Daerahmu Dilanda Bencana? Dua Cara Ini Bisa Bantu Geliatkan Pariwisatanya
Masih banyak orang yang belum melek kalau negara ini termasuk rawan bencana. Masih banyak pula yang belum sadar kalau bencana itu bisa berdampak buruk bagi berbagai sektor, termasuk pariwisata. Masih banyak juga yang tidak tahu bagaimana caranya membantu menggeliatkan pariwisata bila daerahnya tertimpa bencana.
Tiga persoalan tersebut menjadi alasan kenapa TravelPlus Indonesia @adjitropis membuat tulisan ini, terlebih belakangan ini terjadi sederet bencana alam dan insiden di beberapa daerah.
Faktanya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan telah terjadi 68 bencana alam di Indonesia pada pekan pertama awal 2022 atau dalam periode 1 hingga 8 Januari.
Jenis bencana alam yang terjadi akibat faktor hidrometeorologi tersebut antara banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem, kebakaran hutan dan lahan, serta gelombang pasang.
Banjir mendominasi, sebanyak 38 kali dari 68 bencana tersebut. Diurutan terbanyak kedua cuaca ekstrem sebanyak 16 kali, tanah longsor 12 kali, kebakaran hutan dan lahan serta gelombang pasang masing-masing satu kali.
Selanjutnya diujung pekan kedua Januari tahun ini atau Jumat (14/1) sore, giliran Sumur, Pandeglang, Banten diguncang gempa bumi 6.7 SR. Sehari kemudian, gempa bumi bermagnitudo 4,1 terjadi di Bangkalan, Madura, Jatim.
Hujan deras dan angin kencang, bahkan hujan es juga melanda beberapa tempat di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022).
Di awal Februari, tepatnya Kamis (3/2/2022), banjir terjadi di Desa Bakalan Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah atau yang merupakan jalur ke Dieng via pantura.
Sehari kemudian atau hari ini, Jumat (4/2) giliran Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Lampung Selatan, Lampung dikabarkan erupsi.
Catatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, erupsi itu terjadi pada pukul 17.07 WIB dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih kurang lebih 1.157 m di atas permukaan laut.
Info terkini Sabtu (5/2) dari admin @krakatau_ca_cal, berdasarkan pantauan dari desa terdekat yang merupakan penyangga kawasan Cagar Alam dan Cagar Alam Laut Kepulauan Krakatau, Desa Tejang Pulau Sebesi Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan yang berjarak 10 KM dari Gunung Anak Krakatau, terlihat abu pekat hasil erupsi menyelimuti hampir seluruh wilayah Kepulauan Krakatau.
Adminnya juga menjelaskan berdasarkan keterangan masyarakat Pulau Sebesi, kondisinya saat ini masih melakukan aktivitas sehari-hari normal seperti biasa.
"Abu hasil erupsi juga tidak sampai ke desa ini karena angin berhembus ke arah lainnya yaitu ke timur, timur laut dan selatan," pungkas adminnya di bawah unggahan sebuah video dari Tim KPHK Kepulauan Krakatau.
Selain bencana alam, beberapa insiden/kejadian juga terjadi di beberapa daerah antara lain lakalantas truk yang menyeruduk sederet kendaraan di traffic light Muara Rapak, Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (21/1/2022) pagi hingga menelan korban jiwa.
Insiden pohon tumbang pada hari Sabtu, 29 Januari 2022 di Hutan Pinus Tala-Tala, Desa Bonto Manai, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Sulsel yang menewaskan 2 orang dan mengakibatkan 4 orang luka-luka.
Bocah laki-laki 12 tahun dari Bontang diterkam buaya saat berenang di Pantai Pasir Putih, Desa Teluk Singkama, Kecamatan Sangatta Selatan, Kutai Timur, Kalimantan Timur, Minggu (30/1).
Baru-baru ini seorang remaja berusia 15 tahun tewas tenggelam saat berenang di Danau Lido, Cigombong, Kabupaten Bogor, Kamis (3/2).
Itulah sederet ragam bencana alam dan insiden yang terjadi sejak Januari sampai tulisan ini TravelPlus buat, yang masih terkait dengan sektor pariwisata.
Lalu apa saja dua cara yang bisa kita lakukan untuk menggeliatkan sektor pariwisata di daerah yang tertimpa bencana alam/insiden, terlebih itu daerah kita sendiri?
Pertama, jangan diam saja. Lakukan sesuatu segera, misalnya menginformasikan daya tarik wisata yang dimiliki daerah yang tertimpa bencana alam/insiden, apalagi kalau daerah itu adalah daerah Anda sendiri yang memiliki banyak daya tarik wisata atau dengan kata lain pariwisata menjadi andalan PAD Anda.
Caranya dengan membuat konten positif (foto, tulisan, video, dll) misalnya tentang aneka kuliner/kerajinan khas, tempat-tempat untuk berwisata kuliner/belanja oleh-oleh atau sentra kerajinannya, menceritakan objek wisata apa saja dan aktivitas wisata yang masih bisa dilakukan, dan lainnya.
Konten tersebut Anda sebarluaskan via ragam media sosial (medsos) seperti IG, FB/Meta, Twitter, TikTok, YouTube, beragam WAG, dan lainnya secepat mungkin, jangan telat nanti keburu basi.
Tujuan membuat konten tersebut untuk memberi alternatif informasi sekaligus meredam berita bencana alam/insiden yang tersebar di sejumlah media online maupun unggahan di ragam medsos.
Supaya ragam daya tarik wisata daerah Anda tidak tenggelam oleh dominasi bermacam berita atau unggahan tentang bencana tersebut.
Bila Anda tak bisa melakukan hal itu, pilih cara kedua, yaitu minimal tidak ikut-ikutan mem-posting konten seputaran bencana alam/insiden di daerah Anda yang bertaburan di medsos, sekalipun itu fakta.
Cukup berempati dengan mengucapkan turut berduka sekaligus mendoakan agar bencana alam/insiden tersebut tidak menimbulkan kerusakan parah ataupun korban nyawa.
Tak lupa mendoakan agar warga yang tertimpa bencana diberi kekuatan, ketabahan, dan kesabaran. Sekaligus pula mengingatkan bahwa setiap bencana pasti ada hikmahnya, lewat salah satu akun medsos Anda.
Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & tim @travelplusindonesia
0 komentar:
Posting Komentar