. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Senin, 12 Juli 2021

Mendadak Rindu Taman Nasional Saat PPKM Darurat? Ini Enam Obat Penawarnya


Tak bisa dipungkiri setiap kawasan konservasi alam berstatus taman nasional (TN) dan lainnya memiliki daya tarik (pesona) tersendiri yang bisa membuat peminatnya baik itu wisatawan maupun peneliti jadi kangen ingin kembali lagi. Pesonanya bahkan bisa bikin penggemarnya seketika mendadak rindu. Nah lho! 

Lalu bagaimana jika mengalami hal tersebut saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat tengah berlangsung di Jawa dan Bali seperti sekarang ini?

Tentu perlu cara/kiat khusus sebagai solusi agar kerinduan bisa terobati, sekalipun tidak bisa berkunjung ke TN dambaan.

Berdasarkan pengalaman diserang sengatan rindu TN tiba-tiba pada PPKM Mikro sebelumnya, ditambah sesuai amatan dan himpunan data terkini dari berbagai sumber terkait, di bawah ini TravelPlus Indonesia suguhkan sekurangnya 6 kiat yang bisa Anda lakukan ketika diserang rindu mendadak berkunjung ke TN atau kawasan konservasi lain seperti taman wisata alam (TWA).

Kiat pertama, mengecek informasi terkini TN yang Anda rindukan, apakah tutup seluruhnya selama PPKM Darurat atau hanya objek wisata tertentu, atau hanya pengurangan kuota pengunjung.

Cara mengeceknya bisa lewat tulisan berjudul "Sejumlah TN dan TWA Tutup Saat PPKM Darurat, Ini Daftarnya" yang tayang di TravelPlus Indonesia, Senin (12/7/2021) dan link-nya https://travelplusindonesia.blogspot.com/2021/07/sejumlah-tn-dan-twa-tutup-saat-ppkm.html kemudian disebarluaskan disejumlah ragam akun media sosial (medsos) resmi TravelPlus antara lain Instagram (IG) @adjitropis, Facebook (FB): Adji Kembara Tropis, Twitter: @AdjiTropis.

Selain itu, Anda bisa cek di ragam akun medsos resmi TN bersangkutan.

Kiat kedua, me-review atau mengulas kembali kunjungan wisata yang pernah Anda lakukan di TN atau kawasan konservasi lain sebelum dan sewaktu pandemi Covid-19. Utarakan perbedaaannya, baik itu suasananya, persyaratan yang harus diindahkan, dan tentu biayanya.

Kenapa? Ya karena jelas beda. Kunjungan di era new normal atau adaptasi kebiasaan baru masa pandemi ini selain ada protokol kesehatan (prokes) untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang harus dipatuhi seperti memakai masker dengan benar, mencuci tangan dengan sabun/handsanitizer dengan air yang mengalir, dan menjaga jarak, pun ada pembatasan jumlah pengunjung/kuota, dan lainnya serta ditambah lagi dengan keharusan (wajib) membawa bukti negatif Covid-19 (sebelumnya rapid test, sekarang tes antigen) saat naik moda transportasi udara dan lainnya yang jelas semua itu menambah beban, termasuk beban biaya perjalanan.

TravelPlus sendiri sejak awal pandemi Covid-19 sampai PPKM Darurat sekarang ini, baru dua kali ke TN dan satu kali ke TWA. Ketiganya pun atas undangan pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk peliputan.

Pertama, ke TN Komodo yang berada di Kabupaten Manggarai Barat, Flores, NTT pada akhir Oktober 2020 atas undangan Direktur Jenderal (Dirjen) Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), KLHK, Inung Wiratno untuk meliput penataan sarana dan prasarana (sarpras) di zona pemanfaatan,  Resort Loh Buaya, Pulau Rinca yang saat itu sempat menuai pro-kontra.

Kedua, ke TN Kepulauan Seribu di Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, Teluk Jakarta, DKI Jakarta pada 5 November 2020 atas undangan Badi'ah selaku Kepala Balai TN Kepulauan Seribu untuk meliput kunjungan kerja Wakil Menteri LHK Alue Dohong sekaligus dalam rangka peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) 2020.

Ketiga, ke TWA Mangrove yang berada di Jakarta Utara atas undangan Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta, Karyadi pada awal Desember 2020 untuk meliput penanaman mangrove yang dilakukan pengurus Dharma Wanita Persatuan KLHK dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT)-nya yang ke-21.

Hasil dari peliputan ke 2 TN dan 1 TWA tersebut selain berupa sejumlah tulisan kreatif di TravelPlus Indonesia, pun kontem video wawancara dengan para pejabat terkait serta video bermacam kegiatannya yang kemudian disebarluaskan via IG @adjitropis dan sejumlah akun medsos lainnya termasuk Tiktok @FaktaWisata.id.

Semua jejak digitalnya sampai sekarang masih ada, dan bisa dicek.

Sebenarnya sejak tahun lalu masih ada ajakan lewat pesan WA dari beberapa kepala TN lainnya untuk meliput potensi wisata di kawasan konservasi alam yang diurusnya atau pas ada kegiatan pejabat dari pusat di TN-nya, termasuk ajakan dari rekan masih di KLHK untuk melakukan peliputan termasuk pendakian gunung dan objek wisata alam lain yang ada di kawasan TN ataupun TWA. Tapi belum terealisasikan sampai sekarang.

Kiat berikutnya atau ketiga, Anda bisa mengikuti aneka lomba, webinar online, aktivitas konservasi secara virtual, dan lainnya yang digelar pihak TN maupun komunitas/kelompok peduli lingkungan setempat, contohnya lomba foto yang diselenggarakan TN Sebangau yang bertema Framing The Miracles Of Sebangau

Pendaftaran lomba dengan 2 kategori yaitu foto bentang alam dengan human interest dan foto kearifan lokal serta biodiversity (keanekaragam hayati) berupa flora dan fauna tersebut, gratis dan dapat diikuti oleh seluruh peserta dimana saja Anda berdomisili.

Namun lokasi pengambilan fotonya tetap di TN Sebangau dan desa-desa penyangganya dengan batas waktu pengambilan 2 tahun.

Anda boleh mengikuti seluruh kategori namun masing-masing kategori dibatasi hanya 3 foto.

Pendaftaran lomba tersebut dibuka sejak tanggal 24 Juni 2021 dan batas akhir pengiriman foto Anda yang dilombakan tanggal 20 Juli 2021 pukul 23.59 WIB.

Pendaftarannya bisa Anda lihat di link https://bit.ly/3jehxoD dan ketentuan lombanya bisa Anda cek di link https://bit.ly/2TU9lzc.

Nah, Informasi detailnya bisa Anda lihat di akun IG @btn_sebangau.


Pilihan lain mengikuti program atraksi wisata adopsi karang (adopt a coral) dan atau adopsi pohon bakau (adopt a mangrove) secara virtual yang dibuat Smiling Coral Indonesia (SCI) di TN Kepulauan Seribu, Jakarta.

Info detailnya bisa Anda lihat di tulisan di TravelPlus Indonesia berjudul: "Mau Tanam Baby Coral dan Mangrove di TN Kepulauan Seribu Secara Virtual? Begini Caranya", ini link-nya: https://travelplusindonesia.blogspot.com/2021/07/mau-tanam-baby-coral-dan-mangrove-di-tn.html.

Mengikuti lomba foto, mengadopsi baby coral, mangrove, dan lainnya, mungkin juga bisa mengobati, minimal mengurangi kerinduan akan TN.

Kiat keempat, Anda bisa berkunjung ke TN yang tetap buka dengan mengindahkan prokes dan kuota yang berlaku.

Caranya sama seperti di atas, sebelum berkunjung Anda cek dulu informasi terkini lewat ragam medsos TN yang ingin Anda jelajahi untuk memastikan apa TN tersebut benar-benar buka untuk kunjungan wisata selama PPKM Darurat ini.

Kiat kelima, melihat virtual tour (VT) ke sejumlah TN yang diselenggarakan Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi (PJLHK), KLHK.

