Tips Nyaman Nanjak Gunung Aseupan Saat Musim Hujan
Mendaki (nanjak) Gunung Aseupan saat musim hujan seperti sekarang ini, meskipun jauh lebih berat tapi bisa nyaman dan menyenangkan bila setiap pendakinya mengindahkan sejumlah panduan.
Berdasarkan pengalaman beberapa kali nanjak gunung di musim hujan termasuk mendaki Gunung Aseupan yang berada di Kabupaten Pandeglang, Banten, jalur pendakian (japen) via Desa Sikulan, Kecamatan Jiput baru-baru ini, berikut saya beberkan sederet tipsnya.
Pertama, menyiapkan fisik terlebih dahulu sebelum mendaki Gunung Aseupan yang berada sekitar 18 Km sebelah barat dari pusat kota Pandeglang antara lain dengan berolah raga jalan santai ataupun joging di medan bervariasi (tidak melulu jalan beraspal datar), ditambah dengan renang. Masing-masing minimal seminggu sekali.
Kedua, menyiapkan mental lebih artinya sudah sadar bahwa mendaki Gunung Aseupan yang berketinggian 1.174 Mdpl (3.852 kaki) dimusim hujan, pastinya akan bertemu dengan hujan, kabut tebal, angin kencang, trek basah, berlumpur, dan licin.
Jangan berekspektasi tinggi mendapatkan pemandangan sunset dan alam terbuka di Pos Tiga (tempat nge-camp sebelum summit attack) maupun sunrise dan alam terbuka di puncak, mengingat pendakian dilakukan saat musim hujan bukan panas.
Bila menyadari kondisi seperti itu, tidak akan terlalu kaget bila di lapangan akan menemukan hal-hal seperti tersebut di atas dan atau tidak begitu kecewa lantaran hanya dapat "tembok putih" (pemandangan tertutup kabut ataupun mendung).
Ketiga, menggunakan perlengkapan pendakian yang sesuai, antara lain sepatu gunung yang nyaman (jangan pakai sandal sekalipun itu sandal gunung) dan membawa kaos kaki minimal dua pasang (sepasang untuk naik-turun, sepasang lagi untuk tidur).
Bawa pula jas hujan atau ponco, cover bag (pembungkus ransel), trekking pole atau tingkat kayu, beberapa kantung plastik atau kemasan kedap air untuk membungkus pakaian tidur dan ganti (salinan), termasuk sarung, sleeping bag, sandal, HP, logistik (makanan serta minuman ringan), dan lainnya.
Kalau nge-camp, tentu harus pula membawa tenda berkapasitas sesuai jumlah pendaki yang ikut; perlengkapan tidur (sleeping bag, matras, bantal tiup); perlengkapan masak (nesting, teko, kompor, gas, korek, pisau, dan lainnya); perlengkapan makan (piring plastik, sendok, garpu, dan gelas lapangan); perlengkapan salat serta perlengkapan mandi (sabun, pembersih wajah, shampoo, sikat gigi, dan odol).
Keempat, melakukan pemanasan (warming up) sebelum memulai pendakian agar fisik tidak kaget antara lain berjalan kaki sebentar serta perenggangan otot terutama kaki dan paha.
Tips berikutnya atau kelima, senantiasa melibatkan sang pencipta alam, Allah SWT dalam pendakian dengan cara berdoa bersama sebelum memulai pendakian, memohon kepada-Nya agar diberi keselamatan, kelancaran, dan kesuksesan.
Keenam, bila nge-camp (bermalam/menginap dengan mendirikan tenda), sebaiknya memulai pendakian dari basecamp (BC) Herman di Desa Sikulan selepas zuhur dan makan siang menuju Pos Tiga. Estimasi waktunya paling lambat sekitar 3 jam.
Ketujuh, bila pendakian dilakukan dalam kelompok besar (di atas 20 orang), ada pendaki yang bertindak sebagai leader (di depan terutama pemandu lokal atau pendaki yang sudah tahu japennya), lalu pendaki yang bertugas sebagai petugas P3K di posisi tengah agar mudah ke bagian depan maupun ke belakang, dan pendaki yang bertindak sebagai penyapu (sweeper) di bagian belakang untuk membantu dan menyemangati pendaki yang punya kendala tertentu sehingga jalannya super lamban.
Selain itu, ada dua pendaki yang pandai memasak yang bertugas membuat aneka menu praktis serta minuman hangat (teh, kopi, dan lainnya) sebagai tim koki gunung untuk makan malam, sarapan sebelum summit attack, dan makan siang setelah turun dari puncak.
Kedelapan, kalau membawa banyak perlengkapan pendakian seperti beberapa tenda kelompok maupun logistik, sebaiknya menggunakan jasa porter setempat. Nama porter lokalnya antara lain Rowi dan Rifky.
Bila belum pernah mendaki Gunung Aseupan dan tidak tahu kondisi japennya, sebaiknya menggunakan jasa pemandu lokal atau mengikuti open trip (OT) pendakian yang dibuat oleh tour operator (TO) maupun indie travel yang punya reputasi bagus.
Kesembilan, jika ingin mendapatkan pahala, berzikir Allahu Akbar saat nanjak, Subhanallah satu turun dan Masya Allah saat melihat pemandangan indah serta Alhamdulillah bila tiba di setiap pos pendakian dan puncak.
Tips selanjutnya atau kesepuluh, berjalan perlahan, fokus dan tidak melamun terlebih saat melewati jalan paving block yang licin/berlumut, trek tanah licin yang menurun maupun menanjak. Pilih setapak tanah yang berundak atau bagian kiri dan kanan setapak yang berumput dan tidak begitu licin. Berpegangan pada batang semak belukar ataupun akar dan batang pohon.
Ke-11, berjalan perlahan saat menyeberangi beberapa aliran sungai (river trekking) atau lintas sungai. Jangan melompat-lompat di batu karena licin bisa terpeleset dan jatuh. Gunakan trekking pole untuk membantu pendaki saat menyebrang sungai.
Ke-12, mengisi water bag ataupun botol air mineral dengan air aliran sungai untuk bekal minum maupun masak.
Ke-13, setibanya di Pos Tiga, segera dirikan tenda di tempat yang masih kosong. Sebaiknya tenda dilapisi dengan fly sheet agar tidak rembes saat hujan.
Ke-14, bila ingin buang air besar sebaiknya di toilet di belakang warung Pos Tiga dengan membeli air Rp 5 ribu per botol air mineral besar.
Tips berikutnya atau ke-15, kalau lapar atau ingin minum teh/kopi panas tapi malas masak, bisa beli di warung Abah Sueb (istrinya bernama Edah dan anak lelakinya bernama Ery).
Ke-16, jika ingin salat asar, magrib isya, dan subuh bisa di musala yang ada di atas warung tersebut. Bila kondisi tidak hujan, bisa berjemaah di camp area dengan alas matras dan lainnya.
Ke-17, jangan tidur terlalu malam apalagi begadang. Biar besok pagi saat summit attack tidak mengantuk.
Ke-18, mengingat akan sulit mendapatkan sunrise sebaiknya memulai summit attack dari Pos Tiga tidak perlu sebelum subuh. Anda bisa melakukannya setelah subuhan atau agak terang setelah sarapan sekitar pukul 8. Jangan pula terlalu siang.
Ke-19, melakukan warming up sejenak sebelum summit attack dan kembali berdoa agar sampai di puncak dengan selamat. Adapun estimasi waktu summit attack dari Pos Tiga ke puncak sekitar 3 jam, tergantung lama cepatnya pergerakan dan jumlah peserta pendaki yang ikut.
Tips selanjutnya atau ke-20, ketika melewati sejumlah trek webbing harus lebih waspada dan sebaiknya dilakukan satu per satu. Saat menggunakan tali webbing, jangan terlalu bertumpu pada tali tersebut, sesekali memegang akar, batu dan lainnya.
Ke-21, setibanya di puncak berucap Alhamdulilah lalu mengabadikan suasana di puncak tapi hati-hati karena kiri-kanan jurang serta tak lupa mengabadikan momen kebersamaan di puncak.
Ke-22, berdoa kembali sebelum turun ke puncak agar selamat menuju Pos Tiga sampai BC.
Ke-23, sewaktu turun dari puncak, kewaspadaan harus lebih ditingkatkan karena menuruni trek tebing yang sangat licin di beberapa titik. Jangan terburu-buru karena bisa terpeleset, terjungkal, terperosok lalu menabrak pendaki di depannya.
Ke-24, istirahat sejenak di Pos Tiga lalu beres-beres dan mengumpulkan sampah sisa logistik terutama semua jenis kemasan plastik untuk dibawa turun.
Tips berikutnya atau ke-25, kalau ingin bersih-bersih atau mandi bisa di aliran sungai setelah Pos Dua. Tapi ingat, hati-hati dan jangan melompat-lompat.di bebatuan.
Ke-26, tetap jaga adab (antara lain tidak tertawa dan bercanda berlebihan saat di jalur pendakian maupun di tempat nge-camp), menyapa pendaki lain saat berpapasan di japen atau memberi kata"semangat", "hati-hati", dan lainnya.
Ke-27, tak lupa mengabadikan setiap momen yang ada seperti saat melewati aliran sungai, hutan berkabut, trek licin, trek webbing, plang di Pos Satu, Dua, Tiga dan plang di puncak, lalu diracik menjadi tulisan ataupun konten video yang menarik kemudian disebarluaskan lewat ragam medsos supaya publik atau netizen tahu dan berminat mendaki Gunung Aseupan sekalipun dimusim hujan.
Ke-28, tidak meninggalkan sampah logistik apapun baik di japen, tempat nge-camp, maupun di puncak, terlebih itu sampah kemasan plastik sekalipun itu cuma bungkus permen.
Ke-29, tidak memetik bunga, mengambil tanaman, menebang pohon, vandalisme ataupun kegiatan yang bisa mengakibatkan kerusakan, pencemaran, dan lainnya.
Tips yang terakhir atau ke-30, bila ingin mendapatkan pemandangan Gunung Aseupan dengan vibes (atmosfer) berbeda termasuk pemandangan matahari tenggelam dengan alam terbuka yang cerah di Pos Tiga dan pesona matahari terbit di puncak, kembalilah mendaki pada bulan panas seperti Juni, Juli atau Agustus.
Naskah: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, Tiktok @FaktaWisata.id
Captions:
1. Di puncak Gunung Aseupan, di trek summit attack & di Pos Tiga. (foto: dok kaluna adventure)
2. Di puncak Gunung Aseupan. (foto: dok kaluna adventure)
3. Di puncak Gunung Aseupan. (foto: dok kaluna adventure)
4. Di Pos Tiga (tempat nge-camp) & di puncak Gunung Aseupan. (foto: adji & dok. kaluna adventure)
5. Burger, semangka & es buah di Pos Tiga. (foto: adji & dok. kaluna adventure)
6. Trek webbing & ranting pohon nan artistik. (foto: adji & dok. kaluna adventure)
7. River trekking, melintasi sungai di Gunung Aseupan sebelum Pos 2 dari Pos 1. (foto: adji)
8. Sepenggal video saat river trekking on Mount Aseupan. (video: adji)
9. Trek webbing & plang jangan buang sampah di Gunung Aseupan. (foto: adji & dok. kaluna adventure)
10. Video usia senja semangat pagi. (video: hazul)
11. Sepotong video awal river trekking di Gunung Aseupan. (video: adji)
0 komentar:
Posting Komentar