Gapai Atap Cikuray Lewat Pemancar, Ini 9 Ragam Daya Tariknya
Mendaki Gunung Cikuray lewat jalur pendakian Pemancar, Anda bakal mendapat beragam daya tarik yang tak sama dan tak kalah menariknya dengan pesona gunung lain.
Pemancar sendiri merupakan jalur pendakian (japen) yang paling sering digunakan oleh para pendaki untuk menggapai puncak Gunung Cikuray yang berketinggian 2.821 meter di atas permukaan laut (Mdpl) atau 9.255 kaki.
Dibanding 2 japen lainnya (Bayongbong dan Cikajang), japen Pemancar yang basecamp-nya berada di Desa Dawungsari, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat ini merupakan japen terpanjang.
Estimasi pendakian via Pemancar relatif lebih lama daripada 2 japen lainnya sekitar 8 jam bahkan lebih, tergantung kecepatan langkah setiap pendaki dan lamanya waktu beristirahat.
Kendati begitu, trek-nya boleh dibilang paling ramah dan juga akses transportasi ke basecamp-nya paling mudah.
Melihat dua kelebihannya itu, TravelPlus Indonesia memilih mendaki Gunung Cikuray via Pemancar pada akhir tahun 2022 untuk menyambut awal tahun baru 2023 dan berhasil mendata sekurangnya 9 daya tariknya.
Buat Anda yang senang mendaki dengan trek menanjak dan minum bonus trek datar, Cikuray adalah pilihan yang tepat. Trek tanjakannya berupa tanah, bebatuan, dan akar-akaran.
Amatan TravelPlus, trek japen Cikuray via Pemancar mirip dengan japen Gunung Ciremai via Apuy. Bedanya trek japen Ciremai via Apuy masih menawarkan beberapa bonus trek datar sedangkan trek japen Cikuray via Pemancar sangat minim bonus.
Kendati treknya hampir tidak ada bonus alias nanjak terus namun kondisi tanjakannya tak se-terjal tanjakan yang ada di japen Gunung Salak via Cidahu, Kabupaten Sukabumi. Tanjakan yang ada di japen Cikuray via Pemancar masih bisa dilalui tanpa bantuan tali webbing. Sedangkan di Salak, perlu bantuan tali webbing untuk melewati beberapa tanjakan terjalnya.
Kedua, japen Cikuray via Pemancar terdiri atas 8 pos sebelum menggapai atapnya. Dinamakan japen Pemancar karena di kaki Gunung Cikuray, di ujung Kecamatan Cilawu ada stasiun pemancar TVRI dan beberapa TV swasta.
Menariknya, untuk mencapai titik awal pendakian yakni di pos Pemancar, pendaki bisa menggunakan angkutan mobil bak terbuka (bakter) dari depan Samsat Garut ataupun dari basecamp (rumah Fandi) di kampung terakhir di kaki gunung Cikuray via Pemancar.
Ongkos pergi-pulang dengan bakter yang berkapasitas maksimal 16 orang (saat naik) dan 20 orang (turun) berikut ransel tersebut Rp 70 ribu per orang atau Rp 35 ribu per orang sekali jalan.
Bila Anda membawa kendaraan pribadi seperti mobil ataupun sepeda motor bisa parkir di dekat basecamp. Kalau Anda berani membawa motor ke pos Pemancar dari base camp yang berjarak sekitar 5 Km dengan kondisi jalan berbatu dan menanjak berkelok-kelok, ya silakan saja. Nanti motor dititipkan di pos Pemancar dengan tarik Rp 10 ribu per motor.
Bila Anda datang sendiri untuk mendaki Cikuray via Pemancar, tak usah cemas. Menurut Fandi selaku pengelola basecamp sekaligus pemandu gunung, bakter siap mengantar dan menjemput pendaki sekalipun cuma satu orang asalkan terlebih dulu memberitahu rencana kedatangannya.
Daya tarik ketiga, ada suguhan pemandangan menarik yang dapat Anda lihat saat naik bakter dari basecamp ke pos Pemancar. Anda bakal disuguhkan lereng-lereng perbukitan yang didominasi tanaman akar wangi, cabai keriting, dan kol serta perkebunan teh.
Menurut Fandi, tanaman akar wangi menjadi salah satu komoditas andalan Garut yang digunakan untuk bahan kosmetik dan aneka kerajinan tangan.
Aneka produk dari akar wangi made in Garut yang ditanam di kaki Gunung Cikuray tersebut kabarnya sampai diekspor ke beberapa negara antara lain Jepang. Sedangkan cabe keritingnya merupakan kualitas terbaik yang dipasarkan ke sejumlah daerah di Jawa.
Keempat, Gunung Cikuray via Pemancar memiliki sekurangnya 4 lokasi nge-camp atau pasang tenda untuk bermalam, yakni di pos 6, 7, dan pos 8 serta puncaknya.
Masing-masing lokasi nge-camp tersebut memiliki keistimewaan. Bila Anda nge-camp di Pos 6 tersedia sumber air. Asyiknya lagi untuk mendapatkan airnya, Anda tak perlu bersusah payah mencari dan mengambilnya sendiri. Cukup membayar 10 ribu, Anda sudah mendapatkan satu dirigen putih dari petugas yang standby di sana.
Di Pos 7, Anda akan menemukan warung sederhana yang menjual aneka minuman dan gorengan.
Bila nge-camp di Pos 8, kelebihannya Anda bisa lebih cepat sampai ke puncak esok paginya. Cuma butuh waktu lebih kurang 5 menit untuk mencapai puncak Cikuray dari pos 8.
Kalau nge-camp di puncak, di sana juga tersedia warung yang menempati bagian dalam bangunan seperti gardu. Pedagang tersebut menjual aneka minuman ringan dan gorengan serta bakso. Bermacam merchandise berupa stiker, gantungan kunci, dan kaos bertuliskan Gunung Cikuray juga tersedia. Harga 3 stikernya cuma Rp 10 ribu.
Kelima, Gunung Cikuray mempunyai beberapa spot menarik untuk diabadikan.
Kalau Anda pendaki yang senang memotret, membuat konten video, dan atau sekadar selfie, ada beberapa spot yang menarik untuk Anda abadikan di japen Cikuray via Pemancar antara lain di perkebunan teh setelah Pos Pemancar sampai Pos 1, plang bertuliskan Cikurai di samping Pos 1 (pos pendataan), plang berwarna kuning bertuliskan "Pendakian Gn. Cikuray via Pemancar", jembatan kayu memasuki kawasan hutan, pangkal kayu besar bercabang beberapa batang pohon, tanjakan setelah pos 6, dan tentu saja spot di puncaknya.
Daya tarik keenam, memiliki hutan yang cukup lebat yang menyelimuti hampir seluruh badan Cikuray.
Nah, kalau Anda senang mengabadikan aneka flora, selain ada beberapa jenis pohon besar, termasuk pohon Cantigi juga ada beberapa jamur hutan.
TravelPlus sewaktu turun berhasil menemukan dan mengabadikan salah satu jenis jamur hutan berwarna oranye yang berada di dekat trek japen agak ke tepi jurang.
Sepintas 2 jamur hutan yang tumbuh menempel di sebatang pohon tersebut seperti kulit jeruk. Karena tak tahu nama dan jenis jamur tersebut, TravelPlus menyebutnya jamur jeruk sesuai warnanya.
Ketujuh, memiliki pesona sunset dan sunrise dari atapnya.
Di puncak Gunung Cikuray, bila cuacanya bersahabat (cerah) terutama di luar musim hujan, kemungkinan besar Anda bakal disuguhkan pesona matahari terbit (selepas Subuh) dan matahari terbenam (sunset) menjelang Maghrib.
Daya tarik kedelapan, punya pesona hutan berkabut tebal yang menghadirkan nuansa artistik, romantis sekaligus mistis. Kalau Anda ingin mendapatkan atmosfer seperti itu, sebaiknya Anda mendaki Cikuray pada musik penghujan seperti saat ini.
Buktinya, ketika TravelPlus nanjak Cikuray diujung tahun, tepatnya mulai Sabtu (31/12/2022) pagi dari pos Pemancar sampai sore di lokasi nge-camp di pos 6, lalu summit atack Minggu (1/1/2023) pagi dan turun dari puncaknya, senantiasa mendapatkan nuansa hutan yang diselimuti kabut dan diselingi rintik hujan.
Terakhir atau daya tarik kesembilan, kondisi trek japennya terbilang cukup bersih dari sampah pendaki jika dibandingkan dengan gunung-gunung populer yang ada di Jawa Barat maupun di provinsi lain sehingga terlihat lebih asri.
Kondisi tersebut bisa disebabkan dua faktor, pertama jumlah pendaki yang datang beberapa tahun belakangan ini tidak terlalu banyak sehingga sampah sisa logistik pendakinya boleh dibilang minim.
Faktor kedua, boleh jadi para pendaki yang nanjak Cikuray via Pemancar belakangan ini memiliki tingkat kesadaran ramah lingkungan yang semakin baik, yakni mereka mau membawa turun kembali sampah logistik masing-masing terutama sampah kemasan plastik seperti bungkus makanan/camilan, botol minuman air mineral, kantong kresek, jas hujan dan lainnya.
Itulah beberapa ragam daya tarik Gunung Cikuray yang TravelPlus temukan dari hasil pendakian langsung ditambah data dari berbagai sumber.
Intinya sekalipun nama Gunung Cikuray kalah populer dengan gunung lain yang ada di Jawa Barat seperti Gunung Gede-Pangrango, Ciremai, dan Papandayan, namun ragam daya tariknya tak kalah menariknya bahkan punya keistimewaan tersendiri.
Nah, kalau Anda memang pendaki dan atau tertarik ingin menggapai atap Cikuray? Tak ada cara lain selain meluangkan waktu untuk mendakinya via Pemancar bersama teman-teman sefrekuensi, tahun ini.
Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & @travelplusindonesia
0 komentar:
Posting Komentar