. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 28 Juli 2022

Tiga Pendaki Jepang Gapai Atapnya Jabar, Ini Buktinya


Ada pemandangan berbeda di puncak Gunung Ciremai, baru-baru ini. Di atap tertingginya Jawa Barat (Jabar) itu, terlihat tiga pendaki laki-laki asal Jepang.

Kehadiran ketiga pendaki pria dewasa dari negeri sakura itu, membuat atmosfer puncak berketinggian 3.078 meter di atas permukaan laut (Mdpl) jelang akhir Juli ini, terasa lebih berwarna dan bercerita.

Dibilang lebih berwarna karena keberadaan ketiga pendaki itu menambah panjang daftar asal domisili pendaki yang berhasil menggapai atapnya tatar (tanah) Sunda dari negara lain atau dengan kata lain pendaki asing atau mancanegara. 

Selama ini pendaki yang nanjak gunung berkawah luas dan dalam ini didominasi pendaki lokal atau dalam negeri yang datang dari berbagai daerah.

TravelPlus Indonesia mencatat pendaki WNI yang berada di puncak itu datang dari Jakarta, Bandung, Cimahi, Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan, dan Bengkulu usai bersilaturahmi (berkenalan mulai dari awal pendakian).

Dikatakan lebih bercerita karena kehadiran tiga pendaki dari negara berjuluk Matahari Terbit (Nippon atau Nihon) itu membuahkan catatan membanggakan tersendiri bagi Gunung Ciremai. Catatan itu adalah gunung berstatus taman nasional ini ternyata diminati pendaki mancanegara selain pendaki nusantara.

Awal cerita TravelPlus tahu kalau ketiga pendaki itu berasal dari Jepang, setelah melihat penampilan mereka, baik secara postur tubuh, bentuk wajah apalagi mata yang memang khas pria Jepang. Terlebih setelah mendengar mereka saling bicara dalam Bahasa Jepang.

Untuk lebih meyakinkan apakah ketiganya  benar-benar dari Jepang, TravelPlus sempat bertanya kepada salah satu porter yang mendampingi mereka saat berada di awal pendakian tepatnya di Basecamp Berod sebelum memulai pendakian menuju pos 1 (Arban). Dan menurut penuturan porter lokal dari Majalengka, ketiga pendaki pria itu memang benar berasal dari Jepang.

Sewaktu TravelPlus tiba di puncak gunung berjenis stratovolcano atau gunung berapi kerucut ini, ketiga pendaki Jepang itu tengah bersantai sambil duduk-duduk di batu dekat dengan batas kawah.

Mereka tiba lebih cepat di puncak lantaran mulai summit attack dari pos 5, jauh sebelum masuk waktu subuh.  

Pos 5 atau disebut Sanghyang Rangkah yang berada di ketinggian sekitar 2.540 Mdpl  merupakan tempat nge-camp atau bermalam bagi para pendaki yang nanjak Ciremai via jalur pendakian (japen) Desa Apuy, Kabupaten Majalengka, Jabar.

Keesokan paginya, biasanya sebelum subuh, para pendaki melakukan summits attack menuju pos 6 (Goa Walet) sampai puncak.

Di pos 5 yang juga memiliki pondok rumah tak berdinding seperti di pos 1 itu, biasanya pendaki bermalam dengan mendirikan tenda pada sore hari, usai melakukan pendakian yang dilakukan mulai sekitar pukul 8 pagi dari basecamp Berod. 

Basecamp Berod juga merangkap pusat informasi dan registrasi bagi setiap pendaki yang ingin menggapai puncak Ciremai via Apuy.

Ahad pagi itu, setelah seluruh wajah puncak Ciremai nampak jelas diterangi cahaya matahari, sejumlah pendaki langsung mengabadikan kesuksesannya merengkuh puncak dengan berfoto narsis baik sendiri-sendiri, berdua ataupun bersama-sama dengan rekan sekomunitas.


Ada sekurangnya 2 spot foto yang paling diincar pendaki di puncak Ciremai. Pertama, spot tiang kayu berbendera Merah Putih dengan papan kayu berwarna oranye bertuliskan MT. Ciremai 3078 Mdpl. Spot itu berlatar pemandangan lautan awan putih pagi itu.

Berikutnya spot tiang kayu dengan papan segi empat berwarna oranye dengan tulisan "Top Ciremai Jalur Pendakian Apuy" berwarna putih. Spot tersebut berlatar kawah Ciremai yang masih aktif dan mengeluarkan asap berbau belerang.

Ketiga pendaki Jepang juga terlihat berfoto di kedua spot tersebut. "Terimakasih", ucap ketiganya setelah diabadikan oleh porter lokal. 

Beberapa pendaki nusantara yang baru tahu kalau ada tiga pendaki Jepang di puncak Ciremai, tak lupa meminta foto bareng dengan ketiganya, salah satunya Catur pendaki lawas asal Kota Cimahi yang melakukan solo hiking ke Ciremai.

TravelPlus sempat mengabadikan (memotret dan merekam) ketika tiga pendaki Jepang itu berfoto di salah satu spot tersebut.

Pendaki Mancanegara
Melihat pendaki Jepang di puncak Ciremai, seketika TravelPlus teringat dengan 4 pendakian lawas yakni ke puncak Gunung Kelimutu di Flores, NTT naik turun lewat Desa Moni dan ke puncak Gunung Merapi, Jawa Tengah naik turun lewat japen Selo. Kedua pendakian itu TravelPlus lakukan sekitar tahun 90-an. 

Dua lagi, pendakian ke Gunung Anak Krakatau yang berada di Selat Sunda, tepatnya di perairan yang masuk wilayah Kabupaten Lampung Selatan, Lampung  dan ke puncak Gunung Gede, Jawa Barat lewat japen Gunung Putri turun Cibodas atau dengan kata lain melintas. Keduanya TravelPlus lakukan pada tahun 2000-an awal.

Sewaktu mendaki sendirian (solo hiking) ke Gunung Kelimutu yang dari puncaknya dapat melihat Danau Tiga Warna, TravelPlus bertemu dengan seorang pria petualang sekaligus pendaki dari Jepang. Waktu itu sempat meminta tolong sama pendaki itu untuk mengabadikan TravelPlus dengan Nikon FM2 salah satu jenis kamera konvensional (manual) buatan Jepang yang masih menggunakan rol film. 

Ketika mendaki Gunung Merapi juga sendirian, TravelPlus berjumpa dengan dua pendaki laki dan perempuan asal Eropa (lupa asal negaranya).  

Begitupun saat ke Gunung Anak Krakatau, bertemu dengan seorang pendaki pria dewasa asal Eropa bersama seorang putranya yang masih remaja. Sedangkan sewaktu ke Gunung Gede, TravelPlus melakukan pendakian bersama para pendaki dari 6 negara antara lain Indonesia, Australia, dan Inggris.


Mendaki gunung di Tanah Air bertemu dengan pendaki asing, rasanya ada kesenangan tersendiri. 

Senangnya karena ternyata ada banyak gunung di Indonesia yang juga diminati pendaki mancanegara selain Puncak Jaya  (Gunung Puncak Carstenz Pyramid) di Papua yang merupakan gunung tertinggi di Indonesia, Gunung Leuser di Aceh, Gunung Agung dan Batur di Bali, Gunung Rinjani di Lombok NTB, serta Gunung Bromo dan Semeru di Jawa Timur.

Lewat tulisan ini, TravelPlus berharap ketiga pendaki Jepang yang sukses mendaki puncak Ciremai via Apuy itu mendapat pengalaman yang menyenangkan serta kesan yang positif, kemudian mereka mau mengabarkan semua kenangan baiknya itu kepada pendaki-pendaki gunung lain atau peminat wisata minat khusus bermuatan petualangan di negaranya sehingga semakin banyak pendaki Jepang yang tertarik datang menggapai atapnya Jabar.

Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & @travelplusindonesia




0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP