. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 04 Agustus 2021

Usai PPKM Bukan Wisnus Apalagi Wisman Jadi Idaman Tapi Wislok, Ini Dua Faktor Pemicunya


Selepas masa Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kunjungan wisatawan yang menjadi idaman bukanlah wisatawan nusantara (wisnus) apalagi mancanegara (wisman), melainkan masih wisatawan lokal (wislok).

Idaman yang TravelPlus Indonesia @adjitropis maksud adalah target pasar atau calon wisatawan andalan/utama yang semestinya disasar oleh pelaku industri wisata, pengelola destinasi wisata alam, buatan maupun budaya baik yang dikelola oleh pemerintah, swasta ataupun kelompok masyarakat.

Pengertian wislok disini adalah wisatawan yang masih dalam satu provinsi, misalnya wisatawan dari kabupaten yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yaitu Kabupaten Sleman, Kulon Progo, Bantul, dan Kabupaten Gunung Kidul berwisata ke Kotamadya Yogyakarta (Kota Jogja) atau sebaliknya.

Contoh lain wisatawan dari kabupaten yang ada di Jawa Barat (Jabar) seperti Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Cirebon, Majalengka, Sumedang, Indramayu, Subang, Purwakarta, Karawang, Bekasi, Bandung Barat, dan Kabupaten Pangandaran yang berwisata ke Kota Bandung, Bogor, Sukabumi, Cirebon, Bekasi, Depok, Cimahi, Tasikmalaya, dan Kota Banjar atau sebaliknya.

Bisa juga wisatawan dari provinsi lain tapi lokasinya berdekatan/berbatasan, misalnya wisatawan dari Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) yang berwisata ke kota Jakarta Utara, Barat, Timur, dan kota Jakarta Selatan maupun ke Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu atau sebaliknya.

Lantaran target pasarnya wislok, pelaku industri wisata (hotel, resto/cafe, travel agent/tour operator, event organizer, dan lainnya) harus membuat produk/paket inap/paket menu/paket wisata/event konser musik/pameran/sport tourism, dan lainnya yang sesuai dengan profil wislok yang dibidik.

Begitupun pengelola destinasi wisata termasuk dispar/disparekraf/disbudpar/disparpora/disporapar harus membuat kebijakan/mendukung acara yang sesuai dengan era pandemi pasca-PPKM dan target pasar wisloknya.

Contoh pengelola desa wisata (dewi) yang ada di kabupaten, tentu amat cocok jika membidik wislok dari kota yang berada dalam satu provinsi. Misalkan dewi yang ada di sejumlah kabupaten di DIY, pasar target utamanya selepas PPKM ini tentu saja dari Kota Jogja dan kota-kota terdekat dengan DIY seperti Salatiga, Solo, dan Semarang.

Contoh lainnya, dewi bahari yang berada di pulau seperti di Kepulauan Seribu, pasar target utamanya selain wislok dari 5 kota di Jakarta pun dari Bodetabek.

Kenapa wislok jadi idaman selepas PPKM?Berdasarkan amatan TravelPlus, sekurangnya ada 2 faktor pemicunya.

Pertama, karena wisloklah pasar yang paling dekat lokasinya secara jarak dan waktu sehingga durasi untuk mencapai ragam daya tarik wisata yang dituju otomatis lebih cepat dan anggaran/biaya terutama untuk transportasi juga tidak terlalu tinggi.

Sementara kalau menyasar pasar wisnus dari provinsi lain yang jauh, tentu biaya yang harus dikeluarkan lebih besar karena wisnus tersebut harus naik pesawat pergi pulang dan moda transportasi lain. Belum lagi biaya untuk tes antigen ataupun PCR yang selama ini tak bisa dipungkiri menjadi salah beban baru bagi wisatawan di era pandemi.

Pemicu kedua, karena melihat kondisi perekonomian masyarakat saat ini yang merosot akibat pandemi ditambah PPKM, rasanya jangan terus-menerus bermimpi, berkhayal tinggi-tinggi bisa segera menjaring wisnus sebanyak-banyaknya sebagaimana sebelum pandemi.

Apalagi wisman, lantaran nasib perekonomian masyarakat diberbagai negara pun nyaris sama, layu terhempas badai Corona.

Saat ini urusan berwisata ke negara orang lain termasuk ke Indonesia sementara waktu bukanlah prioritas utama lantaran biaya yang harus mereka keluarkan untuk traveling di era pandemi ini bertambah tinggi, salah satunya karena bertambahnya biaya untuk prokes dan peraturan lainnya, kecuali kalangan tertentu atau wisman yang benar-benar sultan.

Sebaiknya lihat/pelajari/pahami realita yang terjadi bahwa pandemi ini sudah membuat wajah pariwisata, berubah tak sama seperti dulu.

Dulu, sebelum pandemi boleh saja wisman begitu dielu-elukan, dimanja, dan dinomorsatukan sampai berbagai strategi pemasaran dan umpan dilakukan untuk mendatangkan mereka sebanyak-banyaknya.

Alhasil beberapa pihak ada yang mengaku-ngaku paling berjasa sampai mengusungkan dada dan berkoar kemana-kemana karena merasa sudah mendatangkan banyak wisman ke negeri ini.

Padahal belum tentu wisman yang katanya mereka datangkan itu semuanya berkualitas, ramah lingkungan, dan menghargai budaya Timur/kearifan lokal yang masih dijunjung bangsa ini, atau justru sebaliknya tak sedikit wisman yang datang hanya menambah 'kotor' negeri ini bahkan merugikan bangsa ini.

Semua itu sepertinya tak diperhitungkan, yang terpenting ketika itu jumlah wisman ke Indonesia bertambah banyak secara kuantitas tahun demi tahun, titik!

Sebaliknya wisnus dimasa itu boleh dibilang dinomorduakan, apalagi wislok.


Adalah pandemi yang sukses membalikkan semua itu. Wisloklah yang kini jadi idaman setelah PPKM, bukan wisnus apalagi wisman.

Namun untuk bisa menjaring wislok pasca-PPKM terlebih masih dalam balutan pandemi, bukan pula perkara mudah, semudah membalikkan telapak tangan. Tetap diperlukan upaya/strategi kreatif agar bisa menarik wislok di masa sulit ini.

Lewat tulisan ini, TravelPlus Indonesia @adjitropis sebagai media sekaligus travel journalist/blogger dan pegiat medsos yang tetap setia meliput dan menyebarluaskan ragam daya tarik wisata di Tanah Air, mengajak semua pihak, baik itu kementerian-kementerian terkait di pusat, semua dispar/unit pelaksana tugas (UPT) diberbagai daerah serta stakeholder bersama-sama bersinergi dengan asyik untuk membidik, memanjakan, dan menomorsatukan wislok pasca-PPKM agar sektor kepariwisataan ini bisa kembali berdenyut sekalipun denyutnya tak sekencang dulu.

Naskah & foto: Adji TravelPlus (Senior Travel Journalist/Blogger & Pegiat Medsos)


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP