlon ternama dari mancanegara, anatar lains Cameron Brown peraih juara 10 kali New Zealand Ironman dan Belinda Grange yang sudah mengantongi 12 kali juara ironman kategori wanita.

Bintan merupakan pulau terbesar di Provinsi Kepri. Di sekitarnya ada sekitar 3.000 pulau besar dan kecil yang terbentang hingga seberang Singapura dan Johor Baru, Malaysia. Di pulau yang melebar dari Selat Malaka hingga Laut Cina Selatan ini ada Tanjung Pinang, ibu kota provinsi ini yang berada di pantai Barat sisi Selatan Pulau Bintan.

Pemkabnya terlihat serius menjadikan Bintan sebagai obyek wisata olahraga dunia. Semula dikenal sebagai lokasi bermain dan event lomba golf internasional karena memiliki sejumlah lapangan golf tingkat dunia. Kini juga merambah ke lomba triatlhon dan lomba sepeda berlabel Tour de Bintan (TdB) yang tahun ini memasuki penyelenggaraan ke-4 pada 10-11 November 2012.

Sayangnya, promosi ketiga event ini, sama seperti event-event olahraga lain yang digelar di Bintan yakni prapublikasi event maupun publikasi pas pelaksanaannya kurang gencar, kalau tak mau dibilang minim.

Alhasil semuanya, termasuk Bintan Triatlhon dan TdB sampai kini, gaungnya tidak terdengar di tingkat Nasional. Ini jelas bertentangan dengan keinginan pemkabnya menggenjot kunjungan wisatawannya lewat event olahraga yang kental aroma pariwisatanya ini.

Jadi tak ada pilihan lain selain gencar publikasi jauh sebelum pelaksanaan dan saat pelaksanaan di sejumlah media, baik online, cetak maupun elektronik yang konsen mengupas bidang pariwisata, kalau ingin masyarakat Indonesia tahu bahwa Bintan mempunyai Bintan Triathlon dan TdB yang beda dengan TdS.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Rabu, 23 Mei 2012

Gunung Rinjani dan Bali (masih) Idaman Para Pendaki dan Wisatawan



Dari sekian banyak gunung yang ada di Indonesia, mana yang paling diminati dan menjadi idaman para pendaki di Tanah Air? Jawabnya masih Gunung Rinjani. Dan kalau ditanya daerah tujuan wisata mana yang paling ingin dikunjungi? Lagi-lagi sejumlah orang menjawab Bali. Kenapa? Lalu obyek petualangan dan destinasi mana lagi yang belakangan ini juga mencuri perhatian para pendaki, petualang, dan wisatawan?

Berdasarkan hasil wawancara dengan sejumlah pendaki di berbagai daerah seperti Aceh, Sulsel, Sulut, Sumbar, Jakarta, Yogyakarta, dan lainnya, tercatat Gunung Rinjani yang berketinggian 3.726 di atas permukaan laut (mdpl) menjadi gunung yang paling diminati untuk didaki. Dan alasannya mengerucut pada satu hal yakni keindahan puncaknya yang tiada banding.

Dari puncaknya, saat cuaca cerah di pagi hari, pendaki bakal disuguhi ‘sarapan’ panorama Gunung Agung di Bali, Gunung Ijen di Banyuwangi, dan Gunung Tambora di Sumbawa. Obyek menarik berpanorama indah juga sudah didapat sebelum puncak, antara lain Segara Anakan, sebuah danau kawah di ketinggian 2.000 mdpl.

Bukti gunung aktif yang berada di Kabupaten Lombok Timur, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini begitu diminati terlihat dari data yang dimiliki Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) yang mencatat jumlah kunjungan wisatawan ke kawasan Gunung Rinjani pada 2009 mencapai 12.756 orang. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 11.391 orang. Yang menarik lagi dari jumlah wisatawan tersebut justru terbanyak dari wisatawan mancanegara (wisman) yang mencapai 9.172 orang, sisanya wisatawan Nusantara (wisnus) sebanyak 3.584 orang.

Bukti lainnya, tahun ini sejumlah komunitas pegiat alam bebas di Jabodetabek, Surabaya, dan daerah lainnya menggelar pendakian massal ke Gunung Rinjani. Dari Jabodetabek, tarifnya mulai dari Rp 1,5juta per orang. Sedangkan dari Surabaya sekitar Rp 950ribu per orang.

Ada 4 jalur pendakian resmi yang telah ditentukan pemerintah untuk pendakian ke puncak Gunung Rinjani, yakni jalur pendakian Torean di Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, jalur Senaru di Kecamatan Kayangan Lombok Utara, jalur pendakian Timbanuh di Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, dan jalur pendakian Sembalun di Kecamatan Sembalun Lombok Timur.

Pendaki asing yang ingin mendaki ke puncak Gunung Rinjani, biasanya menggunakan jasa pendakian atau tracking organizer (TO) yang ada di wilayah Kecamatan Sembalun dan Senggigi, Lombok Barat, NTB.

Di samping berpanorama cantik mulai dari kaki gunung hingga puncaknya, Gunung Rinjani pun mendapat sederet penghargaan baik tingkat nasional maupun dunia.

Pada tahun 2004, Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menerima penghargaan dunia yakni "World Legacy Award" dari National Geographic sebagai daerah wisata yang berhasil mengembangkan pariwisata berbasis ekowisata.

Empat tahun kemudian (2008), TNGR termasuk tiga finalis "Tourist for Tourism Award" untuk kategori "Destination Award" yang diselenggarakan oleh World Tourist and Tourism Council (WTC) yang bermarkas di London, Inggris.

Pada 2010, Rinjani Trek meraih juara pertama penghargaan Citra Pesona Wisata (CIPTA) untuk kategori pengelola Lembaga Swadaya Mayarakat (LSM). Rinjani Trek mengalahkan 89 peserta dari 15 provinsi yang ikut. Jalur trekking Rinjani selama 3 hari ini merupakan salah satu jalur treking terbaik di kawasan Asia Tenggara.

Rinjani Trek dikelola secara kemitraan dengan TNGR, sektor swasta termasuk industri pariwisata Lombok, dan wakil dari masyarakat. Masyarakat sekitar mendirikan koperasi yang mengkoordinir kegiatan trekking di Rinjani Trekking Center Senaru, Rinjani Information Center, dan Rinjani Trekking Sembalun-Lawang.

Tiap trek center menerapkan sistem giliran bagi pemandu dan porter, termasuk kegiatan tur desa. Penghasilan dari aktivitas pariwisata dan biaya masuk TNGR digunakan untuk konservasi, pelatihan, manajemen, dan membantu TNGR melakukan pemeliharaan jalur trekking.

Prestasi ini terulang lagi setahun kemudian. Rinjani Trek menjadi pemenang Cipta Award 2011 untuk kategori daya tarik wisata alam yang dikelola LSM/kelompok masyarakat/perorangan.

Selain itu, TNGR pun telah diusulkan untuk ditetapkan sebagai geopark (taman bumi) yang akan menambah jumlah geopark dunia yang saat ini berjumlah 53 buah yang tersebar di 17 negara, di bawah jaringan Unesco.

Di urutan kedua, gunung yang diminati para pendaki Indonesia adalah Gunung Semeru di Jawa Timur. Alasannya gunung dengan puncaknya yang bertitle Mahameru ini menjadi atapnya Pulau Jawa dengan ketinggian 3.676 mdpl. Disamping itu gunung berkawah di puncaknya yang berlabel Jonggring Saloko ini berpanorama menawan mulai dari kakinya.
Gunung Semuru termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Taman Nasional ini terdiri dari pegunungan dan lembah seluas 50.273,3 Hektar. Selain Semeru ada sejumlah gunung lagi di kawasan ini seperti Gunung Bromo (2.392mdpl), Batok (2.470mdpl), Kursi (2.581mdpl), Watangan (2.662mdpl), dan Gunung Widodaren (2.650mdpl) serta 4 ranu (danau) yakni Ranu Pani, Regulo, Kumbolo, dan Ranu Darungan.

Selain panorama cantik yang menjadi alasan pendaki mengidolakan Gunung Semeru adalah karena medannya yang cukup sulit serta adanya kisah tragis yang mengakibatkan kematian pendaki tersohor So Hok Gie pada tanggal 16 Desember 1969, tepat sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-27.

