. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Senin, 25 September 2023

Wow, Enam Gunung Ini Punya Vibes Seperti di Planet Lain


Indonesia dianugerahi ratusan gunung berpanorama menawan hingga menarik kunjungan pendaki baik lokal, nusantara maupun mancanegara. Beberapa gunungnya bahkan bukan hanya ber-lensekap elok dan unik, pun menawarkan vibes (atmosfer/suasana/situasi) seperti berada di planet lain.

Amatan langsung TravelPlus Indonesia yang mulai mendaki gunung jelang akhir era tahun 80-an sampai sekarang, sekurangnya ada 6 gunung yang memiliki atmosfer tersebut.

Diurutan pertama, Gunung Raung yang memiliki 4 puncak dengan puncak tertingginya bernama Puncak Sejati berketinggian 3.344 meter di atas permukaan laut (Mdpl).

Gunung Raung merupakan gunung tertinggi ketiga di Jawa Timur setelah Gunung Semeru dan Gunung Arjuno, serta menjadi yang tertinggi keempat di Pulau Jawa. Gunung yang berada dalam kawasan kompleks Pegunungan Ijen ini juga menjadi puncak tertinggi dari gugusan pegunungan tersebut.


Vibes seperti di planet lain di jalur pendakian (japen) Gunung Raung via Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur ini terbilang sangat luas. Anda bakal mendapatkan atmosfer tersebut mulai dari Puncak Bendera, Puncak 17, Puncak Tusuk Gigi sampai Puncak Sejati-nya.

Terlebih dari Puncak Sejati-nya, deretan tebing dengan puncak-puncaknya ditambah dengan kaldera keringnya yang sangat besar, bakal membuat Anda benar-benar berasa berada si planet lain.

Diposisi kedua, Gunung Kerinci yang berketinggian 3.805 Mdpl sekaligus menjadi gunung tertinggi di pulau Sumatra dan puncaknya yang bernama Indrapura disebut  atapnya Sumatera.

Di Gunung Kerinci yang terletak di perbatasan Kabupaten Kerinci, Jambi dan Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) serta wilayahnya masuk kawasan konservasi berstatus Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) ini, vibes seperti berada di planet lain bakal Anda temukan setelah melewati Shelter 3 atau batas vegetasi antara hutan dan jalur bebatuan khas gunung berapi, terutama mulai pos akhir, yaitu Tugu Yudha sampai Puncak Indrapura.

Ditambah lagi di kawasan puncak gunung berapi bertipe stratovolcano yang masih aktif ini, juga terdapat kawah sedalam 600 meter dan berluas 400 x 120 meter yang berisi air berwarna hijau. 


Diperingkat ketiga, Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumbar dengan ketinggian ketinggian 2.891 Mdpl.

Kawasan konservasi berstatus Taman Wisata Alam (TWA) ini berada di bawah pengelolaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar.

Gunung Marapi merupakan gunung api tipe Strato atau stratovolcano yang tersusun atas perselingan endapan piroklastika dan aliran lava.

Di gunung paling aktif se-Sumbar bahkan di Pulau Sumatera ini, vibes seperti di planet lain bakal Anda rasakan setelah melewati trek Cadas yakni trek bebatuan yang menjadi leher gunung ini, tepatnya mulai dari Tugu Abel, lalu Lapangan Bola alami, dan trek menuju Puncak Merpati, puncak tertinggi Gunung Marapi.


Trek menuju Puncak Merpati lumayan terjal dengan kemiringan sekitar 45 derajat. 

Ditambah lagi di kawasan puncaknya terdapat lima kawah yakni Kaldera Bancah, Kapundan Tuo, Kabun Bungo, Kapundan Bongso, dan Kawah Verbeek atau Kapundan Tenga serta lapangan solfatara-nya yang bernama Sibangor Julu.

Berikutnya atau keempat, Kawah Gunung Papandayan yang berada di Gunung Papandayan yang merupakan kawasan konservasi berstatus Taman Wisata Alam.

Di gunung api staro dengan ketinggian 2.665 Mdpl yang terletak 70 Km bagian sebelah tenggara Kota Bandung, tepatnya di Kabupaten Garut, Jawa Barat ini, vibes seperti di planet lain dapat Anda temukan di trek menuju kawah-kawahnya.


Ada belasan kawahnya yang terus menyemburkan belerang, yang terkenal di antaranya Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nagklak, dan Kawah Manuk. 

Kawah Mas, yang terletak di tengah, memiliki lebar sekitar 150 meter dan mengeluarkan suara bergemuruh.

Apalagi sekitar trek menuju kawah-kawahnya dikelilingi lereng-lereng curam Gunung Papandayan. 

Menariknya untuk mendapatkan atmosfer tersebut, Anda tidak perlu terlalu bersusah payah karena treknya terbilang singkat dan tidak seperti trek menggapai puncak gunung, lantaran letak kawah-kawahnya dari pintu masuk terbilang dekat.

Selanjutnya atau kelima, Kawah Ratu yang merupakan peninggalan alam bekas letusan Gunung Salak, yang terakhir kali terjadi pada tahun 1938. Erupsi gunung ini membentuk area kawah yang kemudian dinamakan Kawah Ratu dengan luas sekitar 2 hektar. 


Di Kawah Ratu yang merupakan wilayah konservasi bagian dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) yang terletak di sisi lereng selatan Gunung Salak, vibes seperti di planet lain dapat Anda rasakan di kawasan kawahnya, termasuk aliran sungai kecilnya yang berada di tengah kawah berlatar uap panas dan kepulan gas belerang. 

Untuk mendapatkan atmosfer tersebut Anda bisa memilih pendakian via Cidahu, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi dengan estimasi hiking sekitar 1,5 jam - 2,5 jam sejauh 3,5 Km dari kantor Resort Kawah Ratu di Cidahu atau via Pasir Reungit Gunung Bunder, Kabupaten Bogor, Jawa Barat sejauh 3,6 Km dengan estimasi sekitar 2-3 jam.

Terakhir atau urutan keenam, Gunung Ara yang berketinggian hanya 538 Mdpl di
Pulau Komodo, dan termasuk kawasan konservasi berstatus Taman Nasional Komodo yang berada di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).


Meskipun terbilang tidak tinggi namun trek pendakiannya mulai dari Loh Liang (pintu masuk Pulau Komodo) ke puncak Gunung Ara cukup panjang hingga membutuhkan estimasi pendakian sekitar 3-4 jam.

Adapun vibes seperti di planet lain dapat ada temukan bukan hanya di puncaknya berupa hamparan perbukitan yang dibingkai laut biru eksotis, pun dari kaki gunung berupa daratan perbukitan dengan puncak-puncaknya termasuk puncak Gunung Ara.  

Apakah masih ada gunung lain di Tanah Air ini yang punya vibes seperti di planet lain? Tentu saja ada. Khusus di edisi ini TravelPlus hanya suguhkan 6 gunung.

Travel Tips
Untuk menikmati vibes laksana berada di planet lain di gunung-gunung sebagaimana tercantum di atas kecuali Gunung Ara, sebaiknya Anda membawa dan menggunakan masker untuk mengurangi bau belerang yang menyengat. Kalau tak kuat dengan bau belerang yang menyengat sebaiknya menjauh atau jangan berlama-lama di dekat kawahnya. Ini tips yang pertama.


Tips kedua, sebaiknya datang diluar akhir pekan, masa liburan, dan mendakinya dalam kelompok kecil (small group) agar vibes tersebut lebih terasa.

Tips berikutnya atau yang ketiga, untuk mendapatkan foto maupun video dengan nuansa seperti di planet lain, upayakan ambil dengan sudut-sudut pengambilan (angle) yang berbeda atau bukan angle sejuta umat.

Terakhir atau tips keempat, khusus Gunung Ara di Pulau Komodo biar lebih dapat vibes tersebut, sebaiknya Anda datang di musim kemarau seperti saat ini karena perbukitan dan puncak-puncaknya berwarna kecoklatan. Dan Anda wajib didampingi ranger setempat untuk mencegah disantap satwa penguasanya, Komodo.

Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & @travelplusindonesia


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP