. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Sabtu, 08 Mei 2021

Liput Komplit Kunker Sandi di Aceh, 5 Pertanyaan Ini Muncul Buat TravelPlus


Sebanyak 14 konten video di tiktok @faktawisata.id lalu dibagikan ke Instagram (IG) @adjitropis, 9 tulisan di weblog TravelPlus Indonesia, 4 lagu, dan 4 unggahan foto di @adjitropis terkait kunjungan kerja (kunker) Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno @sandiuno (Sandi) ke Aceh (1-2/5/2021), sudah tuntas dibuat dan disebarluaskan TravelPlus Indonesia.

Usai meliput komprehensif (komplit/luas/menyeluruh), TravelPlus Indonesia @adjitropis mendapat sejumlah pertanyaan dari beragam profesi, termasuk dari beberapa pewarta.

Sekurangnya ada 5 pertanyaan yang TravelPlus pilih dan jawab lewat tulisan ini.

Kelima pertanyaan itu pertama, kenapa TravelPlus sampai membuat begitu banyak tulisan, konten video, lagu, dan video terkait kunker Sandi di tanah rencong, Aceh tepatnya Kota Banda Aceh, Kota Sabang, dan Kabupaten Aceh Besar?

Pertanyaan berikutnya, apakah TravelPlus orang asli Aceh atau ada keturunan Aceh?

Ketiga, kenapa TravelPlus tidak meliput/membuat tulisan, konten video, lagu & foto kunker Sandi sebelum ke Aceh yaitu ke Sumbar dan setelah ke Aceh yakni ke Lombok, NTB?

Pertanyaan keempat, bagaimana kiatnya bikin liputan yang beda dan beragam ala TravelPlus?

Terakhir atau kelima, apa yang TravelPlus lakukan jika bertemu/kenal dengan pejabat pusat maupun daerah yang tidak melek promosi/publikasi, masih konvensional, dan atau tidak melibatkan wartawan/travel blogger kreatif, produktif, dan berpengalaman untuk memajukan kebudayaan, pariwisata, ekonomi kreatif (Budparekraf), dan sektor-sektor terkait lainnya?

Jawaban atas pertanyaan pertama, ya karena TravelPlus diundang Kemenparekraf lewat biro komunikasi (birkom) publik untuk meliput kunker Sandi tersebut.

Karena diundang dan dibiayai dari uang negara, timbal baliknya sudah pasti TravelPlus liput secara komprehensif (komplit, luas, menyeluruh) khas TravelPlus. Artinya, bukan hanya agenda kegiatan Sandi selama kunker, pun beragam daya tarik lain seperti obyek wisata, akomodasi, dan produk ekraf-nya antara lain kuliner dan kerajinan tangannya.

Sejak zadul (zaman dulu), jika diundang untuk liputan event, kunker, dan lainnya, TravelPlus bukan hanya meliput on event (saat event), pun pra (sebelum) dan pasca/post (setelah) event.

Dulu, sebelum ada ragam media sosial (medsos), liputan pra, on, and post event yang TravelPlus buat hanya sebatas di media cetak (majalah Travel Club & Koran Harian Waspada) serta TravelPlus Indonesia.


Namun setelah ada medsos kekinian  selain di TravelPlus Indonesia, juga dimuat di akun IG @adjitropis dan tiktok @faktawisata.id dengan tujuan agar semakin meluas pembacanya. Tak cuma itu link tulisan, IG, dan link tiktok-nya terkait liputan tersebut juga dibagikan lewat WA, WAG, dan Telegram Group.

Jawaban pertanyaan kedua (ini juga dulu pernah ada tanya seperti itu), TravelPlus bukan asli orang Aceh dan tidak ada keturunan/berdarah Aceh. Karena kebetulan dapat undangan meliput kunker Sandi ke Aceh otomatis ragam daya tarik Aceh khususnya tiga daerah yang dikunjungi Sandi yaitu Banda Aceh, Sabang, dan Kabupaten Aceh Besar-lah yang TravelPlus liput dan sebarluaskan.

Aceh memang termasuk salah satu provinsi yang TravelPlus sering liput/tulis, mulai setelah Tsunami 2004 sampai sekarang. Kenapa? Ya karena ada kesempatan untuk ke sana antara lain diundang oleh Kementerian Pariwisata, Kementerian Pendidikan Kebudayaan, dan BPNB Aceh, salah satu UPT dibawah Ditjen Kebudayaan, Kemdikbud.

Jawaban pertanyaan ketiga, singkat saja, karena TravelPlus tidak dilibatkan/tidak diundang/diajak untuk meliput kunker Sandi ke Sumbar dan Lombok. Andai saja ada kerjasama/sinergi (diundang) entah itu oleh Kemenparekraf atau dari Pemprov/disbudpar provinsi terkait, tentu saja TravelPlus liput/tulis secara komprehensif.

Jawaban pertanyaan keempat, kiatnya antara lain mengetahui agenda kegiatan Sandi selama di provinsi tersebut, cari tahu ragam daya tarik sektor parekraf kota/kabupaten yang dikunjungi Sandi, dan cari angle liputan yang beda.

Begitupun kalau ingin buat konten video dan foto. Usahakan jangan seragam dengan tim peliput lain, supaya diminati/dilihat/ditonton pembaca/warganet/calon wisatawan sehingga mereka mendapatkan alternatif tulisan/konten yang beda.

Buktinya 14 konten yang TravelPlus buat terkait kunker Sandi di Aceh, penontonnya terbilang lumayan banyak, mulai dari 150 lebih sampai mendekati 500 warganet. Jumlah itu sudah pasti akan terus melonjak, sejauh konten-konten tersebut tetap ada atau tidak TravelPlus hapus.

Perlu diingat, Menparekraf Sandi sudah punya tim medsos dan tim peliput dari birkom publik, otomatis hampir semua isi berita/tulisan, foto, dan videonya sama/seragam. Biar beda, agar tidak seragam, sebagai pewarta (wartawan/travel blogger/fotografer/videografer) harus jeli dan kreatif mencari sesuatu yang beda mulai dari angle sampai materi liputannya.

Perlu diingat pula, yang dibutuhkan wisatawan/travelers/backpackers itu adalah informasi terkait daya tarik baik itu obyek wisata alam, budaya, buatan, akomodasi, produk ekraf termasuk kuliner, aktivitas wisata yang bisa dilakukan, panduan berwisata, dan harga.

Jawaban atas pertanyaan terakhir atau kelima, juga sederhana. Doakan saja supaya pejabat tersebut sadar, dan jika tidak/belum sadar juga  mudah-mudahan lekas diganti dengan pejabat baru yang melek promosi/publikasi, yang berpikir/berwawasan kekinian, dan selalu melibatkan wartawan/travel blogger kreatif, produktif, dan berpengalaman supaya  Budparekraf, dan sektor-sektor terkaitnya lebih terekspos dan maju.


Sebagai penutup, TravelPlus membuat tulisan ini bukan untuk disanjung/dihargai, melainkan sebagai tanggung jawab sekaligus laporan karena sudah diundang meliput kunker Sandi ke Aceh agar Menparekraf Sandi dan pihak yang mengundang yakni Birkom Publik Kemenparekraf tahu sekaligus paham bahwa di era digital dan medsos kekinian seperti sekarang apapun medianya (entah itu weblog, website mainstream ataupun website mandiri), semua punya kesempatan yang sama, tinggal tergantung keloyalan, kreativitas, dan produktivitas pewartanya.

Pewarta yang loyal (berpengalaman); kreatif (karya jurnalistiknya anti keseragaman/beda, tahu apa yang diminati wisatawan, melek promosi, dan jeli memanfaatkan ragam medsos kekinian); serta produktif-lah yang semestinya diutamakan agar Parekraf dan sektor-sektor terkait Indonesia  cepat bangkit dan maju.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP