Relokasi 100 Anggrek Vanda Tricolor di Gunung Merapi, Angkat Daya Pikat Tegalmulyo

Sebuah kegiatan bermuatan konservasi, sekali lagi jika melibatkan peran serta pewarta/blogger yang pro konservasi, bukan hanya makin bergaung beritanya pun kian bergema daya pikat daerahnya.

Contohnya kegiatan relokasi 100 bibit Anggrek Vanda tricolor di 4 lokasi utama kawasan Sapuangin, Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), yang berada di wilayah administratif Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah pada Kamis (8/4/21).

Berkat tulisan yang TravelPlus Indonesia @adjitropis buat ini, otomatis bukan cuma berita kegiatan relokasi bibit-bibit anggrek hasil donasi dari 43 warga Desa Tegalmulyo tersebut yang tersiar luas.

Kenapa? Ya karena dalam tulisan ini, Travelplus juga memuat ragam daya pikat desa yang berada di dekat puncak Gunung Merapi tersebut.

Tegalmulyo merupakan desa tertinggi di wilayah Klaten yang berbatasan langsung dengan TNGM.

Jika dari puncak Merapi wilayah desa tersebut hanya berjarak sekitar 4 hingga 5 kilometer.

Daya pikat Tegalmulyo antara lain terdapat dusun/kampung Gir Pasang yang menjadi habitat monyet ekor panjang dan berjarak kurang lebih 4 Km dari Puncak Merapi.

Untuk menuju ke kampung tersebut dari Kelurahan Tegalmulyo sekitar 45 menit melewati jalur selebar 100 meter. Jalannya berliku dan pinggirnya jurang.

Di Tegalmulyo juga ada basecamp pendakian ke puncak Gunung Merapi yaitu Bascamp Sapuangin yang berada di Dusun Pajekan.

Jadi selain Selo di Boyolali, juga ada Sapuangin di Klaten sebagai basecamp pendakian Gunung Merapi.

Kendati jaraknya cukup dekat, tetapi untuk mencapai puncak Merapi melalui jalur Sapuangin memakan waktu cukup lama, 8 - 10 jam.

Jalur pendakian tersebut resmi dibuka pada tahun 2001 oleh komunitas pecinta alam Klaten.

Dari halaman Basecamp Sapuangin, pengunjung/pendaki sudah bisa menyaksikan indahnya matahari terbit.

Di Desa Tegalmulyo, pengunjung juga bisa melakukan beragam kegiatan outdoor seperti camping, outbond, bersepeda gunung, photo hunting, wisata pertanian, agrowisata, melihat tradisi wiwitan panen, dan tracking ke kawasan hutan konservasi serta menyaksikan atraksi seni budaya, seperti tarian penyambutan topeng ireng dan jatilan (kuda lumping).

Selain itu di Tegalmulyo juga ada
Gua Jepang, Sendang Gemuling, dan  Embung Tirta Mulya.

Kenapa kian tersiar luas? Ya karena link tulisan ini kemudian disebarluaskan via akun resmi IG TravelPlus yaitu @adjitropis dengan followers lebih dari 2.600, sampai hari ini.

Ditambah lagi, dibagikan ke sejumlah WA dan WAG, di antaranya WAG Forgi Budparekraf (Forum Sinergi Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta sektor-sektor terkait), WAG pencinta alam/pendaki gunung/backpacker/traveller, dan lainnya.

Di akun resmi Instagram (IG) TNGM @btngunungmerapi, adminnya menjelaskan relokasi yang digelar atas inisiasi Kelompok Akar Bibi, Desa Tegalmulyo ini bertujuan untuk menjaga keberadaan sekaligus menambah jumlah Anggrek Vanda tricolor di kawasan TNGM yang sudah menipis.

Kegiatan tersebut terselenggara atas dukungan penuh Pemerintah Desa Tegalmulyo, Masyarakat Mitra Polhut, Masyarakat Peduli Api, SAR Sapuangin, dan Balai TNGM.

Sejumlah pihak yang hadir dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini antara lain Kepala BPPTKG, Ketua Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Yogyakarta, Perwakilan Kagama Orchid, Perwakilan Fakultas Kehutanan UGM, Camat Kemalang, Kepala Desa Tegalmulyo, dan anggota Akar Bibi, masyarakat Desa Tegalmulyo serta Mapala Silvagama Fakultas Kehutanan UGM.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)

Captions:

1. Relokasi Anggrek Vanda tricolor di kawasan Sapuangin, Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), tepatnya di Desa Tegalmulyo, Klaten, Jawa Tengah. (foto: @btngunungmerapi)

2. Pendakian Gunung Merapi lewat Jalur Sapuangin, Desa Tegalmulyo, Klaten. (foto: @base_camp_sapuangin_merapi)