. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Senin, 03 Mei 2021

Ini Alasan TravelPlus Lontarkan 2 Pertanyaan untuk Sandi di Extended Weekly Press Briefing 2021


Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno @sandiuno (Sandi) tengah memimpin Extended Weekly Press Briefing (EWPB) Kemenparekraf/Baparekraf 2021 yang digelar secara hybrid, Senin (3/5) sore.

EWPB sebagai pengganti acara buka puasa bersama Ramadhan yang biasa digelar setiap tahun ini, diikuti 100 wartawan terbagi atas 70 wartawan via zoom dan 30 lagi ikut offline.

Selain Sandi, hadir pula Mba Wamen dan sejumlah deputi.

TravelPlus Indonesia diundang dan hadir secara online, dan sudah mengajukan 2 pertanyaan yang dikirim ke staf Biro Komunikasi (Birkom) Publik Kemenparekraf beberapa hari lalu.

Kedua pertanyaan yang TravelPlus tujukan kepada Sandi itu partama, selain kondisi perekonomian masyarakat menengah ke bawah melemah, penyebab lain orang malas berwisata ke luar provinsinya karena beban biaya bertambah untuk tes antigen, dll. Apa solusi Menparekraf agar beban itu hilang dan masyarakat kembali berminat berwisata tanpa beban ini dan itu?

Pertanyaan kedua, khusus 5 destinasi pariwisata super prioritas (DPSP), berapa jumlah kunjungan wisatawan nusantara (wisnus)-nya sampai April 2021? Apakah ada peningkatan? Jika belum, apa yang akan Menparekraf lakukan? Sudahkah Kemenparekraf melibatkan wartawan/blogger/sekaligus pegiat medsos kekinian yang benar-benar loyal dan kreatif dalam mempromosikan Parekraf selama ini?

Ini alasan kenapa TravelPlus mengajukan dua pertanyaan tersebut, soal penyebab orang (wisnus) malas berwisata salah satu penyebabnya adalah adanya keharusan tes antigen terlebih untuk berwisata ke luar provinsinya dengan menggunakan transportasi udara (pesawat terbang).

Sekalipun wisnus tersebut 'sultan' atau berkantong tebal, orang tajir dari kalangan atas tetap saja keharusan tes antigen itu bisa membuatnya malas/enggan berwisata, bukan lantaran harus mengeluarkan kocek/duit tapi rasa nyaman, rileks sebelum berwisata sudah lenyap gara-gara terbebani tes antigen itu. Bayangkan Andai saja tes itu positif, gagal sudah rencana berwisatanya.

Jika hasilnya negatif, sepulangnya dari destinasi wisata, juga harus tes antigen lagi. Otomatis rasa gundah/cemas itu hadir lagi karena khawatir positif.

Kecemasan sebelum berangkat dari kota asal dan sewaktu ingin kembali dari destinasi wisata karena ada keharusan tes antigen, itulah salah satu biang penyebab orang (baca: wisnus) malas/enggan berwisata.

Perlu dicari solusi terbaik apa saja  untuk menghilangkan beban itu, dan itulah kenapa TravelPlus melontarkan pertanyaan tersebut.

Adapun alasan TravelPlus melayangkan pertanyaan kedua, karena salah satu tugas utama Sandi adalah membenahi 5 destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) sekaligus bagaimana menjaring wisatawan ke masing-masing destinasi tersebut yakni Labuan Bajo, Mandalika, Borobudur, Danau Toba, dan Likupang.

Pertanyaan tersebut punya kaitan erat dengan pertanyaan pertama. Jika ternyata kunjungan wisnus ke 5 DPSP masih rendah kemungkinan salah satu biang keroknya karena keengganan orang berwisata lantaran terbebani tes antigen.

Di pertanyaan kedua terselip pertanyaan tambahan mengenai apakah Kemenparekraf melibatkan wartawan/blogger/sekaligus pegiat medsos kekinian yang benar-benar loyal dan kreatif dalam mempromosikan Parekraf selama ini?

Perlu digarisbawahi wartawan/blogger yang TravelPlus maksud disini adalah pewarta yang bukan hanya loyal dan kreatif dalam menulis hal-hal terkait Parekraf, pun yang amat melek marketing (menyebarluaskan link tulisannya serta konten baik itu foto, video, dll) lewat ragam medsos kekinian (IG & Tiktok) serta WAG. Kenapa? Ya karena dengan begitu akan semakin luas infornasi/berita/konten yang dibuat. Apalagi kalau pewartanya punya followers yang banyak.

Apakah selama ini Kemenparekraf mulai dari Sandi, lalu setiap deputi, direktur sampai kepala bidang termasuk di Birkom Publik Kemenparekraf rajin memantau, mendata, menyeleksi siapa saja pewarta (wartawan/blogger) yang loyal dan kreatif serta melek marketing lalu melibatkannya? Jadi bukan lantaran tergoda embel-embel nama besar media pewarta tersebut.

Kenapa hal itu amat penting? Ya supaya informasi Parekraf dan kinerja Kemenparekraf benar-benar terekspos semakin luas.

Amatan TravelPlus dalam EWPB kali ini beberapa wartawan melontarkan sejumlah pertanyaan yang dibacakan Sandi antara lain tentang skema bebas ongkir jelang lebaran guna mendukung usaha para pelaku ekraf.

Ada juga yang bertanya masih soal vaksin, CHSE, pengembangan desa wisata, kota tua Jakarta serta update terakhir mengenai investasi dari Uni Emirat Arab (UEA) di Aceh.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak semuanya dijawab sendiri oleh Sandi tapi juga dibantu Mba Wamen dan para deputinya.

Pertanyaan soal bebas ongkir, Sandi menjelaskan skema tersebut merupakan kompensasi peniadaan mudik lebaran yang bertujuan mendorong pelaku ekraf mengambil peluang pengiriman produk ekraf.

"Bebas ongkir ini merupakan bagian dari inovasi, adaptasi, dan kolaborasi yang sangat dibutuhkan para pelaku UMKM dan masyarakat saat mereka tidak bisa pulang ke kampung halamannya," jawab Sandi.

Sampai acara EWPB selesai, 2 pertanyaan TravelPlus di atas tidak dibacakan/dijawab Sandi, bisa jadi kedua pertanyaan itu tidak sampai ke Sandi atau ada hal lain.

Seperti biasa TravelPlus sudah mengantisipasinya dengan memuat dan menyebarluaskannya kedua pertanyaan tersebut berikut alasannya via akun Instagram (IG) resmi TravelPlus yakni @adjitropis dan juga lewat tulisan ini. Tujuannya supaya Sandi dan publik Indonesia bahkan dunia tahu.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

 

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP