. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Senin, 20 Januari 2025

Kawah Ratu Jadi Lokasi Tektok-an Favorit, Ini Tujuh Keistimewaannya


Kawah Ratu, Gunung Salak belakangan ini menjadi salah satu tujuan tektok-an yang ramai peminatnya. Apa buktinya dan apa pula faktor pemicunya? 

Bukti kalau kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) yang berketinggian 1.437 meter di atas permukaan laut (Mdpl) ini, menjadi lokasi favorit tektok-an karena banyak tour operator (TO) trip pendakian atau indie travel yang membuat open trip (OT) pendakian ke Kawah Ratu (untuk selanjutnya, saya singkat KR). 

Setiap akhir pekan pasti ada TO yang membuat OT ke KR, biasanya one day trip (ODT) atau istilah anak sekarang tektok-an.

Fakta lainnya, peminatnya bukan hanya pendaki lawas yang sudah lama menjadikan KR sebagai salah satu wahana "bermain" outdoor-nya pun para pendaki pemula mulai dari anak-anak (SD) sampai usia senja (50 tahun ke atas). Bahkan tak sedikit para pendaki fomo alias pendaki dadakan atau ikut-ikutan tren karena kepincut melihat kabar KR ramai di media sosial.


Bukti lainnya, peminat KR belakangan ini bukan cuma wisatawan minat khusus dari dalam negeri pun mancanegara. Informasi ini saya peroleh dari salah seorang pemandu lokal dan melihat langsung kunjungan turis asing ke KR baru-baru ini.

Adapun faktor pemicunya, kawah bekas letusan Gunung Salak ini, memiliki sederet keistimewaan. Berdasarkan amatan saya secara langsung usai beberapa kali ke KR dalam rentang waktu yang berbeda, sekurangnya ada tujuh keistimewaan yang dimiliki KR.

Pertama lokasinya terbilang dekat dengan Jabodetabek, Cianjur, dan Sukabumi sehingga pengunjung tidak sampai memakan waktu banyak untuk mencapainya. Ditambah lagi aksesnya juga terbilang mudah, dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat untuk sampai ke pintu masuk merangkap loket ataupun base camp (BC)-nya.


Keistimewaannya yang kedua, sudah punya nama sejak dulu. Pada era tahun 80-an hingga 90-an awal (sebelum berstatus taman nasional), KR sudah dilirik sejumlah pegiat alam bebas meskipun jumlahnya tidak sebanyak seperti saat ini. 

Ketika itu, aksesnya masih agak sulit dan umumnya pendakian dilakukan dengan cara nge-camp (mendirikan tenda) semalam di bumi perkemahan (bumper) terdekat atau menginap di rumah penduduk yang biasa dijadikan sebagai BC. Bahkan ada yang melakukannya secara melintas, misalnya naik dari Cidahu, Sukabumi turun lewat Pasir Reungit, Bogor atau sebaliknya.

Keistimewaan KR ketiga, untuk mencapainya pengunjung bisa melakukan dengan cara tektok-an atau tanpa menginap (nge-camp) lantaran waktu tempuhnya tidak terlalu panjang, berkisar antara 3-5 jam berjalan kaki atau hiking dari pintu loket. Lama waktu tempuhnya tergantung jalur pendakian (japen) yang digunakan.


Cara atau teknis pendakiannya, bisa dilakukan secara mandiri artinya melakukan hiking secara tektok dalam kelompok kecil (small group), minimal 3 orang dimana salah satu pesertanya sudah pernah hiking ke KR via japen tersebut. Bila belum ada yang pernah, lebih baik menggunakan jasa pemandu lokal. Alternatif lain yang lebih praktis dengan mengikuti OT yang dibuat oleh TO bereputasi bagus.

Keempat, KR punya tiga japen resmi yang terbilang ramah bagi pendaki pemula yakni via Ciandong dan Pasir Reungit (keduanya masuk wilayah Kabupaten Bogor) dan satu lagi via Cidahu, Kabupaten Sukabumi. Umumnya pendaki Jabodetabek memilih via Ciandong ataupun Pasir Reungit sedangkan pengunjung dari Cianjur ataupun Sukabumi via Cidahu. 

Tektok-an ke KR via Ciandong yang pintu loketnya berada di Gunung Sari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar), tiket masuknya Rp 15 ribu per orang, kalau ditambah ke Curug Ratu Rp 10 ribu per orang.


Jangan Pakai Sandal
Keistimewaan KR kelima, aman digapai di segala musim, artinya pengunjung bisa pergi ke sana saat musim hujan seperti saat ini ataupun musim panas.

Perlu diingat meskipun di musim panas, kondisi trek japen ke KR tetap cenderung lembab, licin, basah, becek, dan berlumpur, apalagi di musim hujan. 

Lantaran treknya seperti itu, setiap pengunjung yang ingin fun hiking (ini istilah yang benar, bukan fun trekking) secara tektok-an saya sarankan mengenakan sepatu lapangan yang nyaman, bukan sandal sekalipun itu sandal gunung. Adapun sandal tetap dibawa dan digunakan sebelum ataupun sesudah melakukan hiking atau saat nge-camp maupun di BC. Selain itu mengenakan pakaian berbahan yang mudah menyerap keringat.

Perlengkapan lain yang penting dibawa antara lain jas hujan/ponco, ransel day-pack, masker untuk menutup hidung bila tak kuat dengan bau belerang, topi, pakaian ganti (bisa dititip di BC atau ditinggal dalam mobil rombongan), trekking pole, beberapa kantong plastik untuk HP/kamera juga pakaian/sepatu basah, obat-obatan pribadi serta logistik praktis seperti air mineral minimal 2 botol ukuran sedang, makanan ringan/camilan pribadi, dan nasi bungkus yang bisa dibeli di warung makan terdekat dengan BC atau pintu loket.

Kenapa kondisi trek ke KR bisa begitu? Karena kawasan Gunung Salak termasuk KR menjadi tempat pertemuan udara dingin dari kawasan puncak (Gunung Gede Pangrango) dengan udara panas dari Jakarta dan sekitarnya sehingga kerap turun hujan sampah ke kawasan kaki Gunung Salak. Kondisi itu pula yang membuat Kota Bogor yang berada di kaki Gunung Salak kerap diguyur hujan sampai mendapat predikat sebagai kota hujan.


Menawan & Artistik 
Keenam, KR mempunyai pemandangan yang bukan hanya menawan pun artistik. Kondisi itu berbanding terbalik dengan puncak tertinggi Gunung Salak yang terhalang pepohonan, hanya ada plang dan makam. Tak heran, pegiat alam bebas terlebih pendaki pemula, lebih banyak yang memilih ke KR daripada ke Puncak Satu Gunung Salak.

Di KR, pengunjung bisa melihat hamparan kawah seluas sekitar 2 hektare dengan kondisi topografi naik turun, yang di beberapa titiknya mengepulkan asap solfatara sehingga menghadirkan vibes (atmosfer) seperti berada di planet lain. 

Menariknya lagi di tengah kawasan kawahnya mengalir dua aliran sungai berair panas dan dingin yang kemudian bertemu hingga airnya hangat, dan kerap dijadikan sebagai lokasi untuk mandi oleh pengunjung. 

Keberadaan pepohonan yang mengering, menyisakan batang dengan ranting-rantingnya, menambah artistik pemandangan KR.

Keistimewaan KR yang terakhir atau ketujuh, banyak aktivitas menarik yang bisa dilakukan baik di sepanjang pendakian maupun di Kawah Ratu sebagai titik tujuan. 

Aktivitas di perjalanan yang menarik dilakukan pengunjung yang tektok-an ke KR via Ciandong antara lain mengabadikan flora setempat seperti bunga ungu, jamur kayu, dan vegetasi hutan yang unik seperti vegetasi bambu, pandan gunung, pakis, lumut, hutan mati dan lainnya. Bahkan lewat japen ini, pengunjung bisa mampir ke Curug Ratu asalkan sesampainya di pintu loketnya masih jelang sore. 
 
Adapun kegiatan di KR yang dapat dilakukan lebih banyak lagi antara lain  mengabadikan landscape kawah dari berbagai sudut, foto narsis di plang KR, mengibarkan Bendera Merah Putih dan atau bendera organisasi/komunitas berlatar kawah yang mengepulkan asap solfatara, dan tentunya ber-sauna alam raksasa seperti mandi atau berendam di kolam alami berair belerang ataupun di aliran sungai berair dingin ataupun hangat, luluran badan dan wajah dengan belerang serta merebus telur di kubangan kecil berair panas selama sekitar 10 menit, dan lainnya. 


Saya sendiri ke KR, terakhir kali tahun 1990 via Cidahu. Di tahun-tahun sebelumnya (era 80-an akhir), lebih sering lewat Pasir Reungit. Kali ini di pertengahan Januari 2025, kembali lagi ke KR via Ciandong dengan tiga tujuan utama yakni mengobati kerinduan, mengibarkan bendera 🇮🇩 dan 🇵🇸, serta persiapan fisik sebelum mendaki atapnya Jawa Tengah (Jateng) via japen berbeda. Selain itu, tentunya melakukan aktivitas sebagaimana tersebut di atas. 

Melihat tujuh keistimewaannya tersebut, tak berlebihan bila KR belakangan ini kian ramai peminatnya dan kerap dijadikan lokasi hiking pemanasan oleh para pendaki sebelum mereka melakukan pendakian ke Gunung Salak atau gunung lainnya yang ada di Jabar maupun Jateng.

Nah, buat Anda yang punya rencana tektok-an ke Kawah Ratu, indahkan peraturan yang berlaku, biasakan berdoa dan pemanasan (warming up) sebelum hiking biar lancar dan fisik tak kaget. 

Jangan lupa, selama pendakian tetaplah menjaga sopan santun, jangan mengambil/memetik/merusak apapun di sana, dan bawa turun kembali sampah logistiknya, terutama sampah kemasan plastik supaya keindahan dan keasriannya tetap terjaga. 

Selamat tektok-an ke Kawah Ratu.

Naskah: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, Tiktok @FaktaWisata.id , foto: adji & dok. teman jalan

Captions:
1. Beberapa panorama di Kawah Ratu.
2. Wisatawan mancanegara pun berkunjung ke Kawah Ratu.
3. Pengunjung Kawah Ratu didominasi wisatawan minat khusus dari dalam negeri, terutama sekitar Jabodetabek 
4. Selain secara mandiri, banyak pula yang datang ke Kawah Ratu dengan mengikuti open trip (OT).
5. Berfoto berlatar kawah yang mengepulkan asap solfatara.
6. Beberapa flora dan vegetasi di Kawah Ratu via Ciandong, Kec. pamijahan, Kab. Bogor, Jabar.
7. Selain bersauna alam raksasa, banyak juga pengunjung yang mengibarkan bendera 🇮🇩 dan 🇵🇸 jadi di Kawah Ratu, baru-baru ini.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP