. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Jumat, 18 Juni 2021

Pengelolaan Onrust Diusulkan Pakai Pola Public Private Partnership, Supaya Mandiri dan Untung


Pengelolaan Taman Arkeologi Onrust di Kepulauan Seribu diusulkan menggunakan pola public private partnership agar kemasannya lebih menarik sehingga berujung pada kemandiran secara finansial dan sekaligus menguntungkan.

Hal itu disampaikan Iwan Henry Wardhana selaku Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta dalam Diskusi Daring Webinar bertema “Melihat Pulau Onrust sebagai Bagian dari Sejarah Kota Jakarta dan Destinasi Wisata Sejarah” di Zoom Meeting, Kamis (17/6/2021).

"Saya mengusulkan sebuah pola kemitraan  atau public private partnership untuk semua pihak dalam pengelolaan Taman Arkeologi Onrust agar lebih mandiri dari segi finansial dan juga bisa untung," ungkap Iwan.

Kemandiran sebuah kawasan wisata termasuk Taman Arkeologi Onrust itu penting mengingat kemampuan anggaran Pemprov DKI Jakarta selama masa pandemi Covid-19 ini menjadi terbatas karena lebih terkonsentrasi ke sektor kesehatan, pencegahan penyebaran Covid-19 termasuk untuk adaptasi dengan new normal.

Oleh karenanya Iwan juga berharap Taman Arkeologi Onrust tidak menjadi cost center namun harus profit center.

"Supaya tidak punya ketergantungan finansial dari Pemprov DKI, pengelolanya harus melakukan adaptasi dan fleksibilitas atau adaptability and flexibility dalam kondisi pandemi seperti saat ini," terangnya.

Untuk itu perlu dibuat provosal yang baik yang nantinya ditujukan ke pihak-pihak swasta calon operator yang akan mengemas Taman Arkeologi Onrust menjadi lebih maju.

"Tentu pengemasan atau pengembangan tetap mengindahkan konsep konservasi, tidak sampai merusak bangunan-bangunan sejarah yang sudah ada, justru harus menambah daya tarik sehingga semakin banyak wisatawan yang datang," terangnya.


Iwan juga mengatakan sepertinya diperlukan konsultan khusus untuk mengemas Taman Arkeologi Onrust sehingga menjadi sebuah kemasan yang lebih baik dan lebih menarik.

"Jangan hanya bisa mempertahankan seperti saat ini yang memang sejak tahun 1972 sudah ditetapkan sebagai pulau bersejarah dan kemudian berstatus cagar budaya. Tapi harus bisa menjadi cikal bakal yang lebih baik lagi," tambahnya.

Unit Pengelola Taman Arkeologi Onrust yang kini dipimpin Berkah Syadaya, lanjutnya, hanya sebagai regulator bukan operator. "Sementara operatorlah yang harus mengemasnya menjadi sebuah potensi yang lebih menarik hingga menguntungkan," tegasnya lagi.

Oleh karena itu, pihaknya mengusulkan agar memberikan kewenangan kepada pihak-pihak yang lebih profesional sebagai oparator.

"Tujuannya supaya mengurangi ketergantungan terhadap anggaran pemprov DKI Hakarta dan kas negara," pungkas Iwan.

Selain Iwan, diskusi yang diselenggarakan Unit Pengelola Museum Kebaharian Jakarta dan didukung oleh berbagai pihak dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Jakarta ke-494 ini juga dihadiri Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno sebagai pembicara utama. Sandiaga yang sedang berada di Desa Wisata Rammang-Rammang, Sulawesi Selatan hadir didampingi Atta Halilintar.

Ada pula sambutan dari Kepala Unit Pengelola Musium Kebaharian Jakarta yang juga menangani Taman Arkiologi Onrust, Berkah Shadaya dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Onny Widjanarko.

Tak ketinggalan narasumber Candrian Attahiyyat (Arkeolog, Tim Ahli Cagar Budaya Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta) serta dua pembicara tamu
Gumilar Ekalaya (Plt. Kepala Dinas Pariwisata & Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta) dan Salman Dianda Anwar (Ketua Umum Jakarta Tourism Forum).

Catatan Sejarah
Taman Arkeologi Onrust yang terdiri atas Pulau Onrust, Cipir, Kelor, dan Pulau Bidadari. Lokasinya di perairan Teluk Jakarta, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.


Sejarah mencatat, Taman Arkeologi Onrust pernah menjadi tempat peristirahatan keluarga Kesultanan Banten.

Lalu VOC membangun galangan kapal dan galangan kecil di Pulau Onrust dan pernah menjadi tempat karantina haji.

Di masa pendudukan Jepang, Pulau Onrust digunakan sebagai penjara kecil bagi penjahat kelas berat.

Selanjutnya pada 1972 Pulau Onrust ditetapkan sebagai pulau bersejarah yang dilindungi berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta dan baru pada 16 Oktober 2015 
Gubernur DKI Jakarta menetapkan Pulau Onrust, Cipir, Kelor, dan Pulau Bidadari sebagai kawasan cagar budaya.

Harga tiket masuk ke Taman Arkeologi Onrust saat ini sesuai perda Provinsi DKI Jakarta No. 1 Tahun 2015 untuk per orang dewasa Rp 5.000, mahasiswa Rp 3.000, dan
anak-anak/pelajar Rp 2.000.

Untuk menuju Taman Arkeologi Onrust dengan menggunakan akses angkutan laut (perahu/kapal) dari Dermaga Muara Kamal, Marina Ancol, atau dari Dermaga Tanjung Pasir.  Fasilitas pendukung yang ada di sana antara lain toilet, musholla, dan dermaga.

Naskah: adji TravelPlus @adjitropis
Foto: adji, @pulau_onrust & ridwan



0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP