. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 12 Desember 2023

Pembatasan Pendakian Kerinci Buahkan Ragam Respons, Ada yang Rencana Bikin Trip Alternatif


Pembatasan pendakian Gunung Kerinci membuahkan beragam respons atau tanggapan dari berbagai pihak, di antaranya dari beberapa tour operator pendakian, warganet, dan tentunya para pendaki gunung.

Sebagaimana penjelasan di dua artikel TravelPlus Indonesia sebelumnya yang berjudul "Fakta Terkini Marapi, Rinjani, dan Kerinci Terkait Pendakian dan Non Pendakian" serta "Hari Gunung Internasional 2023, Momentum Tingkatkan Kewaspadaan dan Publikasi Pra-Bencana", bahwa pembatasan pendakian ke gunung berketinggian 3.805 meter diatas permukaan laut (Mdpl) tersebut dilakukan oleh pihak pengelolanya yaitu Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BBTNKS) lewat surat pengumuman tentang "Pembatasan Pendakian Gunung Kerinci sampai Radius 3 Km dari Kawah Aktif".

Di dalam surat pengumuman yang ditandatangani Haidir selaku Kepala BBTNKS di Sungai Penuh pada Jumat (8/12/2023) tersebut tertera pendakian gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Kerinci, Jambi dan Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat tersebut di dua jalur pendakian (japen)-nya, yaitu japen dari Pos R10 Kayu Aro Kerinci hanya dapat dilakukan sampai di Shelter II dan japen dari Pos Bumi Perkemahan Bukit Bontak Solok Selatan hanya dapat dilakukan sampai Camp Tapir.


Pembatasan dua japen tersebut berlaku mulai tanggal 8 Desember 2023 sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan.

Surat pengumuman pembatasan tersebut lalu disebarluaskan lewat akun IG resminya @bbtn_kerinciseblatofficial beberapa hari lalu dan mendapat respons beberapa warganet.

Pemilik akun @yantifebri.jt memberi tanggapan begini: "Harusnya memang begitu, sudah ada larangan dari Pusat Vulkanologi selama gunung ini berstatus waspada agar tidak terjadi korban seperti di Marapi".

Dia juga mempertanyakan kalau sampai Shelter 2 apa tidak terjadi penumpukan pendaki, mau kemping dimana kalau yang datang ribuan.

Menurutnya lagi, mending dibatasi, atau ditutup saja, agar ekologi di Gunung Kerinci memulihkan diri.

Kata dia lagi, masih banyak yang menarik di Kerinci, ada Gunung Tujuh, Rawa Bento, Gunung Kunyit, dan Gunung Raya.

Pemilik akun lainnya @h.danur.m.h meminta pihak @bbtn_kerinciseblatofficial begini: "Tolong diawasi tanggal 22 (maksudnya 22 Desember 2023) sampai akhir tahun banyak yang berlibur ke Kerinci untuk mendaki gunung. Mohon kepada yang berwenang menindak keras kepada pendaki yang melanggar aturan".


Unggahan link tulisan "Fakta Terkini Marapi, Rinjani, dan Kerinci Terkait Pendakian dan Non Pendakian" di akun @adjitropis juga mendapat respons dari beberapa warganet.

Pemilik akun @tourismtv.id berpendapat : "Pembatasan pendakian khusus gunungapi aktif berstatus waspada itu sangat tepat... 👍👍👍".

Hal senada juga diutarakan @wartadesawisata. Begini komentarnya: "Pendakian Kerinci dibatasi krn statusnya ya Om, takut nanti kayak Marapi yg mendadak erupsi. Bagus bgt ini ada pembatasan... Lebih baik mengantisipasi ya kan Om 👍👍👍 saluuut buat pihak Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat".

Satu lagi tanggapan dari @tempatinap.id yang tetap akan nanjak Kerinci: "Alhamdulillah masih bisa ke Kerinci walau ga boleh sampe puncak... gpp.. yg penting kan udah sampe lerengnya hehehe".


Bikin Trip Alternatif
Sejumlah tour operator (TO) pendakian yang biasa membuat open trip (OT) ataupun paket trip ke Atapnya Sumatera tersebut juga mengutarakan tanggapannya dengan membalas pertanyaan TravelPlus terkait pembatasan pendakian Gunung Kerinci oleh BBTNKS lewat pesan WA beberapa hari lalu.

Pito, TO dari Mt. Kerinci misalnya mengatakan penghasilannya selaku agen  berkurang. "Menurun drastis omzet kami. Biasanya kami bawa 20 peserta trip setiap bulan," ungkapnya.

Kenapa? Ya karena banyak yang mengundurkan diri. "Banyak peserta trip yang sudah booking pesawat dan hotel di-cancel," terangnya.


Sebagai solusinya Pito berencana membuat paket trip alternatif seperti bird watching atau wisata flora langka endemik Kerinci.

"Satwa endemik di Kerinci antara lain Kelinci Sumatera dan Burung Kerinci. Kalau floranya antara lain Raflesia Arnoldi," jelasnya.

Lain lagi dengan Shodikin, TO dari Kaleng Sarden Group. Menurutnya dari dulu Kerinci masih di level 2 berhubung ada kejadian Gunung Marapi di Sumbar erupsi secara tiba tiba, membuat pihak pengelolanya mengantisipasi agar tidak terjadi hal seperti di Marapi.

"Mungkin untuk trik, kita tetap akan berkoordinasi dengan porter lokal dan para tamu untuk bisa mencapai di puncak Kerinci," ungkapnya.


Ketika ditanya dengan kata lain Kaleng Sarden tetap akan jual OT nanjak Kerinci sampai puncaknya dengan catatan setiap pendaki menyerahkan surat pernyataan bila terjadi apa-apa tanggungjawab sendiri karena pihak BBTNKS hanya memperbolehkan sampai Shelter 2? "Betul seperti itu," ungkap Shodikin yang berencana membuat OT pendakian Kerinci lagi pada awal tahun depan.

Begitupun dengan Johan Kerinci, pemandu wisata yang biasa membawa tamunya mendaki Gunung Kerinci dan Danau Gunung 7.

Johan mengaku akan tetap buka trip ke Gunung Kerinci meskipun ada pembatasan namun dengan memberi penjelasan kepada tamunya tentang pembatasan tersebut.


"Aku bilang ke tamu dulu, cuma sampai Shelter 2. Kalau mau ke puncak, tidak ada asuransi dari pihak taman nasional karena tanggung jawab BBTNKS hanya sampai Shelter 2 saja," terangnya seraya menambahkan bahwa saat ini tetap ada tamu/pendaki yang berminat ikut trip-nya walau hanya sampai Shelter 2.

Lain lagi dengan Fandi, TO dari Trekking Indrapura. Dia mengimbau BBTNKS agar membuat SOP yang lebih ketat lagi. 

"Misalkan kalau ada TO yang membawa tamu atau wisatawan ke Gunung Kerinci melewati batas aman, dikenakan denda dengan jumlah sekian. Dengan begitu TO dan wisatawan atau pendaki jadi mikir untuk melewati batas aman," ujarnya seraya mengingatkan kalau hanya sekadar surat edaran, kemungkinan besar wisatawan yang berkunjung ke Gunung Kerinci melanggar aturan.


Terkait paket trip alternatif, menurut Fandi sebenarnya pihaknya sudah menggarap ke beberapa objek wisata alam yang ada di Kabupaten Kerinci seperti Danau Gunung 7, Danau Kaco, city tour, dan tur ke air terjun. 
"Tapi kurang menarik untuk kunjungan wisatawan di luar Kerinci. Sedangkan pasaran kami yang ramai antara lain dari Jakarta, Semarang, dan Malaysia," ungkapnya. 

Paket trip alternatif tersebut, sebenarnya satu paket sama Gunung Kerinci. "Bisa dikatakan bonus atau bagian dari trip Gunung Kerinci," terangnya.

Jadi paket utama kami di Trekking Indrapura, lanjut Fandi adalah Gunung Kerinci. "Kalau Gunung Kerinci bermasalah, semua akan kena dampaknya, otomatis pengunjung berkurang," pungkasnya.

Naskah: Adji TravelPlus IG @adjitropis.& TikTok @FaktaWisata.id.

Captions:
1. Peserta open trip (OT) Kerinci dari tour operator (TO) Kaleng Sarden Group. (Foto: dok. #alumnikerinci)
2. Pesona Gunung Kerinci dari perkebunan teh Kayu Aro. (Foto: adji)
3. Tulisan di TravelPlus Indonesia yang memuat pula surat pengumuman "Pembatasan Pendakian Gunung Kerinci sampai Radius 3 Km dari Kawah Aktif". (Foto: adji)
4. Peserta OT Kerinci dari TO MT. Kerinci (foto: dok. Pito)
5. Peserta OT Kerinci dari TO MT. Kerinci saat di basecamp. ((foto: dok. Pito)
6. Peserta OT Kerinci dari TO Kaleng Sarden Group waktu di puncak Gunung Kerinci(Foto: dok. #alumnikerinci)
7. Peserta trip Johan Kerinci di puncak Gunung Kerinci. (Foto: dok. Johan Kerinci)
8. Peserta OT Kerinci dari TO Trekking Indrapura. (Foto: dok. Fandi).

Cat.: Semua foto yang ada di Gunung Kerinci tersebut, diabadikan sebelum adanya pembatasan pendakian Kerinci.

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP