. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Kamis, 20 Mei 2021

Ragam Tradisi Lebaran Ketupat di Tanah Air, Potensial Menjaring Wisatawan


Anak-anak di Jaten Cilik berlarian sambil tertawa riang. Tujuan mereka satu, ingin mendapatkan Kupat "Jembut".

Itulah isi sepenggal video bertajuk Tradisi Kupat "Jembut" pagi tadi di Jaten Cilik yang diunggah akun Instagram (IG) @infokejadiansemarang, Kamis (20/5/2021). 

"Semoga budaya kita selalu terjaga tidak tergerus zaman. Sebab bangsa yang kuat adalah bangsa yang berbudaya dan menjaga sejarahnya. Agar memiliki rasa bangga dan mempunyai jatidiri," begitu tulis adminnya di bawah video tersebut.

Di unggahan sebelumnya, diterangkan kalau Kupat "Jembut" itu adalah Kupat yang memiliki isian berupa tauge atau kecambah, kelapa dan lombok yang isinya sampek mbonjrot metu dari bungkus kupatnya. 

Kupat istimiwir khas Semarang, Jawa Tengah (Jateng) ini hanya muncul pada saat Idul Fitri untuk memeriahkan Syawalan di Kampung Jaten Cilik lur

"Diawali dengan pesta petasan sejak selepas Salat Subuh, kemudian anak-anak dari Kampung Jaten Cilik langsung keluar rumah dan berebut ketupat yang berisi sayuran ini," jelas adminnya. 

Tradisi bagi ketupat ini, lanjutnya sudah ada sejak tahun 1950an, setelah warga asli Jaten Cilik kembali ke kampungnya pasca mengungsi akibat perang dunia kedua. 

"Karena nama Kupat Jembut terlalu vulgar maka warga Kampung Jaten lebih sering menyebutnya dengan Kupat Tauge lur, koe nek rono ojo ngomong Jembut ya lur, nakal banget ding," pungkas adminnya.

Tradisi kebaran ketupat yang biasa diselenggarakan seminggu selepas Idul Fitri tersebut bukan cuma ada di Kampung Jaten, Semarang. Di sejumlah daerah lain di Tanah Air, juga memiliki tradisi tersebut dengan gaya yang berbeda.

Di Magelang, masih di Jateng, tepatnya  di Dusun Kauman, Desa Payaman ada Festival Balon Syawalan.

Tradisi untuk memperingati Syawalan atau kebaran ketupat tersebut kabarnya sudah ada sejak tahun 1980-an.

Dalam festival tersebut diterbangkan sejumlah balon udara tradisional sebagai tanda Syawalan. Tempat pelepasan balon udara tersebut biasanya di halaman depan Masjid Agung Kauman dan di lapangan dusun setempat.

Di daerah Jateng lainnya yaitu Jepara dan Kudus juga ada tradisi lebaran ketupat. 

Di Jepara ada sedekah laut yang dikemas dalam Festival Kupat Lepet yang diselenggarakan di Pantai Kartini setiap tahun untuk merayakan bodo kupat atau lebaran ketupat.

Sesuai namanya panganan utama yang disajikan adalah ketupat dan lepet dalam bentuk gunungan.

Sebelum diperebutkan, gunungan ketupat dan lepet tersebut terlebih dulu didoakan dan diarak. 

Arak-arakan dimulai dari pintu masuk pelabuhan Pantai Kartini dan berakhir di lapangan Pantai Kartini. Masyarakat percaya ketupat dan lepet yang sudah didoakan tersebut tersebut mengandung berkah.

Di Kudus, masyarakatnya memiliki tradisi syawalan atau lebaran ketupat berupa ‘Kirab Gunungan Seribu Ketupat’.

Gunungan yang terdiri atas susunan seribu ketupat dan ratusan lepet tersebut diarak dari rumah kepala desa setempat menuju Masjid Sunan Muria. 

Bergerak ke Jawa Timur, yakni Pasuruan dan Madura juga memiliki tradisi lebaran ketupat. 

Di Kabupaten Pasuruan, tepatnya di Desa Tambak Lekok, Kecamatan Lekok merayakan Lebaran Ketupat dengan menggelar lomba skilot yaitu beradu cepat dengan berselancar di atas lumpur.

Skilot berasal dari dua kata, yakni sky yang dalam Bahasa Inggris berarti selancar dan cellot, Bahasa Madura yang berarti lumpur. 

Di Madura ada Pesta Rakyat Lebaran Ketupat yang biasa digelar di kawasan Pantai Bandaran, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan dan Pantai Camplong di Kabupaten Sampang.

Pesta lebaran ketupat di dua pantai ternama di Pulau Garam ini diselanggarakan turun-temurun secara spontan oleh masing-masing masyarakat yang berdomisili di sekitar dua pantai tersebut.

Tradisi kebaran ketupat juga ada di luar Jawa antara lain di Gorontalo dan Lombok. 

Di Gorontalo, tepatnya di daerah ‘orang Jaton’ atau sebutan akrab untuk keturunan Jawa-Tondano seperti Desa Yosonegoro, Kecamatan Limboto Barat dirayakan dengan menyelenggarakan open house.

Menu utama yang disajikan tentu saja ketupat dan opor ayam yang boleh dinikmati oleh setiap tamu.


Di Lombok, NTB perayaan tersebut lebih dikenal dengan lebaran topat yang diselenggarakan di beberapa lokasi.

Di Kota Mataram, biasanya perayaannya dipusatkan di Makam Loang Baloq atau lubang buaya, yakni salah satu makan keramat yang belakangan ramai dikunjungi pengunjung sebagai objek wisata religi. 

Sehari sebelum perayaan, kaum ibu disana dibantu anak putrinya melakukan penampahan atau memasak ketupat, opor ayam, dan telur serta bantal (jajan khas Lombok terbuat dari ketan) serta berbagai masakan khas Lombok lainnya.

Selama hari lebaran topat, masyarakat di sana menyantap ketupat sebagai pengganti nasi sejak pagi hingga malam.

Lebaran ketupat pada intinya dirayakan oleh orang yang berpuasa sunat selama 6 hari pada bulan Syawal setelah Idul Fitri. Tapi uniknya masyarakat yang tidak ikut puasa, ikut bersuka cita.

Amatan TravelPlus Indonesia, sebelum pandemi Covid-19, semua ragam tradisi lebaran ketupat di atas amat potensial menjadi atraksi wisata yang mampu menjaring  wisatawan baik lokal dan nusantara bahkan mancanegara.

Bisa jadi nanti setelah pandemi ini berakhir, tradisi tersebut mampu menjaring lebih banyak lagi wisatawan, dengan catatan pihak-pihak terkait kreatif mengemasnya lebih menarik dan mempromosikan lebih gencar jauh-jauh hari.

Naskah & foto: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

                  

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP