. q u i c k e d i t { d i s p l a y : n o n e ; }

Selasa, 08 Desember 2020

Yuk Tutup Tahun di Puncak Gunung Sago, Ini Info Jalur Pendakiannya


Gunung Sago memang belum sepopuler Marapi, Singgalang, dan Talang. Namun gunung aktif yang sudah lama tertidur ini punya pesona tersendiri sebagai tempat untuk menutup ujung tahun 2020 sekaligus menyambut matahari perdana tahun 2021.

Data dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Barat (BKSDA Sumbar) @bksda_sumbar, Gunung Sago merupakan bagian dari  kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Sago Malintang yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.596/Menlhk/Setjen/PLA.2/8/2016 tanggal 3 Agustus 2016 dengan luas 5.269,01 hektar.

Secara administrasi pemerintahan, TWA Gunung Sago Malintang termasuk dalam dua kabupaten di Sumbar yakni Kabupaten Tanah Datar seluas 1.854,38 Ha atau 35,2% dan Kabupaten Limapuluh Kota seluas 3.414,63 Ha atau 64,8%.

Kawasan konservasi yang terletak pada ketinggian 1.060 sampai di atas 2.000 meter di atas permukaan laut (Mdpl) dengan kondisi berbukit sampai gunung ini berbatasan dengan areal penggunaan lain, di sebelah Barat berbatasan dengan Nagari Situjuah Padang Laweh, sebelah Timur berbatasan dengan Nagari Banjar Sari Kecamatan Sago Halaban, sebelah Utara berbatasan dengan Nagari Sungai Kamunyang, Kabupaten Limapuluh Kota dan sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Lintau Buo.

Berdasarkan wilayah pengelolaan Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA), TWA satu ini dikelola bersama oleh Seksi KSDA Wilayah I Pasaman dan Seksi KSDA Wilayah II Tanah Datar.

Aksesibilitas menuju TWA Gunung Sago Malintang yang terletak sekitar 15 Km arah Selatan Kota Payakumbuh dan lebih kurang 35 Km arah Selatan Kota Batusangkar ini terbilang mudah karena sarana jalannya dalam kondisi cukup baik. Bahkan di beberapa daerah terdapat jalan tanah yang dapat dilalui oleh kendaraan roda 4 gardan ganda hingga ke batas kawasan.

Uda @callmeudaa dan Datuak Rajo @widodorajo dari Kaki Sago Adventure (KSA) @kakisago, komunitas pendaki setempat menjelaskan pendakian normal ke puncak Gunung Sago yang berketinggian 2.271 Mdpl ini selama 5-6 jam lewat jalur Kayu Kolek, Jorong Sikabu Kabu.

Menurut Uda jalur pendakian ke puncak Gunung Sago ada 3 namun jalur Kayu Kolek ini lebih sering dipilih pendaki karena terbilang mudah dan nyaman untuk dilalui.

Pendaki dari luar Sumbar terlebih dulu menuju Kota Payakumbuh lalu menuju arah Selatan ke Jorong Sikabu Kabu, Nagari Tanjuang Haro Padang Panjang, Kabupaten Limapuluh Kota.

Pos pendakiannya berada di Panorama Kayu Kolek di Jorong Sikabu Kabu, atau bisa juga melapor ke anggota pendaki dari komunitas KSA.

"Pendaki bisa membayar administrasi di pos Rp 10 ribu per orang dan biaya penitipan kendaraan Rp 10 ribu," terang Uda.

Perjalanan menuju Pos Kayu Kolek atau pos lapor, lanjutnya, bisa menggunakan kendaraan roda 4 atau roda 2 dengan jarak tempuh dari pusat Kota Payakumbuh sekitar 15 - 20 menit.

Pendakian dimulai dari Pos Kayu Kolek ke Pintu Rimba dengan waktu sekitar 15 menit.

Di Pintu Rimba terdapat sumber air dengan selang/aliran air warga setempat.

"Isilah air secukupnya karena di shelter selanjutnya tidak ada sumber air," pesan Uda.

Selanjutnya perjalanan menuju shelter Galanggang Antu dengan trek landai sedikit mendaki selama sekitar 2 jam.

Dinamakan Galanggang Antu, konon karena di sekitar shelter tersebut kerap terdengar Burung Hantu bernyanyi.

Shelter tersebut luasnya sekitar 4x4 meter. "Pendaki bisa mendirikan tenda kalau mau bermalam di sini, tapi tidak ada sumber air," terang Uda.

Pilihan lain melanjutkan pendakian ke shelter berikutnya yang berjarak 1,5  jam. Di shelter inilah sumber air terakhir, lokasinya di sebelah kanan.

"Tapi berhati-hatilah karena jalur ke sumber air cukup curam dan licin. Disarankan isi perbekalan air secukupnya di shelter ini karena perjalanan berikutnya sampai puncak tidak ada lagi sumber air," jelas Uda lagi.

Pendakian berikutnya menuju Puncak Robuang yang menjadi camp area, sekitar 2 jam perjalanan. Namun sebaiknya sebelum menuju camp area, pendaki beristirahat untuk mengisi tenaga.

Perjalanan ke camp area, pendaki akan memasuki hutan berlumut dengan trek lebih sulit dari shelter sebelumnya. Treknya lebih menanjak, karena itu disarankan tidak berjalan pada malam hari.

Camp area tidak begitu luas, hanya cukup buat 5 - 6 tenda dan tidak ada sumber air.

Selanjutnya ke puncak utama (top) Sago yang hanya butuh sekitar 20 menit dari camp area Puncak Robuang.

Kendati jaraknya tak jauh namun jalurnya cukup ekstrim. Tanjakannya curam dan beberapa di antaranya tegak lurus sehingga terkadang bergelantungan di akar-akar kayu dan   menyusup di celah sempit. Sementara di kiri-kanan jalur sudah menunggu jurang yang dalam.

Top Sago berupa tanah sempit yang di atasnya berdiri pohon-pohon lumayan besar. Lantaran dikelilingi pepohonan,  pemandangan dari puncak ini jadi terhalang. Pemandangan menawan justru lebih terpampang dari Puncak Robuang.

"Kalau cuaca lagi bersahabat, dari Puncak Robuang pendaki bisa menyaksikan lautan awan yang menutupi seluruh kabupaten dan kota di kaki Gunung Sago ini," pungkas Uda diamini Datuak Rajo.


Selain wisata alam pendakian dan berkemah, beberapa daerah tertentu di  TWA Gunung Sago Malintang ini memiliki pemandangan indah pada waktu pagi maupun malam hari.

Kabupaten Limapuluh Kota dan Kota Payakumbuh berada di lereng dan kaki Gunung Sago. Pendaki yang berkunjung ke kabupaten dan atau ke kota tersebut, pasti akan berjumpa dengan gunung yang punya daya tarik tersendiri ini.

Di sekitar kawasan juga terdapat lokasi wisata pemandian, seperti Pemandian Batang Tabik yang cukup populer di tingkat lokal.

Naskah: adji kurniawan (kembaratropis@yahoo.com, ig: @adjitropis)
Foto: dok.@kakisago dan bksda sumbar

0 komentar:

Film pilihan

Bermacam informasi tentang film, sinetron, sinopsis pilihan
Klik disini

Musik Pilihan

Bermacam informasi tentang musik, konser, album, lagu-lagu pribadi dan pilihan
Klik disini

Mencari Berita/Artikel

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP