. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Sabtu, 26 Maret 2022

23 Kali Meletus dalam 2 Hari, Nama Gunung Anak Krakatau Kembali Melangit


Nama Gunung Anak Krakatau kembali melangit karena tersiar di ragam media lantaran meletus lagi. Tidak tanggung-tanggung, selama 2 hari kemarin,  gunungapi super aktif yang berada di Selat Sunda ini meletus sebanyak 23 kali.

Geliat Gunung Anak Krakatau sepanjang Jumat (25/3/2022) berdasarkan laporan harian aktivitas gunungapi Anak Krakatau dari pos pemantau Pusat Vulkanologi yang kemudian diunggah oleh admin akun resmi Instagram (IG) KPHK Krakatau, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Lampung, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) @krakatau_ca_cal, tercatat terjadi 19 kali letusan dengan amplitudo 42-60 mm dan durasi selama 17-342 detik.

"Kemudian terjadi 14 kali hembusan dengan amplitudo 7-45 mm dan durasi selama 12-151 detik," tulis adminnya.

Selain itu terjadi pula aktivitas berupa tremor harmonik, tornillo, dan low frekuensi.

"Berdasarkan tingkat keaktifannya gunung Anak Krakatau saat ini berada pada level II (waspada)," tambah adminnya.

Pada pagi hari itu, tepatnya pukul 07.30 WIB, tim pengamanan Cagar Alam dan Cagar Alam Laut Kepulauan Krakatau kembali melakukan pemantauan kawasan. Namun karena kondisi Anak Krakatau yang sedang aktif, tim hanya dapat melakukannya pada jarak aman.

Dilaporkan kondisi pada Jumat pagi itu, Anak Krakatau masih mengeluarkan abu vulkanik dari puncak kawah yang mengarah ke Timur. Kondisi angin sepoi-sepoi dari arah barat dan ombak laut cukup tenang.

"Tidak terpantau adanya aktivitas yang diduga dapat merusak keutuhan kawasan, sehingga kondisinya aman dan terkendali," terang adminnya di bawah satu video yang diunggah.

Sehari sebelumnya, Kamis (24/3/2022), admin IG yang sama juga mengunggah satu foto BKSDA Bengkulu dengan captions berupa data dari Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (KESDM), Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Pos Pengamatan Gunungapi Anak Krakatau.

Disebutkan dalam keterangan itu bahwa pada rentang pukul 00:00-24:00 WIB terjadi letusan 4 kali dengan durasi 24.8-200 detik.

Tercatat pula hembusan 5 kali dengan durasi 17-98 detik, tremor harmonik 5 kali dengan durasi 40-1419 detik, dan low frekuensi 15 kali dengan durasi 5-18 detik.

Selain itu terjadi vulkanik dangkal 9 kali dengan durasi 5-20 detik, vulkanik dalam 11 kali dengan durasi 13-23 detik, dan tremor menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 0.5-40 mm (dominan 20 mm).

Pada hari itu, tim pengamanan Cagar Alam dan Cagar Alam Laut Kepulauan Krakatau melaporkan sejak pagi hingga sore Anak Krakatau terpantau masih terus mengeluarkan abu vulkanik.

"Cuaca cerah, angin sepoi-sepoi dan ombak laut cukup tenang," tulis adminnya di bawah satu video terkini Anak Krakatau dari Pulau Sebesi yang berjarak sekitar 10 Km pada Kamis, 24 Maret 2022, pukul 16.30 WIB.

Jadi total letusan Anak Krakatau selama dua hari itu sebanyak 23 kali. Oleh karena itu ragam media ramai mengabarkannya sehingga membuat nama Anak Krakatau kembali melangit.

Sebulan sebelumnya, tepatnya (6/2/2022) dari rentang 00:00-24:00 WIB tercatat Anak Krakatau 7 kali meletus dengan tinggi 500-1500 m dan warna asap kelabu berdasarkan data KESDM, Badan Geologi, PVMBG, Pos Pengamatan Gunungapi Anak Krakatau yang diunggah admin @krakatau_ca_cal, sehari kemudian.


Kian Berdaya Tarik
Selain mengangkasa namanya, gara-gara meletus 23 kali selama 2 hari membuat daya tarik Anak Krakatau pun semakin menguat.

Daya tariknya antara lain Anak Krakatau berstatus gunungapi terendah di Indonesia dengan ketinggian 155 meter di atas permukaan laut (Mdpl) berdasarkan data dari PVMBG, KESDM tahun lalu.

Letaknya pun menarik, di laut tepatnya di perairan Selat Sunda, dan dapat dijangkau dari 2 provinsi terdekat, Lampung dan Banten. Namun secara administratif, berada di wilayah perairan Kabupaten Lampung Selatan, Lampung.

Daya tarik lainnya, pasca-erupsi tahun 2018, berdasarkan hasil pemetaan udara, terpantau ada rawa di bagian tenggara Pulau Rakata. Luas rawa tersebut diperkirakan sekitar 413 meter persegi.

Informasi tersebut diunggah akun IG @krakatau_ca_cal  September tahun lalu.

Daya tarik lainnya, Anak Krakatau menjadi salah satu dari sedikit gunung yang pendakiannya dimulai dari pantai alias dari titik nol Mdpl.

Sebelum meletus 2018 hingga merubah bentuk dan ketinggiannya, TravelPlus Indonesia pernah beberapa kali mengunjunginya.

Saking kagumnya dengan pesona Anak Krakatau waktu itu, TravelPlus sampai membuat sejumlah tulisan dan beberapa lagu, salah satunya lagu berjudul "Nol Mdpl". Begini liriknya:

"Sudah sekian lama
Tak lagi jalan bersama
Masuki kampung
Menebus hutan
Mendaki gunung

Kini tiba saatnya
Ulangi kisah nan silam
Seberangi selat
Menapaki puncak
Yang kian menjulang dari nol Mdpl

Diantara deburan ombak
Diantara sepoi angin laut
Di pantai Gunung Anak Krakatau
Ku tunggu hadirmu

Apalah artinya
Mendaki lagi tanpamu
Meskipun riuh
Walaupun gaduh
Tetap meraja sunyi
Dibalut rindu

Diantara deburan ombak
Diantara sepoi angin laut
Di pantai Gunung Anak Krakatau
Ku tunggu hadirmu (2x)
Ku tunggu hadirmu...".

Naskah: Adji TravelPlus @adjitropis & tim @travelplusindonesia

Captions:
1. Anak Krakatau 19 kali meletus  Jumat (25/3/2022) dan sehari sebelumnya 4 kali meletus Kamis (24/3/2022) serta kondisi sebelum erupsi. (Foto & tangkapan layar video: @krakatau_ca_cal & BKSDA Bengkulu)

2. Bentuk Anak Krakatau sebelum erupsi 2018 (amatan TravelPlus) dan setelah erupsi ketinggiannya tinggal 155 Mdpl (2021) serta muncul rawa di bagian tenggara Pulau Rakata hasil pantauan petugas juga pada 2021. (Foto: @adjitropis, @pvmbg_ & @krakatau_ca_cal)


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP