Dua Tahun OCMHS, Ini Progres dan PR-nya
Sampai hari ini, Selasa (6/7/2021) bertepatan dengan 2 tahun usia penetapan Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto (OCMHS) sebagai warisan dunia (world heritage), progresnya sudah 75 persen. Dari 16 poin rekomendasi UNESCO, hanya tinggal 3 poin yang belum dilaksanakan.
Fakta itu diungkap Kepala Bidang (Kabid) Peninggalan Bersejarah & Permuseuman, Dinas Kebudayaan Peninggalan Bersejarah & Permuseuman (Disbud PBP) Kota Sawahlunto, Rahmat Gino Sea Games @rahmat_gino kepada TravelPlus Indonesia @adjitropis lewat pesan WA.
Adapun 16 poin rekomendasi UNESCO saat penetapan OCMHS itu antara lain
penetapan sebagai cagar budaya nasional, penghentian kegiatan tambang di buffer zone, management plan, adaptive reuse, strategi pengurangan resiko bencana, heritage impact assessment, peningkatan capacity building stakeholder, dan strategi pariwisata berkelanjutan.
"Kalau 13 poin teknisnya sudah kita kerjakan, jadi progresnya sudah 75 persen," jelas Gino.
Menurut Gino, 3 poin yang belum dilaksanakan dengan baik dan sesuai kewenangan karena berdasarkan langkah-langkah dalam catatan tersebut, ke-3 poin itu berkaitan dengan Pemko Sawahlunto, Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat (BPCB Sumbar), dan Pemprov Sumbar.
Lebih lanjut, Gino menerangkan ke-3 poin yang belum dilakukan itu yaitu poin 1, penetapan cagar budaya nasional untuk jaringan kereta api.
"Padahal sudah 7 kali sidang TACB nasional sejak April 2019 sampai terakhir Mei 2021," ungkapnya.
"Progresnya, Surat Walikota Permintaan Penyiapan Strategi Pengurangan Resiko Bencana kepada Gubernur Sumbar belum ada kepastian keputusan hal ini dari provinsi," akunya.
Terakhir, poin 11, yaitu melakukan kajian dan penelitian pada hubungan antara penyimpanan batubara Emmahaven dan dermaga lama (Area C).
"Pihaknya sudah melakukan permintaan fasilitasi ke BPCB Sumbar," bebernya.
Gino mengutarakan semua itu disela-sela memantau dari belakang layar pelaksanaan Talkshow Sawahlunto Bicara bertajuk “Repleksi Dua Tahun Penetapan OCMHS” yang digelar Pemko Sawahlunto melalui Disbud PBP Kota Sawahlunto hari ini.
Sementara itu dalam talkshow yang menghadirkan Kepala Disbud PBP Kota Sawahlunto Hilmed Rajomangkuto @hilmedrajomangkuto selaku pengantar, Roni Armis (pemantik), dan Jonny Wongso (moderator) serta Wali Kota Sawahlunto Deri Asta @der1asta yang menyampaikan kata sambutan sekaligus memotong tumpeng, juga terungkap sederet pekerjaan rumah (PR) OCMHS sampai diusia 2 tahun penetapannya.
PR yang dipertanyakan antara lain apakah status Sawahlunto sebagai kota warisan sudah menjadi kebanggaan bersama bagi seluruh stakeholder?
Lalu sudah sejauh mana promosi mining heritage tourism, branding, dan ketersediaan informasi tentang OCMHS?
Talkshow yang digelar secara hybrid (offline dan online) ini diikuti sejumlah perwakilan dari Paguyuban Jawa, Batak, dan Sunda, Karang Taruna Sawahlunto, Pemuda Pancasila, KNPI, Komunitas Anak Nagari, Kolam Baca, dan Komunitas Kuali.
Selain itu ada perwakilan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI), Milenial Cinta Budaya, Dulur Tunggal Sekapal, Homestay, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, KADIN, GAPENSI, GAPEKSINDO, dan General Manager PT.Bukit Asam Unit Pertambangan Ombilin serta tentunya TravelPlus Indonesia yang mengikuti talkshow ini secara online dari Jakarta.
Sebagai pengingat, OCMHS atau Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) ditetapkan sebagai warisan dunia (world heritage) oleh UNESCO pada Sidang Komite ke-43 di Kota Baku, Azerbaijan, Sabtu, 6 Juli 2019 pukul 12.20 waktu setempat.
Teks: Adji TravelPlus @adjitropis
Foto: adji, @der1asta, @rahmat_gino, & @coal.town
0 komentar:
Posting Komentar