. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 10 Agustus 2021

Berwisata Konservasi Alam Usai PPKM Banyak Kelebihannya, Ini Pilihan Destinasinya


Banyak jenis wisata yang bisa menjadi pilihan untuk melepas kejenuhan usai dikekang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), salah satunya berwisata ke kawasan konservasi alam.

Masing-masing jenis wisata punya kelebihan sekaligus kebermanfaatannya, begitupun dengan wisata konservasi alam.

Amatan TravelPlus Indonesia @adjitropis yang sejak zadul kerap berwisata ke sejumlah kawasan konservasi di dalam negeri sekaligus meliput, keuntungan berwisata konservasi alam antara lain pilihan destinasinya beragam. 

Bayangkan Indonesia sampai saat ini memiliki 556 kawasan konservasi alam dengan total luas mencapai 27 juta hektar lebih yang terdiri atas 214 cagar alam (CA), 134 taman wisata alam (TWA), 80 suaka margasatwa (SM), 54 taman nasional (TN), 34 taman hutan raya (Tahura), 29 kawasan suaka alam/pelestarian alam (KSA/KPA), dan 11 taman buru (TB).

Seluruh ragam kawasan konservasi alam tersebut merupakan kawasan alami untuk kepentingan perlindungan keanekaragaman hayati di negara kepulauan ini.

Namun yang boleh dimanfaatkan untuk kegiatan wisata hanya TN, TWA, Tahura, dan SM (secara terbatas). 

Kelebihan lainnya, jenis TN, TWA, Tahura, dan SM pun bermacam. 

Kalau suka berwisata alam ke gunung, bisa memilih TN dan TWA yang bergunung, antara lain di Sumatera ada TN Gunung Leuser dan TN Kerinci Seblat; di Jawa ada TN Gunung Gede Pangrango, TN Gunung Halimun Salak, TN Gunung Ciremai, TWA Tangkuban Parahu, TWA Gunung Papandayan, TN Gunung Merapi, TN Gunung Merbabu, TWA Kawah Ijen, dan TN Bromo Tengger Semeru.

Pilihan lain TN Gunung Rinjani di NTB, TN Kelimutu (NTT), TN Bukitbaka Bukitraya (Kalbar dan Kalteng), TN Manusela (Maluku), dan TN Lorentz di Papua.

Senang berwisata alam bahari ke pantai dan pulau, pilihannya antara lain ada TN Kepulauan Seribu di Jakarta; TN Ujung Kulon (Banten), TN Karimunjawa (Jateng); TN Meru Betiri, TN Baluran plus padang savananya, dan TN Alas Purwo (Jatim); TN Teluk Cendrawasih di Papua Barat; TWA Bangko-bangko dan TWA Gunung Tunak di NTB; TN Komodo, TWAL Tujuh Belas Pulau, TWAL Teluk Kupang, dan TWAL Teluk Maumere di NTT.

Gemar berwisata alam yang menjadi habitat Gajah, Harimau, dan satwa serta flora khas Sumatera lainnya bisa berkunjung ke TN Way Kambas, TN Bukit Barisan Selatan, TN Bukit Tigapuluh, TN Tesso Nilo, TN Zamdrud, TN Berbak Sembilang, TN Kerinci Seblat, dan tentunya TN Gunung Leuser.

Suka berwisata alam yang berhutan gambut, bersungai atau berdanau, dan sekaligus memiliki fauna khas Kalimantan bisa ke TN Kutai, TN Tanjung Puting, TN Sebangau, serta TN Bentarum alias Betung Kerihun dan Danau Sentarum.

Kalau ingin berwisata alam yang bergua alam dan berair terjun antara lain ke TN Bantimurung Bulusaraung (Babul) di Sulsel, TN Matalawa (NTT), TN Aketajawe Lolobata (Maluku Utara), TN Manusela (Maluku), dan TN Boganinani Wartabone di perbatasan antara provinsi Gorontalo dengan Sulawesi Utara.


Kelebihan berwisata di kawasan konservasi alam lainnya, aktivitas wisatanya banyak tergantung kondisi alamnya, antara lain bisa mendaki gunung, berkemah, menjelajah hutan tropis/hutan bakau (mangrove), susur pantai/gua/sungai, mandi di air terjun, santai di pantai, snorkeling, menyelam, mengamati flora dan fauna serta merasakan kehidupan/budaya masyarakat yang di dalam/sekitar kawasan, bird watching, photo/video hunting, terapi hutan atau forest healing, tadabur alam, dan lainnya.

Satu lagi harga tiketnya terbilang terjangkau. Namun untuk ongkos transportasi, itu tergantung berapa jauh lokasi TN, TWA, Tahura, dan atau SM yang dituju dari tempat tinggal. 

Kalau kawasan konservasi alam tersebut masih berada dalam satu kabupaten, kota ataupun satu provinsi, jelas lebih murah.

Misalnya, kalau Anda tinggal di Jakarta ingin ke TN Leuser di Aceh tentu ongkos transportasi pergi pulang (PP) jauh lebih tinggi dibanding orang Aceh yang tinggal di Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Tenggara, dan Kabupaten Gayo Lues maupun dengan orang Sumut yang menetap di Kabupaten Langkat dan Karo.

Begitupun kalau Anda menetap di Jakarta ingin ke TN Lorentz di Papua, otomatis ongkos transportasi PP-nya lebih tinggi dibanding orang Papua yang tinggal di Kabupaten Mimika, Paniai, Intan Jaya,  Puncak, Puncak Jaya, Lanny Jaya, Jaya Wijaya, Yahukimo, Ndua, dan Kabupaten Asmat.

Melihat banyak kelebihan dan keuntungannya, tak berlebihan kalau TravelPlus memprediksi ragam destinasi wisata di kawasan konservasi alam bakal diminati wisatawan selepas PPKM, terutama wisatawan lokal karena unsur kedekatan jarak dan lainnya, lalu wisatawan nusantara dari luar provinsi, baru kemudian wisatawan mancanegara.

Nah, lewat tulisan ini, TravelPlus sekaligus juga ingin mengucapkan selamat Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) yang diperingati setiap 10 Agustus, semoga seluruh kawasan konservasi alam yang ada di Tanah Air tercinta ini tetap terjaga keberadaannya, kalau bisa bertambah.

Teks: Adji TravelPlus @adjitropis
Foto: dok. balai TN yang tertera di kolase foto

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP