. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Sabtu, 30 Juli 2022

Tahun Baru Islam 1444 H, Momentum Jadi Pendaki Gunung yang Lebih Berfaedah


Tahun Baru Islam atau Tahun Baru Hijriah yang diperingati setiap 1 Muharram, juga bisa dijadikan momentum untuk hijrah atau merubah sikap, tingkah laku, dan sebagainya hingga menjadi pendaki gunung yang lebih berfaedah.

Lebih berfaedah yang TravelPlus Indonesia maksud disini adalah pendakian gunung yang dilakukan bukan hanya bertujuan ingin mencapai puncaknya, foto-foto lalu dipamerkan di ragam medsos termasuk di WAG agar dapat tanda jempol atau komentar sanjungan/pujian dan bukan semata untuk menambah perbendaharaan jumlah gunung/jalur pendakian (japen).

Bukan pula sekadar untuk kesenangan diri sendiri/penyaluran hobi, dan atau semata mendapatkan keuntungan finansial, melainkan punya kontribusi terhadap sekurangnya 4 hal yakni keberadaan sarana prasarana (sarpras), kelestarian spot alamnya, ketenangan lingkungan/kehidupan masyarakat sekitar, dan tanggungjawabnya sebagai muslim.

Hal pertama menyangkut sarpras di gunung di antaranya pusat informasi yang biasanya merangkap kantor pengelola gunung tersebut, MCK, musala, pos/shelter, tanda/rambu petunjuk, lokasi basecamp atau tempat berkemah, dan triangulasi  di puncak.

Di momen spesial Tahun Baru Islam 1444 Hijriah ini, sebagai pendaki terlebih yang muslim berjanji tidak akan lagi melakukan hal-hal yang bikin sarpras tersebut kotor, penuh corat-coretan, terkesan kumuh, dan lainnya yang jelas-jelas bikin tak sedap dipandang mata.

Dengan kata lain di momen spesial Tahun Baru Islam 1444 Hijriah ini, bersungguh-sungguh berniat menjaga semua itu agar terpelihara dengan baik, termasuk dalam menggunakan air, lampu penerang/listrik dengan bijak, artinya tidak berlebihan/boros sehingga pendaki berikutnya masih bisa memanfaatkannya.

Hal kedua terkait spot alam di gunung antara lain bermacam tipe hutan beserta isinya (beragam flora dan fauna), jalur pendakian (japen) yang dilalui, sabana, bebatuan beragam bentuk, lereng, lembah, perbukitan, gua, dan sumber air baik itu mata air/telaga/danau/air terjun dan aliran sungai.


Di momen spesial Tahun Baru Islam 1444 Hijriah ini, sejatinya sebagai pendaki khususnya yang muslim berjanji untuk tidak lagi membuang sampah logistik di gunung, terlebih yang berbahan tak ramah lingkungan seperti plastik, stereo foam, dan lainnya; tidak lagi melakukan aksi penebangan pohon atau pengambilan tanaman/bunga yang tumbuh apapun jenisnya; dan tidak melakukan aksi vandalisme (corat-coret, menguliti/menggores/melukai batang pohon/bebatuan, dll).

Dengan kata lain, di momen spesial Tahun Baru Islam 1444 Hijriah ini, berniat bulat untuk selalu membawa turun kembali minimal sampah logistik sendiri setiap melakukan pendakian baik itu di gunung yang berada di kawasan konservasi atau berstatus taman nasional (TN)/taman wisata alam (TWA) maupun yang non konservasi sekalipun sampah logistik itu cuma bungkus permen, bungkus aneka minuman sachet-an, dan lainnya. 

Sampah-sampah itu lalu dikumpulkan di tempat penampungan sampah yang sudah disediakan pengelola di basecamp awal.

Andai tahun ini mampu berkontribusi melakukan aksi konservasi yang lebih, misalnya turut melakukan aksi menanam pohon, tentu itu lebih bagus lagi.

Bukankah menanam pohon merupakan hal yang sangat dianjurkan karena bukan semata menikmati hasilnya, para penanam pohon adalah para penyedekah dengan pahala yang mengalir, sadar atau tidak. Hal itu sebagaimana tercantum dalam hadis riwayat Muslim dari Ibnu Numair yang artinya :

“Rasulullah saw, bersabda, “Seorang muslim tidak menanam tanaman kecuali apa yang dimakan dari tanaman itu menjadi sedekah baginya. Apa yang dicuri dari tanaman itu menjadi sedekah baginya. Apa yang dimakan binatang buas menjadi sedekah baginya. Apa yang dimakan burung menjadi sedekah baginya. Dan tidaklah orang lain mengambil manfaat (dari pohon itu) kecuali menjadi sedekah bagi (penanam)nya...”.

Selain itu, di tahun baru Islam ini juga berjanji tidak akan mencemari bermacam sumber mata air yang ada di gunung, misalnya tidak buang air besar dan kecil di jalan, di sumber air, tempat pertemuan air, pinggiran sungai, di air yang tidak mengalir, di liang-liang tanah tempat hewan tinggal, di tempat berteduh, dan di bawah pohon yang berbuah.

Bukankah dalam Hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra menyebutkan: “Janganlah seseorang dari kalian kencing di dalam air yang diam, yang tidak mengalir, kemudian mandi darinya".


Hal ketiga yang TravelPlus maksud masyarakat sekitar adalah warga yang menetap di dusun atau kampung terakhir di kaki gunung tersebut. 

Di momen spesial Tahun Baru Islam 1444 Hijriah ini, sebagai pendaki muslim sebaiknya juga berjanji untuk tidak melakukan kegiatan yang membuat kebisingan yang berlebihan sampai mengusik ketenangan warga setempat, termasuk penghuni hutan di sekitar japen gunung tersebut.

Dengan kata lain di momen spesial Tahun Baru Islam 1444 Hijriah ini, antara lain tidak lagi menyetel musik/lagu terlampau keras dan tidak melakukan keributan apalagi keonaran. 

Tak cuma itu, juga berjanji menjaga tingkah laku dalam bersilaturahmi/berkomunikasi baik dengan rekan sependakian, kekasih atau bahkan dengan istri/suami sendiri, serta tidak mengenakan pakaian yang kurang sopan/terlalu terbuka/fulgar.

Satu hal lagi terkait tanggungjawab sebagai pendaki muslim, adalah alangkah baiknya menjadikan Tahun Baru Islam 1444 Hijriah ini sebagian momentum untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencinta, Allah SWT dengan cara antara lain  menunaikan salat 5 waktu tepat waktu sekalipun saat melakukan pendakian (nanjak dan turun).

Dengan kata lain, di momen spesial Tahun Baru Islam 1444 Hijriah ini berjanji untuk tidak lagi menunda-nunda apalagi meninggalkan salat wajib 5 waktu selama melakukan pendakian.

Sebaliknya, justru berniat kuat untuk taat menunaikan kewajiban tersebut secara berjamaah baik di musala yang ada di basecamp awal, saat melakukan pendakian di pos pendakian, pos bayangan maupun di spot alam yang ada di gunung tersebut serta saat turun gunung dari puncak ke basecamp awal.

Bila keempat hal itu diindahkan, Insya Allah pendakian gunung yang dilakukan jauh lebih bermanfaat, dengan kata lain bisa berubah menjadi pendaki gunung yang lebih berfaedah bukan cuma buat diri sendiri pun untuk kelestarian alam dan ketenangan bahkan kesejahteraan para penghuninya. 

Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & @travelplusindonesia

Lokasi foto: pendakian Gunung Ciremai via Apuy


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP