PON XX Beri Dampak Berganda Bagi Parekraf Papua
Pekan Olahraga Nasional (PON) yang awalnya menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan di bidang olahraga, ternyata juga memberikan dampak berganda (multiplier effect) bagi banyak sektor, salah satunya pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf) bagi daerah yang menjadi tuan rumah atau tempat pelaksanaannya. PON ke-20 (XX) di Papua, salah satu contohnya.
Berbagai subsektor di dalam Parekraf antara lain moda transportasi, akomodasi, resto/rumah makan/sentra kuliner/kerajinan tangan/UMKM, destinasi atau objek wisata, seni dan budaya lokal serta usaha wisata lainnya di Bumi Cendrawasih ini tentunya akan mendapatkan peningkatan pendapatan berkat penyelenggaraan PON tahun 2021 ini.
Pasalnya, bermacam moda transportasi seperti alat transportasi udara (pesawat milik bermacam pihak maskapai penerbangan), darat (rental bus dan mobil), dan laut (kapal laut milik Pelni, kapal roro/ferry, dan lainnya) akan mengalami peningkatan penumpang.
Bayangkan ada berapa banyak atlit, pelatih, dan official team dari 33 Provinsi (Aceh sampai Papua Barat) yang akan datang ke Papua untuk berlaga di PON XX pada 2-15 Oktober mendatang dengan menggunakan entah itu moda transportasi udara, laut, dan darat atau kombinasi dari dua atau bahkan tiga moda transportasi tersebut.
Belum lagi wisatawan dari berbagai provinsi (wisatawan nusantara atau wisnus) termasuk wisatawan dari berbagai kota dan kabupaten di Papua (wisatawan lokal atau wislok) yang ingin menyaksikan pembukaan, pertandingan berbagai cabang olahraga favorit, dan penutupan PON XX di provinsi Mentari Harapan Baru dari Timur ini.
Otomatis permintaan akan rental bus dan mobil bakal melonjak terlebih jelang dan selama penyelenggaraan PON XX bermaskot Kangpho dan Drawa ini.
Mereka (atlit, pelatih, dan official team serta wisatawan) yang datang tentunya bukan sekadar ingin menonton PON XX tapi juga akan bertandang/berwisata ke sejumlah daya tarik Papua, minimal yang ada di 4 klaster tempat penyelenggaraan PON kali ini yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke.
Apalagi sejumlah daya tarik Papua mulai dari objek wisata alam, buatan, dan objek wisata budaya termasuk festival budaya, tarian tradisional, tradisi masyarakat, kerajinan tangan, dan kuliner khas Papua dipublikasikan lewat akun Instagram (IG) @ponxx2020papua dan lainnya sehingga publik luas jadi tahu dan kemungkinan tertarik untuk melihat dan atau membeli saat maupun selepas penyelenggaraan PON XX.
Mereka yang ingin keliling ke sejumlah objek wisata yang dipublikasikan tersebut tentu membutuhkan rental bus atau mobil.
Objek wisata yang dimaksud antara lain ke Bukit Jokowi yang berlokasi di kawasan Skyline, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura; Jembatan Youtefa di atas Teluk Youtefa; Pantai Base-G di sisi Utara kota Jayapura, Pantai Holtekamp sekitar 1,5 jam dari Jayapura, Pantai Tablanusu berjarak sekitar 60 Km dari Jayapura, serta ke Danau Emfote atau Danau Love dan Danau Sentani di Jayapura.
Selain itu ke Air Terjun Kampung Harapan di Distrik Timur Kabupaten Jayapura, Kalibiru di kawasan Perkampungan Genyem, Berap, Nimbokarang, Jayapura; dan Jayapura City yang berjarak hanya 20 menit dari pusat kota Jayapura, serta ke Tugu 0 Km Merauke - Sabang yang berada di Distrik Sita sekitar 1 jam perjalanan dari pusat kota Merauke.
Bukan mustahil, mereka tentunya juga ingin mencoba tradisi unik masyarakat Papua di berbagai tempat seperti tradisi bakar batu yang merupakan wujud syukur mayarakat Papua; berburu ikan dengan Kalawi atau senjata tradisional sejenis tombak khas Papua; dan melihat Honai atau rumah adat orang Papua berbentuk jamur yang terbuat dari jerami atau ilalang; serta menyaksikan aneka tarian tradisional seperti Tarian Yospan atau Yosim Pancar yang diiringi musik dari Gitar, Juk atau Ukulele, Tifa, dan Bas Akustik atau Stem Bass yang merupakan simbol persahabatan masyarakat Papua.
Pastinya mereka juga akan berwisata kuliner tradisional Papua seperti Papeda yaitu makanan khas Papua yang terbuat dari sagu, bertekstur lengket, rasanya tawar, dan biasa disajikan dengan lauk Ikan Kuah Kuning); Sagu Kering (semacam biskuit yang terbuat dari tepung sagu, bertekstur keras, dan biasa dicelup ke dalam teh manis panas untuk menikmatinya); Bubur Sagu (rasanya tawar dan bisa ditambah aneka topping seperti santan gula merah cair dan lainnya); dan Sinole, yaitu olahan sagu yang terbuat dari tepung sagu dicampur parutan kelapa, teksturnya mirip kue dadar yang digulung.
Mungkin juga ingin menikmati Aunu Sensbere yang berbahan dasar ikan teri nasi yang dicampur dengan irisan daun talas; Sagu Sep (makanan khas Merauke yang mirip Pizza namun berbahan dasar sagu yang dibakar menggunakan batu); dan Karakan (kepiting premium khas Timika yang berdaging tebal dan manis baik ditumis dengan aneka bumbu maupun dibakar dengan garam); Matoa (buah unik dan premium khas Papua yang rasanya manis perpaduan rasa buah Kelengkeng, Leci, dan Rambutan), Pinang (disebut-sebut 'permen'-nya orang Papua sekaligus pasta gigi atau santapan pencuci mulut selepas makan makanan utama yang bisa menguatkan gigi), Kuansu (Buah Merah khas Papua yang bernama latin Pandanus conoideus yang dipercaya berkhasiat meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit) dan atau kulineran makanan/minuman kekinian ke beberapa resto/rumah makan/kedai/kafe/food court maupun sentra kuliner.
Satu lagi, usai menonton PON XX dan jalan-jalan, tidak mungkin mereka tak pergi ke toko pusat oleh-oleh khas Papua ataupun sentra kerajinan untuk memborong aneka panganan seperti Cokelat Papua, Ikan Asar, Keripik Keladi, dan Roti Abon Gulung.
Cokelat Papua tersebut terbuat dari biji kakao dataran tinggi Jayapura. Uniknya kertas pembungkusnya berbahan dari bahan alam. Tempat membelinya antara lain di Toko Cokelat dan Buah Merah di Jayapura.
Ikan Asar adalah ikan asap yang gurih khas Jayapura. Lokasi membelinya antara lain di Pasar Mama-Mama Jayapura.
Keripik Keladi adalah camilan tradisional khas Papua yang terbuat dari umbi keladi. Tempat membelinya antara lain di Keripik Keladi Mamo Tika, Jalan Nuri Yotea, Jayapura.
Roti Abon Gulung berbahan abon sapi dan varian lain seperti rasa keju dan tuna yang bertekstur padat tapi lembut. Tempat membelinya antara lain di Jl. Jenderal Sudirman No 100 Manokwari atau bisa juga membelinya di Bandara Rendani Manokwari.
Tak ketinggalan, mereka juga pasti akan membeli kerajinan tangan dan aneka suvenir khas Papua seperti Noken Tifa, Koteka, Noken, Batik Cendrawasih, Lukisan Kulit Kayu 'Kombou' dari Sentani, Kain Tenun Terfo, aneka patung kayu, dan atau merchandise spesial PON XX sebagai buah tangan buat orang-orang tersayang di daerahnya masing-masing.
Noken adalah tas khas orang Papua yang sudah menjadi salah satu warisan budaya dunia dalam daftar UNESCO. Tas unik berbahan serat kulit kayu dan digunakan untuk membawa barang kebutuhan sehari-hari ini biasanya dibawa dengan cara digantungkan di bagian kepala.
Tiap daerah memiliki Noken dengan ciri sendiri misalnya Noken Asmat berciri bulu Burung Kasuari.
Tifa merupakan alat musik khas dari Papua yang berbentuk tabung dan terbuat dari kayu. Alat musik pukul tradisional Papua ini fungsinya sama dengan gendang. Alat ini dimainkan dengan cara dipukul dan biasanya dimainkan oleh lelaki. Tifa yang bersuara ringan, kerap digunakan untuk mengiring upacara adat, tarian tradisional dan pertunjukkan musik. Harganya tergantung ukuran.
Koteka merupakan salah satu pakaian adat pria Papua yang terbuat dari Lagenaria siceraria alias kulit labu air. Usai biji labu dan isinya dikeluarkan maka kulitnya dijemur dan dijadikan Koteka. Untuk ukuran koteka akan disesuaikan dengan pemakaiannya. Berbeda untuk aktivitas misalnya hendak bekerja atau upacara maka ukuran kotekanya berbeda juga.
Batik Cendrawasih adalah Batik khas Papua yang warnanya lebih berani dan memiliki motif utama Burung Cendrawasih, bermacam patung khas Papua, dan lainnya.
Lukisan Kulit Kayu dari Desa Asei di Sentani, proses pembuatan hingga bahan bakunya hanya didapat di Danau Sentani. Corak lukisannya adalah gambaran kehidupan masyarakat desa setempat dan masyarakat Papua lainnya dalam keseharian, motifnya antara lain hewan seperti Cicak dan lainnya.
Destinasi belanja oleh-oleh khas Papua tersebut antara lain Pasar Hamadi yang berada sekitar 3 Km dari pusat kota Jayapura; Toko Souvernir Khas Papua di Jalan Raya Argapura Papua; dan Toko Ilham atau Toko Aneka Batik yang ada di Jayapura.
Harga rental mobil/bus diperkirakan akan melonjak selama pelaksanaan PON XX mengingat adanya peningkatan permintaan/penyewaan.
Jelang dan selama pelaksanaan PON XX, dipastikan mereka juga sangat membutuhkan akomodasi seperti hotel di sekitar venue PON seperti hotel-hotel terdekat dengan Stadion Lukas Enembe di Sentani Timur, Kabupaten Jayapura. Serta sejumlah hotel di Kota Jayapura Ibukota Provinsi Papua dan kabupaten lain yang menjadi tempat penyelenggaran cabang olahraga yang dipertandingkan dalam PON kali ini.
Khabarnya sejumlah kamar di resort/hotel berbintang dekat venue PON XX sudah di-booking sebelum pelaksanaan pembukaan PON XX untuk para tamu VVIP.
Intinya berkat PON XX bukan hanya menciptakan penyediaan lapangan kerja, pun berbagai subsektor dalam Parekraf Papua akan mengalami peningkatan permintaan yang berujung pada peningkatan pendapatan baik buat masyarakat, pelaku industri Parekraf, maupun pendapatan asli daerah (PAD) Mentari Harapan Baru dari Timur ini secara keseluruhan.
Nah, buat yang ingin melihat langsung pembukaan PON XX ataupun aneka olahraga yang dipertandingkan langsung di Papua, TravelPlus Indonesia @adjitropis menyarankan sebaiknya selain sudah memesan jauh-jauh hari moda transportasi, akomodasi, dan rental mobil yang akan digunakan selama di Papua, pun tak lupa senantiasa mengindahkan protokol kesehatan yang berlaku antara lain 3M (menggunakan masker dengan benar, menjaga jarak, dan mencuci tangan) serta harus sudah divaksin dan dalam kondisi negatif Covid-19, agar aman dan nyaman.
Teks & foto: Adji TravelPlus @adjitropis
0 komentar:
Posting Komentar