Punya Tugu Peringatan Tragedi SJ 182, Daya Pikat Pulau Lancang Bertambah
Keberadaan Tugu Peringatan Tragedi SJ 182 yang dibangun Pemkab Kepulauan Seribu, jelas akan menambah daya pikat bukan hanya buat Pulau Lancang, pun Kepulauan Seribu dan DKI Jakarta secara keseluruhan.
Hal itu disampaikan Bupati Kepulauan Seribu, Junaedi dalam sebuah webinar di Zoom Meeting baru-baru ini.
"Tugu Peringatan Tragedi SJ 182 di Pulau Lancang, Kabupaten Kepulauan Seribu dibangun untuk mengenang 62 penumpang pesawat Sriwijaya Air 182 yang jatuh di antara perairan Pulau Lancang dengan Pulau Laki pada Januari 2021," terang Junaedi.
Tugu atau monumen yang dibangun bekerja sama dengan manajemen Sriwijaya Air ini diharapkan dapat menambah daya tarik Pulau Lancang sebagai tempat bersejarah untuk mengenang tragedi tersebut.
"Tugu tersebut, nantinya juga bisa menjadi tempat ziarah keluarga korban Sriwijaya Air SJ 182," jelasnya.
Pulau Lancang dipilih sebagai lokasi tugu tersebut karena pulau yang berluas belasan hektare ini merupakan pulau pemukiman, sedangkan Pulau Laki boleh dibilang tidak berpenghuni.
Selama ini Pulau Lancang yang berjarak sekitar 11 Km dari Utara Pulau Jawa, ramai didatangi warga dari daratan Jakarta dan sekitarnya untuk wisata memancing.
Biasanya peminat mancing datang ke Pulau Lancang pada Sabtu lalu menginap semalam, dan Minggu baru pulang.
Aktivitas wisata yang kerap dilakukan pengunjung selain memancing, antara lain santai di pantai, menikmati panorama laut, kulineran aneka seafood, melihat kesibukan dermaga, keliling permukiman warga, dan mengabadikan sunset.
Pulau yang secara administratif berada di Kelurahan Pulau Pari, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu ini memiliki Pantai Karma yang berpasir putih, yang selama ini menjadi salah satu daya tarik pulau ini.
Sebelum pulang, pengunjung bisa memborong aneka ikan teri nasi dan kepiting rajungan buat oleh-oleh. Maklum penduduk Pulau Lancang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan, dan produk laut andalan warganya yang terkenal adalah olahan ikan teri dan rajungan.
Menurut cerita penduduknya, Pulau Lancang awalnya bernama Pulau Kelancang dari nama kayu Pohon Kelancang. Namun mungkin karena warga susah menyebutnya, lama-kelamaan menjadi Lancang sampai sekarang.
Tak sulit menjangkau Pulau Lancang. Wisatawan yang berangkat dari Dermaga Marina, Ancol, bisa naik kapal dengan waktu tempuh perjalanan laut sekitar 1,5 jam.
Naskah: adji TravelPlus @adjitropis
Foto: @senjapulaulancang_, @lancang_island, @pemkabseribu & adji
0 komentar:
Posting Komentar