Tujuh Gunung Berapi di Jabar Ini Punya Daya Tarik Berbeda, Ada yang Disebut Gunung Soliter (Part I)

Jawa Barat (Jabar) termasuk provinsi yang dianugerahi banyak gunung berapi. Tujuh di antaranya yaitu Ceremai, Gede, Salak, Galunggung, Guntur, Papandayan, dan Tangkuban Parahu memiliki daya tarik yang beragam dan berbeda satu sama lain, di antaranya ada yang disebut gunung soliter.

Kenapa TravelPlus Indonesia membahas daya tarik ketujuh gunung berapi tersebut? Karena baru-baru ini Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi mengimbau masyarakat, terutama pendaki untuk mewaspadai aktivitas ketujuh gunung tersebut selama musim hujan.

"Tujuh gunung berapi yang perlu diwaspadai ini statusnya masih normal. Meski demikian, masyarakat yang hendak mendaki diimbau tidak melakukan pendakian di gunung-gunung tersebut pada musim penghujan," kata Kepala PVMBG Badan Geologi Hendra Gunawan di Bandung, sebagaimana dikutip Antara, Jumat (8/12/2023).

PVMBG Badan Geologi juga mengimbau saat hujan minimal tidak mendekati kawah. " Memang menyenangkan, tapi kalau bisa tahan dulu lah untuk mendaki," kata Hendra.

Berdasarkan pengamatan TravelPlus usai melakukan pendakian ditambah data dari berbagai sumber, masing-masing gunung berapi tersebut punya pesona berbeda seperti tertera di tulisan bagian pertama ini yang khusus mengangkat daya tarik Gunung Ceremai, Gede, dan Salak.

Contohnya Gunung Ceremai yang berada di Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka dengan ketinggian 3.078 meter diatas permukaan laut (Mdpl), menyandang gelar sebagai gunung tertinggi di Jabar alias atapnya Jabar.

Daya tarik utamanya  itu membuat gunung yang bisa didaki dari jalur pendakian (japen) Linggarjati, Apuy, Palutungan, Linggasana, dan Trisakti Sadarehe ini punya gengsi tersendiri dikalangan pendaki. Setiap akhir pekan terlebih long weekend dan libur panjang sekolah/kuliah, banyak pendaki yang mendakinya terutama via japen Apuy dan Linggarjati.

Daya tarik lainnya, gunung yang merupakan kawasan konservasi  berstatus Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) ini memiliki kawah ganda yaitu Kawah Barat yang beradius 400 m terpotong oleh Kawah Timur yang beradius 600 m. 

Selain itu, gunung api kuarter aktif tipe A (gunung api magmatik yang masih aktif semenjak tahun 1600) dan berbentuk strato atau kerucut ini merupakan gunung berapi soliter.

Kenapa disebut gunung berapi soliter alias hidup/bertempat menyendiri atau tidak secara kelompok? Karena gunung yang hutannya masih dihuni antara lain Lutung budeng (Trachypithecus auratus), Kucing Hutan (Prionailurus bengalensis), dan bahkan Macan Tutul (Panthera pardus) ini dipisahkan oleh Zona Sesar Cilacap – Kuningan dari kelompok gunung berapi Jawa Barat bagian timur (yakni deretan Gunung Galunggung, Gunung Guntur, Gunung Papandayan, Gunung Patuha hingga Gunung Tangkuban Perahu) yang terletak pada Zona Bandung.

Berdasarkan informasi dari Kepala Balai TNGC Maman Surahman, saat ini pendakian Gunung Ceremai di semua jalurnya masih dibuka.

"Untuk menyikapi isu-isu kedepan kami akan didiskusikan dengan para mitra/ranger, termasuk pendakian sambut tahun baru," terangnya kepada TravelPlus lewat pesan WA, Jumat (15/12/2023).

Adapun daya tarik Gunung Gede yang mencakup 3 wilayah kabupaten yakni Bogor, Cianjur, dan Sukabumi ini memiliki spot-spot alam indah antara lain Alun-alun Surya Kencana dan puncaknya.

Alun-alun Suryakencana atau biasa disingkat Aa Surken yang berada di ketinggian 2.750 Mdpl japen via Gunung Putri ini merupakan area lapang seluas sekitar 50 hektar yang ditumbuhi padang ilalang, edelweiss, dan cantigi. Biasanya menjadi tempat nge-camp favorit para pendaki sebelum summit attack.

Puncaknya yang berketinggian 2.958 Mdpl berpanorama elok dengan latar belakang Gunung Pangrango yang berketinggian 3.019 Mdpl. Menariknya di sana juga ada 4 kawah yang masih aktif yaitu Kawah Ratu, Wadon, Lanang, dan Kawah Baru.

Lokasi ke titik awal japennya juga strategis (mudah dijangkau). Selain dekat dengan Jakarta dan sekitarnya (Bodetabek) serta Cianjur, Sukabumi, dan Bandung Raya, lokasinya juga sangat mudah diakses pendaki baik dengan kendaraan umum maupun pribadi seperti mobil dan motor.

Satu lagi, japennya terbilang ramah bagi pendaki. Ada tiga japen resmi Gede yaitu via Cibodas, Gunung Putri, dan Selabintana.

Semua daya tariknya itu membuat gunung yang berada dalam kawasan konservasi berstatus Taman Nasional yang biasa disingkat TNGGP (Taman Nasional Gunung Gede Pangrango) ini menjadi salah satu gunung favorit di Tanah Air, terlebih dikalangan pendaki Jabodetabek dan sekitarnya.

Sama seperti Gunung Ceremai, pendakian Gunung Gede sampai hari ini juga masih tetap dibuka. Namun Balai TN Gede Pangrango selalu pengelola mengimbau pendaki lewat surat edaran tertanggal 11 Desember 2023 yang ditandatangani Kepala Balai Besar TNGGP Sapto Aji Prabowo.

Ada 5 point dalam surat tersebut di antaranya poin 3 yang berbunyi: "Pada saat cuaca hujan dan kelembaban tinggi, dapat terjadi potensi terakumulasinya gas beracun di sekitar kawah sehingga seluruh pengunjung perlu menghindar dari lokasi kawah dengan jarak 1,5 Km".

Surat edaran itu pun kemudian diunggah di akun IG BBTNGGP @bbtn_gn_gedepangrango.

Kawahnya di Lereng

Pesona Gunung Salak yang berada di antara Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi juga sangat banyak, di antaranya kawahnya tidak berada di puncak sebagaimana lazimnya gunung berapi melainkan di lerengnya, tepatnya di sisi lereng selatan. Namanya Kawah Ratu yang berluas sekitar sekitar 2 hektar dan dapat didaki sekitar 1,5 jam (3,5 Km) dari kantor Resort Kawah Ratu di Cidahu, Sukabumi.

Daya tarik lain gunung yang masih berhutan lebat dengan sumber air yang melimpah ini, memiliki 2 puncak yaitu Puncak Salak 1 dan Puncak Salak 2. 

Puncak Salak 1 yang disebut juga Puncak Manik berketinggian 2.211 Mdpl merupakan puncak tertinggi di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dan merupakan puncak populer yang kerap didaki oleh para pendaki.

Puncak Salak 1 bisa digapai via japen Cidahu, Kabupaten Sukabumi tepatnya dari Wanawisata Cangkuang; japen Giri Jaya masih di Kecamatan Cidahu, japen Kutajaya atau Cimelati juga di Kabupaten Sukabumi (japen terpendek atau paling cepat menuju puncak Salak I); dan japen dari Pasir Reungit, Kabupaten Bogor yang merupakan japen terpanjang karena harus memutar dan melintasi Kawah Ratu. 

Daya tarik lainnya, gunung yang puncaknya terdapat makam keramat hingga kerap dikunjungi peziarah ini merupakan kawasan konservasi gunung yang letaknya paling dekat dengan Ibukota Negara, Jakarta.

Karena lokasinya dekat dengan Jakarta, tak heran kalau salah satu peminat utamanya adalah para pendaki gunung dan pencinta alam dari Jakarta selain dari Depok, Bekasi, Bogor, Sukabumi, dan beberapa wilayah lain di Jabar serta Banten.

Fakta terkini mengenai Gunung Salak adalah mulai tanggal 15 Desember 2023, pendakiannya ditutup sementara sebagimana tertera dalam surat edaran bertajuk "Penutupan Pendakian Gunung Salak dan Objek Wisata Kawah Ratu" yang ditetapkan di Kabandungan tanggal 8 Desember 2023 dan ditandatangani Irzal Azhar selaku Kepala BTNGHS lalu diunggah di akun IG BTNGHS @btn_gn_halimunsalak pada Minggu (10/12/2023).

Itulah daya tarik Ceremai, Gede, dan Salak. Khusus Ceremai dan Gede, bila Anda ingin mendakinya dalam waktu dekat atau pas  pergantian tahun, sebaiknya konfirmasi lagi kondisi terkini ke pihak pengelolanya masing-masing yaitu BTNGC dan BBTNGGP.

Khusus daya tarik 4 gunung berapi lainnya di Jabar yaitu Galunggung, Guntur, Papandayan, dan Tangkuban Parahu bisa Anda lihat di tulisan berikutnya atau bagian kedua.

Naskah & foto: Adji TravelPlus, IG @adjitropis, Tiktok @FaktaWisata.id

Captions:

1. Kolase tiga foto Gunung Gede, Salak & Ceremai.

2. Plang puncak Ceremai via Apuy.

3. Sejumlah pendaki tengah melewati Alun-alun Surya Kencana (Aa Surken) untuk summit attack.

4. Pengunjung Kawah Ratu Gunung Salak beberapa tahun silam.

5. Jalur pendakian ke Kawah Ratu & Puncak Salak I via Pasir Reungit, Kabupaten Bogor.