Jadi Lokasi Pelepasliaran Tiga Owa Siamang Nama SM Dangku Melambung, Ini Profilnya
Mungkin bagi orang dari luar Sumatera Selatan masih belum begitu tahu keberadaan Suaka Margasatwa (SM) Dangku. Namun berkat kegiatan pelepasliaran tiga primata jenis owa Siamang bernama Boy, Roy, dan Hanny kemarin, Senin (8/8/2021), nama SM tersebut ikut melambung hingga kini mulai dikenal luas.
Kok bisa? Ya tentu saja bisa, karena kegiatan bermuatan pro konservasi yang dilakukan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Selatan (BKSDA Sumsel) bersama unsur Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel ini, ditulis dan ditayangkan sejumlah media termasuk TravelPlus Indonesia, selain di ragam media sosial (medsos).
Apalagi TravelPlus bukan hanya menulis proses pelepasliaran satwa primata yang dilindungi tersebut, pun memuat profil berikut daya tarik SM Dangku.
Tak cuma itu, kedua link tulisannya pun disebarluaskan TravelPlus via akun Instagram IG resminya @adjitropis, FB, Twitter, dan ke sejumlah WA, WAG serta Telegram Group.
Dalam tulisan berjudul "Dokumen IKPLHD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2014" yang TravelPlus lansir dari laman dlhp.sumselprob.go.id, dijelaskan SM Dangku adalah Kawasan Konservasi yang terletak di bagian
tengah selatan pulau sumatera, yang secara geografis terletak pada posisi 103°38’-104°4’ Bujur Timur dan 2°04-2°30’ Lintas Selatan.
SM Dangku ditetapkan sebagai suaka margasatwa berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor:245/Kpts-II/1991 dengan luas 31.752 ha. Kemudian, pada tahun 2013, SM Dangku
mengalami perubahan Luasan kawasan hutan berdasarkan SK Menteri Kehutanan
Nomor:SK.822/Menhut II/2013.
Secara administratif, SM Dangku terletak di Kabupaten Musi
Banyuasin. Secara fisik, SM Dangku berbatasan dengan Desa Berlian Jaya (transmigrasi A2) di Utara, Desa Pangkalan Tungkal/HPH Niti Remaja di Barat, Desa Dawas di Selatan, dan Desa Peninggalan/HTI Sentosa Jaya di Timur.
Topografi SM Dangku termasuk landai hingga bergelombang ringan dengan kelerengan
0 - 25%. Sedangkan ketinggian kawasannya antara 20 - 130 meter diatas permukaan laut (Mdpl) dengan suhu udara rata-rata antara 28° - 34° C.
SM Dangku memiliki tipe ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah dengan jenis flora yang didominasi famili Dipterocarpaceae antara lain meranti (Shorae spp), pulai (Alstonia spp.), jelutung (Dyera sp.), durian (Durio sp.), dan terentang.
Selain itu terdapat flora jenis-jenis lainnya seperti manggaris (Koompassia sp.), tembesu (Fagrarea fagrans), merbau (instia binuua), medang (Litsea sp.), merawan (Hopea mangarawan), dan berbagai jenis tumbuhan
bawah seperti rotan (Calamus sp.), resak, padan, dan semak belukar.
Harimau sumatera (Pathera tigris sumatrea) menjadi spesies kunci (key spesies) SM Dangku karena termasuk satwa liar yang dilindungi undang-undang dan red list IUCN dengan
status critically endangered.
Selain itu terdapat beberapa satwa lainnya seperti gajah sumatera
(elephas maximus sumatranus), beruang madu (Helarctos malayanus), tapir (Tapirus indicus), rusa sambar (Rusa Unicolor), kijang (Mutiacus muntjak), dan terenggiling (Manis javanicus), landak (Hystrix brachyuran), babi hutan (Sus scrofa), Monyet ekor panjang (Macaca
fascicularis), buaya (Crocodylus spp.), dan beberapa satwa burung dilindungi seperti rangkong (Buceros sp.), raja udang, dan elang.
Pemanfaatan SM Dangkau sebagai kawasan konservasi antara lain untuk studi lapangan dan penelitian khususnya Harimau Sumatera. Selain itu, dapat dilakukan kegiatan pengamatan ekosistem hutan seperti bidrwatching dan jungle tracking.
Dalam tulisan tersebut, disebutkan pula perambahan kawasan konservasi menjadi areal pemukiman dan perkebunan, perburuan
liar terhadap satwa liar baik dilindungi maupun tidak dilindungi, serta pencurian kayu
merupakan sebagian besar aktivitas yang mengancam kelestarian kawasan konservasi satu ini.
SM Dangku dapat ditempuh dari kota Palembang - Kabupaten Banyuasin - Pos Simpang A2 melalui Jalan Lintas Palembang - Jambi yang berjarak lebih kurang 150 Km dengan
waktu tempuh sekitar 4 jam berkendara.
Teks: Adji TravelPlus @adjitropis
Foto: dlhp.sumselprob.go.id & tangkapan layar video pelepasliaran di @bksda_sumsel
0 komentar:
Posting Komentar