. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 23 Maret 2023

Lima Alasan TravelPlus Pilih Ikut Sapu Gunung Jelang Ramadan


Sekurangnya ada 5 alasan utama kenapa akhirnya saya dari TravelPlus Indonesia memilih mengikuti kegiatan Sapu Gunung di Dinding Ari, baru-baru ini tepatnya 4 hari menjelang Ramadan. Salah satunya karena pendakiannya bermuatan konservasi.

Disebut begitu karena Sapu Gunung yang digelar Komunitas Pendaki Gunung Indonesia Raya (KPGIR) Parahyangan,  kelompok pendaki TACIBA (Tasik-Ciamis-Banjar), dan kelompok Pendaki Tasikmalaya di puncaknya Gunung Galunggung yang berada di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat selama 2 hari, 18-19 Maret 2023 ini bukan sekadar mendaki gunung pun melakukan operasi bersih (opsih) sampah di beberapa titik yang sudah ditentukan terutama di jalur pendakian (japen) via Desa Cidugaleun, Kecamatan Cigalontang,  Basecamp (BC) Bah Toteng.
 
Artinya bukan semata pendakian melainkan ada upaya konservasi alamnya dalam hal ini membersihkan sampah di japennya. Sementara beberapa pendakian lainnya yang digelar sejumlah komunitas pada waktu yang bersamaan, meskipun menarik karena gunung-gunung yang didaki tidak begitu populer namun hanya sekadar pendakian, tidak ada aksi konservasinya.

Alasan kedua, Dindin Ari yang menjadi lokasi kegiatan Sapu Gunung menarik perhatian karena selama ini saya belum pernah mendakinya. 

Sebenarnya sejak dulu saya sudah tertarik dengan puncak berketinggian 2.167 meter di atas permukaan laut (Mdpl) itu dan ingin mendakinya namun ada saja halangan. Justru akhirnya saya lebih dulu mendaki puncak Gunung Galunggung satunya lagi yakni Beuti Canar yang berketinggian 2.240 Mdpl sekaligus menjadi puncak tertingginya Gunung Galunggung yang masuk wilayah Kabupaten Garut, Jabar. Ketika itu, saya mendaki Buiti Canar via Talaga Bodas, Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut dengan tiga pendaki setempat.


Sebagai pengingat Gunung Galunggung yang pernah meletus hebat 5 Mei 1982 dan letusannya berlangsung 9 bulan hingga 8 Januari 1983, meninggalkan deretan punggungan Beuti Canar dan Dinding Ari yang memagari kawah kaldera Galunggung yang luas bak mangkuk raksasa.

Kedua puncak Gunung Galunggung tersebut kini menjadi objek tujuan pendakian sejumlah pendaki gunung baik perorangan maupun yang tergabung dalam komunitas, terutama dari wilayah Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Garut, dan sekitarnya.

Alasan ketiga, waktunya selain menjelang Ramadan pun sangat berdekatan dengan peringatan Hari Hutan Sedunia (World Forest Day) yang dirayakan secara internasional setiap 21 Maret dan Hari Air Sedunia (World Water Day) setiap 22 Maret. 

Lantaran berdekatan dengan 2 peringatan hari yang sangat erat kaitannya dengan konservasi alam itulah yang membuat saya memutuskan memilih mengikuti Sapu Gunung.

Alasan keempat, ingin mengetahui kondisi terkini Dinding Ari terlebih sebelum Sapu Gunung diadakan terjadi longsor di dekat Dinding Ari pada Minggu dini hari (12/3/2023) sekitar pukul 01.00 WIB dimana material longsor yang jatuh ke danau kawah Gunung Galunggung diperkirakan mencapai luas sekitar 7 hektar.


Menurut Masadi selaku ketua panitia, perizinan acara Sapu gunung sudah dilakukan jauh sebelum terjadi longsor. Setelah berkomunikasi dengan Bah Toteng dari pihak BC Dinding Ari via Cidugaleun, Cigalontang akhirnya mendapat izin namun peserta Sapu Gunung hanya diperbolehkan sampai di Pos 6, sementara ke puncak Dinding Ari hanya untuk pemasangan plang yang dilakukan oleh beberapa panitia pelaksana.

Sesuai rundown dan pelaksanaan Sapu Gunung, pesertanya yang berjumlah lebih dari 50 pendaki gunung, 2 di antaranya dari Jakarta dibagi atas 3 kloter pemberangkatan yakni kloter pertama Sabtu (28/3) pagi, kloter kedua siang, dan kloter ketiga atau sisanya Sabtu sore dari BC.

Seluruh peserta nge-camp atau mendirikan tenda untuk bermalam di Pos 3 atau sekitar 2 jam berjalan kaki dari BC. Esoknya, Minggu (19/3) pagi seluruh peserta bergerak menuju Pos 6 untuk melakukan aksi bersih sampah di titik-titik yang sudah ditentukan.

Alasan terakhir atau kelima, kegiatan pendakian Dinding Air ternyata bukan semata Sapu Gunung pun sekaligus pasang petunjuk arah dan nama pos di japen tersebut sampai ke puncak Dinding Ari.

Artinya ada 2 kegiatan menarik yang bisa saya abadikan yakni opsih sampah serta pemasangan sejumlah petunjuk arah dan nama pos.

Berdasarkan amatan saya secara langsung, jumlah sampah yang berhasil diambil peserta Sapu Gunung tidak terlalu banyak karena sepanjang japen boleh dibilang relatif bersih dari sampah, hanya di pos-pos tertentu saja terutama di pos yang biasa digunakan pendaki untuk nge-camp yakni Pos 3 dan Pos 6 yang ada sampahnya. Itupun tidak banyak.

Bersihnya japen ke Puncak Dinding Ari via Cidugaleun, Cigalontang dari sampah, bisa dikarenakan 2 hal. Pertama, pihak pengelola BC-nya rutin membersihkan sampah selama beberapa bulan sekali. Kedua, bisa juga karena jumlah pendaki yang datang memang tidak sebanyak jumlah pendaki yang mendaki gunung-gunung ternama seperti Gunung Gede, Prau, dan lainnya.

Terbatasnya jumlah pendaki yang mendaki puncak Dinding Ari, bisa jadi karena belum begitu tersohor namanya di kalangan pendaki Jabodetabek apalagi di tingkat nasional, artinya informasi tentang daya tarik Dinding Ari termasuk akses menuju BC dan puncaknya belum begitu terekspos (terangkat luas) ke publik. Padahal dari sisi panorama alamnya, tak kalah indah dibanding gunung-gunung populer dan trek japennya pun terbilang variatif.


Itulah lima alasan kenapa akhirnya saya memilih mengikuti kegiatan Sapu Gunung di Dinding Ari Galunggung dibanding kegiatan pendakian biasa.

Keikutsertaan saya dalam Sapu Gunung di Dinding Ari Galunggung yang sekaligus menjadi pendakian bernilai konservasi pertama saya di tahun ini, bertujuan untuk membantu/mendukung segala kegiatan pendakian gunung ataupun petualangan lain yang pro konservasi atau ramah lingkungan dan sekaligus ingin mempublikasikan ragam pesona atau daya tarik lokasi acaranya lewat bermacam konten tulisan, foto, video, dan lagu.

Sebagai tambahan informasi, pada tahun sebelumnya (2022), sekurangnya ada 3 kegiatan bermuatan konservasi yang saya ikuti yakni acara "2 Dekade TN Kepulauan Seribu" di Pulau Pramuka, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta; "Aksi Penanaman 1000 Pohon" oleh para pecinta alam di Puncak Jamiaki, Gunung Sawal, Kabupaten Ciamis, Jabar; dan acara penanaman aneka pohon pantai bertajuk "Mangrove Camp" yang digelar PKW Mapala se-Pandeglang di Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Semoga bermanfaat, salam pro konservasi.

Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & @travelplusindonesia



0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP