. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 23 Maret 2021

Jelajah Sejarah Bandung Lautan Api, Objek-objek Ini Wajib Masuk Itinerary


Bandung yang pernah berjuluk Paris van Java, selain menjadi tujuan wisata ekonomi kreatif (ekraf), terutama kuliner dan fesyen, pun merupakan kota bersejarah yang menarik untuk dijelajahi. 

Salah satu kejadian bersejarah yang  'sexy' (baca: bernilai komersial) di Ibukota Jawa Barat ini adalah peristiwa Bandung Lautan Api (BLA) yang diperingati setiap tanggal 23 Maret.

Kenapa TravelPlus Indonesia IG: @adjitropis, Tiktok: @FaktaWisata.id menyebutnya 'sexy'? Ya karena peristiwa kebakaran besar yang terjadi  pada 23 Maret 1946 atau 75 tahun silam itu, tak bisa dipungkiri turut melambungkan nama Bandung bukan cuma ke tingkat nasional pun internasional.

Peristiwa mempertahankan kemerdekaan RI (setelah kurang dari setahun merdeka) itu pun sudah dicatat dalam berbagai karya kreatif seperti lagu, buku, film, monumen, stilasi, dan lainnya.

Dalam bentuk lagu, tentu saja  "Halo Halo Bandung". Lagu wajib nasional yang diciptakan komposer ternama Ismail Marzuki ini bertempo marcia, artinya dinyanyikan dengan kecepatan seperti orang berbaris atau sekitar 83-85 ketukan per menit.

Lagu dengan birama 4/4 ini menceritakan peristiwa BLA dimana para pejuang Indonesia berupaya mempertahankan kemerdekaan dengan membumihanguskan Bandung agar tidak dikuasai musuh yang ingin menjajah kembali Indonesia.

Sementara itu dalam bentuk buku antara lain buku bertajuk "Bandung Lautan Api" Karangan Dinas AD - ORI, "Peringatan Setahoen Peristiwa Bandoeng" (Samaoen Bakry),
"Bandung Lautan Api" (Djajusman), dan buku berjudul "Saya Pilih Mengungsi: Pengorbanan Rakyat Bandung Untuk Kedaulatan" karangan Ratnayu Sitaresmi, Aan Abdurachman, Ristadi Widodo Kinartojo, dan Ummy Latifah Widodo dengan penyelia Suwarno Darsoprajitno.

Dalam bentuk film, antara lain berjudul "Bandung Lautan Api". Film yang disutradarai Alam Surawijaya itu dibumbui kisah cinta segitiga antara Nani (Christine Hakim) dengan Hidayat (Dicky Zulkarnaen) dan Priatna (Arman Effendy).

Nah, dalam bentuk monumen, pastinya Monumen Bandung Lautan Api yang dibangun untuk memperingati peristiwa BLA, dimana terjadi pembumihangusan Bandung Selatan yang dipimpin oleh Muhammad Toha.

Monumen yang berada di Lapangan/Taman Tegallega, Kota Bandung ini memiliki tinggi 45 meter dan sisi sebanyak 9 bidang.

Monumen yang dibangun tahun 1981 dan direnovasi 2017 ini, wajib masuk itinerary Anda jika ingin menjelajahi Bandung untuk melihat bukti-bukti peristiwa BLA.


Selain Monumen BLA, masih ada beberapa objek lain terkait BLA yaitu Monumen Moh Toha dan 10 buah stilasi (monumen kecil) yang dibangun Sunaryo, seniman asal Bandung bekerja sama dengan Bandung Heritage pada 1997.

Monumen Mohammad Toha itu berada Di Jalan Mohammad Toha, Dayeuhkolot. 

Tepat di ujung jalan itu terdapat tempat bekas gedung mesiu sekutu yang dibom oleh Toha.

Toha bersama rekan yang lain di antaranya Ramdan, gugur dalam pengeboman tersebut.

Peristiwa tersebut masih tekait dengan peristiwa heroik BLA yang terjadi pada 23 Maret 1946.


Dilansir dari Wikipedia, Mohammad Toha (Bandung, 1927 - Bandung, 11 Juli 1946) adalah seorang komandan Barisan Rakjat Indonesia (BRI), sebuah kelompok milisi pejuang yang aktif dalam masa Perang Kemerdekaan Indonesia.

Toha meninggal dalam kebakaran dalam misi penghancuran gudang amunisi milik Tentara Sekutu bersama rekannya, setelah meledakkan dinamit dalam gudang amunisi tersebut.

Toha dilahirkan di Jalan Banceuy, Desa Suniaraja, Kota Bandung pada tahun 1927. Ayahnya bernama Suganda dan ibunya yang berasal dari Kedunghalang, Bogor Utara, Bogor, bernama Nariah.

Menurut keterangan Ben Alamsyah, paman Toha, dan Rachmat Sulaeman, tetangga Toha dan juga Komandannya di BBRI, pemuda Toha adalah seorang pemuda yang cerdas, patuh kepada orang tua, memiliki disiplin yang kuat serta disukai oleh teman-temannya.

Sementara itu 10 stilasi BLA yang juga wajib masuk daftar kunjungan terkait BLA, yang pertama ada di Dago, tepatnya Jl Ir H. Juanda-Sultan Agung.

Dilansir dari AyoBandung.comstilasi yang pertama tersebut terletak di depan gedung De Driekleur, yang kini digunakan sebagai kantor salah satu bank swasta. Menurut catatan sejarah, di kantor berita inilah untuk pertama kalinya teks proklamasi dibaca oleh rakyat Bandung.

Stilasi berikutnya di persimpangan antara Jalan Braga dan Jalan Naripan, terlihat ada gedung yang kini dipakai oleh Bank Jabar.

Dulunya, gedung tersebut bernama Gedung Denis. Di gedung ini, pada Oktober 1945, pejuang Bandung Moeljono dan E. Karmas melakukan perobekan bendera Belanda.

Lalu ke stilas ke 3, yang berada tidak jauh dari Jalan Braga, tepatnya di Gedung Asuransi Jiwasraya, Jalan Asia Afrika. Dahulu, gedung ini digunakan sebagai markas resimen 8 yang dibangun pada 1922.

Terus ke stilasi ke 4 di sebuah rumah yang terletak di Jalan Simpang. Di tempat inilah dilakukan perumusan serta diambilnya keputusan untuk membumihanguskan Kota Bandung. Perintah untuk meninggalkan kota Bandung pun dikomandoi dari rumah ini. Rumah tersebut kini dijadikan tempat tinggal dan masih dalam bentuk aslinya.

Lanjut lagi ke stilasi 5 yang terletak  di Jalan Otto Iskandar Dinata-Jalan Kautamaan Istri. Kemudian Disambung ke stilasi 6 di Jalan Dewi Sartika.

Dulunya, jalan tersebut digunakan sebagai jalur menuju wilayah Bandung Selatan. Stilasi ini terletak dalam sebuah rumah yang juga markas komando Divisi III Siliwangi pimpinan kol. A.H. Nasution. Tempat ini dulunya bernama Regentsweg. Rumah tersebut kini sudah dibongkar.

Stilasi selanjutnya atau ke 7, di persimpangan Jalan Lengkong Tengah dan Jalan Lengkong Dalam. Konon, tempat ini dulunya tempat tinggal Indo Belanda.

Kemudian menyeberangi Sungai Cikapundung untuk menuju stilasi ke 8 yang terletak di Jalan Jembatan baru, yang merupakan salah satu garis pertahanan pejuang saat terjadi pertempuran Lengkong.

Sementara itu stilasi ke 9, berada di SD Asmi, Jalan Asmi. Bangunan utama gedung tidak banyak mengalami perubahan. Dulunya, tempat ini digunakan sebagai markas pemuda pejuang, PESINDO dan BBRI sebelum terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api.


Stilasi terakhir ada di Jalan Moch Toha, jalur utama pengungsian. Stilasi itu terletak di depan sebuah gereja yang kini bernama Gereja Kristen Immanuel Gloria. Gereja ini dahulu merupakan gedung pemancar NIROM yang digunakan untuk menyebarluaskan proklamasi kemerdekaan ke seluruh Indonesia dan dunia.

Itulah objek-objek menarik terkait peristiwa bersejarah BLA yang wajib Anda sambangi di Kota Kembang, Bandung.

Oiya, dalam rangka memperingati Hari BLA 2021 yang diperingati setiap tanggal 23 Maret, Pemkot Bandung akan mengadakan upacara di Plaza Balai Kota Bandung pada Kamis (24/3) dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat sebagimana dikutip phiradio.net.

Peringatan Hari BLA tahun ini mengusung tema “Melalui Peringatan Bandung Lautan Api Kita Gelorakan Semangat Kolaborasi Melawan Pandemi Covid-19”.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com)
Captions:

1 & 4. Inforafik Monumen BLA & 10 stiilasi  (foto: @yourbandung)

2. Monumen Mohammad Toha (dok. gedenksteingraph.blogspot.com)

3. Monumen BLA (foto: @dickydnss)


0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP