. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Senin, 11 Desember 2023

Hari Gunung Internasional 2023, Momentum Tingkatkan Kewaspadaan dan Publikasi Pra-Bencana


Ada banyak cara memperingati Hari Gunung Internasional atau International Mountain Day (IMD) yang diperingati setiap tanggal 11 Desember supaya bermanfaat lebih, dua di antaranya menjadikan IMD 2023 momentum untuk melakukan peningkatkan kewaspadaan dan publikasi pra-bencana.

Upaya peningkatan kewaspadaan adalah segala tindakan yang dilakukan pihak terkait untuk mengantisipasi bahaya yang ditimbulkan akibat dari pemberian label status gunung tersebut, aktivitas vulkanik, kondisi cuaca, dan lainnya.

Pihak terkait disini tentunya pengelola gunung tersebut, misalnya Gunung Salak di antara Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang berstatus Taman Nasional pengelolanya adalah Balai Taman Nasional Halimun Salak atau yang biasa disingkat BTNGHS dan Gunung Kerinci di perbatasan Kabupaten Kerinci, Jambi dan Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat yang juga berstatus serupa, pengelolanya Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BBTNKS).

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor 17 Tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, dijelaskan bahwa dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), UPT TN menyelenggarakan fungsi  antara lain pemulihan ekosistem dan penutupan kawasan serta penyediaan data dan informasi konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya.

Contoh tugas pemulihan ekosistem dan penutupan kawasan, sebagaimana dilakukan BTNGHS.


Pihak BTNGHS misalnya memberlakukan Penutupan Sementara Pendakian Gunung Salak dan Kawah Ratu terhitung mulai tanggal 15 Desember 2023 pukul 00.00 WIB sampai kondisi memungkinkan untuk dibuka kembali.

Penutupan tersebut diumumkan lewat unggahan surat edaran bertajuk "Penutupan Pendakian Gunung Salak dan Objek Wisata Kawah Ratu" yang ditetapkan di Kabandungan tanggal 8 Desember 2023 dan ditandatangani Irzal Azhar selaku Kepala BTNGHS.

Dalam surat edaran yang kemudian diunggah di akun IG BTNGHS @btn_gn_halimunsalak pada Minggu (10/2/2023) tersebut dijelaskan bahwa  dalam rangka pemulihan kembali ekosistem hutan pada jalur pendakian puncak Gunung Salak dan objek wisata Kawah Ratu serta memenuhi ketentuan keselamatan dan kenyamanan pengunjung berkaitan dengan kondisi cuaca ekstrim, maka BTNGHS memberlakukan Penutupan Sementara Pendakian Gunung Salak dan Kawah Ratu terhitung mulai tanggal 15 Desember 2023 pukul 00.OO WIB hingga kondisi memungkinkan untuk dibuka kembali.

Tindakan BTNGHS menutup pendakian ke gunung berketinggian 2.211 Meter diatas permukaan laut (Mdpl) tersebut boleh dibilang selaras dengan tema IMD tahun ini yang diusung PBB yaitu "Restoring Mountain Ecosystems" atau "Memulihkan Ekosistem Gunung" yang berfokus pada upaya-upaya untuk memulihkan ekosistem gunung yang ada di seluruh dunia.


Seperti sudah disinggung di atas, peringatan IMD 2003, menurut TravelPlus Indonesia juga bisa dijadikan momentum untuk melakukan publikasi pra-bencana.

Publikasi adalah penyebaran informasi dengan tujuan agar publik tahu. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak negatif lainnya. Sedangkan pra-bencana artinya sebelum terjadi bencana.

Jadi publikasi pra-bencana adalah penyebaran informasi sebelum terjadi bencana agar publik tahu. Publikasi pra-bencana juga merupakan tindakan pencegahan atau preventif untuk mengantisipasi terjadinya bencana yang merugikan.

Contohnya seperti yang diterapkan BBTNKS selaku pengelola Gunung Kerinci dengan melakukan pembatasan pendakian Gunung Kerinci.

Pembatasan pendakian ke gunung berketinggian 3.805 Mdpl tersebut tertuang dalam surat pengumuman tentang "Pembatasan Pendakian Gunung Kerinci 
sampai Radius 3 Km dari Kawah Aktif" yang ditandatangani Haidir selaku Kepala BBTNKS di Sungai Penuh pada Jumat (8/12/2023).

Di surat tersebut tercantum antara lain dua jalur pendakian (japen) yang dibatasi pendakiannya oleh BBTNKS yaitu japen dari Pos R10 Kayu Aro Kerinci hanya dapat dilakukan sampai di Shelter II dan japen dari Pos Bumi Perkemahan Bukit Bontak Solok Selatan hanya dapat dilakukan sampai Camp Tapir. Pembatasan dua japen tersebut berlaku mulai tanggal 8 Desember 2023 sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan.

Surat edaran pembatasan pendakian Gunung Kerinci sampai radius 3 Km dari kawah aktif tersebut lalu disebarluaskanlewat akun IG resminya @bbtn_kerinciseblatofficial. Langkah ini merupakan bentuk kongkret publikasi pra-bencana.


Sebenarnya masih ada lagi bentuk publikasi pra-bencana yang sejatinya harus dilakukan oleh setiap pengelola objek wisata alam baik itu yang berwujud gunung (daratan) maupun laut, yakni melakukan kegiatan publikasi objek utama dan objek-objek pendukung.

Contohnya TNKS objek utamanya adalah Gunung Kerinci dengan kegiatan utamanya atau yang paling diincar pengunjungnya dalam hal ini pendaki gunung adalah pendakian ke 3.805 mdpl dengan puncaknya bernama Puncak Indrapura.  

Berhasil menggapai puncak Gunung Kerinci tersebut, bagi banyak pendaki merupakan gengsi tersendiri mengingat Kerinci merupakan gunung tertinggi di Pulau Andalas alias atapnya Sumatera dan juga salah satu dari Seven Summits Indonesia.

Padahal selain gunung tersebut, masih banyak objek pendukung yang masih berada di kawasan berpredikat World Heritage Site dengan kategori Tropical Rainforest Heritage of Sumatra tersebut.

Kepala BBTNKS Haidir kepada TravelPlus lewat pesan WA menjelaskan objek-objek yang dimaksud tersebut antara lain Danau Gunung Tujuh, Rawa Bento, Danau Kaco, Danau Depati Empat, dan Gunung Masurai.

Sayangnya, keberadaan objek-objek tersebut boleh dibilang tenggelam oleh ketenaran Gunung Kerinci, dalam artian masih banyak wisatawan terutama non pendaki yang belum tahu.

Nasib serupa juga terjadi di kawasan konservasi lain baik yang berstatus Taman Nasional (TN), Taman Wisata Alam (TWA), dan lainnya, dimana objek-objek pendukungnya kurang dikenal.

Oleh karenanya salah satu solusinya dengan melakukan publikasi pra-bencana yakni menyebarluaskan informasi terkait objek-objek pendukung tersebut. 


Banyak Keuntungan
Bagaimana caranya? Paling tepat adalah dengan mengundang jurnalis/blogger/pembuat konten spesial wisata alam yang  sudah berpengalaman untuk meliput langsung objek-objek tersebut, minimal setahun 2 kali karena banyak keuntungannya.

Amatan TravelPlus, sekurangnya ada 4 keuntungan melakukan publikasi pra-bencana dengan cara itu antara lain pertama, hasil liputannya jelas jauh lebih komplit, kreatif, informatif, dan menarik (beda); kedua hasil liputannya bisa digunakan pihak pengelola sebagai data, arsip sekaligus bahan publikasi; ketiga sekaligus menjadi bahan promosi saat terjadi bencana, dan keuntungan keempat, bisa sebagai bahan promosi untuk menjaring wisata baik itu pendaki maupun non pendaki.

Dengan kata lain publikasi pra-bencana biar lebih sempurna, tidak cukup hanya menggunggah informasi objek-objek pendukung tersebut hanya lewat IG resmi pengelolanya. 

Dan peringatan Hari Gunung Internasional yang bertujuan untuk menciptakan kesadaran tentang pentingnya gunung bagi kehidupan, menyoroti peluang dan hambatan dalam pembangunan gunung, serta membangun aliansi yang akan membawa perubahan positif bagi masyarakat dan lingkungan gunung di seluruh dunia, adalah momentum yang tepat buat pengelola kawasan konservasi maupun non konservasi untuk mulai melakukan publikasi pra-bencana secara kontinyu dan lebih serius.

Naskah: Adji TravelPlus, IG @adjitropis & Tiktok @FaktaWisata.id)

Captions:
1. TravelPlus Indonesia mengucapkan selamat Hari Gunung Internasional atau International Mountain Day (IMD) 2023 yang diperingati setiap tanggal 11 Desember. 
2. Plang petunjuk arah di jalur pendakian Gunung Salak via Cidahu, Sukabumi, Jabar.
3. Salah satu bentuk publikasi pra bencana khas TravelPlus Indonesia yang mengungkap daya tarik Gunung Salak.
4. TravelPlus saat berada di puncak Gunung Kerinci, jauh sebelum ada pembatasan pendakian ke atapnya Sumatera tersebut. (Foto: dok. #alumnikerinci).
5. TravelPlus di salah satu spot menarik di Gunung Marapi, Sumbar tahun 2016. (Foto: dok. #alumnimarapi)

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP