. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Jumat, 30 Juli 2021

Kabar Konservasi Alam Sepekan dari Penyerahan, Pelepasliaran sampai Pemindahan Hewan


Selama sepekan tepatnya seminggu terakhir bulan Juli 2021, banyak kegiatan konservasi alam yang dilakukan sejumlah pihak di Sumatera sampai Papua, mulai dari  penyerahan, pelepasliaran sampai pemindahan hewan atau translokasi satwa.

Balai Besar (BBKSDA) Riau misalnya melakukan pemindahan Beruang Madu (Helarctos malayanus) hasil penyelamatan Tim Polsek Mandah di Parit Tasik Madu, Desa Pelanduk, Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau (28/7).

Lantaran kondisi kaki dan tangan Beruang madu yang mengalami pembekakan, Tim WRU Bidang Wilayah I tidak langsung melakukan pelepasliaran.

Beruang madu dievakuasi ke klinik satwa BBKSDA Riau untuk observasi dan mendapatkan pertolongan terlebih dahulu. Keesokan harinya, tim tiba di klinik satwa BBKSDA Riau. drh. Danang dan paramedis segera bertindak cepat melakukan pemeriksaan fisik dan pemberian antibiotik serta vitamin untuk pemulihan kondisi Sawa liar tersebut.

Sebelumnya Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) BBKSDA Riau sukses melakukan evakuasi Siamang (Symphalangus syndactylus) dari Ujungbatu, Kabupaten Rokan Hulu (12/7).

Saat ini si Umang berada di kandang transit satwa Balai Besar KSDA Riau untuk observasi guna tindakan konservasi lebih lanjut untuk kelestariannya.


Sementara itu tim BKSDA Sumatera Barat (Sumbar) melakuan penyelamatan Buaya Muara (Crocodylus porosus) hasil tangkapan warga sekitar Sungai Batang Sikabau, Kabupaten Pasaman Barat (26/7).

Buaya itu ditangkap beberapa orang warga sekitar Sungai Batang Sikabau dengan menggunakan peralatan seadanya ketika sedang berjemur di tepi sungai.

Setelah berhasil ditangkap, selanjutnya dibawa dan diamankan di kantor Polsek Lembah Malintang di Ujung Gading, lalu  diselamatkan tim BKSDA Sumbar untuk penanganan lebih lanjut ke kantor Resor KSDA Agam di Lubuk Basung untuk diobservasi.

Menurut BKSDA Sumbar konflik Buaya Muara ini sering terjadi di Kabupaten Pasaman Barat akibat berkurangnya habitat bagi buaya tersebut.

Untuk itu perlu penanganan khusus untuk buaya ini mengingat keterbatasan tempat rehabilitasi Buaya Muara.

BKSDA Sumbar mengapresiasi upaya masyarakat yang segera melaporkan kejadian konflik dan ikut membantu penyelamatan Buaya Muara tersebut serta berharap adanya tempat khusus bagi buaya muara sebelum dikembalikan ke alam.

Selain itu, BKSDA Sumbar bersama Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati telah melakukan pelepasliaran Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) berjenis kelamin betina bernama “Sipogu” di lanskap Panti Batang Gadis Kawasan Hutan Lindung Pasaman Barat  dalam perayaan Global Tiger Day 2021 (29/7).

Pelepasan “Sipogu” secara simbolis dilakukan Bupati Pasaman Barat, Kepala BKSDA Sumbar, Kapolres Pasaman Barat, Dandim 0305/Pasaman, Kepala KPHL Pasaman Raya, Wali Nagari, perwakilan tokoh masyarakat, dan tokoh adat, serta pemegang izin HGU perkebunan PT. Pasaman Marama Sejahtera (PT. PMS).


Kabar berikutnya datang dari ibu kota negara, BKSDA Jakarta Resort Bekasi menerima serahan 1 ekor Burung Elang dari seorang warga (28/7). Burung tersebut langsung dibawa ke PPS Tegal Alur Jakarta Barat.

Beberapa hari sebelumnya, BKSDA Jakarta juga melakukan pelepasliaran puluhan tukik Penyu Sisik di Suaka Margasatwa (SM) Pulau Rambut, Kepulauan Seribu.

Sementara itu BKSDA Yogyakarta melaksanakan translokasi hewan endemik Papua (28/7).

Hewan yang ditranslokasikan merupakan satwa endemik Papua yang dilindungi dan merupakan hasil sitaan Ditpolairud Polda DIY, Ditreskrimsus Polda DIY, Polres Magelang, Polres Bantul, serta penyerahan masyarakat yang selama ini dititiprawatkan di Lembaga Konservasi di DIY (GL Zoo dan Wild Rescue Center - Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta (WRC – YKAY)) serta Pusat Penyelamatan Satwa Balai KSDA Yogyakarta di Stasiun Flora Fauna Bunder.


25 ekor satwa yang ditranslokasikan ke Papua terdiri atas 20 ekor Kura-kura Moncong Babi (Carettochelys insculpta), 2 ekor Kasuari Gelambir Ganda (Casuarius casuarius), 2 ekor Buaya Irian (Crocodylus novaeguineae), dan 1 ekor Cenderawasih Kuning Kecil (Paradisaea minor).

Semua hewan tersebut dinyatakan dalam kondisi sehat setelah melalui rangkaian test kesehatan PCR dan Serologi di Balai Besar Veteriner satwa sehingga diharapkan dapat tiba di tempat tujuan dengan aman dan sehat.

Kepala BKSDA Yogyakarta M. Wahyudi saat melepaskan satwa yang akan ditranslokasikan menyampaikan kegiatan ini dapat berjalan berkat kerjasama yang baik dengan berbagai pihak.

“Balai KSDA Yogyakarta telah bekerjasama dengan berbagai pihak terkait seperti Polda DI Yogyakarta, Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta, PT Angkasa Pura I Yogyakarta serta Gembira Loka Zoo, Wildlife Rescue Centre - Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta (WRC – YKAY), serta PT Garuda Indonesia Airlines," terangnya.

Kabar dari Kalimantan, tepatnya Kalimantan Tengah (Kalteng), Tim SKW II BKSDA Kalteng melakukan pemasangan perangkap Beruang Madu di Lanud Iskandar Pangkalan Bun (27/7) guna menindaklanjuti laporan kemunculan satwa liar tersebut.

Tim juga melakukan pemasangan 2 camera trap di lokasi yang sering dijumpai kemunculan Beruang Madu.

Upaya-upaya mitigasi tersebut dilakukan agar konflik antara satwa liar dan manusia dapat diminimalisir.


Kabar konservasi selanjutnya datang dari Sulawesi Utara (Sulut). Tim SKW I Bitung BKSDA Sulut berhasil mengamankan dua hewan berstatus dilindungi yang dipelihara masyarakat tanpa izin (28/7).

Satwa liar yang berhasil diamankan petugas itu 1 ekor Nuri Ternate (Lorius garrulus) dan 1 ekor Monyet Yaki (Macaca nigra).

Petugas juga melakukan sosialisasi dan pembinaan tentang Permen LHK No.P.106 Tahun 2018 tentang perubahan kedua atas P.20 Tahun 2018 tentang Daftar Jenis Tumbuhan dan Satwa Yang Dilindungi kepada masyarakat yang memelihara satwa secara ilegal.

Nuri Ternate dan Monyet Yaki tersebut untuk sementara ditempatkan di kandang transit BKSDA Sulut dan akan terus dipantau perilaku dan kesehatannya sebelum dipindahkan ke Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki untuk menjalani proses rehabilitasi lebih lanjut.

Kabar menggembirakan juga datang dari Papua. Seorang lelaki bernama Mirzan datang ke kantor BBKSDA Papua untuk menyerahkan seekor Burung Nuri Kepala Hitam (Lorius lory) yang dibelinya di pasar.

Mirzan mengaku sempat memelihara burung tersebut selama beberapa hari. Setelah memperoleh informasi dari internet kalau burung tersebut adalah jenis yang dilindungi, Mirzan segera menyerahkannya.

BBKSDA Papua menilai teladan Mirzan tersebut sangat patut ditiru.


Selain itu BBKSDA Papua mengabarkan perjalanan pulang kampung 55 satwa yang dikirim dari BKSDA Jakarta dan BKSDA Jogja akhirnya tiba di Bandar Udara Internasional Dortheys Hiyo Eluay, Jayapura (29/7) dengan selamat.

Dalam siaran persnya dijelaskan 55 satwa tersebut, 30 di antaranya merupakan translokasi dari DKI Jakarta yang terdiri atas 5 ekor kasturi kepala hitam (Lorius lory), 2 ekor kakatua raja (Probosciger aterrimus), 1 ekor nuri kelam (Pseudeos fuscata), 1 ekor cenderawasih kuning kecil (Paradisaea minor), 1 ekor sanca hijau (Morelia viridis), 11 ekor kura-kura irian leher panjang (Chelodina novaeguineae), 9 ekor kura-kura moncong babi (Carettochelys insculpta).

Kepala Balai KSDA DKI Jakarta, Abdul Kodir, menjelaskan satwa-satwa translokasi tersebut merupakan hasil penyerahan masyarakat dan hasil penegakan hukum yang sudah memiliki kekuatan hukum tetap melalui keputusan pengadilan.

"Satwa-satwa ditampung di Pusat Penyelamatan Satwa Tegal Alur (PPSTA) yang dikelola oleh BKSDA Jakarta. Semoga satwa-satwa yang kembali ke Papua akan lestari di habitatnya," terangnya.

Salah satu dari 30 satwa translokasi dari DKI Jakarta yang kembali ke Papua tersebut merupakan burung Cenderawasih Kuning Kecil (Paradisaea minor) yang diserahkan artis sekaligus pembawa acara papan atas Indonesia, Irfan Hakim.

Sisanya atau 25 ekor merupakan satwa translokasi dari DIY sebagaimana sudah disebutkan sebelumnya di atas.

Kepala BKSDA Yogyakarta, M. Wahyudi mengutarakan kalau Yogyakarta yang dijuluki Kota Pelajar itu termasuk daerah rawan tindak ilegal terhadap satwa liar dan sebagian pelaku berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa.

55 ekor satwa translokasi tersebut  dinyatakan sehat dan terbebas dari avian influenza setelah menjalani tes PCR dan uji serologis. Saat ini semua satwa sedang menjalani habituasi untuk selanjutnya akan dilepasliarkan ke habitat alaminya.

Kepala BBKSDA Papua, Edward Sembiring mengatakan kini pihaknya bertanggung jawab sepenuhnya untuk mengembalikan mereka ke habitatnya. "Satwa-satwa ini punya peran penting di alam, jadi jangan kurung. Biarkan mereka bebas menjalankan tugas masing-masing di alam,” pungkas Edward.

***


Selain kabar mengenai penyerahan, pelepasliaran sampai translokasi satwa, juga ada berita konservasi bagus lainnya, termasuk perolehan penghargaan.

Kabar konservasi dari BBKSDA Sumatera Utara (Sumut) misalnya, bertepatan dengan Hari Mangrove Sedunia (26/7), BBKSDA Sumut bersama dengan Mahasiswa Fahutan Universitas Sumatera Utara melaksanakan beberapa kegiatan yaitu bersih-bersih sampah plastik, pemasangan name tagging pada beberapa jenis pohon mangrove di Pantai Sarang Elang yang berada di Kawasan Suaka Marga Satwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut.

Informasi dari BKSDA Bengkulu juga tak kalah menarik. Dikabarkan Tim Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan kegiatan perawatan Buoy Tsunami Gunung Anak Krakatau (GAK) yang dipasang di kawasan Cagar Alam  (CA) dan Cagar Alam Laut (CAL) Kepulauan Krakatau pada (27-28/7).

Kegiatan tersebut didasarkan pada Perjanjian Kerjasama antara Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan BPPT terkait Pembangunan Strategis yang tidak dapat dielakkan dalam rangka pembangunan infrastruktur sistem deteksi dini ancaman tsunami Selat Sunda untuk mitigasi bencana Gunung Anak Krakatau di CA dan CAL Kepulauan Krakatau, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.


Kegiatan yang dilakukan Tim InaTEWS BPPT meliputi CTD, Batimetri, SBP, dan deployment buoy lalu melakukan pengamatan operasionalisasi buoy dan melakukan launching.

Menurut keterangan tim InaTEWS BPPT, saat ini Buoy Tsunami Gunung Anak Krakatau (GAK) telah kembali berfungsi dengan baik.

BKSDA Bengkulu berharap semua pihak untuk bersama-sama ikut menjaga dan merawat alat ini, sehingga dapat memberikan informasi dini akan adanya bahaya tsunami dari aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau.

Lain lagi dengan kabar konservasi dari BBKSDA Kalimantan Barat (Kalbar) yang menginformasikan bahwa 9 orang mahasiswa fakultas kehutanan universitas Tanjungpura sudah menyelesaikan magang di BKSDA Kalbar Seksi Konservasi Wilayah 3 Singkawang Resort Konservasi Wilayah Raya Pasi.

Selama 1 bulan mereka menjelajahi dan menggali potensi Cagar Alam Pasi untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah.

BBKSDA Kalbar berharap apa yang telah mereka peroleh selama menimba ilmu di lapangan dapat menjadi bekal serta referensi dalam memasuki dunia kehutanan nantinya.

Sebelumnya BBKSDA Kalbar lewat tim WRU SKW I Ketapang langsung mengamankan trenggiling jantan dewasa yang masih sehat dan liar ini ke kandang transit untuk penanganan sementara. Penanganan satwa dilakukan di kantor SKW I Ketapang untuk tindak lanjut pelepasliaran ke habitat yang lebih layak.


Terkait itu, Kepala BBKSDA Kalbar Sadtata Noor Adirahmanta dalam video selain mengapresiasi warga yang telah peduli dan berupaya mengamankan satwa tersebut untuk perlindungan, pun mengimbau agar warga mulai beradaptasi untuk hidup bertetangga dengan satwa liar yang tidak terlalu bahaya.

Menurutnya penangkapan dan pemindahan satwa liar bukanlah satu-satunya solusi dalam setiap perjumpaan antara manusia dengan satwa liar. "Manusia mesti lebih menghargai kehidupan satwa liar dengan menjaga habitat dan satwanya. Biarkan mereka hidup bebas dan kita harus bisa beradaptasi hidup berdampingan dengan mereka," ujarnya.

Kabar konservasi baik lainnya datang dari Balai Taman Nasional (TN) Kepulauan Seribu.

Sentra Penyuluhan Konservasi Pedesaaan Bintang Laut Kelurahan Pulau Kelapa dan Pendamping kelompoknya mendapat apresiasi berupa Juara II dalam Anugerah Konservasi Alam kategori Desa Binaan Tahun 2021 KLHK.

Kepala Balai TN Kepulauan Seribu Kusminardi menjelaskan seleksi lomba tersebut ketat dan saingannya juga berat.

"Prestasi ini bukti nyata kepedulian masyarakat dalam menjaga sumber daya alam di kawasan TN Kepulauan Seribu. Semoga prestasi ini menjadi penyemangat bagi kita semua agar kawasan TN Kepulauan Seribu tetap lestari" ucapnya.


Ketua SPKP Bintang Laut, Iskandar mengatakan prestasi ini merupakan hasil pembinaan dan pendampingan Kepala Balai, Kepala SPTN Wilayah I Pulau Kelapa, dan Penyuluh Kehutanan yang masih bertugas maupun yang sudah pindah, serta peran dari Kelurahan Pulau Kelapa dalam mendukung setiap kegiatan kelompok ini.

Itulah ragam kabar konservasi alam selama sepekan hingga di ujung Juli tahun ini yang TravelPlus Indonesia @adjitropis himpun dari berbagai sumber antara lain akun Instagram (IG) terkait.

Mudah-mudahan di bulan Agustus dan seterusnya ada sederet kabar konservasi alam lainnya yang tak kalah baik dan menarik. Tunggu ya.., salam pro konservasi.

Teks: Adji TravelPlus @adjitropis

Foto: dok.@bbksda_riau, @bbksda_sumut, @bksda_sumbar, @bksda_bengkulu, @bksda_yogya, @bksda_jakarta, @btn_kep_seribu, @bksda_kalbar, @bksda_kalteng, @bksda_sulut, @bbksda_papbar, @bbksda_papua & tangkapan layar video @kementerianlhk

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP