Kabar Konservasi Menggembirakan Pekan Ini: dari Sawahlunto Terima Sertifikat sampai Populasi Badak Jawa Meningkat
Selama sepekan sekurangnya ada dua kabar konservasi yang paling menggembirakan, baik itu menyangkut konservasi budaya maupun alam.
Kabar sangat bagus tentang konservasi budaya datang dari Sawahlunto, salah satu kota di Provinsi Sumatera Barat.
Pada hari Selasa 17 Agustus 2021, Kota Wisata Tambang Berbudaya ini resmi menjadi Anggota Organisation of World Heritage Cities (OWHC) dalam kategori Member in Good Standing, yang ditandai dengan penyerahan sertifikat dari OWHC kepada Pemerintah Kota (Pemko) Sawahluhto secara virtual.
Penyerahan sertifikat tersebut terasa spesial karena bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan ke-76 RI, apalagi anggota OWHC dari Indonesia yang masuk dalam kategori Member in Good Standing hanya Sawahlunto dan Gianyar.
Wali Kota Sawahluhto Deri Asta berharap dengan masuk ke dalam OWHC ini dapat meningkatkan koneksi dengan berbagai elemen global yang dapat mendukung dan membantu Sawahlunto dalam mengelola Ombilin Coal Mining Heritage Sawahlunto (OCMHS) atau Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto.
Sebagai pengingat OWHC merupakan organisasi dunia dari kota-kota heritage warisan dunia dari berbagai negara.
Dalam penyerahan sertifikat dari OWHC tersebut dipadukan dengan Zoom Meeting Online diskusi bersama BPPI (Badan Pelestarian Pusaka Indonesia). Pembicaranya selain Deri Asta juga ada Ms. Lee Minaidis (OWHC Interim Secretary General), Dirjen Kebudayaan, Kemdikbudristek Hilmar Farid, dan Hashim Djojohadikusumo selaku BPPI Chairman of Board of Trustees.
Hilmar Farid yang mewakili Mendikbudristek Nadiem Makarim dalam kesempatan itu memberikan sambutan dan ucapan selamat atas keanggotaan Sawahlunto.
Sehari sebelumnya, Senin, 16 Agustus 2021, kabar konservasi alam yang amat menggembirakan datang dari Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK).
Di taman nasional yang berada di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten tersebut dikabarkan pada bulan April dan Juni 2021 muncul 2 ekor anak Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) yang terekam kamera video trap di Semenanjung Ujung Kulon oleh Tim Monitoring Badak Jawa TNUK. Ini adalah kelahiran kedua di tahun 2021, setelah kelahiran pertama 2 ekor anak Badak Jawa di bulan Maret lalu.
Kelahiran Badak Jawa tersebut otomatis menambah jumlah populasi Badak Jawa menjadi sebanyak 75 ekor.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem(KSDAE), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Wiratno mengatakan kelahiran Badak Jawa di TNUK ini merupakan salah satu contoh keberhasilan upaya perlindungan penuh (full protection) Badak Jawa dan habitatnya di TNUK.
“Kelahiran anak Badak Jawa di tahun 2021 ini, merupakan bukti nyata terjadinya pertumbuhan populasi flagship species di Indonesia,” ungkap Dirjen Wiratno dalam siaran pers di Jakarta.
Sebagai pengingat, TNUK merupakan taman nasional yang sekaligus sebagai Warisan Dunia atau World Heritage yang ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 1991. Satwa primadonanya adalah Badak Jawa.
Selain kabar peningkatan populasi Badak Jawa, masih ada beberapa kabar konservasi alam lain yang bikin hati senang antara lain translokasi 2 individu Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) bernama Beni dan Bono berumur sekitar 20-25 tahun dari Yogyakarta ke Pusat Suaka Orangutan (PSO) Arsari di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (17/8/21).
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta Muhammad Wahyudi menjelaskan translokasi 2 satwa endemik Kalimantan ini merupakan hasil kerjasama BKSDA Yogyakarta dengan mitra kerja WRC – YKAY dan PT Citilink Indonesia.
"Pengangkutan satwa tersebut dilakukan melalui perjalanan udara dari Bandara Yogyakarta Internasional Airport pukul 09.30 WB dan sampai di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan, Balikpapan pukul 12.10 WTA," terangnya.
Dua hari kemudian, Kamis (19/8) giliran BKSDA Jakarta melakukan translokasi 1 ekor Orangutan Sumatera dan 8 ekor Beo Medan serta 1 ekor buaya Senyulong hasil serahan masyarakat yang dititipkan sementara di @tmiiofficial untuk dilepasliarkan ke Balai Besar Taman Nasional Betuk Kerihun dan Danau Sentarum (BBTNBKDS) @bbtn_bentarum.
Proses pengangkutannya dibantu @garuda.indonesia pukul 12.00 WIB menuju Bandara Kuala Namu, Medan dan pukul 13.00 WIB ke Bandara Supadio Pontianak dengan @citilink kemudian dilanjutkan perjalanan darat ke Balai Besar Taman Nasional Betuk Kerihun dan Danau Sentarum (BBTNBKDS).
Kepala BKSDA Jakarta Abdul Khodir mengatakan seluruh satwa tersebut telah melalui rangkaian pemeriksaan kesehatan dan tes rabies oleh tim PPS Tegal Alur dan mendapatkan Sertifikat Kesehatan Hewan dari @karantinasoetta.
"Sampai 19 Agustus 2021, BKSDA Jakarta telah berhasil melakukan translokasi sebanyak 147 ekor satwa dilindungi ke beberapa lokasi yang merupakan habitat alaminya, satwa tersebut merupakan hasil penegakan hukum, penyerahan masyarakat dan evakuasi konflik satwa," terangnya.
Namun ada juga kabar konservasi pekan ini yang menggembirakan sekaligus menyedihkan.
Kabar gembiranya seekor Tapir yang terjerat di konsesi HTI PT. Arara Abadi distrik Nilo, Selasa (17/8/2021) berhasil dievakuasi oleh pihak perusahaan.
Kabar sedihnya, Tapir yang terjerat itu mengalami putus kaki depan sebelah kanan pada bagian ruas tengah akibat terkena jerat. Bagian kaki yang putus mengalami pembengkakan, dengan kondisi tubuh terlihat kurus.
TravelPlus Indonesia @adjitropis saja sampai tak tega melihat foto Tapir itu yang diunggah di akun Instagram (IG) Balai Besar KSDA @bbksda_riau.
Untungnya, pihak perusahaan telah mengambil tindakan awal melalui Mantri Hewan dengan memberikan obat antibiotik, anti lalat, dan obat kutu.
Tim Medis Balai Besar KSDA Riau selanjutnya memberikan treatment dengan menyuntikan obat antiradang, analgesik serta vitamin kepada Tapir dengan jenis kelamin jantan dan berumur sekitar 10 tahun tersebut.
Admin @bbksda_riau menjelaskan saat ini Tapir ditempatkan di kantor distrik Nilo untuk dilakukan perawatan oleh Tim Medis Balai Besar KSDA Riau.
"Semoga Tapir tersebut dapat terselamatkan dan segera dilepasliarkan agar dapat berkembangbiak di habitatnya," pungkasnya.
Teks: Adji TravelPlus @adjitropis
Foto: @der1asta, @btn_ujungkulon, @adjitropis, @bksda_yogya, @balai_ksdajakarta & @bbksda_riau
0 komentar:
Posting Komentar