Di Alas Purwo Tujuh Jenis Wisata Ini Bisa Anda Lakukan, Nomor Tiga Perlu Keahlian Khusus
Berkunjung ke kawasan konservasi berstatus taman nasional punya banyak kelebihan. Selain asyik untuk forest healing lantaran kondisi alam dan udaranya relatif masih sangat bersih, pun bisa melakukan beragam aktivitas wisata yang disuka. Contohnya di Alas Purwo.
Di kawasan konservasi berstatus taman nasional yang berada di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur ini ada sekurangnya 7 jenis wisata yang bisa dilakukan pengunjung. Namun untuk nomor tiga, Anda harus punya keahlian khusus.
Pertama, ekowisata. Ada beberapa akitivitas ekowisata yang bisa Anda lakukan di Alas Purwo seperti mengamati bermacam satwa liar, bird watching, melepas tukik, dan menanam mangrove serta mencari kerang.
Lokasi favorit untuk melakukan pengamatan beberapa satwa liar yang menghuni Alas Purwo adalah di padang rumput atau savana Sadengan. Jenis satwanya antara lain merak hijau, rusa, banteng, ayam hutan, dan elang.
Tempat yang paling leluasa melakukan pengamatan satwa liar di savana tersebut, dari pos pemantauan satwa setempat.
Waktu yang disarankan melihat merak hijau (Pavo muticus) jantan yang mempunyai ekor sangat cantik menari-nari menarik si merak hijau betina untuk kawin di Sadengan sekitar bulan Juni - September.
Lokasi lain melihat induk merak beserta anaknya adalah di landasan pacu di Jatipapak. Landasan ini digunakan untuk pesawat petugas taman nasional melakukan patroli keamanan kawasan lewat udara.
Selain merak, di sekitar landasan tersebut juga sering terlihat satwa liar lainnya yang asyik merumput atau mencari makan.
Hutan Alas Purwo juga menjadi habitat macan tutul (Panthera pardus) yang merupakan hewan nokturnal atau lebih banyak menjelajah atau mencari mangsa pada malam hari.
Kalau Anda ingin tahu lebih jauh tentang penyu mulai dari siklus hidupnya sampai cara penetasan semi alami, bisa ke Ngagelan. Di sana, Anda juga bisa ikut melepas tukik, antara lain jenis penyu hijau dan penyu lekang.
Bila mau ikut menanam mangrove, melihat nelayan menjaring ikan dari perahu jukung, dan mencari kerang bisa berkunjung ke
Hutan Mangrove Bedul yang berada di sepanjang Sungai Segoro Anak.
Di sana Anda bisa ikut paket Ekowisata Mangrove Bedul dengan bermacam kegiatan berkonsep ramah lingkungan seperti mengenal jenis dan manfaat pohon mangrove, bermain kano, memancing, naik perahu ke dalam hutan mangrove, dan makan makanan khas mangrove Bedul di atas perahu.
Alas Purwo juga menjadi lokasi menarik untuk pengamatan aneka burung atau bird watching. Jenis burungnya antara lain
sriwang asia, kehicap ranting, paok pancawarna, dan elang.
Sriwang Asia (Terpsiphone paradisi) adalah
burung kecil yang mendapat julukan Burung Tali Pocong lantaran warnanya yang putih coklat dan terbang cukup cepat sehingga sekejap mata terlihat seperti tali putih yang terbang.
Selain itu ada bermacam jenis burung air. Lokasi terbaik untuk mengamatinya antara lain di Teluk Pang-pang dan Bedul, mengingat di sana ada hutan bakau yang menjadi tempat hidup dan bertelurnya ikan, udang, kerang, dan lainnya.
Kedua, wisata budaya. Kawasan hutan konservasi TN Alas Purwo tidak hanya menyimpan keanekaragaman hayati dan ekosistem saja, namun kekayaan budaya dan kearifan lokal juga.
Kegiatan yang bisa Anda lakukan antara lain melihat Upacara Hari Suci Pagerwesi dan Upacara Adat Petik Laut Muncar.
Upacara Pagerwesi adalah upacara keagamaan Umat Hindu yang diadakan setiap 210 hari dimana hari tersebut jatuh pada hari Rabu. Pada hari tersebut Umat Hindu di sekitar Kawasan TN Alas Purwo, Banyuwangi bahkan Bali berdatangan untuk melakukan Ibadah Pagerwesi.
Lokasinya di Situs Kawitan, Pura Luhur Giri Salaka, dan Resort Rowobendo.
Sementara itu Upacara Adat Petik Laut Muncar dilakukan setiap 1 tahun sekali oleh masyarakat Muncar di Perairan Teluk Pangpang dan Makam Gandrung yang ada di Sembulungan, TN Alas Purwo.
Tiap bulan purnama, nelayan Muncar tidak melaut. Jadi Anda bisa melihat para nelayan setempat membersihkan dan memperbaiki Kapal Slerek, kapal khas daerah muncar Banyuwangi di sekitaran Pantai Sembulungan.
Ketiga, wisata olahraga (sport tourism). Aktivitasnya antara lain surfing atau berselancar, fishing (memancing), susur gua (caving), dan susur pantai.
Kalau Anda penggila surfing, Pantai Plengkung atau disebut juga G-Land merupakan pilihan tepat. Plengkung sudah lama menjadi salah satu surganya para peselancar dunia.
Ada beberapa tipe ombak yang bisa dijajal seperti twenty-twenty, tiger track, kong, dan speedy.
Kalau Anda sudah mahir alias surfer profesional ingin surfing di pantai ini, waktu terbaik disarankan datang pada bulan Mei hingga Oktober. Namun kalau bukan peselancar andal, sebaiknya cukup melihat atau mengabadikan aksi para surfer profesional 'menari-nari' di atas ombak Plengkung atau menikmati pemandangan pagi dari Plengkung saat cuaca cerah dapat melihat Gunung Raung, Suket, Pendil, Meranti, dan Merapi Ungup-ungup dari kejauhan.
Kalau tujuan Anda untuk memancing, salah satu spot favorit para nelayan dan penghobi mancing ada di perairan pantai di bawah Gua Bringinan. Gua tersebut menempel pada dinding karst daerah timur Alas Purwo tepatnya di Resort Sembulungan.
Mengingat sebagian besar dataran TN Alas Purwo merupakan kawasan karst yang dulunya adalah dataran di bawah laut yang terangkat akibat aktivitas tektonik bumi, contohnya di bukit/gunung karst di daerah sembulungan, membuat taman nasional satu ini juga memiliki banyak gua.
Beberapa gua yang bisa kunjungi dan memang sejak zaman dahulu sudah sering dijadikan tempat bersemedi, antara lain Gua Istana, Gua Putri, Gua Padepokan, dan Gua Macan.
Selain susur gua, kegiatan sport tourism lainnya yang tak kalah menarik adalah susur pantai di sejumlah pantai yang masuk kawasan TN Alas Purwo, antara lain jalan kaki sekitar 1 km dari Pantai Pancur ke Pantai Parangireng yang punya batu karang berwarna hitam di sekitar pantainya.
Keempat, wisata bahari. Aktivitas wisata yang bisa Anda lakukan bersantai menikmati senja di beberapa pantainya antara lain Pantai Kapal Pecah yang terdapat lampu menara suar, menikmati pemandangan dari Bukit/Gunung Sembulungan, treking di Mangrove Trail Jatipapak hingga ke ujung jembatan, menikmati senja di Dermaga Sembulungan, menikmati pemandangan malam di sekitar kawasan Teluk Banyubiru, menikmati pemandangan pantai Pancur dan sunset-nya dari Bukit Badug.
Tinggalan Sejarah
Kelima, Wisata sejarah. Aktivitas yang dapat Anda lakukan antara lain melihat peninggalan masa perang dunia kedua seperti gua, bungker dan meriam baja buatan Jerman di Pantai Sembulungan serta Situs Makam Gandrung dan Situs Mpu Supo di puncak Bukit Sembulungan.
Selain itu melihat bangkai kapal perang Jepang yang membawa perlengkapan namun karam di perairan Pantai Kapal Pecah pada era masa perang dunia kedua.
Keenam, ber-swafoto. Lokasi menarik untuk bernarsis ria antara lain di gerbang masuk Taman Nasional TN Alas Purwo, jalur/lorong hutan mahoni di Resort Rowobendo setelah gerbang masuk, lorong bambu menuju Gua Istana, dan tentu saja di sejumlah pantainya terlebih jelang matahari tenggelam.
Jenis wisata terakhir atau ketujuh, wisata ekonomi kreatif (ekraf) khususnya kerajinan. Di sana Anda bisa belanja oleh-oleh atau suvenir khas Alas Purwo, tepatnya di Kafetaria Pancur.
Aneka suvenir di sana merupakan hasil karya dari kelompok-kelompok masyarakat dari desa-desa penyangga kawasan TN Alas Purwo.
Nah, supaya aman dan nyaman melakukan semua jenis wisata tersebut, sebaiknya Anda didampingi pemandu lokal ataupun petugas TN, terlebih kegiatan wisata yang berunsur petualangan.
Lewat tulisan ini, TravelPlus Indonesia sekaligus ingin mengucapkan selamat ulang tahun ke-30 buat TN Alas Purwo yang diperingati setiap 26 Februari, semoga keberadaannya baik alam (hutan, pantai, savana, teluk, bukit, gua, dan perairannya berikut beragam flora dan faunanya), budaya masyarakatnya, dan tinggalan sejarahnya tetap terjaga dan lestari sehingga dapat dinikmati generasi-generasi nanti.
Naskah: Adji TravelPlus @adjitropis & tim @travelplusindonesia
Foto: @btn_alaspurwo
0 komentar:
Posting Komentar