Soe Hok Gei adalah mahasiswa Fakultas Sastra UI. Dia ikut gerakan mahasiswa untuk menumbangkan Soekarno. Tapi saat Soeharto naik Gie kecewa. Para aktivis mahasiswa yang dulu berjuang bersamanya satu persatu berubah. Mereka memilih meninggalkan idealisme dan memilih bergabung dalam rezim baru yang juga korup.

Gie mencintai gunung dan segala isinya. Dia penulis sejumlah sajak yang bertutur tentang kesendirian dan kerinduan bersama alam. Sajaknya yang paling terkenal tentang Gunung Pangrango.

Begini bunyinya: "Hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya. Tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar terimalah dan hadapilah. Dan antara ransel-ransel kosong dan api unggun yang membara aku terima ini semua melampaui batas-batas hutanmu, melampaui batas-batas jurangmu. Aku cinta padamu Pangrango. Karena aku cinta pada keberanian hidup."

Di posisi ketiga, justru bukan gunung yang diminati para petualang, melainkan Goa Jomblang yang berada di Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, sekitar 17 Km dari Wonosari. Sekitar 45 menitan dari kota Jogja.

Kenapa diminati? karena goa ini bertipe perpaduan antar goa vertikal dan horizontal Mulut goa ini berdiameter sekitar 50 meter. Dan panjang sumuran atau vertikalnya bervariasi antara 60-90 meter. Sumuran yang dalam itulah yang menjadi daya pikatnya, pasalya untuk menuruninya, pengunjung harus menggunakan Single Rope Technique (SRT) atau teknik menelusuri gua vertikal dengan menggunakan satu tali sebagai lintasan untuk naik dan turun medan vertikal.

Pesona Bali
Pesona alam, budaya, adat-istiada, dan kermahan orang Bali menjadi alasan kuat kenapa destinasi satu ini masih menjadi idaman wisnus. Namun ada alasan unik mengapa mereka ingin berwisata ke Bali. Jawabannya adalah ingin melihat turis asing alias bule.

Rupanya kehadiran orang bule di Bali justru menjadi daya tarik sejumlah wisnus. Lucu memang, tapi itulah realitanya.

Sejumlah imej positif mengenai Bali seperti bergengsi, gaya, dan berkelas sampai everyday is holiday menjadi pendorong orang tertarik berlibur ke Pulau Dewata ini.

Di bawah Bali menyusul Kota Gudeg, Jogja. Suasana romantik Malioboro menjadi magnet terkuat orang ingin bertandang ke Jogja, selain beragam budaya Jawa-nya termasuk Keraton Jogja, Pasar Beringharjo, Pantai Parangtritis, dan juga ketersediaan sejumlah penginapan melati (homestay) yang murah namun bersih.

Setelah Jogja, menyuul Kota Bandung yang menjadi idaman sejumlah wisnus. Keberadaan sejumlah factory outlet (FO) fashion dan bermacam kuliner lezat menjadi daya tarik orang ingin bertandang ke Kota Kembang yang dulu berjuluk Paris Van Java ini.

Namun ada alasan lain yang agak nyeleneh, yakni karena Bandung terkenal dengan peyeum alias pelesetan dari peyempuan (baca: perempuan) yang geulis-geulis (cantik-cantik).

Itulah 3 obyek wisata petualangan yakni Gunung Rinjani, Gunung Semeru, dan Goa Jomblang yang kini menjadi idaman para pendaki dan petualang di Tanah Air.

Selain itu masih ada beberapa lagi seperti menyelam (diving) di Raja Ampat, mendaki Gunung Kerinci, Gunung Leuser, arungjeram di Sungai Alas di Aceh, dan menyelam di Derawan, Kaltim.

Sementara untuk destinasinya nomor satu Bali, disusul Jogja lalu Bandung. Kemudian mengikuti Lombok, Belitung yang namanya tersohor berkat film Laskar Pelangi, dan kemudian Manado. Bagaimana dengan obyek petualangan dan destinasi idaman Anda?

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Selasa, 22 Mei 2012

Memahami Keistimewaan dan Kelemahan Pariwisata Aceh



Setiap daerah punya keistimewaan tersendiri baik itu alamnya, manusianya (budayanya), dan peristiwa yang pernah terjadi, yang menarik perhatian banyak orang hingga dikunjungi dan dinikmati. Aceh misalnya, dari statusnya saja provinsi paling ujung Barat Pulau Sumatera ini sudah istimewa. Begitupun dengan ketiga unsur tersebut. Tapi kenapa pariwisatanya seakan jalan di tempat? Padahal beberapa obyeknya dulu pernah berjaya.

Keistmewaan Aceh bukan sekadar pengakuan atas statusnya sebagai Daerah Istimewa Aceh berdasarkan UU Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh dan UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. Pun masih banyak hal lain yang membuatnya patut menyandang predikat istimewa dalam artian yang sesungguhnya.

Pengakuan keistimewaan Daerah Istimewa Aceh berbeda dengan pengakuan keistimewaan Yogyakarta (hingga kini) dan juga Surakarta (dulu).

Keistimewaan Aceh itu didasarkan pada perjalanan ketatanegaraan Republik Indonesia yang menempatkan Aceh sebagai satuan pemerintahan daerah yang bersifat istimewa dan khusus. Ini terkait dengan karakter khas sejarah perjuangan masyarakatnya yang berdaya juang tinggi, bersumber dari pandangan hidup yang berlandaskan syari’at Islam hingga melahirkan budaya Islam yang kuat, dan itu menjadi salah satu modal perjuangan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sedangkan keistimewaan Yogyakarta dan Surakarta didasarkan pada hak asal-usul kedua wilayah sebagai penerus Kerajaan Mataram dan peranannya dalam sejarah perjuangan nasional. Sekaligus sebagai balas jasa Presiden Soekarno atas pengakuan raja-raja tersebut yang menyatakan wilayah mereka adalah bagian dari Republik Indonesia.

UU No. 44 tahun 1999 mengenai keistimewaan Aceh inilah yang menjadi dasar awal penerapan Syariat Islam di Aceh setelah terkubur puluhan tahun. Dalam undang-undang ini ditegaskan pelaksanaan Syariat Islam dalam kehidupan sosial masyarakat secara kaffah (menyeluruh). Pemberlakukan hukum syariat dalam seluruh dimensi kehidupan sosial kemasyarakatan Aceh, menjadi keistimewaan Aceh lainnya.

Hukum syariat itu tentunya hukum yang bersumber pada al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad, baik yang diambil dari pendapat dan penafsiran ulama Islam terdahulu, ulama Islam kontemporer maupun legal reasoning atau hasil ijtihad ulama Aceh yang ada saat ini, yang dilandasi pada konteks budaya dan masyarakat lokal Aceh.

Dengan keistimewaan itu, Aceh diberi kewenangan menyelenggarakan berbagai bidang kehidupan mulai dari kehidupan beragama, adat, pendidikan, dan peran ulama dalam penetapan kebijakan Daerah.

Penyelenggaraan kehidupan beragama di Aceh diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan Syariat Islam bagi pemeluknya dalam bermasyarakat, dengan tetap menjaga kerukunan hidup antarumat beragama. Di samping itu Aceh dapat membentuk lembaga agama dan mengakui lembaga agama yang sudah ada dengan sebutan sesuai dengan kedudukannya masing-masing dan tidak merupakan bagian perangkat Daerah.

Penyelenggaraan kehidupan adat di Aceh diterapkan dengan diperbolehkan membentuk lembaga adat dan mengakui lembaga adat yang sudah ada sesuai dengan kedudukannya masing-masing di Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Kelurahan/Desa, Kampung atau Gampong.

Penyelenggaraan pendidikan di Aceh diwujudkan dengan diizinkan dalam mengembangkan dan mengatur berbagai jenis, jalur, dan jenjang pendidikan serta menambah materi muatan lokal sesuai dengan Syariat Islam.

Sedangkan penyelenggaraan dalam penetapan kebijakan daerah di Aceh diterapkan dengan membentuk sebuah badan yang anggotanya terdiri atas para ulama yang bersifat independen yang berfungsi memberikan pertimbangan terhadap kebijakan Daerah, termasuk bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan serta tatanan ekonomi yang Islami.

Dari letak geografisnya, Aceh pun sudah istimewa. Lihat saja, Tanah Rencong ini berposisi strategis sebagai pintu gerbang lalu lintas perdagangan dan kebudayaan yang menghubungkan belahan dunia Timur dan Barat.

Berdasarkan data Bappeda Provinsi NAD tahun 2007 dan BPS, 2009, provinsi seluas 58.375,63 km2 ini memiliki 119 pulau besar dan kecil, 35 gunung, 73 sungai besar, dan 2 buah danau. Secara administratif terbagi ke dalam 18 Kabupaten dan 5 Kota, 276 kecamatan, 731 mukim, dan 6.424 desa.

Potensi pariwisata alamnya luar biasa. Selama ini terfokus ke Sabang, dulu Gunung Leuser pun sempat berjaya, diminati pendaki asing sebelum konflik terjadi. Padahal ada ratusan obyek yang menawan dan relatif masih alami.

Contohnya Kepulauan Banyak di Kabupten Singkil, merupakan kumpulan pulau yang terdiri dari 99 Pulau besar dan kecil, ombaknya tenang, pulau-pulaunya indah dengan daya tarik taman laut dan berbagai jenis ikan hias. Di Pulau Bangkaru misalnya, kita dapat melihat kura-kura raksasa yang muncul di pantai setiap bulan Januari dan Februari dan kura-kura hijau-nya selalu ada sepanjang tahun.

Budayanya pun beragam dan khas. Selama ini orang hanya mengenal Tari Saman yang sudah mendunia dan diakui sebagai warisan dunia tak benda oleh UNESCO. Padahal masih banyak lagi budaya dan nilai tradisional yang masih hidup dan berkembang di sejumlah daerahnya. Misalnya Didong, Rapai, dan lainnya.

Kulinernya juga beraneka dengan citra rasa spesial. Yang sudah tersohor dan menasional sebut saja Mie Aceh dan tentu saja Kopi Arabika Gayo-nya yang tersebar di ratusan kedai kopi di seluruh Aceh. Masih banyak lagi jenis makanannya yang mampu menarik para pemburu kuliner untuk bertandang dan mencicipinya, sebut saja Martabak Aceh, Ayam Tangkap, dan kini ada Ayam Lepas, serta sejumlah panganan seperti dodol, kue kacang ijo Sabang, keripik Saree, dan lainnya.

Lalu apakah penerapan Syariat Islam di Tanah Rencong juga menyentuh ranah pariwisata? Sebenarnya penerapan Syariat Islam ini justru menjadi ciri khas pariwisata Aceh yang membedakannya dengan daerah lain di Indonesia.

Penerapan Syariat Islam yang baik diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang bersih, indah, aman, nyaman, ramah, tertib, dan mengesankan yang jelas erat kaitannya dengan Sapta Pesona. Dan sudah terbukti selama ini penerapan Syariat Islam di Provinsi Aceh tidak mengurangi kunjungan wisatawan ke Aceh. Jumlah kunjungan wisatawan ke Aceh justru mengalami peningkatan 15 persen dari 2010 ke 2011 yaitu 142.370 menjadi 163.703 orang. Yang menarik, dari peningkatan tersebut, kunjungan wisman malah meningkat tiga persen.

Ironis
Tapi apa yang terjadi? Justru masih banyak orang Aceh sendiri yang menilai penerapan Syariat Islam itu menghambat pengembangan pariwisata Aceh. Bahkan ada yang lebih sinis lagi menuding pengembangan pariwisata di Aceh bertentangan dengan syariat Islam maupun adat tradisi yang berlaku di Aceh. Simple-nya, ada yang menilai pariwisata itu identik dengan maksiat.

Masih banyak orang Aceh yang juga acuh tak acuh dengan pengembangan pariwisata. Dan mereka menuding pemda/pemkotnya juga tidak becus dalam upaya pengembangan sektor ini. Tuding-menuding ini kerap terdengar dalam perbincangan kedai-kedai kopi, antarmahasiswa, komunitas, dan sejumlah pegawai negeri sipil dari kementerian lain.

Sikap acuh tak acuh dan terlanjur menilai negatif terhadap pengembangan pariwisata, menjadi salah satu kelemahan sektor pariwisata Aceh.

Kelemahan lain, ternyata penerapan Syariat Islam belum diindahkan sepenuh hati. Contohnya, mulai dari hal yang kecil yakni menjaga kebersihan yang rupanya menjadi sesuatu yang amat sulit. Buktinya, sejumlah obyek wisatanya penuh dengan sampah dan coretan kata-kata tidak pantas.

Kalau Anda tak percaya, datang saja ke arena Pacu Kude di Takengon, Aceh Tengah. Padahal tempatnya indah di dataran tinggi yang dikelilingi perbukitan berhawa sejuk, namun sampah plastik kemasan, air mineral dan lainnya berserakan di lapangan rumput bahkan sampai di lintasan pacu.

Kalau belum yakin datang juga ke Puncak Geurutee, Aceh Jaya. Di sana pedagang dan pengunjungnya membuang sampah di jurang seenaknya. Tumpukan sampah yang menyangkut di dasar pohon dan jurang menjadi tempat mencari makan buat primata setempat. Sungguh tak sedap dipandang mata, padahal pemandangannya luar biasa indah.

Belum lagi di salah satu pantai di Kota Sigli, Kabupaten Pidie, sampahnya berserakan di bentangan pantainya yang landai dan panjang. Padahal tak jauh dari situ ada kantor bupati. Kondisi tak terawat juga terlihat di situs Pinto Khop Putroe Phang dan Makam Syiah Kuala.

Kalau Syariat Islam diterapkan dengan baik, rasanya tak mungkin ada sampah sedikitpun, terlebih di obyek-obyek wisatanya. Semestinya mereka sudah paham, kebersihan itu sebagian dari iman.

Pun soal keramahan. Perkara ini memang rada sensitif. Tapi harus diungkapkan agar kelak ada perubahan signifikan. Sudah bukan rahasia lagi, sifat melayani (service) yang menjadi modal dalam dunia pariwisata ternyata belum sepenuhnya dipahami masyarakat Aceh. Jangankan masyarakat awam, Sumber Daya Manusia (SDM)-nya yang berkecimpung dalam pariwisata seperti di kedai kopi, hotel, dan lainnya masih setengah hati dalam melayani tamu (wisatawan).

Melayani pengunjung dengan baik sehingga mereka kerasan dan mau datang lagi, betulkah bukan karakter orang Aceh? Penilaian ini pernah penulis dengar bukan cuma dari pendatang yang pernah bekerja atau menetap di Aceh, pun dari beberapa pengunjung termasuk dari beberapa orang Aceh sendiri (sekalipun tidak semua orang Aceh begitu, namun citra itu terlanjur melekat).

Kelemahan lain, peran polisi syariat yang disebut Wilayatul Hisbah atau biasa disingkat WH terlihat cuma menonjol saat menjelang Bulan Ramadhan saja. Dan kinerja mereka pun hanya pada jam kerja saja mulai dari pagi sampai sore.

Alhasil, mereka tidak mencium bahwa ada aroma prostisuti terselubung di salah satu sudut keramaian di daerah Peunayong, Banda Aceh. Dan ironisnya lokasinya tidak jauh dari Kantor Pusat Wilayatul Hisbah. Kehadiran prostitusi samar-samar ini jelas bertolak belakang dengan predikat Banda Aceh sebagai Serambi Mekkah dan Kota Wisata Berbasis Syariat Islam.

Dari sejumlah kelemahan yang ada, peluang Aceh menjadi primadona pariwisata Indonesia sekaligus daerah kunjungan wisata yang diminati warga dunia, amatlah besar. Faktor keistimewaannya begitu kuat. Termasuk peristiwa besar yang menderanya yakni konflik berkepanjangan dulu dan tsunami 2004 silam.

Dua peristiwa itu pun menjadi keistimewaan lain Aceh. Buktinya banyak orang tertarik menikmati wisata gerilya GAM yang sempat dikembangkan seorang Belanda yang kini menetap di Aceh dan beristrikan perempuan Aceh. Bukti lain, obyek-obyek tsunami yang ada di Banda Aceh, seperti Kapal Apung, Kapal di Atas Rumah, Museum Tsunami, dan keperkasaan sejumlah masjidnya dari gelombang dasyat itu amat diminati turis lokal, Nusantara maupun mancanegara.

Namun untuk mewujudkan mimpi besar itu, pemerintah dan masyarakat di Bumi Sultan Iskandar Muda ini kudu berpartisipasi lebih gigih dalam memajukan pembangunan pariwisatanya. Masyarakat Aceh harus kompak terlibat aktif menerapkan Sapta Pesona. Lalu diiringi dengan semangat dalam mempromosikan keistimewaan pariwisatanya ke khalayak, minimal merekomendasikan wisata di daerahnya kepada sanak keluarganya di luar Aceh, kolega, maupun teman-temannya.

Naskah & Foto: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)

Read more...

Senin, 21 Mei 2012

Delapan Syarat Berpetualang Solo Aman dan Menyenangkan



Banyak orang bilang berpetualang lebih seru kalau dilakukan rame-rame dibanding sendirian. Tapi buat petualang sejati, berpetualang sendiri justru lebih menegangkan dan mengasyikkan. Ada atmosfir lain yang tak mungkin didapat kalau Anda lakukan secara bersama. Namun untuk melakukannya, bukan cuma diperlukan keberanian apalagi sekadar nekat. Pun harus mengindahkan sejumlah syarat biar petualangan solo Anda berjalan aman dan menyenangkan.

Pelajari Obyek Petualangan
Sebelum melangkah, pelajari benar obyek petualangan yang dituju mulai dari keistimewaannya, cara mencapainya, waktu terbaik mengunjunginya, karakter cuaca dan medannya, peralatan yang dibutuhkan, kebiasaan/adat istiadat atau aturan tak tertulis yang berlaku dalam mayarakat setempat, dan kegiatan yang dapat dilakukan serta perizinannya. Kumpulkan semua informasi semua itu dari berbagai sumber, baik itu media online, cetak, majalah, elektronik maupun orang/komunitas yang pernah ke obyek tersebut.

Siapkan Fisik dan Mental
Karena sifatnya petualangan, maka fisik dan mental harus jauh lebih siap daripada rekreasi atau wisata biasa. Terlebih baru pernah ke obyek tersebut, misalnya mendaki gunung yang jarang didaki, memanjat tebing menantang dan jarang dipanjat, memasuki goa yang tak terjamah, menjelajahi hutan perawan, menyusuri pantai di pulau terpencil, mengarungi sungai ke pedalaman, mengeksplore suku atau masyarakat yang terisolir, dan lainnya.

Kabari Kepergian Anda
Kabari petualangan Anda kepada orang rumah atau orang terdekat biar keberadaan Anda tetap terpantau. Sesekali Anda boleh juga berkirim BBM, SMS, email atau lainnya saat di lokasi petualangan.

Bawa Kebutuhan Pribadi
Karena sendiri, semua peralatan pribadi (kamera, handycam, dll), termasuk obat-obatan, food suplement, dan vitamin sebaiknya disiapkan dari kota asal Anda. Jangan berharap besar dapat Anda beli di kota kecil terakhir dari lokasi petualangan yang belum tentu tersedia.

Jangan Pakai Barang Mewah
Jangan mengenakan barang mewah seperti gadget bermerek, jam mahal apalagi cincin dan kalung emas. Cukup alat komunikasi dengan operator yang sinyalnya menjangkau ke pedalaman. Berpakaianlah senyaman dan sesantai mungkin, jangan terlalu mencolok atau menarik perhatian masyarakat tertentu.

Hindari Pencopet
Simpan dompet dalam kantung celana pendek, baru kenakan celana panjang Anda. Sisihkan uang transportasi dan jajan di tas pinggang atau tas selempang kecil Anda, termasuk kartu identitas Anda.

Aktivitas Pengusir Sunyi

Biar petualangan Anda tak terasa sunyi karena sendirian. Isi dengan bermacam kegiatan menarik sesuai kegemaran seperti hunting foto/video, melukis, bersosialisasi dengan penduduk sekitar, memancing, dan lainnya.

Publikasikan Hasil Petualangan
Terakhir, meski bukan hal utama tapi amat penting, yakni menulis hasil petualangan di weblog, website Anda atau bahkan buku, lalu promosikan di jejaring sosial. Pilihan lain kirim tulisan dan foto-fotonya ke majalah/koran atau mungkin video petualangan Anda ke TV. Sharing pengalaman Anda pasti akan bermanfaat buat orang lain yang ingin melakukan petualangan solo seperti Anda.

Naskah: Adji Kurniawan (adji_travelplus@yahoo.com)
Foto: Dok. adji & dok. harley

Read more...

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP