. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Rabu, 24 Februari 2021

Tari Legong Identik dengan Pariwisata Bali, Ini 10 Fakta Tentangnya


Tari Legong boleh dibilang sangat identik dengan dunia pariwisata Bali selain Tari Pendet dan Tari Kebyar, yang merupakan tari penyambutan. 

Kalau kita datang ke beberapa hotel atau melihat sebuah culture event, upacara adat di Bali lalu disambut dengan tarian, dimana ada tiga atau lebih penari perempuan yang mengenakan pakaian adat Bali lengkap dengan aksesoris serta pernak pernik antara lain kembang goyang dan melati yang diletakkan di atas kepala serta kipas sebagai properti utama, maka itu dipastikan Tari Legong.

Kenapa TravelPlus Indonesia @adjitropis hari ini menyuguhkan tulisan mengenai tari khususnya Tari Legong? Karena berkaitan dengan kabar duka Dr. dr. Anak Agung Ayu Bulan Trisna Djelantik yang merupakan maestro Tari Legong asal Bali.

Dikutip dari breaking news bali.tribunnews.com (24/2/2021), perempuan kelahiran Deventer, Belanda, 8 September 1947 itu, wafat Rabu 24 Februari 2021 pukul 00.30, di RS Siloam Semanggi Jakarta, karena sakit kanker pankreas dalam usia 74 tahun.

Perempuan yang punya andil dalam perkembangan tari Bali di Jakarta dan Bandung ini merupakan cucu dari Raja Karangasem, dan putra Dr. dr. Anak Agung Made Djelantik.

Kepergian pendiri Bengkel Tari Ayu Bulan di Jakarta untuk selamanya ini, jelas membuat Indonesia khususnya Bali kembali kehilangan sosok yang berperan besar dalam perkembangan seni tari Bali yang turut memberi warna pesona bagi pariwisata Pulau Dewata.

Lewat tulisan ini, TravelPlus mengucapkan turut berbelasungkawa, semoga almarhumah diberi tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, serta sekaligus ingin menyampaikan sederet fakta tentang Tari Legong.

Sekurangnya ada sepuluh (10) fakta  menarik mengenai Tari Legong yang TravelPlus himpun dari berbagai sumber.

Pertama, Tari Legong merupakan tarian tradisional asli Bali yang mencerminkan keanggunan, keelokan, dan kelihaian para penari Bali.

Kedua, biasanya Tari Legong dipentaskan saat upacara adat atau ketika menyambut tamu/wisatawan, oleh karenanya orang Bali menyebut Tari Bali ini sebagai tari penyambutan untuk para tamu.

Ketiga, tari ini dinamakan Legong ("Leg" artinya gerak tari yang lues dan "Gong" adalah  instrumen pengiring, yang diambil dari unsur alat musik tradisional gamelan. Jadi Tari Legong adalah tarian yang gerakannya terikat dengan gamelan atau musik pengiringnya.

Keempat, Raja Sukawati pernah mengatakan Tari Legong itu merupakan perwujudan rasa syukur masyarakat Bali terhadap para leluhurnya atas anugerah yang mereka terima berupa pulau indah yang mereka huni. Gerakan Tari Legong adalah peniruan alam yang dibuat amat abstrak dan diolah sedemikian rupa sehingga enak disajikan dan dilihat.

Kelima, sejarah mencatat tarian legong muncul dari lingkungan keraton-keraton di Bali pada paruh kedua abad ke-18. Konon tarian ini lahir dari mimpi seorang pangeran kerajaan.

Keenam, dalam sejarahnya, Tari Legong dibawakan 2 orang gadis remaja yang belum mengalami menstruasi. Penari yang disebut dengan Legong akan menari di bawah sinar rembulan di lingkungan keraton. Ciri khasnya membawa kipas di tangan.

Selain 2 gadis penari utama, masih ada pula 1 penari tambahan yang disebut sebagai Condong. Ciri khasnya tidak membawa kipas.

Ketujuh, ada 3 gerakan dasar dalam Tari Legong yaitu Agam atau gerakan dasar penari yang memerankan berbagai macam tokoh; Tandang atau gerakan tari berupa cara jalan serta gerakan lainnya; dan Tangkep atau gerakan dasar yang berasal dari gabungan ekspresi pendukung/mimik wajah ketika penari memainkan kipas saat menari, antara lain gerakan mata (dedeling dan manis carengu); Gerakan leher (gulu wangsul, ngurat daun, ngilen, ngeliet, dan ngotak bahu); gerakan jemari (nyeliring, girah, dan nredeh) serta gerakan saat memegang kipas (nyingkel, nyekel, dan ngaliput).

Kedelapan, penari Tari Legong diiringi Gamelan Semar Pagulingan atau musik gamelan asli Bali.

Kesembilan, Tari Legong memiliki beberapa jenis sesuai perkembangan koreografinya, di antaranya Legong Lasem (Kraton), Legong Legod Bawa, Legong Kuntul, Legong Jobog, Legong Smaradahana, dan Sang Hyang Legong atau Topeng Legong.

Fakta terakhir atau kesepuluh,
pada tahun 2015 Tari Legon Kraton menjadi salah satu dari Sembilan tarian Bali yang mendapat penghargaan dari UNESCO selain Tari Barong Ket, Tari Rejang, Tari Joged Bumbung, Drama Tari Wayang Wong, Drama Tari Gambuh, Topeng Sidha Karya, Tari Bari Upacara, dan Tari Sang Hyang Dedari.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.@poetryreading 



0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP