. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 30 Maret 2023

Muncul di Film, Nama Gunung-gunung Ini Kian Melambung


Banyak faktor yang membuat nama gunung semakin melambung, salah satunya berkat kemunculannya di film panjang yang tayang di bioskop. 

Tepat pada Hari Film Nasional yang dirayakan setiap 30 Maret, TravelPlus Indonesia sajikan beberapa gunung  di Tanah Air yang namanya kian mengangkasa setelah hadir dalam film layar lebar.

Gunung-gunung itu antara lain Semeru, Bromo, Rinjani, 7 puncak tertinggi atau seven summits Indonesia, Jayawijaya, Ijen, dan Gunung Arjuna. 

Gunung Semeru yang berketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (Mdpl) sekaligus menjadi gunung tertinggi di Pulau Jawa alias atapnya Jawa dengan Mahameru sebagai puncaknya ini, namanya semakin melangit setelah muncul di film berjudul 5 cm.

Film ber-genre drama produksi Soraya Intercine Films tahun 2012 yang disutradarai Rizal Mantovani dan dibintangi Fedi Nuril, Herjunot Ali, Raline Shah, Pevita Pearce, Denny Sumargo, dan Saykoji ini menyuguhkan kisah persahabatan mereka dan tentunya keindahan alam gunung api aktif yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang di Provinsi Jawa Timur ini ketika mereka melakukan pendakian.

Berkat film yang diadaptasi dari sebuah novel karya Donny Dhirgantoro dengan judul yang sama ini, membuat namanya semakin populer terutama di kalangan pendaki gunung.

Selanjutnya Gunung Bromo (2.329 Mdpl). Popularitas gunung yang masih satu kawasan TN Bromo Tengger Semeru ini juga semakin melambung berkat film Pasir Berbisik.

Film produksi tahun 2001 yang disutradarai Nan Achnas serta dibintangi Dian Sastrowardoyo, Christine Hakim, Slamet Rahardjo, dan Didi Petet ini menawarkan keindahan Bromo dengan lautan pasirnya.

Berikutnya, Gunung Rinjani (3.726 Mdpl). Gunung api aktif yang berada di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini juga semakin melejit namanya berkat dua film Indonesia, judulnya Romeo+Rinjani (2015) dan Leher Angsa (2013).

Film produksi Starvision Plus yang disutradarai Fajar Bustomi dan dibintangi Deva Mahenra sebagai Romeo, Alexa Key sebagai Sharon, dan Kimberly Ryder sebagai Raline ini adalah film drama petualangan Indonesia berlatar Gunung Rinjani, Bali, dan Jakarta.

Sesuai judulnya, Romeo+Rinjani menyajikan pesona Gunung Rinjani yang disebut-sebut sebagai salah satu gunung aktif tercantik di Indonesia.

Sementara itu Leher Angsa merupakan film drama Indonesia tahun 2013, produksi Alenia Pictures yang disutradarai oleh Ari Sihasale.

Film cerita anak yang dibintangi Lukman Sardi, Alexandra Gottardo, Bintang Panglima, Ringgo Agus Rahman, dan Teuku Rifnu Wikana ini menyuguhkan pemandangan nam indah. Lokasi syutingnya antara lain di kampung Sembalun, kaki Gunung Rinjani.

Hampir sepanjang film, pemandangan menawan dihadirkan sebagai latar cerita film ini. Ada sungai jernih yang mengalir, Gunung Rinjani yang elok, dan hamparan sawah. Semuanya memanjakan mata penonton dan tentu membuat orang ingin datang ke Rinjani.

Selanjutnya, 7 puncak tertinggi atau seven summits Indonesia. Lewat film Negeri Dongeng, nama 7 puncak tertinggi atau seven summits Indonesia ikut mengangkasa.

Film berdurasi 90 menit yang diproduksi Aksa 7 dan disutradarai Anggi Frisca ini menyuguhkan pendakian ke seven summits-nya Indonesia yaitu Gunung Kerinci (Sumatera) November 2014, Gunung Semeru (Jawa) Desember 2014, Gunung Rinjani (Lombok-NTB) Januari 2015, Bukit Raya (Kalimantan) Februari 2015, Gunung Rantemario (Sulawesi) Mei 2015, Gunung Binaiya (Pulau Seram-Maluku) November 2015, dan pendakian ke Gunung Cartenz (4.884 Mdpl) di Papua yang termasuk dalam seven summits dunia pada April 2016.

Film ini dibintangi antara lain Nadine Chandrawinata yang pernah menyandang gelar Puteri Indonesia 2005.

Berikutnya, Gunung Ijen (2.799 Mdpl).
Lewat Magic Hour, film drama komedi Indonesia produksi Screenplay Films yang dirilis 13 Agustus 2015 ini turut melambungkan Gunung Ijen yang terletak di perbatasan Kabupaten Bondowoso (Kecamatan Ijen) dan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur ini.

Lantaran film yang disutradarai Asep Kusdinar dan menceritakan kisah cinta antara Dimas (Dimas Anggara), Raina (Michelle Zudith), Toby (Rizky Nazar) dan Gweny (Nadya A. Pramudita) ini juga menyuguhkan panorama khas gunung yang berdanau kawah tersebut.

Satu lagi, Gunung Arjuna atau Arjuno (3.339 Mdpl). Nama gunung berapi kerucut di Jawa Timur, yang secara administratif terletak di perbatasan Kota Batu, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Pasuruan ini ikut melambung namanya lewat film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang mengambil lokasi syuting di Kaliandra Eco Resort, berlatar belakang Gunung Arjuna.

Film berlatar tahun 1930-an yang disutradarai Sunil Soraya, diproduseri Ram Soraya, dan dibintangi Herjunot Ali, Pevita Pearce serta Reza Rahardian ini diadaptasi dari novel berjudul sama karangan Buya Hamka.

Kenapa bisa melambung nama-nama gunung tersebut setelah muncul di film? Pertama, karena diliput sejumlah media dan beritanya tersebar luas, contohnya TravelPlus turut membuat tulisan ini dan menyebarluaskannya ke publik lewat ragam medsos. Bahkan beberapa gunung yang muncul di film-film tersebut pernah TravelPlus daki antara lain Gunung Semeru, Bromo, Rinjani, Ijen, dan Arjuna.

Kedua, karena film-film tersebut ditonton oleh para pencinta film Indonesia, bahkan ada yang sukses meraih box office. Contohnya film Romeo+Rinjani yang sukses masuk daftar box office selama semester pertama tahun 2015.

Ketiga, karena film-film itu mendapat penghargaan baik di tingkat nasional bahkan internasional kemudian diberitakan sejumlah media, termasuk TravelPlus. Contohnya Film Pasir Berbisik meraih berbagai penghargaan antara lain Best Cinematography Award, Best Sound Award dan Jury's Special Award For Most Promising Director untuk Festival Film Asia Pacific 2001, Festival Film Asiatique Deauville 2002 - Dian Sastrowardoyo memenangkan Artis Wanita Terbaik, Festival Film Antarabangsa Singapura ke-15- Dian Sastrowardoyo memenangkan Artis Wanita Terbaik, serta di Festival Film Indonesia 2004 meraih nominasi di 8 kategori antara lain yaitu Film Terbaik dan Aktris Terbaik (Dian Sastrowardoyo dan Christine Hakim).

Adapun film Denias, Senandung di Atas Awan menyabet sejumlah penghargaan  antara lain Festival Film Indonesia 2006 kategori Pemeran Pria Terbaik untuk Albert Fakdawer, Skenario Asli Terbaik (Monty Tiwa), dan Tata Sinematografi Terbaik (Yudi Datau). Film ini juga berhasil masuk panitia seleksi Piala Oscar tahun 2008 untuk kategori film asing.

Satu lagi ini film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang juga sukses menyabet berbagai penghargaan Indonesian Choice Awards 2014 Movie of The Year kategori Actress of The Year untuk Pevita Pearce serta Festival Film Bandung 2014 kategori Pemeran Utama Pria Terpuji Herjunot Ali (bersama Ikranagara dalam Sang Kiai).dan Pemeran Utama Wanita Terpuji Pevita Pearce.


Potensi Gunung Lainnya
Berdasarkan amatan TravelPlus, sebenarnya masih banyak gunung lain di Tanah Air yang potensial menjadi latar belakang sebuah film layar lebar, antara lain Gunung Tambora di Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima, Pulau Sumbawa (Nusa Tenggara Barat); Gunung Krakatau di perairan Selat Sunda, Lampung Selatan (Lampung); Gunung Galunggung di Kabupaten Tasikmalaya (Jawa Barat); Gunung Merapi di Kabupaten Klaten, Boyolali, dan Kabupaten Magelang (Jawa Tengah) serta Kabupaten Sleman (Daerah Istimewa Yogyakarta; Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar (Sumatera Barat), Sinabung di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, (Sumatera Utara); Gunung Kerinci di perbatasan Kabupaten Kerinci (Jambi) dan Kabupaten Solok Selatan (Sumatra Barat) ;Gunung Leuser di Kabupaten Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, dan Kabupaten Gayo Lues (Aceh); dan Gunung Salak yang berada di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi (Jawa Barat).

Kalau Gunung Krakatau, Tambora, dan Galunggung, selain pemandangan alamnya juga karena sejarah letusannya mendunia. Gunung Tambora pernah meletus hebat pada 10 April 1815, Gunung Krakatau yang kini menyisakan anaknya juga pernah meletus dahsyat tanggal 26-27 Agustus 1883. Sedangkan Gunung Galunggung erupsi hebat pada 5 Mei 1982 sampai 8 Januari 1983 atau selama 9 bulan yang meninggalkan kawah danau berukuran raksasa dan 2 puncak yakni Beuti Canar dan Dinding Ari.

Begitupun dengan Gunung Merapi, Marapi, dan Gunung Sinabung yang belakangan ini rajin meletus. Sedangkan Gunung Salak karena menjadi lokasi kecelakaan jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 (SSJ-100) pada tanggal 9 Mei 2012, ditambah kisah mistiknya. 

Adapun Gunung Kerinci karena menjadi gunung tertinggi di Pulau Sumatera atau atapnya Sumatera dengan ketinggian ketinggian 3.805 mdpl. Selain itu memiliki keindahan alam menawan dan kelebatan hutan serta jenis satwa yang menghuninya. Sedangkan Gunung Leuser yang berketinggian 3.404 Mdpl karena hutan beserta satwa yang menghuninya, ditambah menjadi salah satu gunung dengan durasi pendakian cukup panjang yakni pergi-pulang sekitar 14 hari.

Selamat Hari Film Nasional 2023, semoga film nasional yang merupakan produk budaya dan sub-sektor ekonomi kreatif ini menjadi tuan di negerinya sendiri dan berjaya di mancanegara. Semoga pula semakin banyak gunung di Tanah Air yang menjadi lokasi syuting atau latar belakang cerita film-film layar lebar nasional maupun internasional berikutnya.

Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & @travelplusindonesia

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP