Rayakan International Coffee Day, Yuk Intip Tiga Destinasi Wisata Kopi Andalan Indonesia
Banyak cara merayakan Hari Kopi Internasional (International Coffee Day) yang diperingati setiap 1 Oktober, salah satunya mengintip lebih dekat tiga destinasi wisata kopi andalan Indonesia.
Berdasarkan amatan TravelPlus Indonesia, destinasi wisata kopi andalan Indonesia, pertama adalah Banda Aceh.
Kenapa? Alasan pertama, karena ibukota provinsi Aceh ini memiliki ratusan kedai/warung kopi baik yang masih berkonsep tradisional maupun modern (semacam cafe/resto dengan bermacam fasilitas pendukung seperti TV layar lebar, WiFi dan lainnya) yang menyajikan bermacam racikan kopi Robusta dan Arabica dari Gayo.
Beberapa nama kedai kopi di Banda Aceh yang tersohor antara lain Warkop Solong di Ulee Kareng, Lampenurut, dan di beberapa cabangnya di Banda Aceh. Ciri khasnya aroma kopinya sedikit lebih kuat dibanding kopi biasa.
Selain itu ada Dhapu Kupi di Simpang Surabaya, Banda Aceh tidak jauh dari Mesjid Baiturrahman dan Bandara Iskandar Muda.
Tempat lainnya Ring Road Coffee di Stasiun Bus Banda Aceh, Tower Kopi di depan Taman Sari Banda Aceh sekitar 100 meter dari Masjid Baiturrahman, Chek Yuke di Jalan Pinggir Kali Aceh juga dekat dengan Masjid Raya Baiturahman, dan Coffee Bay yang terletak di Ule Lheue ke arah pelabuhan.
Alasan berikutnya atau kedua, selain banyak kedai kopinya juga punya cara peracikan/penyuguhan kopi tersendiri, salah satunya Kopi Tarik yang telah membuat nama Aceh ikut tersohor.
Diberi label Kopi Tarik karena dalam proses pembuatannya dengan cara ditarik menggunakan saringan yang terbuat dari kain kasa saat hendak disajikan. Semakin lama ditarik, katanya hasil kopi akan semakin lezat.
Disamping Kopi Tarik, juga ada Kupi Khop, Sanger, dan Kopi Hutan (black coffee).
Kupi Khop boleh dibilang pengajian kopi khas Aceh paling unik. Kopiny disajikan dalam gelas terbalik di atas piring kaca dan diseruput melalui pipet atau sedotan plastik.
Kalau Kopi Sanger alias sama-sama ngerti, sepintas seperti kopi susu biasa ataupun yang sedikit lebih keren mirip Capucino. Tapi, setelah diseruput, tak bisa dibantah, jauh lebih nikmat Kopi Sanger.
Secangkir Kopi Sanger maupun Kopi Hitam, biasanya ditemani dengan aneka panganan kecil seperti kue timphan, otak-otak, dadar gulung, risol, pastel, dan lainnya.
Alasan ketiga, kota berjuluk Serambi Mekkah ini juga memiliki calendar of event terkait kopi yang digelar setiap tahun yakni Festival Kopi Aceh.
Kegiatan Aceh Coffee Festival yang dihelat Disbupar Aceh ini bertujuan untuk memperkenalkan Kopi Aceh sekaligus mengangkat Banda Aceh sebagai destinasi wisata kopi dunia.
Terakhir atau alasan keempat, kedai kopinya bukan cuma tersebar di Banda Aceh pun di kota kabupaten lainnya seperti Lhokseumawe, Takengon, Sigli, termasuk di daerah Gayo, dan lainnya. Oleh karena itu wajar kalau banyak orang menyebut Aceh sebagai Destinasi Sejuta Kedai Kopi.
Ibukota Kabupaten Belitung Timur (Beltim) yang berada di Pulau Belitung, Provinsi Bangka Belitung (Babel) ini juga memiliki sejumlah warung kopi sehingga berjuluk Kota Seribu Warung Kopi.
Suguhan kopi yang terkenal di Manggar adalah Kopi O 'Belitong atau kopi hitam panasnya.
Salah satu warung kopi (warkop) kekinian di Kota Manggar yang menyuguhkan kopi tersebut bernama Warkop Millenium di seberang Guest Hotel, tepatnya di Jl. Bioskop Mega No.106, dulunya bekas bioskop.
Meski sudah banyak warkop kekinian di Manggar, namun gaya warkopnya nyaris tak berubah.
Contohnya di pinggir sepanjang Jl. Bioskop Mega, deretan warkopnya hampir semua berjendela terbuka sehingga siapa saja yang ada di luar bangunan bisa melihat kegiatan pengunjung yang sedang minum kopi di dalam deretan warkop tersebut.
Kendati banyak dan letaknya berdekatan, namun hampir semua warkopnya memiliki pelanggan masing-masing.
Di posisi ketiga sebagai destinasi wisata kopi adalah Losari Coffee Plantation (LCP) di Desa Losari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Agrowisata seluas 22 hektar ini dilengkapi dengan eco resort dan spa di tengah perkebunan dan juga menyediakan paket tur antara lain bersepeda dan melakukan tur di perkebunan kopi.
Pengunjungnya dimanjakan dengan aneka menu tradisional lengkap dengan bermacam minuman kopi berikut penganan lokalnya.
Pemandangan di wisata agro ini pun menawan sebab dikelilingi Gunung Telomoyo, Sindoro, Ungaran, Sumbing, Perahu, Merapi, Andong, dan Gunung Merbabu. Udaranya jelas dingin dan bebas polusi. LCP mudah dijangkau sekitar 2 jam dari Jogja atau sekitar 15 km jauh dari Ambarawa ke Selatan.
Melihat keistimewaannya masing-masing, sepertinya ketiga destinasi wisata kopi andalan di atas wajib masuk daftar kunjungan Anda suatu hari nanti, terlebih bila Anda pecinta berat kopi.
Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis
0 komentar:
Posting Komentar