Jelajah Kota Ambon Pas Hari Musik Dunia, Atmosfernya Lebih Istimewa
Berkunjung ke Kota Ambon lalu keliling ragam daya tariknya memang bisa kapan saja. Tapi kalau jelajahnya bertepatan dengan Hari Musik Dunia, sepertinya akan mendapatkan atmosfer lebih istimewa.
Sebelum menyuguhkan daya tarik apa saja yang dimiliki Ambon, ada baiknya TravelPlus Indonesia jelaskan hubungan Hari Musik Dunia dengan Ambon dan kenapa harus ke Ambon.
Hari Musik Dunia atau World Music Day diperingati setiap 21 Juni. Pertama kali dirayakan pada1982 di Prancis lalu diikuti sejumlah negara lain dalam bentuk konser gratis, pesta musik, festival musik, dan lain sebagainya.
Lantaran tanggal 21 Juni Hari Musik Dunia, kota yang pantas untuk diangkat terkait hal itu adalah Ambon.
Kenapa Ambon? Ya karena ibukota Provinsi Maluku yang pernah menjadi tuan rumah puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2017 ini merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang bergelar Kota Musik Dunia.
Pada 31 Oktober 2019 bertepatan dengan Hari Kota Sedunia, UNESCO menobatkan Ambon sebagai salah satu kota Kreatif Dunia.
Berkat penetapan tersebut Ambon bersanding dengan 65 kota lain, dan kini Ambon tergabung dalam Jaringan Organisasi Kota Kreatif di dunia yang hingga saat ini berjumlah 246 anggota.
Jaringan Organisasi Kota Kreatif Dunia menyatukan kota-kota yang mendasarkan pengembangan mereka pada kreativitas, baik dalam musik, seni kerajinan rakyat, desain, sastra, seni digital, dan gastronomi.
Selain Ambon, ada beberapa kota lagi di sejumlah negara yang sudah lebih dulu berpredikat sebagai Kota Musik Dunia yaitu Hamamatsu (Jepang), Liverpool (Inggris), Idanha a Nova (Portugal), dan Auckland (Selandia Baru).
Objek wisata yang wajib dikunjungi di Ambon terkait dengan musik antara lain Desa Tuni di Kecamatan Leitimur Selatan yang identik dengan alat musik suling bambu dan Desa Amahusu dengan musik ukulele-nya.
Di kedua desa wisata berbasis musik itu wisatawan bisa melihat aktivitas bermusik warganya yang hidup dan konsisten sedari anak-anak.
Objek lainnya Air Mancur Menari di Taman Pattimura. Sesuai namanya air mancur yang menjadi ikon Kota Ambon sebagai Kota Musik Dunia tersebut, bisa menari mengikuti lantunan irama musik yang diputar.
Taman Pattimura yang berada di Uritetu, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon merupakan taman yang memiliki sejarah yang cukup panjang. Taman ini dibangun sebagai penghargaan pada Kapiten Pattimura. Aktivitas yang kerap dilakukan warga dan pengunjung di taman ini antara lain lari pagi/sore, jalan santai keliling taman, bermain batminton, voli, basket, dan lain sebagainya.
Selagi disana abadikan pula monumen/tulisan "Ambon City of Music" di kawasan Hative Besar, Kecamatan Teluk Ambon.
Keberadaan monumen tersebut, memperkuat imej Ambon yang selama ini dikenal dengan julukan MANISE (Maju-Aman-Nyaman-Indah-Sejuk-Elok), sebagai kota yang menelorkan sederet musisi berbakat Tanah Air.
Selain objek-objek terkait musik, masih ada sejumlah daya tarik lain yang patut disambangi selagi berada di Ambon antara lain Gong Perdamaian, Patung Pattimura, Monumen Patung Dr.J. Leimena, dan Patung Martha Christina Tiahahu.
Setelah itu lanjutkan ke Museum Siwa Lima di Jl. Dr. Malaiholo, Taman Makmur, Kelurahan Nusaniwe, Kecamatan Nusaniwe; Benteng Victoria di Jl. Slamet Riyadi, Uritetu, Kecamatan Sirimau, Waterboom Waitatiri di Jl. Sisingamangaraja, Passo, Kecamatan Baguala; dan Jembatan Merah Putih yang menghubungkan Desa Rumah Tiga (Poka), Kecamatan Sirimau di sisi Utara dengan Desa Hative Kecil/Galala, Kecamatan Teluk Ambon di bagian Selatan.
Mau berwisata religi atau sekadar menunaikan shalat, bisa pergi ke Masjid Agung Annur di Jalan Sultan Hasanudin, Desa Batumerah;
Masjid Jami Ambon; dan atau Masjid Raya Al-Fatah di Jl. Masjid Raya Ambon, Kecamatan Nusaniwe.
Kalau suka berwisata pantai, bisa mengunjungi Pantai Pintu Kota di Kecamatan Nusaniwe dan Pantai Santai di Jl. Amanhuse, Latuhalat, masih di Kecamatan Nusaniwe.
Di sela-sela menjelajahi ragam daya tarik Ambon, ada baiknya luangkan waktu berwisata aneka kuliner khasnya.
Untuk sajian utama khasnya antara lain Nasi Kelapa, Papeda dengan kuah kuning dan beberapa lauk seperti ikan tongkol ataupun ikan tuna, Ikan Asap dengan sambal ataupun dimasak menjadi gulai, Ikan Kuah Pala, sayur pepaya, sambal colo-colo,.sambal bekasang, dan Kohu-Kohu.
Camilan atau panganannya antara lain Rujak Natsepa, Kue Asida,. Roti Kering Kenari, Gogos, Pisang Asar, Bubur Sagu Ubi, Talam Sagu Bakar, Pisang Tongka Langit dan aneka olahannya, Bagea, sert Kue Kenari. Sedangkan minuman khasnya antara lain Rarobang kopi khas dari Ambon yang terbuat dari bubuk kopi yang dicampur dengan bubuk jahe yang disajikan dengan kelapa parut ataupun gula aren dan taburan kacang kenari di atas kopi.
Selain aneka kuliner khas Ambon tersebut, juga ada makanan dari tanah Jawa namun sudah lama ada di Ambon dan bertahan sampai sekarang, yaitu Nasi Kuning.
Salah satu kedai Nasi Kuning yang ramai peminatnya adalah Warung Nasi Kuning Bu Nanik di seberang Masjid Raya Al-Fatah, Kota Ambon, tepatnya di Jalan AM Sangaji.
Pilihan lain menikmati penampilan Tifa Booyratan dalam festival 'The Voyage of the Drum" yang adakan Fete de la Musique 2021 dan UNESCO Creative Cities Network dalam rangka merayakan Hari Musik Dunia tahun ini.
Di akun @ambon.cityofmusic dijelaskan dalam festival tersebut Ambon City of Music menampilkan Tifa Booyratan, yang menceritakan perjalanan Putri Booyratan membawa Tifa ke Amahusu, dari Tifa tersebut kemudian dikembangkan 7 tipe pukulan Tifa berdasarkan 7 marga di Amahusu.
Penampilan Tifa Booyratan bisa dilihat di youtube Music Export Poland, tepat 21 Juni 202, pukul 19.00 WIT.
Naskah: adji TravelPlus @adjitropis
Foto: adji & @ambon.cityofmusic
0 komentar:
Posting Komentar