Amatan TravelPlus di IG @ayoketamannasional_official, sampai tulisan ini TravelPlus buat sudah ada VT ke 16 TN dan 1 ke Suaka Margasatwa. Semuanya bisa Anda tonton di YouTube Ayo ke Taman Nasional.

Kalau Anda peminat wisata susur gua (caving) di kawasan konservasi TN, bisa menyaksikan  VT Menyusuri Gua Kalibbong Aloa dan Leang Londrong di TN  Bantimurung Bulusaraung (Babul) yang dibuat pada Selasa, 13 April 2021; VT Menyusuri Gua Patamawai dan Gua La Pahar di TN Matalawa (Selasa, 20 April 2021); VT Menyusuri Gua di TN Aketajawe Lolobata (Selasa, 27 April 2021); VT Menyusuri Gua Hatusaka di TN Manusela (Selasa, 4 Mei 2021); serta VT Menyusuri Gua Batu Berkamar dan Melepas Maleo ke alamnya di TN Boganinani Wartabone yang dibuat pada Selasa, 11 Mei 2021.

Kalau Anda penyuka berat wisata pendakian gunung yang berada di TN, bisa menonton VT Mendaki Gunung Merbabu di TN Gunung Merbabu yang dibuat pada Selasa, 25 Mei 2021; VT Mendaki Bukit Raya di TN Bukitbaka Bukitraya (Kamis, 27 Mei 2021); VT Virtual Tour mendaki Gunung Rinjani di TN Gunung Rinjani (Selasa, 8 Juni 2021); VT Mendaki Gunung Leuser di TN Leuser (Selasa, 15 Juni 2021); dan VT Mendaki Puncak Gunung Kerinci di TN Kerinci Seblat yang dibuat pada Kamis, 17 Juni 2021.


VT pendakian gunung berikutnya yang bisa Anda lihat adalah VT Mendaki Gunung Kelimutu sekaligus melihat keindahan Danau Tiga Warna-nya di TN Kelimutu yang dibuat pada Selasa, 22 Juni 2021; VT mendaki Puncak Gunung Ciremai TN Gunung Ciremai Via Jalur Pendakian Apuy (Kamis, 24 Juni 2021); VT Mendaki Gunung Semeru di TN Bromo Tengger Semeru (Selasa, 29 Juni 2021); VT Mendaki Gunung Gede di TN Gunung Gede Pangrango (Kamis, 1 Juli 2021); VT Mendaki Puncak Manik (puncak tertinggi Gunung Salak) di TN Gunung Halimun Salak (6 Juli 2021); dan VT mendaki Puncak Carstensz dan Puncak Trikora serta keindahan alam TN Lorentz yang dibuat pada Selasa, Kamis, 8 Juli 2021.

Satu lagi, kalau Anda penggemar Suaka Margataswa bisa menyaksikan VT ke Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Hyang di Jawa Timur dimana terdapat Danau Taman Hidup yang indah dan bernuansa mistis yang berada di wilayah Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo. VT tersebut dibuat pada Kamis, 10 Juni 2021.

Menyaksikan VT tersebut memang tidak bisa sama dengan kunjungan fisik. Tapi setidaknya dapat mengobati rasa rindu Anda terhadap objek wisata alam yang ada di TN dan lainnya.

Terakhir atau kiat ke-6, jangan lupa bersabar, lebih dekat lagi dengan Sang Pencipta, dan terus berdoa semoga Anda dan kita semua senantiasa diberi kesehatan dan umur panjang sehingga bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat dan bermuatan pro konservasi.

Jangan lelah pula memohon kepada-Nya semoga badai virus corona dengan segala variannya segera musnah dari Indonesia sehingga kita semua bisa beraktivitas/bekerja dan lainnya dengan normal kembali dan Anda serta peminat wisata alam di kawasan konservasi dapat segera berkunjung langsung ke TN yang dirindukan.

Teks: Adji TravelPlus @adjitropis
Foto: adji & @ayoketamannasional_official
 

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP