Masjid Agung Nurul Islam Direvitalisasi, Daya Pikat Cagar Budaya Sawahlunto Menguat

"Bismillah...
Hari ini dimulai Revitalisasi Cagar Budaya Masjid Agung Nurul Islam, kegiatan ini merupakan program prioritas Pemerintah Kota Sawahlunto melalui Dinas Kebudayaan Peninggalan Bersejarah dan Permuseuman".

Begitu informasi awal dari unggahan di akun Instagram (IG) @coal.town hari ini, Senin (22/3/21).

Disebutkan juga oleh adminnya di captions, sebelumnya dukungan anggaran juga diperoleh dari CSR PT Bukit Asam Unit Penambangan Ombilin setelah pengusulan proposal yang juga merupakan dukungan Pemerintah Kota Sawahlunto dalam Penyiapan Proposal serta Perencanaan Teknis Berupa Masterplan Revitalisasi Cagar Budaya ini.

Revitalisasi tersebut dilakukan dalam rangka mengembalikan Nilai Penting, dan Signifikansi Cagar Budaya yang direncanakan dan dibuat oleh anak bangsa sebagai penegasan bahwa setelah kemerdekaan juga banyak lahir para ahli desain dan rencana pembangunan dengan kualitas yang tidak kalah dari para ahli masa penjajahan.

Setelah mendapat informasi itu, TravelPlus Indonesia IG: @adjitropis, tiktok: @FaktaWisata.id segera mengubungi Kepala Bidang (Kabid) Peninggalan Bersejarah dan Permuseuman, Dinas Kebudayaan Peninggalan Bersejarah dan Permuseuman (DisbudPBP) Kota Sawahlunto, Rahmat Gino Sea Games @rahmat_gino, menanyakan hal-hal terkait pelaksanaan renovasi cagar budaya tersebut.

Kenapa TravelPlus langsung mencari data tambahan lagi-lagi lewat Gino? Simple jawabannya, karena dia (Gino) selalu lekas membalasnya alias paham pentingnya berkomunikasi cepat plus  data komplit dengan jurnalis/blogger online mengingat kerjanya berpacu waktu.

Menurut Gino rencana item pekerjaan revitalisasi Masjid Agung Nurul Islam Sawahlunto di tahun 2021 ini antara lain perbaikan struktur atap kubah utama dan 4 kubah keliling (kuda- kuda dipertahankan), penggantian material atap (seng baru) gelombang jubah utama dan 4 jubah keliling, dan perbaikan lantai dak beton atap/ lantai 2 (afwerking/plesteran/aci/pemberian pelapis anti bocor).

Selanjutnya normalisasi saluran keliling kubah dan pipa buangan air atap dan pengecatan masjid dengan bahan cat khusus Cagar Budaya.

"Warnanya dikembalikan ke warna asli yakni putih," terang Gino.

Berikutnya pengecatan menara masjid dengan bahan cat khusus Cagar Budaya dan pemasangan lampu sorot di beberapa titik.

"Lama pengerjaan revitalisasi  selama 75 hari," ungkap Gino.

Selama pekerjaan revitalisasi, masjid tidak ditutup. "Wisatawan masih bisa datang melihat masjid dan atau menunaikan ibadah shalat asal tidak mengganggu proses pengerjaan revitalisasi," pungkas Gino.

Sebagai infornasi pengingat, Cagar Budaya Masjid Agung Nurul Islam didirikan pada tahun 1952 di atas Tapak Bangunan Sentral Listrik Uap Kubang Sirakuak. PLTU ini merupakan Pembangkit Listrik Uap pertama di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.

TravelPlus menilai revitalisasi ini berefek positif bukan semata terkait upaya konservasi atau pelestarian bangunan Cagar Budaya secara fisik, pun tentunya bakal menambah daya tarik Sawahlunto sebagai destinasi wisata bekas kota tambang, sejarah, budaya, dan religi.

Di akun resmi Dinas Parpora Kota Sawahlunto @sawahluntotourism, dijelaskan kalau bangunan Masjid Agung Nurul Islam dalunya bekas bangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap pasca revolusi tahun 1952 dan sekarang telah menjadi tempat peribadatan umat muslim terkemuka di Kota Sawahlunto.

"Menariknya, bekas menara cerobong asap pembangkit listrik tenaga uap yang berketinggian lebih dari 75 meter tersebut sekarang dijadikan menara masjid," terang adminnya.

Masjid Agung Nurul Islam atau juga dikenal sebagai Masjid Agung Sawahlunto terletak di pusat kota Sawahlunto, tepatnya di Kelurahan Kubang Sirakuk Utara, Kecamatan Lembah Segar, yang berjarak sekitar 150 meter dari Museum Kereta Api Sawahlunto.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
Foto: @coal.town & @sawahluntotourism