Tanjung Puting Eksis Jadi Idola Wisman, Ini Faktor dan Faktanya
Berdasarkan pengamatan TravelPlus Indonesia dan data dari berbagai sumber termasuk dari medsos Balai TN Tanjung Puting, ada sekurangnya 5 faktor penguat yang membuat TN yang berada di Kalimantan Tengah (Kalteng), tepatnya di Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringan Barat serta Kecamatan Hanau, Danau Sembuluh, dan Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan ini tetap diminati wisman.
Faktor penguat pertama, mempunyai beberapa site yang sudah mendunia sejak lama, yakni Tanjung Harapan, Pondok Tanggui, dan Camp Leakey.
Site Tanjung Harapan yang berjarak belasan kilometer dari muara Sungai Sekonyer dapat ditempuh wisatawan dengan naik kapal kayu lokal yang disebut klotok.
Selanjutnya kembali naik klotok ke site kedua Pondok Tanggui. Baru kemudian menuju Camp Leakey yang merupakan pusat penelitian Orangutan tertua di TN Tanjung Puting yang sampai saat ini menjadi daya tarik andalan.
Untuk menuju Camp Leakey, klotok harus melalui Sungai Sekonyer Kanan, yaitu anak Sungai Sekonyer yang lebarnya lebih kecil daripada induknya.
Setibanya di dermaga Camp Leakey, wisatawan lanjut berjalan kaki di atas papan kayu sejauh ratusan meter untuk mencapai pusat Camp Leakey.
Kedua, memiliki beberapa julukan atau predikat yang membuat TN satu ini "sexy" (baca: menarik) di mata wisman termasuk wisnus, yakni "Amazon"-nya Indonesia karena kondisi sungai dan hutannya dianggap seperti Amazon.
Ada juga yang berpendapat menyusuri TN Tanjung Puting dengan klotok seperti dalam film Anaconda. Sedangkan sungainya terutama Sungai Sekonyer Kanan yang berwarna hitam mendapat julukan The Black River ada juga yang menyebut sungainya berair Cola-cola.
Faktor penguat ketiga, punya aktivitas wisata yang menarik, punya muatan konservasi alam sekaligus menantang, antara lain menyusuri sungainya ke pedalaman dengan kapal klotok. Paket trip-nya biasanya berdurasi selama 3 hari 2 malam.
Klotok merupakan kapal kayu yang dirancang sedemikian rupa untuk membawa wisatawan ke jantung TN Tanjung Puting, menyusuri Sungai Sekonyer yang berkelok-kelok di antara kelebatan hutan sampai bertemu orangutan dan satwa liar lainnya.
Selain mengamati dan melihat orangutan makan siang di area feeding yang menjadi aktivitas wisata andalan, wisatawan juga bisa mengamati kehidupan satwa liar lain seperti bekantan dan masih banyak lagi.
Keempat, kemudahan reservasi tiket/karcis masuk kawasan secara online atau e-ticketing sesuai dengan kuota yang telah ditetapkan dan e-SIMAKSI untuk permohonan izin masuk kawasan bagi para akademis/peneliti secara online.
Apalagi sistem online tersebut juga tersedia dalam basis mobile application - Android OS bernama SITANPAN yang bisa diunduh di Google Play Store.
Tak cuma itu, Balai TN Tanjung Puting pun menyediakan tiket go show atau beli tiket di tempat pada hari keberangkatan. Tiket ini khusus untuk kunjungan ke camp Tanjung Harapan dengan kuota 40 tiket per hari.
Adapun prosedur pembelian tiket go show ke camp Tanjung Harapan antara lain setiap pengunjung harus membawa kartu identitas diri dan kartu vaksin, melakukan registrasi dan pembayaran di loket karcis Balai TN. Tanjung Puting di Kumai, tiket hanya berlaku di hari pembelian dan keberangkatan yang sama, serta pelayanan registrasi mulai pukul 08.00-12.00 WIB.
Harga tiket masuk TN Tanjung Puting untuk WNI/wisnus saat weekday (Senin hingga Jumat) sebesar Rp 5.000 per orang, kalau akhir pekan dan hari libur Rp 7.500 per orang. Sedangkan untuk WNA/wisman sebesar Rp 150.000 per orang (weekday), akhir pekan dan hari libur Rp 225.000 per orang.
Terakhir atau faktor penguat kelima, aksesibilitasnya terbilang mudah. Pengunjung dari Jakarta, Surabaya, Semarang, dan kota lainnya sudah ada penerbangan langsung ke Bandara Iskandar di Pangkalan Bun. Lalu dilanjutkan dengan men-carter mobil ke Pelabuhan Kumai. Selanjutnya menyewa kapal klotok untuk menjangkau beberapa site di TN Tanjung Puting.
Lalu apa faktanya kalau wisman masih mengidolakan TN yang pada awalnya merupakan cagar alam dan suaka margasatwa yang ditetapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1937 selanjutnya berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 687/Kpts-II/1996 tanggal 25 Oktober 1996 ditunjuk sebagai Taman Nasional dengan luas seluruhnya 415.040 ha ini? Ya berdasarkan data kunjungan wisman sepanjang 2022.
Pihak balai TN Tanjung Puting lewat akun Instagram-nya menjelaskan pada tahun 2022, total jumlah pengunjung Taman Nasional Tanjung Puting mencapai 25.323 orang.
Pengunjung terbanyak masih didominasi oleh wisman sebanyak 18.677 orang. Sedangkan pengunjung wisatawan nusantara (wisnus) berjumlah 6.646 orang.
Wisman asal Spanyol masih menjadi negara teratas yang berkunjung di TN Tanjung Puting dari 43 negara yang tercatat mengunjungi Taman Nasional Tanjung Puting selama tahun lalu, yakni sebanyak 7.198 orang. Sedangkan negara Indonesia menduduki posisi kedua 6.624 orang.
Urutan wisman terbanyak ke-3 sampai ke-10 ditempati Jerman sebanyak 1.921 orang, Amerika Serikat (1.864), Inggris (1.069), Perancis (1.064), Belanda (945), Australia (591), Italia (512), dan wisman dari Polandia sebanyak 325 orang.
Jumlah wisatawan yang healing ke TN Tanjung Puting sepanjang tahun 2022, terdata yang berusia tertinggi pada rentang 30-39 tahun sebanyak 8.874 orang. Berdasarkan jenis kelamin, didominasi wisatawan pria sebanyak 50,6 % sedangkan wisatawan perempuan sebesar 49,6 %.
Dijelaskan pula, puncak pengunjung terbanyak terjadi pada bulan Agustus, sebanyak 5.071 orang. Pemicunya, karena pada bulan tersebut merupakan liburan musim panas bagi wisman khususnya dari Eropa.
Adapun site yang paling banyak yang dikunjungi oleh wisatawan baik mancanegara maupun nusantara adalah site Camp Leakey.
Sebelum Pandemi
Kunjungan wisman ke TN Tanjung Puting sebelum pandemi Covid-19 juga selalu lebih tinggi daripada wisnus.
Faktanya di website menlhk.go.id tercatat angka tahun 2018 menunjukan jumlah wismannya mencapai 18.834 orang, lebih tinggi dari wisnus yang hanya 10.449 orang. Dari kunjungan ini TN Tanjung Puting dapat menyumbangkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) kepada negara sebesar 7,77 milyar pada tahun 2018.
Berdasarkan sederet faktor dan fakta di atas, membuktikan kalau TN Tanjung Puting yang sempat ditutup beberapa bulan akibat pandemi, dan setelah dibuka kembali dengan prokes sesuai anjuran pemerintah, ternyata tetap eksis jadi idola wisman.
Semoga keeksistensiannya dapat dipertahankan dengan tetap mengedepankan wisata alam yang pro konservasi, berkelanjutan atau ramah lingkungan.
Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & @travelplusindonesia
0 komentar:
Posting Komentar