Mau Puas Jelajah Baduy Luar? Enam Aktivitas ini Wajib Anda Lakukan
Dilarang masuk ke wilayah Baduy dalam seperti saat ini karena warganya yang menghuni tiga kampung inti yakni Cibeo, Cikeusik, dan Cikartawana sedang menjalankan Kawalu selama tiga bulan, jelajah saja wilayah Baduy luar dan lakukan berbagai kegiatan menarik agar memuaskan.
Berdasarkan pengalaman TravelPlus Indonesia beberapa kali berkunjung ke lokasi tempat tinggal komunitas/kelompok masyarakat adat Baduy yang berada di
Pegunungan Kendeng, tepatnya di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten yang berjarak sekitar 40 kilometer dari Rangkasbitung, Ibukota Lebak ini, ada sekurangnya 6 kegiatan wisata yang dapat Anda lakukan di kawasan Baduy luar agar berujung memuaskan.
Keenam aktivitas wisata itu adalah menginap di imah (rumah) warga Baduy luar, melihat rutinitas keseharian warga Baduy luar, menyambangi Dangdang Ageung, melintasi Jembatan Bambu, mengunjungi Jembatan Akar, dan belanja aneka kerajinan tangan khasnya.
Menginap semalam di rumah warga Baduy luar yang tersebar di sejumlah kampung, menjadi salah satu aktivitas menarik yang wajib Anda lakukan jika ingin kunjungan Anda lebih memuaskan.
Selama menginap di Sulah Nyanda atau rumah khas orang Baduy, Anda pun bakal mendapatkan atmosfer yang sangat berbeda. Pertama, jelas lebih hening lantaran berada di perkampungan yang dikelilingi pepohonan perkebunan/ladang beberapa di antaranya dekat dengan sungai; kedua lebih gelap lantaran meraka pantang memakai penerang listrik; dan ketiga terasa berada di masa lampau serta lebih back to nature karena rumahnya berkonsep ekologis terbuat dari material alam seperti kayu, bambu, batu kali sebagai alas tiang-tiang kayu penyangganya, dan daun rumbia kering sebagai atapnya.
Kalau Anda senang suasana yang agak ramai karena banyak rumah warganya serta dekat dengan Sungai Ciujung dan Jembatan Bambu, pilihannya antara lain Kampung Gajeboh.
Jika lebih suka suasana yang agak sepi karena lebih sedikit rumah warganya dan dekat dengan Dangdang Ageung, pilihannya di Kampung Cempaka.
Selain dua kampung tersebut, masih ada puluhan kampung yang ada di Baduy luar, seperti Cikaju, Kadukolot, Cisagu, dan Kaduketuk.
Saat menginap atau berada di kampung Baduy luar, aktivitas kedua bisa Anda terapkan yakni melihat bermacam rutinitas keseharian pemilik rumah ataupun tetangganya, misalnya berbincang ringan atau ngobrol santai dengan pemilik rumah terutama dengan kepala rumah tangganya; melihat pemilik rumah memasak dari bahan-bahan masakan seperti mie, ikan kaleng, minyak goreng, telor, sayuran, cabe/bawang, garam, kopi, dan gula serta beras yang Anda bawa; makan bersama dengan mereka; serta melihat aktivitas mereka menenun, membuat gula aren, dan lainnya.
Aktivitas berikutnya atau ketiga, kalau Anda tiba di Kampung Cempaka sore hari, usai istirahat sejenak di rumah Mursid salah satu warga yang biasa rumahnya digunakan untuk singgah ataupun bermalam, bisa lanjut ke Dangdang Ageung atau "Danau Besar". Jaraknya terbilang dekat, cuma sekitar 10 menit berjalan kaki melewati setapak alami.
Di danau alami seluas kurang lebih lapangan tenis yang bernuansa hijau karena dikelilingi pepohonan palem dan lainnya itu, Anda bisa mengabadikan pesonanya. Kalau di sana ada warga yang biasa mengemudikan getek dari belahan bambu, Anda bisa keliling danau yang dihuni beberapa jenis ikan tawar seperti nila.
Besok paginya, usai sarapan Anda bisa melakukan aktivitas keempat yakni mengunjungi Jembatan Bambu, salah satu spot ikonis yang ada di Baduy luar, tepatnya di sisi Barat wilayah Baduy. Dari kampung Cempaka ke Jembatan Bambu yang berada di Kampung Gajeboh butuh waktu sekitar 1 jam berjalan kaki di setapak alami dengan medan naik turun. Di beberapa titik, Anda bakal disuguhkan pemandangan bentangan hutan berlatar gunung di kejauhan, perkebunan, dan hamparan padi huma (ladang) yang merupakan jenis padi tadah hujan.
Setibanya di jembatan yang terbuat dari bambu yang terbentang di atas sungai Ciujung di antara dua pohon Angsana yang besar, selain meniti dan mengabadikannya, Anda bisa bermain air, foto-foto di bebatuan sungai atau istirahat sejenak di beberapa warung yang menjual bermacam makanan/minuman ringan dan suvenir di sana.
Kegiatan menarik selanjutnya atau kelima, mengunjungi spot alam ikonis lain yang ada di Baduy luar yakni Jembatan Akar yang terbentang di atas sungai Cisimeut selebar sekitar 30 meter, tepatnya di seputar Kadukohak - Penyerangan di wilayah Baduy sisi Timur.
Ada dua pilihan menjangkau jembatan yang kabarnya sudah berusia lebih dari 1 abad itu dari Kampung Cempaka. Pertama, jalan kaki dari belakang kampung dengan waktu tempuh sekitar 3 jam. Pilihan kedua, turun ke Ciboleger lanjut naik ojek sepeda motor ke Warung Pojok. Ongkosnya Rp 100 ribu per orang pergi-pulang. Waktu tempuhnya jelas lebih singkat.
Selanjutnya dari Warung Pojok (luar Baduy) berjalan kaki lewati jalan lebar berbatu, kemudian masuk ke setapak alami dengan trek naik turun, kemudian menyeberang jembatan menuju Kampung Barata (kampung Baduy Luar) hingga ke Jembatan Akar dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam.
Aktivitas yang bisa Anda lakukan di Jembatan Akar yang menghubungkan masyarakat Baduy dengan dunia luar itu, tentu saja menitinya hingga ujung dan mengabadikannya. Selain itu bersih-bersih atau mandi di sungainya atau berfoto-foto di bebatuan sungai.
Terakhir atau kegiatan wisata keenam, membeli aneka kerajinan tangan atau suvenir khas Baduy buat oleh-oleh seperti tas koja (tas rajut), tas kepek, kain tenun beraneka motif dan warna, ikat kepala, bermacam gantungan kunci/gelang/kalung, baju orang Baduy berwarna hitam atau putih, kaos bertuliskan Baduy atau gambar rumah Baduy/peta wilayah Baduy, topi/tudung kepala, aneka anyaman, parang/golok, aneka miniatur rumah Baduy, mangkuk/cangkir dari tempurung kelapa, gelas dari bambu, gula aren, madu hutan, dan lainnya.
Usahakan Anda membelinya di rumah tempat Anda menginap, jika tidak ada baru Anda membelinya di tempat/kampung lain seperti di perjalanan sebelum ke Kampung Gajeboh, di Kampung Gajeboh, sekitar Ciboleger, dan lainnya. Begitupun kalau Anda hendak membeli kekurangan bahan-bahan makanan untuk dimasak, sebaiknya di warung terdekat dengan rumah tempat Anda menginap. Tujuannya untuk turut menambah pendapatan warga setempat.
Keenam aktivitas wisata di Baduy luar itu baru saja TravelPlus Indonesia lakukan, tepatnya 18 -19 Februari 2023 saat mendampingi Marno (teman lama satu komunitas pegiat alam Kembara Tropis) yang mengajak 3 rekannya yakni Djoko dan Sonny dari Kota Bandung serta Hendrik yang berdomisili di Batam namun bekerja di Papua.
Lewat tulisan ini, TravelPlus berharap bisa menjadi panduan alternatif buat Anda yang ingin menjelajahi Baduy luar saat warga Baduy dalam sedang melaksanakan Kawalu, atau alasan lain karena Anda tak sanggup berjalan kaki ke Baduy dalam lantaran terbilang cukup jauh dan atau tak punya banyak waktu. Semoga bermanfaat dan kunjungannya memuaskan 🙏.
Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & @travelplusindonesia
0 komentar:
Posting Komentar