Paduan Tiga Jenis Wisata Ini Bikin Walking Tour Awal Tahun 2024 Lebih Bermanfaat
Banyak pilihan berwisata di awal tahun 2024, salah satunya walking tour dengan memadukan 3 jenis wisata yakni sejarah, kuliner, dan religi. Gabungan ketiganya, dijamin bakal membuat walking tour jadi lebih bermanfaat.
Cara itu yang akhirnya TravelPlus Indonesia pilih setelah menimbang sederet jenis wisata yang ditawarkan sejumlah operator trip seperti open trip pendakian gunung, camping ceria (camcer), dan atau santai di pantai, maupun beberapa jenis wisata atas pilihan sendiri alias berwisata mandiri.
Pilihan menggandengkan 3 jenis wisata itu sekaligus melanjutkan walking tour di Rangkasbitung, Ibukota Kabupaten Lebak, Provinsi Banten yang TravelPlus ikuti pada jelang liburan akhir tahun 2023, belum lama ini.
Pemilihan walking tour itu pun sekaligus ingin membedakan dengan liburan akhir tahun 2022 dan awal 2023 lalu, dimana TravelPlus ketika itu memilih jenis wisata alam bermuatan petualangan atau minat khusus, tepatnya melakukan pendakian Gunung Cikuray yang berada di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Ada 6 kota yang TravelPlus bidik untuk walking tour awal tahun 2024 yang memadukan 3 jenis wisata tersebut, yaitu Jogja, Semarang, Sawahlunto (Sumatra Barat), Bandung, Serang (Banten) tepatnya Kota Kuno Banten atau Banten Lama, dan Tanjungpinang (Kepri) tepatnya Kompleks Istana Pulau Penyengat-nya.
Kenapa walking tour dan Jakarta tidak termasuk? Karena walking tour TravelPlus proyeksikan masuk salah satu tren wisata 2024. Alasan Jakarta tidak termasuk destinasi walking tour yang dibidik, karena hampir semua objek walking tour di ibukota negara RI ini sudah pernah bahkan sering TravelPlus kunjungi.
Mengingat waktu, jarak tempuh, dan alasan lain, akhirnya TravelPlus memilih Kota Bandung sebagai destinasi walking tour tiga jenis wisata pada awal tahun baru 2024 ini.
Selain relatif lebih dekat dan mudah diakses dengan moda transportasi umum dari Jakarta, dan obyek-obyek wisata sejarah, kuliner, dan religi di ibukota Provinsi Jawa Barat ini terbilang cukup beragam serta berdekatan satu sama lain atau masih dalam satu kawasan.
Satu alasan lagi kenapa ibukota berjuluk Kota Kembang dan Paris van Java ini dipilih, akan TravelPlus ungkap di ujung tulisan ini.
Obyek walking tour sejarah, kuliner, dan religi di Kota Bandung yang TravelPlus kunjungi adalah gedung-gedung berstatus cagar budaya di Kawasan Pusat Kota Bersejarah yang berada di Kecamatan Sumur Bandung antara lain Gedung Merdeka, NI Escompto Mij, Gedung Jiwasraya, dan Kantor Pos. Gedung-gedung yang dominan berdesain indische ini berada di Jalan Asia Afrika.
Sebenarnya gedung-gedung di jalan yang namanya sudah mendunia itu, pernah beberapa TravelPlus kunjungi minimal lihat dan abadikan, termasuk gedung-gedung bersejarah lainnya di kawasan tersebut seperti Hotel Savoy Homann dan Hotel Grand Preanger yang di dalamnya terdapat Museum Preanger. Namun kali ini beda karena menggabungkan dengan 3 jenis wisata lain dan momennya pun lebih spesial.
Adapun cagar budaya yang TravelPlus sambangi di Jalan Banceuy, tentu saja Penjara Banceuy yang identik dengan Presiden pertama Indonesia Soekarno karena beliau pernah dijebloskan di penjara tersebut pada tanggal 29 Desember 1929.
Soekarno mendekam di Sel No. 5 yang terletak di Jalan Banceuy (dahulu Bantjeujweg), Kelurahan Braga. Kondisi sel tersebut sekarang berada di antara bangunan-bangunan ruko dan perkantoran yang kemudian bernama Banceuy Permai sehingga tidak terlihat dari jalan raya.
Untungnya di trotoar Jalan Banceuy terdapat plang berwarna biru bertuliskan SITUS SEL PENJARA BANCEUY, dilindungi oleh: Undang-Undang RI No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya, cat warna putih. Di bawahnya ada tulisan 15m (warna putih) disertai tanda panah (arah) berwarna merah. Di plang tersebut juga tertera nama pengelola situs ini yakni Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat serta Balai Pengelolaan Cagar Budaya, Nilai Budaya, dan Sejarah (sekarang Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah Jawa Barat).
Sebelum menuju Situs Sel tersebut ada pagar dengan dua pintu dan petugas bernama Ahmad yang sudah lama bertugas sebagai penjaga. Selain itu di tembok bagian kiri sebelum menuju sel tersebut dan terlihat lukisan bergambar Soekarno dan tulisan bertajuk "Kota yang Menyenangkan Hati".
Selanjutkan ke bagian halaman dimana Sel No. 5 yang berukuran 2,5 x 1,5 meter itu berdiri. Di bagian tembok kanan terdapat rangkaian tahun dari 1921 (Soekarno tiba di Bandung untuk bersekolah di Technische Hoogeschool Bandoeng atau THS sekarang ITB) sampai dengan 1931 (dimana Ir. Soekarno dibebaskan dari penjara karena mendapat potongan hukuman tepat pada akhir pemerintahan Gubernur Jenderal de Graff).
Di belakang Sel No. 5 terdapat patung Soekarno tengah duduk sambil memegang buku. Di luar kamar tahanan Soekarno tersebut tepatnya sekitar 100 meter terdapat bagian Menara Pengawas bekas Penjara Banceuy yang berdiri di pinggir Jalan Banceuy yang mengarah ke Jalan Naripan dan Jalan Cikapundung, masih di Komplek Banceuy Permai.
Selepas mengabadikan Sel No. 5 dan Menara Pengawas Penjara Banceuy saat hujan turun, TravelPlus lanjutkan dengan berwisata kuliner untuk santap siang. Jenis kuliner pilihannya Ayam Penyet Surabaya yang berada di seberang menara pengawas penjara Banceuy. Selanjutnya ngopi sore di Teras Cafe Mansion, dan jelang Maghrib menikmati Es Durian di Food Court Alun-Alun Bandung.
Adapun aktivitas wisata religi dan tempatnya yang TravelPlus pilih adalah menunaikan salat zuhur di Masjid Raya Jawa Barat yang berada persis di depan Alun-Alun Kota Bandung. Satu lagi salat asar di Masjid Al-Imtizaj sekaligus mengabadikan keunikan arsitektur Tionghoa-nya. Masjid ini berada di seberang Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya.
Buat Anda yang berniat melakukan walking tour sejarah, kuliner dan religi sebagaimana TravelPlus lakukan, sebaiknya mengenakan pakaian dan alas kaki yang nyaman karena sesuai namanya, walking tour dilakukan dengan berjalan kaki ke sejumlah obyek berstatus cagar budaya termasuk ke spot-spot kuliner pilihan dan masjid-masjid terdekat untuk menunaikan kewajiban sebagai muslim.
Mengingat saat ini sudah masuk musim hujan, siapkan pula jas hujan dan payung.
Supaya lebih seru, sebaiknya walking tour dilakukan dalam kelompok kecil (2-5 orang). Tapi kalau Anda lebih leluasa sendirian, ya silakan saja.
Lebih komplit walking tour dilakukan tiga tahap waktu agar mendapatkan vibes (atmosfer yang berbeda). Pertama pagi hari sampai jelang makan siang dan salat zuhur. Kemudian istirahat, dilanjutkan tahap kedua, selepas salat asar sampai jelang maghrib lalu istirahat sampai salat Isya. Berikutnya tahap ketiga, malam hari selepas Isya sampai 9 malam. Tapi bila tak punya cukup waktu, bisa lakukan satu atau dua tahap waktu saja, yakni pagi atau sore, pagi dan sore, pagi dan malam ataupun sore dan malam.
Kalau Anda senang yang bersuasana sepi/hening, sebaiknya pilih waktu walking tour diluar akhir pekan dan peak season seperti liburan lebaran Idulfitri ataupun akhir tahun. Sebaliknya bila senang bersuasana ramai, selain akhir pekan dan peak season juga bisa pas penyelenggaraan acara Asia Africa Festival (AAF) yang digelar di Jalan Asia Afrika Bandung setiap tahun, biasanya di pekan terakhir bulan Juli.
Diujung tulisan ini seperti sudah TravelPlus utarakan di atas, satu alasan lagi kenapa memilih walking tour sejarah, kuliner, dan religi pada awal tahun 2024 di Kota Bandung adalah karena ingin mengetahui apakah di tempat-tempat umum seperti Terminal Leuwipanjang dan pusat-pusat keramaian seperti di sekitar Alun-Alun Kota Bandung dan lainnya sudah ada suguhan musik angklung atau lainnya terkait angklung, mengingat Bandung sejak 21 Mei 2022 sudah berpredikat sebagai Kota Angklung (peresmiannya ketika itu juga TravelPlus liput, tulis, dan buat konten videonya).
Ternyata berdasarkan amatan TravelPlus, sepertinya belum ada. Sekadar saran, semestinya di tempat-tempat seperti itu ada sungguhan musik angklung ataupun ikon, maskot, tulisan ataupun ornamen terkait angklung agar publik semakin tahu dan gelar Kota Angklung yang disandang Kota Bandung jadi terasa lebih nyata dan hidup.
Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, TikTok @FaktaWisata.id
Captions:
1. Gedung NI Escompto Mij, Plang Situs Sel Penjara Banceuy, dan Maison Teraskita
2. Alun-Alun Kota Bandung, Masjid Raya Jawa Barat, dan NI Escompto Mij.
3. Patung Soekarno tengah duduk sambil memegang buku di Situs Sel Penjara Banceuy, Sel No. 5 tempat Soekarno ditahan, dan Menara Pengawas Penjara Banceuy.
4. Teras Cafe Mansion, Es Duren, dan Ayam Penyet Surabaya.
5. Gapura Masjid Al-Imtizaj, bangunan Masjid Al-Imtizaj yang menyerupai klenteng khas Tionghoa, dan kotak amal di Masjid Al-Imtizaj.
6. Gedung Merdeka, Menara Pengawas Penjara Banceuy, dan Terminal Leuwipanjang.
0 komentar:
Posting Komentar