. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 07 Maret 2023

Di Puncak Burangrang Tumbuh Murbei Gunung, Ternyata Banyak Manfaatnya


"Ini murbei gunung om, salah satu jenis murbei".

Begitu kata Ridho menjelaskan kepada saya tentang buah berwarna merah yang ada di sekitar tempat nge-camp setelah puncak Gunung Burangrang, Ahad pagi itu.

"Rasanya asam tapi enak seperti stroberi," jelas pendaki gunung yang berdomisili di Bekasi itu setelah mencicipi sebuah murbei berukuran mini yang sudah matang, yang dipetik langsung di antara batang dan dedaunannya.

Karena penasaran, saya meminta Ridho mengambil satu buah murbei lagi yang sudah masak untuk saya icip-icip (jadi kami hanya mencicipi 2 buah murbei, tidak lebih dari itu).

Ternyata benar rasanya agak asam, bukan manis, tak sesuai ekspektasi awal saya ketika kali pertama melihat warnanya yang merah menggoda. 

Keberadaan tanaman murbei di sekitar puncak Burangrang dekat lokasi mendirikan tenda untuk nge-camp itu, tak bisa dipungkiri membuat daya pikat gunung berketinggian 2.050 Meter di atas permukaan laut (Mdpl) itu terasa berbeda. Maklum biasanya di sekitar puncak gunung itu yang tumbuh tanaman edelweis dan cantigi tapi ini tanaman murbei.

Bukan cuma berbeda, pun menarik perhatian saya selain 2 batang pohon puspa yang posisinya berdekatan dan berdiri tegak menjulang tanpa daun, masih di dekat area tersebut.

Menurut Dodi, salah seorang pemilik warung dan penyewaan perlengkapan mendaki di basecamp (BC) Burangang via Legok Haji, Kabupaten Bandung Barat, tanaman murbei tersebut tumbuh sendiri secara alami dan aman untuk dicicipi sekadarnya (artinya tidak diambil dan dimakan dalam jumlah banyak, sekalipun itu tumbuh subur di alam).

"Itu tanaman liar (tumbuh sendiri_red). Kalau disini disebut arbei sejenis buah beri," terangnya seraya menambahkan selain di puncak Gunung Burangrang, tanaman murbei juga dapat ditemukan di dekat BC dan sekitar Curug Cipalasari, masih kawasan jalur pendakian Burangrang via Legok Haji.

Di puncak Gunung Burangrang, lanjut pria berambut gondrong lurus yang juga merangkap pemandu Gunung Burangrang ini, memang tidak ada tanaman edelweis dan cantigi sebagaimana di gunung-gunung lain.

"Selain murbei, juga ada tanaman anggrek hutan dan kantung semar. Tapi  lokasinya di sekitaran Pos 3 dan Pos 4 agak ke dalam hutan dari jalur pendakian," ungkapnya.


Di laman pustaka.setjen.pertanian.go.id dijelaskan murbei yang bernama ilmiah morus sp merupakan tanaman berkayu yang awalnya masuk ke dalam bangsa Urticales.

Disebutkan pula, Linnaeous (1753) membagi bangsa Urticales, suku Moraceae, marga Morus menjadi 7 spesies yaitu Morus alba, Morus indica, Morus nigra, Morus papyrifera, Morus rubra, Morus tartarica, dan Morus tinctoria.

Awalnya tanaman murbei hanya dikenal masyarakat sebagai pakan ulat sutera. Namun, atas perkembangan teknologi dan penelitian menunjukkan bahwa tanaman murbei ternyata memiliki ragam manfaat baik sebagai bahan pangan, obat-obatan/kesehatan dan lingkungan. Buah murbei dapat dimakan sebagai buah meja, jus maupun minuman olahan lainnya.

Murbei di Indonesia banyak dikembangkan di Jawa Barat sebagai bagian usaha per-suteraan alam. Spesies Murbei di Jawa Barat yang berkembang antara lain Morus bombycs, Moris alba, Morus multicaulis, Morus nigra, dan Morus cathayana (Andadari et al., 2013,) Dalimarta, 1999).

Selain 5 spesies di atas terdapat spesies Morus macraura yang terdapat daerah Sumatera Barat; di lembah Gunung Marapi dan Gunung Sago Batu Sangkar, di kaki Gunung Talang, di sekitar Maninjau, Sungai Puar dan Batang Barus (Syamsuardi, 2015).


Buat Kesehatan & Kecantikan
Seperti disinggung di atas, buah murbei yang dibeberapa daerah ada yang menyebutnya besaran, bebesaran, kerto (Gayo), kitau (Lampung), dan lampaung (Jawa) ini memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia.

Di laman Halodoc.com, diterangkan faedah mengonsumsi buah murbei secara rutin untuk kesehatan antara lain bagus untuk kesehatan pencernaan karena mengandung banyak serat layaknya buah-buahan lainnya; meningkatkan sirkulasi darah karena kaya akan zat besi yang secara signifikan mampu meningkatkan produksi sel darah merah; dan meningkatkan sistem imunitas karena kaya vitamin C.

Tak hanya kesehatan, buah murbei juga punya khasiat untuk kecantikan.

Di laman orami.co.id disebutkan manfaatnya antara lain sebagai agen anti penuaan yang efektif karena mengandung resveratrol, yang menurut U.S. National Library of Medicine bisa melindungi kulit dari sinar UV yang berbahaya; membersihkan bintik dan oda hitam karena mengandung antioksidan yang akan melembabkan, membuka pori-pori yang tersumbat, dan membuang racun dari kulit sehingga menjaga kulit tetap segar dan cerah; merawat kulit kering dan sensitif karena juga kaya vitamin A dan E dapat membantu merawat kulit kering dan halus; menjadikan kulit lembut dan cerah karena  kaya akan mineral yang memberikan elastisitas, kelenturan, dan nutrisi pada kulit; dan meningkatkan pertumbuhan rambut serta membantu mencegah rambut beruban karena mengandung antioksidan.

Cara mengonsumsi buah murbei antara lain memakannya buahnya yang sudah matang. Bisa juga mengeringkan dan memakannya sebagai camilan penambah energi dengan mencampurkannya dengan pisang atau buah kering lainnya.

Pilihan lain dengan membuat jus murbei dan meminumnya di antara jam makan. Bisa juga dengan membuatnya menjadi sirup untuk minuman ataupun selai untuk temannya roti tawar dan lainnya.

Menariknya lagi, bukan cuma buahnya. Ternyata daun tanaman murbei juga banyak sekali faedahnya.


Di laman sehatq.com menyebutkan kegunaan dari daun murbei antara lain menurunkan kadar gula darah; menurunkan kolesterol dengan cara mengonsumsi ekstrak daun murbei tiga kali sehari sebelum makan; mengurangi peradangan karena memiliki sifat antiradang; menjaga kesehatan rongga mulut; baik untuk kesehatan hati; membantu penurunan berat badan karena bisa meningkatkan kadar pembakaran lemak di tubuh; mencegah perubahan warna kulit (hiperpigmentasi); dan menurunkan risiko penyakit kardiometabolik.

Masih di laman tersebut, penulisnya mengingatkan meski manfaat daun murbei di atas terlihat menggiurkan, tetap harus berhati-hati dalam mengonsumsinya. Sebab, bahan alami pun tetap berisiko menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi tubuh, seperti alergi.

Penulisnya juga berpesan sebaiknya, jangan jadikan konsumsi daun murbei sebagai pengobatan utama. Berkonsultasilah dengan dokter mengenai gangguan kesehatan yang dialami. Gunakanlah daun murbei sebagai minuman herbal pendamping, setelah dokter memberikan lampu hijau bahwa kandungan yang ada di dalamnya tidak akan berinteraksi dengan obat-obatan lain.

Lalu bagaimana cara mengonsumsi daun murbei? Salah satu caranya dengan mengeringkannya terlebih dahulu untuk dijadikan teh murbei.

Kehadiran tanaman murbei di sekitar puncak Burangrang jelas menambah daya tarik gunung yang berada di perbatasan wilayah Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat ini.

Nah, untuk menjaga keberadaannya, bila suatu hari nanti Anda mendaki ke puncak Gunung Burangrang, biarkan tanaman murbei itu tumbuh sesuai kodratnya di sana. Jangan ditebang, apalagi pohonnya dicabut.

Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & @travelplusindonesia 


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP