Tips Hindari Gangguan "Bagas" Saat Nge-camp di Gunung Cikuray
Punya rencana mendaki Gunung Cikuray tahun ini tapi cemas diganggu Bagas? Tenang..., TravelPlus Indonesia punya tips menghindari keusilannya.
BTW, Bagas itu siapa ya? Mungkin yang belum tahu, bertanya-tanya seperti itu.
Baiklah, Bagas itu bukan nama seorang laki-laki. Melainkan singkatan dari babi ganas yang menghuni kawasan hutan di sekitar pos pendakian Gunung Cikuray via jalur pendakian (japen) Pemancar.
Kenapa diberi label ganas? Soal itu, TravelPlus juga belum tahu kepastiannya. Apa karena memang suka menyerang pendaki secara membabi-buta sehingga mendapat cap ganas, atau cuma julukan saja biar dibilang lebih mencekam untuk keperluan konten dan lainnya.
Berdasarkan informasi dari Fandi, pemandu Gunung Cikuray via Pemancar yang basecamp-nya berada di Desa Dawungsari, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, babi-babi itu sebenarnya tidak galak apalagi buas. Mereka hanya lapar mencari makanan alias logistik pendaki yang diletakkan sembarangan saat nge-camp di area jelajahnya.
Perlu diketahui, ada 8 pos pendakian sebelum menggapai puncak Gunung Cikuray yang berketinggian 2.821 meter di atas permukaan laut (Mdpl) via Pemancar. Tidak semua pos yang kerap didatangi babi melainkan hanya pos 6, 7, dan pos 8.
Bisa jadi ketiga pos itu jadi tempat "hangout" babi lantaran menjadi lokasi favorit nge-camp para pendaki sebelum summit atack.
Kabarnya ada sekitar 5 babi yang kerap muncul di Pos 8, sedangkan di pos 7 sekitar 2 dan di pos 6 cuma satu ekor. Sisanya aman.
Lalu bagaimana cara menghindari babi-babi hutan yang sudah terlanjur betah "nongkrong" pada waktu-waktu tertentu di ketiga pos tersebut. Berikut 5 tipsnya:
Pertama, selain berdoa supaya terhindar dari gangguan babi hutan, ada baiknya diiringi dengan ikhtiar dengan memilih pos nge-camp yang paling sedikit dikunjungi babi yakni pos 6.
Cara itu TravelPlus lakukan atas anjuran Fandi dan petugas setempat, dan Alhamdulillah sejak sore nge-camp sampai pagi, terhindar dari keusilan babi.
Seperti sudah disinggung di tulisan sebelumnya, Pos 6 memiliki kelebihan tersendiri yakni tersedia sumber air yang dapat dibeli pendaki untuk keperluan masak. Satu dirigen putih berisi air dari sumber di sekitar pos tersebut cuma Rp 10 ribu saja. Kekurangannya, butuh waktu lebih lama untuk mencapai puncak keesokanpaginya.
Kalau ingin lebih cepat sampai puncak, pilihannya memang nge-camp di Pos 7 dan tentunya Pos 8. Cuma risikonya babi-babi akan lebih sering muncul, terlebih di pos 8.
Tips kedua, supaya terhindar dari gangguan babi dimanapun nge-camp (baik itu di pos 6, 7 maupun 8) setiap pendaki diimbau tidak meninggalkan/menaruh logistik atau sisa bekas makanan di dalam tenda.
Solusi terbaik adalah membungkus semua logistik maupun sisa logistik lalu digantung di batang pohon di sekitar tempat nge-camp. Kalau di Pos 6, bisa juga digantung di pos jaga milik petugas. Artinya kondisi tenda harus dalam keadaan clear dari sisa logistik, termasuk bau dari logistik tersebut.
Ketiga, ada juga yang menyarankan sekeliling tenda diberi pewangi seperti parfum, kamper ataupun bensin. Entah kenapa saran itu menurut TravelPlus agak kurang efektif dan kurang ramah lingkungan, apalagi kalau menggunakan parfum dan bensin.
Tips keempat, ada baiknya sebelum mendaki bertanya langsung dengan pemandu gunung atau petugas setempat bagaimana sebaiknya menghindari dari gangguan babi-babi tersebut. Jangan sudah tidak tahu kiatnya tapi sok tahu.
Terakhir atau tips kelima, bila bertemu atau bahkan memotret/merekam atau memvideokan babi-babi di salah satu nge-camp dan ternyata tidak mengganggu jangan justru membuat cerita atau konten kalau babi-babi itu menganggu. Itu namanya Anda sudah membuat kabar hoax yang membuat publik cemas/takut sehingga ragu bahkan enggan mendaki Cikuray via Pemancar.
Berdasarkan informasi dari Fandi, kabarnya tahun ini pihak perhutani setempat akan melokalisir keberadaan babi-babi tersebut di suatu tempat dengan menggunakan jaring. Tujuannya selain supaya babi-babi itu tidak bisa lagi "kongkow" di lokasi nge-camp pendaki, pun bisa menjadi objek wisata melihat babi-babi tersebut.
Nah, kalau Anda berencana nanjak Cikuray via Pemancar tahun ini namun keberadaan babi-babi itu belum dilokalisir, ya tak perlu cemas . Indahkan saja 5 tips di atas, Insya Allah aman.
Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & @travelplusindonesia
Catatan: TravelPlus tidak memuat foto "Bagas" karena memang tidak menemukan atau tidak diganggu saat nge-camp di Pos 6. Andaikan saja diganggu dan berhasil memotret/memvideokannya, TravelPlus juga tidak akan memasang/menayangkannya. TravelPlus lebih memilih meng-ekspos daya tarik lain yang ada di sepanjang japen Pemancar supaya publik khususnya pendaki tertarik datang untuk menggapai puncak Gunung Cikuray.
0 komentar:
Posting Komentar