. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Sabtu, 26 Februari 2022

Mau Tahu Lebih Jauh Riwayat Tuanku Imam Bonjol? Kunjungi Dua Objek Sejarah Ini Bila ke Pasaman


Kabupaten Pasaman di Sumatera Barat (Sumbar) punya beberapa objek wisata bernilai sejarah yang menarik untuk dikunjungi, dua di antaranya memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan Pahlawan Nasional, Tuanku Imam Bonjol.

Dua objek yang TravelPlus Indonesia maksud itu adalah Museum Tuanku Imam Bonjol dan Benteng Bukit Tajadi. Kedua objek itu berada di Bonjol, salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Pasaman.

Bonjol merupakan tempat kelahiran pahlawan nasional Tuanku Imam Bonjol, tepatnya di Nagari Ganggo Hilia.

Untuk mengenang jasa kepahlawanan Tuanku Imam Bonjol, maka dibangunlah Museum Tuanku Imam Bonjol tepatnya di Jl. Lintas Sumatera, Ganggo Hilia.


Museum berluas bangunan 42 x 16.50 meter persegi yang berada di areal lumayan luas  lebih kurang 2 hektar ini mulai dibangun Oktober 1987 dan selesai tahun 1990.

Baru pada tahun 1998, museum ini resmi diserahkan pengelolaannya dari Pemprov  Sumbar kepada Pemkab Pasaman dibawah naungan Kantor Pariwisata dan Seni Budaya Kabupaten Pasaman.

Di museum tersebut pengunjung bisa melihat bermacam benda peninggalan sejarah terutama alat-alat serta barang yang digunakan Tuanku Imam Bonjol serta beragam benda adat khas Suku Minangkabau.

Salah satu koleksi utama museum ini adalah ukiran alur Perang Padri. Pada ukiran itu, Tuanku Imam Bonjol berwarna emas.

Objek wisata sejarah kedua yang berhubungan erat dengan Tuanku Imam Bonjol adalah Benteng Bukit Takari atau biasa disebut juga dengan Benteng Bonjol.

Sesuai namanya, benteng yang terletak di Tanjung Bungo, Nagari Ganggo Hilia ini merupakan sebuah benteng pertahanan yang digunakan Tuanku Imam Bonjol dan pasukannya untuk melindungi diri dari serangan Belanda dalam Perang Padri.

Benteng yang berada di Bukit Tajadi yang cukup terjal itu memiliki panjang sekitar 1 km dengan ketinggian dari tanah benteng sekitar 400 - 500 meter. Di bagian tengah dan sebagai pemisah benteng, terdapat parit berlebar sekitar 4 meter.

Di depan parit tersebut terdapat ratusan meriam bambu yaitu senjata tradisional yang digunakan untuk menyerang. Di sana pengunjung juga bisa melihat meriam kaliber yang dilengkapi dengan roda kayu.

Keunikan meriam kaliber yang pernah dipakai Tuanku Imam Bonjol tersebut pelurunya adalah batu bukan peluru meriam pada umumnya.

Sebagai pengingat, Tuanku Imam Bonjol yang bernama asli Muhammad Shahab lahir di Bonjol, Pasaman pada 1 Januari 1772 dan wafat dalam pengasingan dan dimakamkan di Lotta, Pineleng, Minahasa, Sulawesi Utara, 6 November 1864.

Ia merupakan seorang ulama yang berjuang melawan Belanda dalam peperangan yang dikenal dengan nama Perang Padri dalam rentang tahun 1803 - 1838 di Bonjol, tepatnya di Benteng Bukit Tajadi.

Bonjol terletak di sekitar Jalan Raya Trans-Sumatra, sekitar 60 Km sebelah Utara Bukittinggi. Setiap bus yang menuju rute antara Medan dan Bukittinggi (atau Padang) pasti melewatinya.

Selain Museum Tuanku Imam Bonjol dan Benteng Bukit Tajadi di Kecamatan Bonjol, masih ada beberapa objek wisata bernilai sejarah lain yang tersebar di beberapa kecamatan lainnya di Pasaman seperti situs prasasti Kubu Sutan di Nagari Lubuk Layang, Kecamatan Rao; Candi Tanjung Medan yang terletak sekitar 100 m dari Jalan Lintas Lubuk Sikaping – Medan; Benteng Van Amerongen di Kecamatan Rao; dan Taman Tugu Perjuangan di pusat kota Lubuk Sikaping.


Jenis Wisata Lain
Apakah Kabupaten Pasaman yang wilayahnya di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Mandailing Natal (Sumut), Timur Kabupaten Rokan Hulu Rokan Hulu (Riau) dan Kabupaten Limapuluh Kota, Selatan Kabupaten Agam, serta Barat dengan Kabupaten Mandailing Natal dan Kabupaten Pasaman Barat ini hanya punya objek-objek wisata sejarah sebagaimana tersebut di atas?

Jawabannya, jelas tidak. Di kabupaten beribukota Lubuk Sikaping ini ada jenis objek wisata lainnya seperti objek wisata  alam dan buatan.

Objek wisata alamnya antara lain Air Terjun Ciracai, Taman Wisata Alam Rimbo Panti, Bukit Teletubbies atau Bukit Tujuah, Bukik Komoyen, Puncak  Tonang, dan Bayang Aia.

Objek wisata buatannya antara lain Monumen Equator Khatulistiwa atau lebih akrab disebut Tugu Khatulistiwa mengingat kabupaten ini berada pada garis tengah bumi. Lokasinya terletak tidak terlalu jauh dari Museum Tuanku Imam Bonjol.

Selepas menyambangi semua objek tersebut, lanjut santai menghabiskan malam di pusat kota Lubuk Sikaping sambil mengabadikan bangunan-bangunan gaya bumi Minang sekaligus berburu kuliner khas Pasaman, antara lain Ikan Bakar, Sayur Gulai Singkong, Bakso Kelapa, Kipang Pulut Bonjol Ita, Sala Lauak, dan Kue Pare.

Jarak  Lubuk Sikaping dengan Padang (ibu kota Sumbar) sekitar 177,8 Km. Dapat ditempuh dalam waktu 4 jam lebih dengan berkendara mobil lewat Jl. Kumpulan - Padang Sawah.

Pengunjung yang menggunakan kendaraan umum, bisa naik mobil travel Kijang Innova atau toyota Avanza jurusan Padang-Pasaman. Paling praktis sewa mobil travel tersebut untuk keliling objek-objek wisatanya.

Mengapa TravelPlus menulis objek wisata sejarah yang ada di Pasaman setelah kemarin mengangkat ragam pesona alam Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar)? 

Karena hari ini, Sabtu (26/2/2022) nama Kabupaten Pasaman terekspos sejumlah media setelah ditemukan sumber air panas yang bercampur lumpur di daerah Jorong Padang Baru, Nagari Ganggo Hilia, Kecamatan Bonjol. 

Sumber air panas tersebut muncul setelah terjadi gempa bumi magnitudo 6,1 pada Jumat (25/2/2022) yang berpusat di Pasbar, salah satu tetangga terdekat Pasaman.

Naskah: Adji TravelPlus @adjitropis & tim @travelplusindonesia
Foto: dok. @museumtuankuimambonjol


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP