Ada Tiga Kondisi Penyebab Kenaikan Harga Hotel di Lombok Jelang MotoGP, Nomor Tiga Ternyata...
Kabar kenaikan harga hotel di Lombok menjelang MotoGP 2022, bukan isapan jempol. Setelah diidentifikasi pihak terkait, ada tiga kondisi yang memicu atau menyebabkan terjadinya kenaikan.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Yusron Hadi menjelaskan bahwa pihaknya sudah mengidentifikasi penyebab terjadinya kenaikan harga hotel di Lombok, terutama di kawasan Mandalika, Kota Mataram, dan Senggigi.
Menurutnya ada tiga kondisi yang terjadi di lapangan. Pertama, tetap ada sejumlah hotel yang menjual kamarnya dengan harga wajar menjelang MotoGP 2022 ini.
"Kami sudah catat ada beberapa hotel yang pengelolanya masih menjual dengan harga wajar, artinya sekalipun ada kenaikan masih wajar," terangnya sewaktu menjadi nara sumber (narsum) Bincang Bisnis ASITA (BBA) bertema "Mandalika MotoGP 2022 Kesiapan Sarana dan Pelayanan Wisata", yang digelar DPP ASITA bekerjasama dengan sejumlah pihak antara lain TravelPlus Indonesia sebagai media partner di Zoom Meeting, Selasa (8/2/2022).
Kondisi kedua, ada pula hotel yang pengelolanya memang sudah menjual kamarnya langsung baik kepada pribadi maupun agent dengan harga tinggi. "Artinya harga yang dipasang dari pihak hotelnya memang sudah mahal," terangnya.
Terakhir atau kondisi ketiga, banyak hotel yang sebenarnya menjual kamarnya dengan harga wajar kemudian dibeli broker.
"Tapi ternyata..., oleh broker atau pihak ketiga itu kemudian dijual dengan harga berlipat-lipat," ungkapnya.
Tiga kondisi yang terjadi saat ini tengah dicari solusinya.
Pihaknya, lanjut Yusron sudah berdiskusi dengan berbagai pihak untuk mencoba mengatur sedemikian rupa supaya tercipta titik keseimbangan atau dengan kata lain tercipta harga hotel yang baik buat semua pihak, baik itu buat pengelola jasa akomodasi, travel agent, dan juga pihak lain termasuk masyarakat calon penonton MotoGP.
"Kami akan berupaya terus mencari titik keseimbangan, yaitu masyarakat mendapatkan harga hotel yang wajar dan para pengusaha juga mendapatkan manfaat yang baik. Intinya supaya jangan sampai ada klaim harga kamar hotel tertalu tinggi dan sebagainya," pungkas Yusron.
BBA yang dihadiri Ketua Umum DPP ASITA N. Rusmiati dan dimoderatori Masrura Ramidjal selaku koordinator Litbang dan SDM DPP ASITA, juga menghadirkan narsum lainnya, yaitu Ketua PHRI NTB Ni Ketut Wolini dan Ketua ASITA NTB Dewantoro Umbu Joka.
Seperti Yusron Hadi, kedua narsum tersebut juga sama-sama menyarankan masyarakat yang belum mendapatkan akomodasi untuk menonton MotoGP 2022, bisa memilih antara lain hotel yang masih kosong di Lombok Timur dan Lombok Utara.
Menurut Wolini sampai hari ini ada 315 kamar di Lombok Timur tepatnya di Tetebatu yang belum terisi sedangkan di Kecamatan Sembalun ada 289 kamar.
Di Lombok Utara, terutama di Tiga Gili yaitu Gili Trawangan, Air, dan Gili Meno yang memiliki total 6.000 kamar, baru Hotel Aston yang terisi dan beberapa hotel lain, itupun baru terisi hanya 2-4 kamar.
"Harga hotelnya masih berkisar di bawah Rp 1 juta per kamar. Bahkan yang di Tiga Gili, tarifnya masih normal, antara lain ada yang Rp 400 ribu," ungkapnya.
Naskah & foto: Adji TravelPlus @adjitropis & tim @travelplusindonesia
0 komentar:
Posting Komentar