. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Senin, 07 Juni 2021

Hari Laut Sedunia Momentum Mengemas Wisata Bahari Supaya Naik Kelas, Ini Lima Kiatnya


Hari Laut Sedunia atau World Oceans Day yang diperingati setiap 8 Juni, bisa menjadi salah satu momentum untuk mengemas (termasuk mempromosikan) ragam potensi wisata bahari agar naik kelas dari level lokal menjadi nasional bahkan internasional.

Berdasarkan pengalaman mengunjungi, menjelajahi sekaligus meliput aktivitas terkait wisata bahari di berbagai daerah di Tanah Air, sehari jelang World Oceans Day 2021, TravelPlus Indonesia @adjitropis memberikan lima kiat memanfaatkan Hari Laut Sedunia untuk mengemas ragam wisata bahari supaya tidak jago kampung lewat tulisan ini.

Kiat pertama, inventarisasi ragam wisata bahari yang dimiliki berikut aktivitas wisata bahari yang bisa dilakukan/dilihat pengunjung, antara lain mendata apakah wilayahnya berhadapan langsung dengan samudera Indonesia, laut ataupun selat.

Berapa jumlah pantai dan pulaunya? Apakah di pantai atau di pulaunya bisa melihat pesona matahari terbit ataupun tenggelam yang spektakuler? Jika iya, ini bisa jadi tourism branding-nya. Contoh Kota Pariaman di Sumatera Barat ber-branding: The Sunset City of Indonesia.

Apakah pantai atau pulaunya punya sesuatu yang unik/beda tak ada di tempat lain, misalnya Pantai Wartawan, selain namanya unik pantai di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung memiliki sumber mata air panas bersuhu 80 derajat celsius yang bercampur dengan air laut karena berada di pantai.

Apakah pantai atau pulaunya berada di kawasan konservasi seperti taman nasional (TN) ataupun taman wisata alam (TWA)?  Misalnya Pantai Merah atau Pink Beach di Pulau Komodo, salah satu pulau utama di  TN Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT.

Apakah memiliki spot untuk bermacam water sport atau sport tourism yang terkait dengan bahari seperti snorkeling, menyelam, berselancar, renang, memancing, jetski, yacht, dan lainnya?

Apakah memiliki tradisi, kearifan lokal seperti sedekah laut, dan lainnya? Jika punya, kemaslah semenarik mungkin agar lebih berdaya jual.

Apakah memiliki kuliner tradisional berbahan seafood, misalnya Sop Parende khas Buton dan lainnya. Jika punya, lestarikan, kembangkan, dan gaungkan dalam bentuk event misalnya membuat Festival Sop Parende, Festival Ikan Bakar dan lainnya.

Apakah memiliki calendar of event terkait wisata bahari, misalnya lomba perahu layar tradisional seperti lomba Sadeq di Sulawesi Barat? Jika ada, sama seperti di atas, dikemas lebih profesional.

Apakah pulau/pantai atau lautnya potensial untuk watersport triathlon, renang di laut/selat, volly pantai, surfing, yacht, jetski, sampan tradisional, dan lomba lainnya atau bisa untuk tempat berlabuh kapal pesiar berukuran jumbo? Jika iya buatlah tapi bukan asal buat, harus minimal berskala nasional untuk tahap awal selanjutnya naik kelas ke level regional baru kemudian tingkat dunia.

Kedua, setelah terdata, pilihlah pantai, pulau, aktivitas wisata bahari, tradisi, kuliner laut, dan event yang paling menonjol/menarik/berdaya jual tinggi/populer/diminati untuk diprioritaskan pengembangannya agar menjadi andalan. 

Prioritas itu penting agar pengembangannya fokus, terarah, dan berlangsung cepat.


Kiat ketiga, pengembangannya mulai dari penyediaan sarana dan prasarana (sarpras) yang bukan sekadar ada, tapi menarik/unik sehingga menambah daya tarik. Contohnya kalau punya akomodasi di pantai/pulau baik itu hotel, resort, cottage, villa, wisma ataupun homestay sebaiknya yang menarik dari segi bentuk/arsitektur, bahan material yang ramah lingkungan, dan lainnya.

Begitupun kalau punya dermaga, tempat sampah, toilet umum, tempat bilas, menara pengamatan (watching tower), warung/kedai/rumah makan, gazebo, toko sovenir, rental alat selam, musholla, tempat parkir, spot-spot foto, dan lainnya, semuanya harus menarik bukan asal ada.

Berikutnya, terkait pengelolaannya. Apakah dikelola oleh masyarakat desa setempat, swasta, pemda atau UPT dari pemerintah pusat/kementerian? Siapapun pengelolanya yang terpenting pelayanannya harus profesional dalam artian mengedepankan kenyamanan pengunjung.

Perlu diingat, kalau pengunjung nyaman, otomatis dia akan betah berlama-lama dan akan datang dan datang lagi.

Bila pulau atau pantainya berbayar atau dikenakan tiket masuk, jangan sampai tarifnya terlalu mahal apalagi ada pungutan liar (pungli) lainnya. Jika pulau/pantainya tidak dikenai tiket masuk alias gratis, tetap harus dalam kondisi bersih, tertata, dan aman untuk dikunjungi serta berfasilitas pendukung atau sarpras yang lengkap.

Terakhir atau kiat kelima, kalau ingin naik kelas, promosinya juga jangan lokalan, jangan pelit mengeluarkan anggaran.
 
Siapkan anggaran lebih untuk hal yang sangat penting ini. Tanpa promosi yang maksimal, jangan harap bisa melambungkan ragam daya tarik wisata baharinya.

Jangan merasa cukup hanya lewat ragam media sosial (medsos) seperti FB, Twitter, Instagram, dan Tiktok atau lewat website dan YouTube intern.
 
Diperlukan sangat kerjasama dengan pewarta (jurnalis/blogger/influencer atau pegiat medsos) yang memang konsen mempromosikan hal-hal terkait kepariwisataan termasuk wisata bahari.

Bentuk kerjasamanya, bisa dengan pemuatan press release, advertorial, peliputan atraksi wisata atau kegiatan/event yang diselenggarakan, peliputan ragam daya tarik wisata baharinya baik itu destinasi/objeknya, kuliner, produk ekraf/kerajinan tangan, dan lainnya.


Itulah lima kiat dalam mengemas ragam wisata bahari agar naik kelas dengan memanfaatkan memonteum Hari Laut Sedunia tahun ini.

Lalu bagaimana buat daerah/kota atau kabupaten yang tidak memiliki ragam wisata bahari lantaran secara geografis tidak berada di tepi Samudera Indonesia, laut ataupun selat?

Tenang.., jika kondisinya memang seperti itu bukan berarti tidak bisa memiliki daya tarik bernuansa bahari. Contohnya Bandung di Jawa Barat, walaupun tidak memiliki laut karena berada di pegunungan, ternyata berhasil menciptakan vibe atau atmosfer bahari di daerahnya yang berudara dingin dengan menghadirkan Pinisi Resto Glamping Lakeside Rancabali, tepatnya di Ciwidey.

Intinya, diperlukan daya kreativitas tinggi jika memang tipikal daerah Anda serupa dengan Bandung. Namun tidak mesti harus sama seperti Bandung. Harus ada sesuatu yang beda, agar wisatawan menemukan nuansa bahari yang berbeda pula di daerah Anda.

Happy World Oceans Day, semoga ragam wisata bahari daerah Anda naik kelas.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
 

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP