Bromo Kembali Dibuka, Ini 11 Ragam Daya Pikatnya
Gunung Bromo yang berketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut (Mdpl) sudah dibuka kembali untuk kunjungan wisata mulai 19 September 2023. Nah, sebelum berkunjung ke sana ada baiknya Anda catat 11 ragam daya pikatnya.
Berdasarkan amatan TravelPlus Indonesia ditambah data dari berbagai sumber, ragam daya pikat Bromo bukan cuma alam (lansekap), pun sejarah, sosial, budaya, seni tari, wisata, religi, kuliner, film, dan musik.
Gunung Bromo berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), provinsi Jawa Timur.
Daya tarik alam kawasan Bromo terdiri atas Gunung Bromo berikut kawahnya dengan suhu antara 3 hingga 20 derajat celsius.serta lautan pasir. Bromo merupakan satu-satunya area konservasi di Indonesia yang mempunyai lautan pasir, yakni laut pasir Tengger atau dikenal sebagai Pasir Berbisik.
Lautan Pasir Berbisik adalah hamparan pasir hitam di ketinggian sekitar 2.000 Mdpl yang menjadi salah satu ikon kawasan Gunung Bromo. Disebut begitu lantaran deburan pasirnya kerap bertiup seolah berbisik ke telinga para pengunjung.
Menariknya lagi, Gunung Bromo merupakan kaldera di dalam kaldera, artinya Gunung Bromo berada di dalam kaldera Gunung Tengger. Oleh karenanya Gunung Bromo juga dikenal sebagai kaldera Gunung Tengger.
Gunung Tengger sendiri merupakan gunung api purba berukuran raksasa, dengan tinggi sekitar 4.000 meter, dan telah hancur akibat erupsi berulang kali.
Daya tarik sejarah.
Nama Bromo berasal dari nama dewa utama dalam agama Hindu, Brahma.
Gunung Bromo atau dalam bahasa Tengger dieja "Brama".
Bagi penduduk sekitar Gunung Bromo, suku Tengger, Gunung Bromo dipercaya sebagai gunung suci.
Bentuk gunung yang berada dalam empat wilayah kabupaten, yakni Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Malang ini bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.
Bromo pernah erupsi beberapa kali. Letusan terakhirnya terjadi pada 19 Juli 2019.
Daya tarik wisata.
Di kawasan wisata Bromo ada sejumlah objek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan antara lain Penanjakan 1, Bukit Kingkong, Bukit Cinta Bromo, Seruni Point, Lembah Widodaren, Kawah Bromo, Gunung Batok, Pura Luhur Poten, Pasir Berbisik, dan
Jembatan Gantung Kaca Bromo.
Berkunjung ke kawasan TNBTS Anda bisa menyaksikan panorama 7 gunung sekaligus yakni Gunung Bromo, Kursi, Watangan, Batok, Widodaren, dan Gunung Semeru setinggi 3.676 meter yang merupakan gunung berapi aktif tertinggi di Jawa.
Keindahan lautan Pasir Berbisik ini, menjadikannya sebagai spot foto favorit maupun lokasi prewedding.
Namun pesona terkuat kawasan Bromo terletak saat matahari terbit. Fenomena alam inilah yang kerap diincar bukan hanya oleh para fotografer khusus pemburu lenskep gunung, pun ribuan pengunjungnya dari dulu hingga kini. Sampai ada anggapan, kurang lengkap kalau ke Bromo tidak melihat dan mengabadikan sunrise-nya.
Wisatawan bisa mengakses kawasan konservasi ini dari pintu masuk di masing-masing kota antara lain pintu masuk dari Coban Trisula (Malang), Senduro (Lumajang), Wonokitri (Pasuruan), dan Cemoro Lawang (Probolinggo).
Untuk mengunjungi Bromo, Anda harus membeli karcis masuknya secara online di situs resmi TNBTS yakni bookingbromo.bromotenggersemeru.org
Untuk menikmatinya, selain berjalan kaki, berkuda, menyewa mobil jeep landrover, dan bersepeda motor, juga bisa dengan bersepeda gunung.
Bila tak membawa sepeda gunung pribadi karena jauh dan merepotkan, tak perlu cemas. Di beberapa penginapan di kaki Bromo ada yang menyewakan sepeda gunung.
Daya tarik sosial.
Orang Tengger atau yang akrab disebut Wong Tengger merupakan suku yang ada di sekitar kawasan pegunungan Bromo, Tengger, dan Semeru. Mereka meyakini nenek moyangnya berasal dari Kerajaan Majapahit.
Daya tarik budaya:
Yadnya Kasada adalah upacara adat Suku Tengger sebagai tanda ucap syukur yang dilaksanakan pada hari ke-14 bulan Kasada, setiap tahunnya.
Dalam upacara ini, masyarakat Suku Tengger berbondong-bondong membawa berbagai macam hasil bumi dan hewan peliharaan sebagai sesembahan yang kemudian dilarung ke dalam kawah Gunung Bromo sebagai persembahan kepada Dewa Brahma.
Daya tarik seni.
Masyarakat Tengger juga memiliki sejumlah seni tari tradisional antara lain Tari Sodoran. Tari Ujung, Tari Probo Mutrim, dan Tari Kidung Tengger, dan
Tari Sodoran adalah tarian yang menceritakan asal usul kehidupan manusia atau terjadinya manusia pertama. Tarian ini hanya dimainkan sekali dalam setahun, tepatnya pada Hari Raya Yadnya Karo atau juga disebut Hari Raya Karo atau Pujan Karo.
Tari Ujung merupakan tarian yang dimainkan oleh dua orang pria yang saling memukul dengan menggunakan rotan. Biasanya tarian ini diadakan saat perayaan pernikahan dan upacara ritual umat Hindu di Suku Tengger.
Tari Probo Mutrim yakni tarian yang diperuntukkan buat Sang Hyang Widi sebagai bentuk ucapan rasa syukur masyarakat Hindu di Suku Tengger.
Tari Kidung Tengger adalah tarian yang mengisahkan sosok Joko Seger dan Roro Anteng. Joko Seger adalah Putera seorang brahmana Lembu Mirunda (Ki Ajar Guntur Geni, Panembahan Ageng Bromo). Sedangkan Roro Anteng adalah seorang putri dari Raja Majapahit Dyah Suryawikrama.
Masyarakat Tengger mayoritas memeluk Hindu. Terbukti di sana ada bangunan pua di tengah lautan pasir di bawah kaki Gunung Bromo, namanya Pura Luhur Poten yang bangunannya merupakan asimilasi budaya Jawa dan Bali.
Selain pura, di kawasan wisata Bromo juga ada masjid yakni Masjid BSI Pananjakan di Kabupaten Pasuruan dan Masjid Jabal Nur Hidayatullah di Dusun Puncak, Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.
Keberadaan masjid-masjid tersebut tentunya dapat memberikan kemudahan bagi wisatawan yang ingin menunaikan shalat wajib dan sunah saat berwisata di sana.
Daya tarik wisata olahraga.
Kawasan Bromo juga kerap menjadi lokasi penyelenggaraan even yang memadukan wisata dengan olahraga atau sport tourism antara lain wisata olahraga lari.
Salah satu even lari yang ramai peminatnya di Bromo adalah Bromo Marathon yang digelar setiap tahun tapi sempat vakum 2 kali penyelenggaran akibat pandemi.
Sektor Ekonomi Kreatif
Daya tarik kuliner.
Di kawasan wisata Bromo juga terdapat sederet kuliner yang enak dan lezat, antara lain Nasi Aron, Sawut Kabut Bromo, Iga Pasir Bromo, Kerupuk Kentang Bromo, dan Minuman Herbal Pokak
Nasi Aron adalah nasi yang berasal dari bahan pokok jagung disajikan dengan balutan sayur daun ranti ditambah sambal pedas. Nasi ini dijual khusus di Desa Seruni yang berlokasi di sekitar Penanjakan 2.
Sawut Kabut Bromo berbahan dasar singkong yang diserawut lalu dibentuk kerucut seperti gunung. Gunungan itu ditaburi murbei hitam, mutiara merah, dan irisan daun pandan.
Iga Pasir Bromo dimasak dengan cara yang lain daripada yang lain, yaitu di bagian tungkunya terdapat pasir. Makanan ini memiliki cita rasa yang cukup panas dan pedas sehingga sangat cocok menjadi santapan Anda saat sedang berada di lokasi yang super dingin ini.
Kerupuk Kentang Bromo adalah cemilan yang dibuat dari kentang dengan cara tradisional yang dibungkus dalam kemasan. Sedangkan Minuman Herbal Pokak berbahan utama jahe, gula, daun pandan, keningar, serei, dan cengkeh.
Daya tarik film.
Sekurangnya ada 2 film lebar yang lokasi syutingnya di kawasan wisata Bromo, yakni film Pasir Berbisik dan film Mari Lari.
Film Pasir Berbisik yang disutradarai Nan Achnas serta dibintangi Dian Sastrowardoyo, Christine Hakim, Slamet Rahardjo, dan Didi Petet ini menawarkan keindahan Bromo dengan lautan pasirnya.
Film Mari Lari menambah rekor Bromo sebagai daerah tujuan wisata yang kerap dijadikan lokasi syuting film layar lebar.
Film ini juga memperlihatkan keindahan alam Bromo antara lain di sekitar Gunung Pananjakan, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
Daya tarik musik.
Kawasan Bromo juga memiliki event musik jazz. Namanya Jazz Gunung Bromo. Even music tourism ini sengaja digelar di gunung, utamanya di kawasan wisata Bromo dengan tujuan selain untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap musik jazz, sekaligus mendukung sektor ekonomi kreatif dan pariwisata, khususnya di kawasan TNBTS.
Sesuai namanya, jazz gunung ini berlangsung di dataran tinggi, di atas 2.000 Mdpl. Jelas udara dingin di alam terbuka yang membuat even ini beda dengan konser jazz lainnya. Penikmat jazz yang datang disarankan membawa sweater tebal, jaket, sarung tangan, dan penutup kepala untuk mengurangi gigitan dingin Bromo.
Sebagai pengingat kawasan wisata Gunung Bromo sempat ditutup untuk kunjungan wisata karena mengalami kebakaran hutan, pada Rabu (30/8/2023).
Mulai besok, kawasan wisata Bromo kembali dibuka yang diumumkan oleh pihak pengelolanya Balai Besar TNBTS lewat akun IG-nya @bbtnbromotenggersemeru, Senin (18/9/2023).
"Api telah padam, saatnya kembali memutar roda perekonomian di kawasan Bromo. Tapi ingat pengunjung dan pelaku jasa wisata harus ada kesiapan dan kesadaran bahwa menjaga kawasan konservasi adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya petugas ya...," begitu pesan adminnya.
Pihak pengelola juga mengingatkan bahwa Bromo itu kawasan konservasi. Oleh karena sebelum ke sana sebaiknya pengunjung juga membekali diri sendiri dengan pengetahuan tentang konservasi.
"Ya.. JADILAH PENGUNJUNG YANG CERDAS DAN BERTANGGUNG JAWAB. Mari berwisata dengan bijak. Salam Lestari. 🌱," tutup adminnya.
Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis
0 komentar:
Posting Komentar